Bab 3 FX
Bab 3 FX
TEORI DASAR
16
b. Header
Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang
berfungsi untuk menyatukan fluida produksi dari
sumber - sumber produksi dan mengalirkannya ke fasillitas
pemisah. Ada dua jenis header yaitu :
Header gabungan atau grup, merupakan header yang
bertujuan untuk mengumpulkan minyak dari berbagai
sumur produksi langsung menuju fasilitas pemisah lalu
menuju tangki gabungan tanpa melalui test.
Header Test, merupakan header yang bertujuan untuk
mengumpulkan minyak dari salah satu sumur produksi
untuk di test rate produksinya. Dari header test nantinya
menuju separator test dan tank test untuk mengetahui
produksi sumur dalam sehari.
c. Separator
Pemisahan gas yang terlarut pada cairan biasanya
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan
separator minyak dan gas. Separator dapat di definisikan sebagai
tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang digunakan
untuk memisahkan fluida produksi ke dalam fasa cairan dan fasa
gas. Separator dibagi menjadi tiga berdasarkan bentuknya yaitu
separator horizontal, separator vertikal dan separator bulat.
Fungsi utama separator :
Unit pemisahan utama cairan dan gas.
Melanjutkan proses dengan memisahkan kemungkinan
pelepasan gas dari cairan.
Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan
gas dari cairan.
17
Pada separator terdapat LCV (Liquid Control Valve) yang
berfungsi untuk menjaga liquid level. LCV sendiri digerakan
oleh alat bernama LLC (Liquid Level Control).
d. Gas Scrubber
Gas yang sudah dipisahkan dari fasa liquid di separator,
kemudian kembali di filter di gas scrubber. Gas scrubber
digunakan untuk meyakinkan bahwa gas tidak mengandung
material atau liquid yang dapat merusak peralatan, sehingga
scrubber harus dipasang untuk melindungi peralatan produksi
lain yang akan dilalui / menggunakan gas produksi.
Kegunaan dari scrubber adalah membersihkan gas yang
akan digunakan untuk :
Bahan bakar pompa, generator dan mesin - mesin
Power Plant untuk menghasilkan listrik
Gas scrubber ini terdiri dari tipe vertical. Gas yang sudah
di filter kembali pada gas scrubber, kemudian disalurkan ke Gas
Kompressor untuk menghasilkan gas yang bertekanan tinggi
sehingga dapat disalurkan sesuai kebutuhan, baik sebagai gas
injeksi pada gas lift maupun sebagai pembangkit listrik.
e. Tangki Tampung
18
yang terikut dengan air pada saat proses drain air dari tangki
penampung produksi atau scrubber.
g. Pompa
Pompa merupakan alat untuk mentransfer minyak dari
stasiun pengumpul menuju MGS, selain itu pompa juga dapat
digunakan untuk menginjeksikan kembali air formasi ke
reservoir.
h. Tangki Test
Merupakan tangki untuk menampung minyak dari sumur
produksi yang di test rate produksinya.
19
ketinggian tertentu dan air akan mengalir kedalam tangki air melalui
pipa yang berada di dasar tangki, setelah itu air formasi ini akan
dialirkan ke nut shell filter lalu kemudian ke tangki clean water dan
kemudian di injeksikan ke sumur injeksi dengan menggunakan pompa
injeksi. Berikut ini merupakan fasilitas yang terdapat di SPU :
a. Tangki FWKO (Free Water Knock Out)
Tangki FWKO berguna untuk memisahkan kandungan
minyak dari air dengan metode settling, metode ini bekerja
dengan prinsip perbedaan densitas dan pengendapan secara
gravitasi sehingga perbedaan densitas dari minyak dan air akan
membuat air mengendap dan keluar dari minyak, tangki yang
menjadi tangki FWKO adalah tangki 3.
b. Tangki Tampung
Merupakan tangki penampungan yang digunakan untuk
menampung minyak yang telah siap dikirim ke Loading
Terminal untuk dikapalkan, tangki tampung diberi nomor 1 dan
2.
20
Shell Filter pada SPU dengan kapasitas sebesar 2000 m3/ 12586
bbl/day setiap tangki.
a. Tangki Tampung
Merupakan tangki penampungan yang digunakan untuk
menampung minyak yang telah siap dikirim ke Tanker.
21
b. Oil Catcher
Merupakan wadah atau tempat yang berfungsi menangkap
atau mengumpulkan fluida atau minyak yang terikut dengan air
pada saat proses drain air dari tangki tampung. Tempat ini juga
sebagai penampung fluida yang diproduksi dari tiap – tiap
sumur yang dialirkan ke tangki setempat, sehingga
pengambilannya dilakukan dengan Road Tanker.
c. Sludge Pond
Merupakan salah satu fasilitas pengolahan limbah
sehingga tidak merusak lingkungan sekitar. Air dan lumpur
yang ikut terproduksikan dengan minyak dialirkan melalui
saluran air ke dalam sludge pond ini untuk di lakukan
pemisahan antara air, minyak dan dan lumpur. Setelah dari
fasilitas ini air lalu diinjeksikan ke dalam sumur kembali.
d. Pompa Transfer
Merupakan pompa yang digunakan untuk mentransfer
minyak dari tangki tampung (loading terminal) ke tanker.
3.1.5. Pengapalan
22
3.2. Artificial Lift
Gas lift adalah salah satu bentuk sistem artificial lift yang lazim
digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak
bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan
tinggi kedalam annulus dan kemudian masuk kedalam tubing produksi
yang menyebabkan naiknya gas liquid ratio sehingga menyebabkan
berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir mampu
mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi di
permukaan. Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas
bertekanan tinggi yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam
lubang sumur. Gas bertekanan tinggi fluida tersebut dapat berasal dari
sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi, atau dari sistem
kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua
parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi dan laju aliran gas
yang diinjeksikan. Kedua parameter tersebut pada umumnya
merupakan hasil perhitungan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor lain seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi,
tekanan kerja gas injeksi, kemiringan sumur, dsb.
Secara garis besar, komponen utama dari suatu system gas lift
dapat dikelompokkan ke dalam surface equipment dan downhole
23
equipment. Peralatan atas permukaan meliputi sumber gas tekanan
tinggi, pipa saluran gas injeksi, dan meter pengukur laju aliran gas
injeksi. Sedangkan peralatan bawah permukaan dalam sumur meliputi
satu atau beberapa gas lift mandrel dan katup gas lift yang dipasang
dalam mandrel.
Kelebihan
Solusi terbaik dalam mengatasi kepasiran dan material
padatan.
Sosok untuk sumur miring.
GOR formasi tinggi sangat menguntungkan untuk sistem
gas lif.
Fleksibel sebab volume dan kedalaman pengangkatan
diatur dalam rentang yang luas.
24
Sistem gas lift terpusat dapat digunakan untuk beberapa
sumur di lapangan.
Peralatan subsurface relatif murah.
Pemasangan gas lft cocok dengan subsurface safety valve
dan peralatan lain.
Gas lift dapat beroperas wajar meskipun hanya sedikit data
tersedia dalam desainnya.
Kekurangan :
Backpressure rentan terjadi yang dapat menghambat
produksi pada gas lift kontinu.
Relatif tidak efsien yang sering berujung besarnya model
awal dan tingginya energy-operating cost.
Persedian gas cukup dibutuhkan sepanjang proyek
berlangsung.
Kusulitan bertambah karena ketika lifting gravity minyak
rendah karena friksi, gas fingering dan liquid fallback.
25
b. Intermittent Gas Lift
Gas diinjeksikan secara terputus-putus pada selang waktu
tertentu, sehingga dengan demikian injeksi gas merupakan suatu
siklus dan diatur sesuai dengan laju fluida yang mengalir dari formasi
ke lubang. Kelebihan dan kekurangan Intermittent Gas Lift berikut :
Keunggulan
BHP produksi lebih rendah dibandingkan gas lift kontinu.
Dapat mengatasi rendahnya volume fluida dengan BHP
produksi yang relatif rendah.
Kekurangan :
Terbatas dengan volume sumur yang rendah.
Tekanan produksi rata-rata relaif lebih tiggi dibandingkan
Sucker Rod Pump.
Efisiensi power rendah.
26
Laju alir fluktuasi dan BHP dapat merusak sumur dengan
sand control.
Membutuhkan pengaturan yang sering.
27
Keunggulan :
- ESP dipakai untuk sumur dengan flow rate yang besar
- Sistem pengoperasian yang sederhana
- Dapat dipakai untuk sumur sumur air atau sumur injeksi pada
proyek waterflood
Kekurangan :
- Over running mengakbatkan motor panas
- Hanya bias menggunakan listrk sebagai sumber tenaga
- Tidak cocok untuk sumur berpasir
28
b. Switchboard
Berfungsi sebagai pengendali atau kontrol peralatan
pompa yang ditenggelamkan ke dalam sumur. Alat ini
merupakan kombinasi dari motor starter, alat pelindung
dari overload / underload, alat pencatat tegangan serta kuat arus
listrik selama dalam kondisi operasi atau ammeter recording.
29
didapatkan pemompaan yang optimum dengan tanpa harus
merubah perencanaan jumlah stage.
d. Transformer
30
yang disesuaikan dengan kebutuhan motor yang digunakan. Alat
ini terdiri dari coreatau inti yang dikelilingi oleh coil dari lilitan
kawat tembaga. Keduanya baik core maupun coildirendam
dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan
tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya.
e. Motor
Fungsi motor listrik ini adalah untuk mengerakkan pompa
dengan jalan merubah energi listrik yang dikirim ke motor
melalui kabel untuk menjadi energi mekanik (energi putar).
Energi ini nantinya akan menggerakkan pompa melalui shaft
yang terdapat pada setiap unit dan antara shaft dengan shaft
yang lainnya dihubungkan dengan coupling. Pada dasarnya
motor listrik terdiri dari 2 bagian besar yaitu stator yang tidak
berputar dan rotor berputar.
Stator
Pada motor, stator terbuat dari lapisan besi dan
kuningan yang ditekan ke bagian bawah, lapisan ini
digunakan karena lebih mudah di magnetisasi
dibandingkan dengan besi pejal. Lapisan ini mengandung
(3 - 4) % silicon untuk menambah sifat magnet dari besi
dan dapat juga lapisan oksida yang berfungsi untuk
memisahkan dengan lapisan kuningan. Lapisan kuningan
31
digunakan pada bagian yang terdapat bantalan untuk
memegang rotor. Pada stator terdapat 16 slot dan setiap
slot di isolasi dengan teflon yang mempunyai sifat
dielectric yang tinggi, stator kemudian dililit dengan
lapisan kapton dan kawat tembaga yang kemudian dilapisi
dengan vernish untuk menutupi daerah kosong yang
terdapat slot.
Rotor
Rotor yang digunakan sangat panjang sehingga
membutuhkan penahan pada beberapa tempat, untuk itu
rotor, harus dibagi berapa bagian dengan penahan diantara
rotor dan stator. Penahan dilengkapi dengan bantalan
sehingga memungkinkan rotor dan poros bergerak bebas,
bantalan itu terletak pada bagian rotor sedangkan lilitan
pada bagian stator tidak terputus sehingga perlu membuat
daerah yang tidak terdapat medan magnet sebagai tempat
bantalan, untuk itu digunakan lapisan stator yang
nonmagnet (kuningan) disekitar daerah bantalan pada
stator.
32
f. Seal Section / Protektor
g. Gas Separator/Intake
33
fluida yang dihisap sehingga load dari motor akan jauh
berkurang.
h. Unit Pompa
Unit pompa merupakan Multistage Centrifugal Pump,
yang terdiri dari: impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan
housing (rumah pompa). Di dalam housing pompa terdapat
sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan
satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa
akan dikorelasi langsung dengan Head Capacity dari pompa
tersebut. Pemasangannya bisa menggunakan lebih dari satu
(tandem) tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk
menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller
merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser adalah
bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara vertikal, dimana
34
masing-masing stage dipasang tegak lurus pada poros pompa
yang berputar pada housing.
35
thrust kerusakan terjadi pada difusser bagian atas. Sedangkan
laju terlalu kecil dari kapasitas ESP akan menyebabkan down
thrust yang akan merusak difusser bagian bawahnya. Ada
3 jenis pompa yang biasa dipakai yaitu Floater, Compression
dan Bottom Floater.
i. Kabel Listrik
36
j. Check Valve dan Bleeder Valve
Check valve dipasang 1 – 3 joint di atas pompa, gunanya
untuk menahan liquid agar tidak turun ke bawah yang mana
mengakibatkan pompa berputar terbalik (back spinning)
sewaktu pompa mati, apabila distart shaft bisa patah. Bleeder
valve berada 1 joint di atas check valve digunakan untuk
mengalirkan fluida dari tubing ke annulus sesaat sebelum cabut
tubing, jadi ada shear pin yang bisa dipatahkan dengan suatu bar
(besi) dijatuhkan dalam tubing untuk membukanya.
k. Centralizer
l. Kantung Calgon
37
efisiensi jet pump. Fungsi nozzle secara umum adalah untuk
meningkatkan kecepatan aliran fluida yang diikuti dengan penurunan
tekanan.
Prinsip kerja Jet Pum yaitu : fluida dialirkan melalui nozzle
dimana arus mengecil karena perubahan penampung nozzle, diffuser
yang membesarkan secara perlahan ditempatkan disekat mulut nozzle
dalam ruang isap. Pada diffuser kecepatan berkurang sehingga
tekanan naik kira-kira mendekati tekanan atmosfer (apabila fluida
dibuang menuju atmosfir). Akibat kejadian tersebut maka tekanan
dalam ruang isap juga menurun d bawah tekanan atmosfer,
istilahnyaterbentuk sedikit vakum yang menyebabkan zat cair dari
bejana bawah tersedot nak kedalam ruang isap dan terjebak oleh arus
fluida yang menyemprot dari mulut nozzle.
.
Gambar 3.14. Hydraulic Jet Pump (HJP)
3.3. Logging
38
mengetahui kondisi bawah permukaan seperti litologi, porositas, saturasi air,
permeabilitas, dan kandungan serpih yang ada dalam formasi. Data – data
ini yang kemudian dapat diaplikasikan untuk tujuan – tujuan tertentu seperti
karakterisasi reservoar, struktur, dan perhitungan volumetrik hidrokarbon.
39
Gambar 3.15. Composated Neutron Log (CNL)
40
3.3.1.5. Sonic (Acoustic) Log
41
sumur yang dinyatakan sebagai productivity index (PI) mempunnyai harga
yang tetap. Sehingga kurva IPR merupakan garis linier. Akan tetapi untuk
sumur yang mempunyai tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari tekanan
saturasi, maka fluida yang mengalir terdiri dar dua fase (minyak dan gas),
sehingga anggapan tersebut di atas tidak lagi digunakan. Harga PI dari
sumur tersebut akan semakin besar dengan semakin besarnya laju produksi,
sehinggga kurva IPR tidak lagi berbentuk linier.
Kandungan Reservor
o Satu fasa, artinya didalam reservoir terkandung satu homogen
fluida. Misalkan hnaya minyak.
o Dua fasa, artinya didalam reservoir terkadang dua homogen
fluida. Misalkan minyak dan gas
o Tiga fasa, artinya didalam reservoir terkandung tiga homogen
fluida. Misalkan minyak, gas dan air.
42
Tekanan Gelombang (pb)
Tekanan gelombong adalah besarnya tekanan dimana fasa
cair akan mulai menjadi fas gas.
Skin (S)
Skin adalah faktor hambatan yang mempengaruhi laju
produksi. Apabila bernilai positif artinya terdapat hamabtan.
Flow Efesien (FE)
Flow efisiensi adalah perbandingan antara indeks
produktivitas nyata dengan indeks produktivitas ideal.
Laju Alir (test)
Laju alr merupakan besarnya volume yang di dapat per
satuan waktu, laju alir test digunkan sebagai data untuk mencari
laju alir optimal.
43
Rumus mencari laju produksi untuk minyak (bpd)
44
Berkut adalah cara menentukan dan membuat grafik IPR (inflow
performance Relationship) setelah laju alir (test) sudah diketahui :
Menentukan PI
45
7. Membuat grafik dengan cara memplot antara Tekanan dasar
sumur asumsi (pwf ass) dengan laju produksi (Qo).
46
standing (1971). Persamaan Fetkovich (1973), Bandakhlia dan Persamman
Aziz (1989), persaman Zhang (1992), dan persamaan Retnanto dan
Economides (1998).
𝑝𝑤𝑓
Densitas Tekanan :
𝑝𝑟
𝑄𝑜
Dimensi Tekanan :
(𝑄𝑜)𝑚𝑎𝑥
Dimana (Qo)max adalah rate aliran pada tekanan lubang sumur nol.
𝑞𝑜 𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
= 1 − 0.2 ( ) − 0.8( )
(𝑞𝑜)𝑚𝑎𝑥 𝑝𝑟 𝑝𝑟
Dimana:
Sebagai catatan dimana pwf dan pr harus dalam satuan psig metode
vogel dapat dikembangkan unuk menghitung produks air dengan menganti
dimensi rate dengan QL/(QL)max dimana QL = Qo + Qw. Ini telah terbukti
benar untuk sumur produksi dengan water cut sebesar 97%. Metode ini
membutuhkan data sebagi berikut:
47
Data tes aliran yang stabil yang meliputi Qo pada Pwf
48
Sebelum melakukan hydraulic fracture, perlu dilakukan desain
terlebih dahulu. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah pemilihan fluida
perekah, propan, penentuan tekanan injeksi, penentuan model perekahan,
dan penentuan geometri rekahan. Setelah parameter di desain, kemudian
dilakukan analisis peramalan produksi dan juga keekonomian. Parameter
yang di desain tersebut bergantung juga pada mekanika batuan, kedalaman,
ketebalan formasi, tekanan overbudden formasi, tekanan reservoir, properti
reservoir, dan properti fluida.
1. Setelah line terpasang, packer sudah di set maka akan dites tekanan
dengan memompakan fluida dengan tekanan tertentu selama beberapa
menit agar dilihat apakah ada kebocoran antar sambungan, maupun
packernya ( yang diindikasikan dengan naiknya tekanan di annulus
seiiring dengan naiknya tekanan di tubing).
2. Jika sudah tidak ada kebocoran, maka akan dilakukan step-rate test,
yaitu menginjeksikan fluida dengan laju alir tertentu secara bertahap
baik semakin tinggi (step up rate) dan semakin rendah (step down
rate)
49
karena sebagai antisipasi jika terjadi leak-off (kebocoran) pada
reservoir . Data2 yang didapat berupa closure pressure (yaitu
tekanan minmal diperlukan agar rekahan tertutup), net pressure,
fracture geometry dan leak-off.
50
maka harusnya terdapat influx yang ditandai dengan keluarnya fluida
formasi (minyak atau air).
3.6. Wireline
Wireline dalam industri minyak dan gas bumi merupakan media untuk
mengirimkan atau mengoperasikan special downhole equipment di dalam
sumur migas. Karena menggunakan wireline sebagai medianya, maka
peralatan itu biasa disebut wireline equipment. Wireline dalam industri
migas bisa dikategorikan atas 2 macam, yaitu Slickline dan Electric line.
3.6.1.Slickline Equipment
Jar
Alat yang digunakan untuk menghasilkan kejutan mekanis pada
tool string.
Stem
51
Stem merupakan salah satu bagian dari toolstring yang berfungsi
sebagai pemberat dari rangkaian toolstring, sehingga toolstring
dapat melawan tekanan sumur dan friksi pada stuffing box saat
turun ke dalam sumur.
Pulling tool
Alat ini digunakan untuk mengangkat komponen kabel yang
jatuh ke dalam sumur.
Gauge Cutter
Untuk membersihkan pasir, scale, parafin dan endapan lain yang
terdapat pada dinding tubing. Memastikan bahwa tubing bersih
(tidak ada restriksi) sehingga alat yang akan digunakan untuk
intervensi sumur selanjutnya dapat masuk dan mencapai target
kedalaman.
Downhole Bailer
Ini adalah alat downhole yang umumnya panjang dan berbentuk
tubular yang digunakan untuk mendapatkan sampel dari padatan
downhole yang tidak diinginkan.
Sample Bailer
Alat yang digunakan untuk mengambil sample pada fluid level
dengan menurunkan top fluid level dan pada kedalaman yang
dituju.
Impression Block (IB)
Mengetahui benda apa yang ada di dalam sumur yang
menghalangi alat untuk dapat masuk kekedalaman tertentu
52
dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dari katup gas lift,
kandungan fluida didalam lubang sumur, serta memprediksikan
adanya kebocoran casing. Program kerja dari BHP test terbagi
menjadi 3 yaitu :
a) Truck
Berfungsi sebagai control room, tempat dudukan drum, serta media
mobilisasi dari peralatan BHP test
b) Drum
Berfungsi sebagai tempat menggulung slight line
c) Slight line
53
Sebuah kabel yang berfungsi sebagai penghubung antara peralatan
bawah permukaan dengan peralatan di permukaan
d) Tension meter
Peralatan yang berfungsi untuk menghitung tegangan pada slight line
e) Lubricator
Lubricator adalah peralatan permukaan yang digunakan untuk
memberikan jalan masuk bagi peralatan BHP test kedalam lubang
sumur melalui well head, dengan adanya lubricator fluida sumur tidak
akan tumpah keluar dari wellhead ketika peralatan BHP test
dimasukan.
f) Sinker
Sebuah besi yang digunakan untuk melakukan pengecekan keadaan
sumur
g) Electronic Memory Recorder (EMR)
Peralatan bawah permukaan yang berfungsi untuk mengukur nilai dari
tekanan serta temperatur didalam lubang sumur.
3.7.1. Perforasi
Perforasi merupakan salah satu kegiatan dalam well completion,
yang dmaksud perforasi adalah pembuatan lubang menembus casing,
semen dan formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi
dapat mengalir ke dalam sumur. Adapun kondisi kerja perforasi
diantaranya :
54
a. Conventional Overbalance
Kondisi kerja perforasi overburden merupakan kondisi
kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol oleh
fluida atau lumpur kompelsi,atau dengan kata lain bahwa tekana
hidristatik (PH) lebih besar dibandingkan tekanan formasi (PF),
sehingga memungkinkan dilakukan pemasangan tubing dan
perlengkapan sumur lainya. Cara overbalance umunya
digunakan pada:
Komplesi ultizone
Komplesi cased hole.
Komplesi dengan menggunakan liner
Komplesi pada cesing intermediate
55
Clean up lebih cepat dan efektif
a. Shape Charge
b. Prima Cord
Prima Cord merupakan kabel yang saling
menghubungkan antara shape charge yang terpasang.
c. Detonator
Detonator merupakan pemcu ledakan yang di
hubungkan dengan prima cord yang dialiri dengan arus
listrik.
56
d. Loading Tipe
Loading Tube merupakan tempat dudukan shape
charge dan prima cord.
57
berukuran 27/8”. Gun di masukkan ke dalam tubing setelah
X - Mas Tree dipasang dan diturunukan secara perlahan
dengan wireline yang disambungkan ke mobil Kontrol.
Yang diperhatikan di dalam mobil kontrol antara lain:
Kecepatan wireline
Kecepatan saat wireline diturunkan atau
dinaikkan tidak boleh terlalu cepat, karena bisa
mengakibatkan gesekkan antara gun dengan tubing
sehingga menyebabkan kerusakan pada gun tersebut.
Tension
Tension merupakan ketegangan dari wireline,
sehingga pengamatan tension sangat penting. Jika
tension melebihi batas yang telah ditentukan
sebelumnya, maka akan menyebabkan masalah yang
berupa tersangkutnya wireline di dalam tubing. Ini
merupakan salah satu kelemahan dari Enerjet.
Kedalaman
Pemantauan kedalaman sangat penting dalam
menentukan zona yang akan di lakukan perforasi.
Sebelum On Depth wireline diturunkan melebihi
dari kedalaman seharusnya dan dinaikkan melebihi
kedalaman seharusnya guna untuk dilakukan
korelasi kedalaman dengan data sebelumnya.
Setelah dilakukan korelasi, wireline akan di
tempatkan di kedalaman yang seharusnya.
Setelah On Depth, gun diledakkan melalui
detonator yang dikendalikan dari mobil kontrol.
Dengan indikasi saat dilakukan peledakkan tension
wireline menurun secara tiba – tiba yang berarti gun
telah berhasil meledak. Setelah meledak, gun akan
ditarik kembali secara perlahan melalui tubing hingga
58
sampai ke permukaan. Kemudian dilakukan
pengecekan pada stripes gun guna mengetahui shape
charge berhasil meledak sepenuhnya.
a.HSD (High Shot Density)
HSD (High Shot Density) merupakan perforasi yang
dilakukan saat kondisi sumur Overbalance, dimana
tekanan di sumur lebih tinggi dari tekanan formasi,
sehingga fluida tidak bisa langsung mengalir setelah
di lakukan perforasi.
Sebelum dan selama proses running wireline,
dipompakan brine water ke dalam lubang sumur untuk
menjaga tekanan dari sumur agar saat dilakukan perforasi
fluida tidak langsung mengalir. HSD memiliki 3 ukuran
yaitu:
33/8” dengan 6 spf.
41/2” dengan 5 spf.
41/2” dengan 12 spf.
Perforasi Produksi
59
Perforasi Produksi merupakan perforasi yang
dilakukan untuk membuka zona prduktif.
Perforasi perbaikan bonding
Perforasi perbaikan bonding merupakan proses
yang dilakukan dengan melubangi casing dan semen
guna memperbaiki ikatan semen dibelakang casing.
60
Penyemenan pada conductor casing bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi fluida pemboran (lumpur pemboran) terhadap
lapisan tanah permukaan.
61
didapati kurang sempurnanya atau ada kerusakan pada primary
cementing, maka dilakukanlah secondary cementing. Secondary
cementing dilakukan juga apabila pengeboran gagal mendapatkan
minyak dan menutup kembali zona produksi yang diperforasi.
Secondary cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Squeeze
cementing, Re-cementing dan Plug-back cementing :
Plug Cementing
Plug Cementing merupakan proses penyemanan penempatan
semen slurry ke dalam sumur dengan tujuan agar tercipta solid seal
atau plug.
.
Gambar 3.20. Plug Cementing.
62
Squeeze Cementing
Squeeze Cementing merupakan proses penyemenan dimana
bubur semen atau slurry ditekan sampai tekanan tertentu pada suatu
sumur minyak atau gas.
Re-Cementing
Re-Cementing merupakan proses penyemenan ulang guna untuk
memperbaiki ikatan semen di belakang casing (bonding).
63
ikatan semen. Fungsi dari penyemenan ini sangatlah penting, karena
keberhasilan dari hasil penyemenan berpengaruh terhadap proses
produksi fluida hidrokarbon. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi
hasil penyemenan agar kelak saat produksi telah dilaksanakan lubang
sumur tidak mengalami permasalahan, seperti casing yang bocor,
terkontaminasinya fluida pemboran dengan formasi dan lain
sebagainya. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengambil
kesimpulan perlu atau tidaknya tindakan remedial cementing (Yazid,
2015).
64
Cement Bond Log (CBL) mengukur dua parameter yaitu :
Transit time yaitu waktu yang diperlukan untuk mencapai
receiver.
Amplitudo.
65
ketebalan casing untuk runtuhnya dan perhitungan tekanan
meledak.
66
Lumpur pemboran adalah fluida pemboran yang terdir dar fasa cair,
padatan dan addictve yang digunakan selama proses pemboran itu
berlangsung.
67
Gambar 3.25. mud pump
68
Gambar 3.27. Mud Mixng
69
Gambar 3.29. Deggeser
70