Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI NASIONAL
A. ASAL MULA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila hadir bukan sebagai sebuah kebetulan yang tidak bermakna. Hadirnya
pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia merupakan upaya keras para pendiri bangsa ini
agar indonesia merdeka memiliki landasan yang kukuh. Hal ini dapat ditemukan sebagai asal
mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung.

1. Asal mula langsung

Adalah asal mula yang langsung berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai dasar
filsafat negara; yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan sejak
dirumuskan dalam sidang BPUPKI Pertama, Panitia Sembilan, Sidang BPUPKI Kedua serta
sidang PPKI sampai pengesahannya.

Adapun rincian asal mula langsung Pancasila sebagai berikut:

a. Asal Mula Bahan [ kausa materialis ]

Nilai-nilai dasar Pancasila digali dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai
kebudayaan serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia; maka kausa materialis
/ asal mula bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.

b. Asal Mula Bentuk [ kausa formalis ]

ialah siapa yang merumuskan Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan


UUD 1945. Bentuk, rumusan dan nama Pancasila sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 dirumuskan dan dibahas oleh Ir. Soekarno bersama Drs. Moh.
Hatta serta anggota BPUPKI lainnya; maka kausa formalis / asal mula bentuk
Pancasila adalah : Ir. Soekarno , Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.

c. Asal Mula Karya [ kausa efficient ]

ialah asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar
negara yang sah. PPKI sebagai pembentuk negara, dan atas kuasa pembentuk negara
yang mengesahkan pancasila menjadi dasar negara yang sah; maka kausa efficient /
asal mula karya Pancasila adalah PPKI.

d. Asal Mula Tujuan [ kausa finalis ]

Ialah apa tujuan para pendiri bangsa merumuskan dan membahas Pancasila.
BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta merumuskan dan
membahas Pancasila tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara; maka kausa
finalis / asal mula tujuan Pancasila adalah : anggota BPUPKI, Panitia Sembilan serta
Soekarnoa dan Hatta.

2. Asal Mula yang Tidak Langsung.

Adalah asal mula yang tidak langsung berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai
dasar filsafat negara; yaitu asal mula yang sebelum Proklamasi Kemerdekaan asal mula nilai-
nilai Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan, serta dalam nilai-nilai agama
bangsa Indonesia .

Apabila dirinci asal mula tidak langsung Pancasila sebagai berikut

a. Unsur-unsur / nilai-nilai dasar Pancasila [ nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai


persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan ] sebelum secara langsung dirumuskan
menjadi dasar filsafat negara, telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat [ berupa nilai


adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius ] jauh sebelum membentuk negara.

B. FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA

1.Pancasila Sebagai Dasar Negara

Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik
Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan
rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan
penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya adalah Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar
negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-
undangan di negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan
secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan
atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita hukum atau
suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila. Empat pokok
pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih lanjut terjelma ke dalam
pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar
1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan lainnya, seperti
misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain sebagainya.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup adalah
suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-
nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan manusia
dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.

Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara
dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah
kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa
sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup
sehari-hari.

Setiap bangsa di mana pun pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup yang
dijadikan acuan di dalam hidup bermasyarakat. Demikian juga dengan bangsa Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya
masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai
budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia.
Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan
rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila di samping merupakan cita-cita moral bagi bangsa Indonesia, juga sebagai
perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 adalah hasil kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang pada
waktu itu diwakili oleh PPKI. Oleh karena Pancasila merupakan kesepakatan bersama
seluruh masyarakat Indonesia maka Pancasila sudah seharusnya dihormati dan dijunjung
tinggi.

3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Ideologi berasal dari kata ‘idea’ = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita.

‘logos’= ilmu. Kata idea berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’=bentuk.
‘Idein’=melihat.

Secara harfiah, Ideologi adalah ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of
ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.

Ideologi menurut Kamus Umum Bhs Indonesia adalah keyakinan yang dicita-citakan
sebagai dasar pemerintahan negara. Sedangkan pengertian ‘ideologi’ secara umum adalah
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang
menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok
manusia tertentu dalam pelbagai bidang kehidupan yang menyangkut bidang politik
(termasuk bidang pertahanan dan keamanan), bidang sosial, bidang kebudayaan, dan bidang
keagamaan.

Di dalam Pancasila telah tertuang cita-cita, ide-ide, gagasan-gagasan yang ingin


dicapai bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila dijadikan Ideologi Bangsa.

4. Pancasila sebagai Sumbet Segala Sumber Hukum

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka
Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari
UUD1945, serta hukum positif lainnya.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa
dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu
harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan
bermasarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori "Von
Savigny" bahwa setiap Volksgeist (jiwa rakyat/jiwa bangsa) Indonesia telah melaksanakan
Pancasila. Dengan kata lain, lahirnya Pancasila bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.

6. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila dalam pengertian ini adalah bahwa sikap, tingkah laku, dan perbuatan
Bangsa Indonesia mempunyai ciri khas. Artinya, dapat dibedakan dengan bangsa lain, dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila disebut juga
sebagai kepribadian bansa Indonesia.

7. Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Nasional

Artinya cita-cita luhur Bangsa Indonesia tegas termuat dalam Pembukaan UUD 1945
karena Pembukaan UUD 1945 merupakan perjuangan jiwa proklamasi, yaitu Jiwa Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila merupakan Cita-Cita dan Tujuan Nasional Bangsa Indonesia
(Alinea II dan IV Pembukaan UUD 1945).

8. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pancasila disahkan bersama-sama dengan disahkannya UUD 1945 oleh Panitia


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. PPKI ini
merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur
tersebut.
C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA

DENGAN IDEOLOGI YANG LAIN

Berikut beberapa perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain dalam beberapa
aspek, yaitu:

1. Politik Hukum

Pancasila > Demokrasi Pancasila, Hukum untuk menjunjung tinggi keadilan dan keberadaan
individu dan masyarakat.

Sosialisme > Demokrasi untuk kolektivitas, Diutamakan kebersamaan, Masyarakat sama


dengan negara.

Komunisme > Demokrasi rakyat, Berkuasa mutlak satu parpol, Hukum untuk
melanggengkan komunis.

Liberalisme > Demokrasi liberal, Hukum untuk melindungi individu, Dalam politik
mementingkan individu.

2. Ekonomi

Pancasila > Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli dll yang merugikan rakyat.

Sosialisme > Peran negara kecil, Kapitalisme, Monopolisme.

Komunisme > Peran negara dominan, Demi kolektivitas berarti demi Negara, Monopoli
Negara.

Liberalisme > Peran negara kecil, Swasta mendominasi, Kapitalisme, Monopolisme,


Persaingan bebas.

3. Agama

Pancasila > Bebas memilih agama, Agama harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Sosialisme > Agama harus mendorong berkembangnya kebersamaan, Diutamakan


kebersamaan.

Komunisme > Agama harus dijauhkan dari masyarakat, Atheis.

Liberalisme > Agama urusan pribadi, Bebas beragama (memilih agama/atheis).

4. Pandangan Terhadap Individu Dan Masyarakat

Pancasila > Individu diakui keberadaannya, Hubungan individu dan masyarakat dilandasi 3S
(selaras, serasi, dan seimbang).
Sosialisme > Masyarakat lebih penting daripada individu.

Komunisme > Individu tidak penting – Masyrakat tidak penting, Kolektivitas yang dibentuk
negara lebih penting.

Liberalisme > Individu lebih penting daripada masyarakat, Masyarakat diabdikan bagi
individu.

5. Ciri Khas

Pancasila > Demokrasi Pancasila, Bebas memilih agama.

Sosialisme > Kebersamaan, Akomodasi.

Komunisme > Atheisme, Dogmatis, Otoriter, Ingkar HAM.

Liberalisme > Penghargaan atas HAM, Demokrasi, Negara hokum, Menolak dogmatis.

Berdasarkan sifatnya ideologi Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa


mengantisipasi perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung ideologi serta
menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Ideologi Pancasila senantiasa merupakan
wahana bagi tercapainya tujuan bangsa.

Kedudukan dan fungsi pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukandan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokkan maka
akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat Negara
dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang merupakan
kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang berakar
dari unsur-unsur kebudayaanluar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya terpadu
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Hal itu bias dilihat dari proses terjadinya Pancasila
yaitu melalui suatu proses yang disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam Pancasila
sudah ada dan hidup sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan yang diyakini kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan dalam sikap dan tingkah laku serta perbuatannya. Di sisi lain, pandangan itu
menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuannya. Dari
pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gagasan kejiwaan
apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Satu pertanyaan yang sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri
negara Republik Indonesia adalah “ atas dasar apakah negara Indonesia didirikan?” ketika
mereka bersidang untuk pertama kali di lembaga BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna
hidup bagi bangsa Indonesia harus ditemukan dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia
sendiri yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang dimiliki, diyakini, dan dihayati
kebenarannya oleh masyarakat sepanjang masa dalam sejarah perkembangan dan
pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.

Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan dasar bangsa
Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Merela menciptakn tata nilai yang
mendukung tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi corak, watak, dan cirri
masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan masyarakat dan bangsa
lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyatan objektif yang merupakan
jatidiri bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai