Implementasi Rukun Islam
Implementasi Rukun Islam
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
1. Dinda Ismaya Hanggarjita (2016B/165500058)
2. Devindha Permatasari (2016B/165500120)
3. Devi Nadila Hariyanti (2016B/165500126)
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan
inayah-Nya kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah yang berjudul
―Implementasi Rukun Islam‖.
Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam dan sekaligus sebagai bahan persentasi.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik & saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita maupun masyarakat.
Penyusun
ii
Daftar Isi
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................ 1
1.3. TUJUAN PENULISAN ......................................................................................................................... 1
BAB II ........................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
2.1. RUKUN ISLAM.............................................................................................................................. 2
2.1.1. SYAHADAT.................................................................................................................................. 2
2.1.2. SHALAT...................................................................................................................................... 3
2.1.3. ZAKAT ....................................................................................................................................... 5
2.1.4. PUASA ....................................................................................................................................... 6
2.1.5. HAJI ........................................................................................................................................ 13
2.2. KIAT MENERAPKAN RUKUN ISLAM DALAM KEHIDUPAN ........................................................... 15
BAB III ..................................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN .......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu rukun islam, yang terdiri dari Syahadat
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah, Mendirikan Shalat,
Membayar Zakat, Puasa Ramadhan, dan Berhaji ke Baitullah. Ibarat sebuah rumah,
rukun islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman seseorang. Di
dalamnya tercakup hukum-hukum islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia.
Di zaman yang moden ini, budaya barat semakin berkembang di Indonesia. Kita
sebagai seorang muslim seharusnya dapat mengimplementasikan rukun islam dalam
kehidupan sehari-hari agar tidak mudah terpengaruh kedalam pergaulan yang sudah
tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di daerah desa. Pergaulan itu seperti
mengikis keimanan atau akidah setiap insan sedikit demi sedikit bahkan dapat
menghilangkan keimanan atau akidah dari setiap diri manusia. Maka rukun islam sangat
dibutuhkan karena mempunyai peranan yang baik dan penting dalam pembentukan
keperibadian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
ٌ أٌ ح شهد أٌ ال إن ه إال هللا و أ: وح ؤح ٍ ان زك اة اإل س الو, وح ق ُى ان ص الة, دمحما ر سىل هللا
وح صىو ري ضاٌ وح حج ان ب ُج يٍ ا س خط عج إن ُه س ب ُ ال
―Islam adalah : Engkau mengucapkan dan bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulullah; engkau melaksanakan sholat; engkau menunaikan zakat;
engkau melaksanakan puasa; dan melaksanakan ibadah haji jika engkau memiliki
kesanggupan‖.
2.1.1. Syahadat
2
Syahadat sering disebut dengan syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat, yaitu
Kalimat Pertama
asyhadu an-laa ilaaha illallaah
Artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah.
Kalimat Pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya
mempercayai Allah sebagai satu-satunya Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu
yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan
kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allah
sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
Kalimat kedua :
wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah
Artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasul / utusan Allah.
Kalimat Kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini
ajaran Allah seperti yang disampaikan melalui Muhammad SAW, seperti misalnya
meyakini hadist-hadis Muhammad SAW.
2.1.2. Shalat
Shalat berarti doa. Kata Salat itu sendiri dalam bahasa Arab, berasal dari kata
"tselota" dalam bahasa Aram (Suriah) yaitu induk dari bahasa di Timur Tengah.
Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau
tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Shalat merupakan tiang agama dan sebagai rukun terpenting islam setelah dua kalimat
Syahadad. Arti pentingnya shalat dapat dinilai dari kenyataan bahwa merupakan
kewajiban pertama. Dan meskipun shalat dan zakat sering disebut bersama-sama dalam
Al-Qur‘an, Shalat senantiasa disebut lebih dahulu.
3
Artinya: ―Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji
dan mungkar.‖ (QS. Al-Ankabut: 45)
Dalam islam tidak ada hari tertentu yang dikhususkan untuk shalat atu berdoa,
sebagaimana dalam agama Yahudi dan Kristen. Shalat atau berdoa merupakan bagian
dari kehidupan manusia sehari-hari. Ada shalat diwaktu shubuh (fajr), shalat ditengah
hari (dzuhur), shalat disore hari (ashar) shalat disaat matahri terbenam (maghrib) dan
shalat sebelum pergi tidur (isya). Dengan demikian islam menuntut agar dalam berbagai
kondisi beragam yang dialami manusia, ruhnya harus selalu berhubungan dengan ruh
Illahi.
Disebutkan pula dalam Shahih Muslim sabda beliau dalam hadits Buraidah
Radhiyallahu ‗anhu dan kitab-kitab sunan.
―Artinya : Perjanjian (pembatas) antara kita dengan mereka adalah shalat, maka
barangsiapa yang meninggalkannya berarti ia telah kafir‖. [Dikeluarkan oleh Imam
Ahmad (5/346) dan para penyusun kitab Sunnan denan isnad shahih, At-Turmudzi,
4
kitab Al-Iman (2621), An-Nasa‘i, kitab Ash-Shalah (1/232), Ibnu Majah, kitab Iqamatus
Shalat (1079)]
Shalat wajib dikerjakan oleh setiap muslim dan muslimat yang telah baligh dan berakal.
Tanda baligh bagi laki-laki dan perempuan adalah:
1. Telah mencapai usia 15 tahun.
2. Telah mengalami ―mimpi basah‖.
3. Tumbuh rambut pada kemaluan.
4. Khusus bagi wanita, yaitu keluarnya darah haid dari farji.
Macam-macam sholat wajib:
1. Sholat Isya' 4. Sholat Ashar
2. Sholat Subuh 5. Sholat Maghrib
3. Sholat Dhuhur
Macam-macam sholat sunah:
1. Shalat Sunah Tahajud. 8. Shalat Sunah Istisqho‘.
2. Shalat Sunah Dhuha. 9. Shalat Sunah Witir.
3. Shalat Sunah Istikharah. 10. Shalat Tahiyatul Masjid.
4. Shalat Sunah Taubat. 11. Shalat Tarawih.
5. Shalat Sunah Hajat. 12. Shalat Hari Raya (Idul Adha dan
6. Shalat Sunah Safar. Idul Fitri).
7. Shalat Sunah Rawatib 13. Shalat Dua Gerhana.
2.1.3. Zakat
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin
dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak. Zakat menjadi
salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah
wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara
rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
umat manusia dimana pun.
5
Adapun dalil diperitahkannya berzakat:
Artinya: ―Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka.‖ (QS. At-Taubah: 103)
2.1.4. Puasa
Arti puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah
suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan,
minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit
matahari / fajar / subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat terlebih
dahulu sebelumnya.
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap
hawa nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada
Allah SWT dan juga untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.
6
Puasa dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Puasa Wajib adalah puasa di bulan Ramadhan yaitu bulan kesembilan dari bulan
hijriyah.
2. Puasa sunnah ialah Puasa Tathawwu. Dan tathawwu' artinya mendekatkan diri
kepada Allah Ta'ala dengan melakukan ibadah-ibadah yang tidak wajib. Tentu
saja, puasa adalah ibadat yang terutama.
Adapun hikmah dari disyari'atkannya puasa sunnah ialah menambah ibadat dan
pendekatan (taqarrub) kepada Allah. Karena ibadat apa pun akan menambah seseorang
semakin dekat kepada Tuhannya 'Azza Wa Jalla.
Artinya : "menghapus dosa-dosa di tahun lalu dan yang akan datang. " (H.R. Muslim:
1162)
Kecuali bagi mereka yang sedang wukuf di Arafah dalam rangka menunaikan ibadah
haji,maka tidak dianjurkan berpuasa pada hari itu. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas
radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam berbuka di
Arafah,Ummul Fadhl mengirimkan segelas susu kepada beliau,lalu beliau
meminumnya.‖ (HR.Tirmidzi: 750,dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)
7
Artinya : ―puasa yang paling afdhal setelah ramadhan adalah bulan Allah:
muharram,dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.‖
(HR.Muslim:1163)
―Itu adalah hari yang aku dilahirkan padanya, dan aku diutus, atau diturunkan kepadaku
(wahyu).‖ (HR Muslim, hadis nomor: 1162)
Juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari ‗Aisyah radhiyallâhu ‗anhâ
bahwa beliau ditanya tentang puasa Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam, maka
beliau menjawab:
ًُ ُاو اال ٍُُ وان وكاٌ َخحري
―Adalah beliau senantiasa menjaga puasa pada hari Senin dan Kamis‖ (HR at-Tirmidzi,
hadis nomor: 745, Ibnu Majah, hadis nomor: 1739, An-Nasâi, hadis nomor: 2187, Ibnu
Hibban, hadis nomor: 3643. Dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahîh Ibni Mâjah)
Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‗anhu bahwa Nabi shallallâhu ‗alaihi
wasallam berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Lalu ada yang bertanya: sesungguhnya
engkau senantiasa berpuasa pada hari senin dan kamis? Beliau menjawab:
ُ ا إال انًهخ ا ُ فر ُهًا نًٍ ال َشر ًُ رٍَ َقال ر وا حفخ أ ىا ان ُت َىو اإل ٍُُ وان
ٍَ خً َصطهحا
―Dibuka pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni (dosa) setiap orang
yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali dua orang yang saling
bertikai, dikatakan: biarkan mereka berdua sampai keduanya berbaikan.‖ (HR at-
Tirmidzi, hadis nomor: 2023, Ibnu Majah, hadis nomor: 1740. Dan dishahihkan Al-
Albani dalam Shahîh at-Tirmidziy dan Shahîh Ibni Mâjah)
8
4. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan
Dalam hal ini, yang terbaik dilakukan pada hari-hari dari malam putih, yaitu tanggal 13,
14 dan 15 setiap bulan. Disebut malam putih, karena pada tanggal-tanggal tersebut
malam begitu terang dengan adanya bulan purnama. Tetapi, ada yang dikecualikan,
yaitu puasa pada tanggal 13 bulan Dzulhijjah, karena puasa pada hari itu haram
hukumnya.
Berdasarkan hadis ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‗Ash radhiyallâhu ‗anhu, bahwa
Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam berkata kepadanya:
―Dan sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, karena
sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali semisalnya, maka itu
sama dengan berpuasa setahun penuh.‖ (HR al-Bukhari, dari ‗Abdullah bin ‗Amr bin
al-‗Ash r.a., hadis nomor: 1874, HR Muslim dari ‗Abdullah bin ‗Amr bin al-‗Ash r.a.,
hadis nomor: 1159)
Juga diriwayatkan oleh ‗Aisyah radhiyallâhu ‗anhâ bahwa beliau ditanya oleh Mu‘adzah
al-Adawiyyah: ―apakah Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam senantiasa berpuasa tiga
hari dalam setiap bulan? Maka beliau menjawab: ―ya‖. Lalu ditanya lagi: ―pada hari
yang mana dari bulan tersebut?‖ Beliau menjawab:
―Beliau tidak peduli di hari yang mana dari bulan tersebut ia berpuasa.‖ (HR Muslim,
hadis nomor: 1160)
Juga dari hadis Abu Hurairah radhiyallâhu ‗anhu, bahwa beliau berkata:
ٍ—أو اٍَ هُه — ٌُاو ال ت أَاو يٍ كم هر وركعخٍ انضحً وأٌ أوحر قبم أ الد
أَاو.
9
―Teman setiaku — Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam — memberi wasiat kepadaku
untuk berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan shalat dua raka‘at dhuha, dan
agar aku mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.‖ (HR al-Bukhari, hadis nomor:
1180)
Hadis ini menjelaskan bahwa diperbolehkan pada hari yang mana saja dari bulan
tersebut ia berpuasa, maka ia telah mengamalkan sunnah.Namun jika ia ingin
mengamalkan yang lebih utama lagi, maka dianjurkan untuk berpuasa pada pertengahan
bulan hijriyyah, yaitu tanggal 13, 14 dan 15. Hal ini berdasarkan hadis yang datang dari
Abu Dzar radhiyallâhu ‗anhu bahwa Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam bersabda:
―Wahai Abu Dzar, jika engkau hendak berpuasa tiga hari dalam sebulan, maka
berpuasalah pada hari ketiga belas, empat belas dan lima belas.‖ (HR at-Tirmidzi, hadis
nomor: 761, An-Nasâi, hadis nomor: 2424, Ahmad, juz/halaman: 5/162, Ibnu
Khuzaimah, hadis nomor: 2128, Al-Baihaqi, juz/halaman: 4/292. Dihasankan oleh Al-
Albani dalam Al-Irwâ‘, juz/halaman: 4/101-102)
Puasa tiga hari di pertengahan bulan ini disebut dengan ayyâm al-bidh (hari-hari putih).
Dalam riwayat lain dari hadis Abu Dzar radhiyallâhu ‗anhu, beliau berkata:
–أيرَا رسىل ا —رسىل هللا الد عشرة وأر ُأٌ َصىو يٍ انشهر ال ت أَاو انب
عشرة ً عشرة و
―Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam memerintah kami untuk berpuasa tiga hari-hari
putih dalam setiap bulan:pada tanggal 13, 14 dan 15.‖ (HR Ibnu Hibban, hadis nomor:
3656)
Disebut (tanggal 13, 14 dan 15) sebagai ―hari-hari putih‖ disebabkan karena malam-
malam yang terdapat pada tanggal tersebut bulan bersinar putih dan terang benderang.
(Lihat: Fath al-Bâri, juz/halaman: 4/226)
10
Yang lebih menunjukkan keutamaan yang besar dalam berpuasa pada hari-hari putih
tersebut, dimana Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan
amalan ini. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallâhu ‗anhumâ,
bahwa beliau berkata:
ٍ سفر وال ضر ُىو أَاو انب هً ا عهُه وسهى ال َد كاٌ رسىل ا
―Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan puasa pada hari-
hari putih, baik di waktu safar maupun di saat mukim.‖ (HR ath-Thabarani:,
dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi‘, hadis nomor: 4848).
Hadis ini merupakan nash (teks) hadis yang jelas menunjukkan disunnahkannya
berpuasa 6 (enam) hari di bulan Syawwal. Adapun sebab mengapa Rasulullah
shallallâhu ‗alaihi wasallam menyamakannya dengan puasa setahun lamanya, telah
disebutkan oleh Imam an-Nawawi rahimahullâh, bahwa beliau berkata:
―Berkata para ulama: sesungguhnya amalan tersebut sama kedudukannya dengan puasa
sepanjang tahun, sebab satu kebaikannya nilainya sama dengan sepuluh kali lipat, maka
bulan ramadhan sama seperti 10 bulan, dan enam hari sama seperti dua bulan.‖ (Syarh
Muslim, an-Nawawi, juz/halaman: 8/56)
Hal ini dikuatkan dengan hadis Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam, bahwa beliau
bersabda:
ُاو سُت ُاو هر ريضاٌ عشرة أ هر و ُاو سخت أَاو يٍ ىال شهر ٍَ ن.
―Berpuasa Ramadhan seimbang dengan sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari
seimbang dengan dua bulan, maka yang demikian itu sama dengan berpuasa setahun.‖
(HR an-Nasâi dalam as-Sunan al-Kubra dari Tsauban, hadis nomor: 2860, Al-Baihaqi
(4/293), dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwâ‘, juz/halaman: 4/107).
11
6. Puasa Dawud
Berdasarkan hadis yang datang dari Abdullah bin Amr bin al-‗Ash radhiyallâhu ‗anhu,
bahwa Rasulullah shallallâhu ‗alaihi wasallam bersabda :
ًانصُاو إن الة او كاٌ أ انصالة إنً ا ُاو او كاٌ َصىو َىيا وَفطر َىيا وأ ا
انهُم وَقىو ه ه وَُاو سدسه َُاو َص
―Puasa yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah puasa Dawud, beliau berpuasa sehari
dan berbuka sehari. Dan shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat(nya) Dawud,
beliau tidur di pertengahan malam, lalu bangun (shalat) pada sepertiga malam, dan
tidur pada seperenamnya.‖ (HR al-Bukhari, hadis nomor: 3238, dan Muslim, hadis
nomor: 1159)
Dalam riwayat lain beliau (Nabi Muhammad) shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:
―Tidak ada puasa (yang lebih utama) di atas puasa Dawud ‘alaihis salâm, setengah
tahun, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari.‖ (HR al-Bukhari, hadis
nomor: 1879, Muslim, hadis nomor: 1159, dari ‗Abdullah bin ‗Amr bin al-‗Ash)
ُاو هر ق إال ريضاٌ ويا رأَخه ٍ هر ويا رأَج رس هً ا عهُه وسهى اسخكًم ىل ا
ٌُايا ٍ عبا أك ر يُه
12
Kecuali pada hari-hari terakhir, sehari atau dua hari sebelum Ramadhan, tidak
diperbolehkan berpuasa pada hari itu, terkecuali seseorang yang menjadi hari
kebiasaannya berpuasa maka dibolehkan, seperti seseorang yang terbiasa berpuasa senin
kamis,lalu sehari atau dua hari tersebut bertepatan dengan hari Senin atau Kamis. Hal
ini berdasarkan hadis Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
ىيا هُصًه ال حقديىا ريضاٌ صىو َىو وال َىيٍُ إال ر م كاٌ َصىو
―Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari dan dua hari,
kecuali seseorang yang biasa berpuasa pada hari itu maka boleh baginya berpuasa.‖
(HR Muslim, hadis nomor: 1082)
2.1.5. Haji
Haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan
amalan-amalan ibadah tertentu pula. Haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah
syahadat, salat, puasa dan zakat. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan
yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan)
dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab
Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini
berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Adapun dalil diperintahkannya berhaji:
ًسبِيال
َ ع إِلَ ْي ِه ِ اس ِح ُّج ْالبَ ْي
َ َ ت َه ِي ا ْست
َ طا َ ِِين َو َهي دَ َخلَهُ َكاىَ ِآهنا ً َو ِ ّلِل
ِ َّعلَى الن َ فِي ِه آيَاتٌ بَ ِيّـنَاتٌ َّهقَا ُم إِب َْراه
َع ِي ْالعَالَ ِويي
َ يٌّ ِغنَ َو َهي َكفَ َر فَإ ِ َّى هللا
Artinya: ―Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.‖ (QS. Al-Imran: 97)
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam
di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir
setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah.
Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji
13
karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini. Ibadah haji hanya diwajibkan sekali
seumur hidup. Selebihnya, merupakan sunah.
14
2.2. KIAT MENERAPKAN RUKUN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
Agar rukun Islam dapat dilaksanakan dalam kehidupan, ada beberapa cara yang
perlu kita terapkan :
15
BAB III
KESIMPULAN
Rukun islam merupakan tiang agama yang menunjukkan identitas diri bahwa
kita adalah muslim. Rukun islam ada 5 yaitu: Mengucapkan 2 kalimat Syahadat,
Menegakkan Shalat, Menunaikan Zakat, Puasa, dan Haji. Rukun Islam juga sebagai
sarana untuk membersihkan hati dan memperoleh derajat taqwa. Di masa sekarang ini
kita sebagai seorang muslim harus dapat mengimplementasikan rukun islam dalam
kehidupan sehari-hari agar tidak mudah terpengaruh kedalam pergaulan bebas sehingga
kita dapat menjadi pribadi yang berakhlak baik dan menjadi seorang muslim yang
seutuhnya. Dengan melaksanakan rukun Islam secara baik, diharapkan benteng Islam
akan menjadi kokoh.
Agama Islam diibaratkan oleh Rasulullah SAW, seperti sebuah kemah yang
disangga oleh lima tiang. Tiang tengahnya adalah kalimat syahadat, dan empat tiang
lainnya adalah tiang-tiang pendukung pada setiap penjuru kemah itu. Tanpa tiang
tengah, kemah itu tidak akan berdiri tegak. Apabila salah satu dari keempat tiang
lainnya tidak ada, kemah tetap berdiri tetapi sudut yang tidak bertiang itu akan menjadi
miring dan mungkin akan rubuh1.
1
Muhammad Maulana, Himpunan Fadhilah Amal, 2006 hal 91.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ikadi Gresik. ―Esensi Rukun Islam dan Penerapannya dalam Kehidupan ―. 16 Januari
2010. http://ikadigresik.blogspot.co.id/2010/01/esensi-rukun-islam-dan-
penerapannya.html [2 Oktober 2016]
17