Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Begitu pentingnya,
dikatakan bahwa kesehatan bukanlah segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segala-galanya tidak
bermakna. Status kesehatan yang lebih baik secara relative diinginkan oleh setiap manusia, dimana
akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan melakukan investasi dan atau
mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan.
Dari sudut pandang ekonomi, pentingnya factor kesehatan bagi manusia akan sangat terkait
sekali dengan kualitas sumber daya manusia (quality of human resources). Tinggi rendahnya
kualitas sumber daya manusia (SDM) akan ditentukan oleh status kesehatan, Pendidikan dan
tingkat pendapatan per kapita.1 Dalam kegiatan perekonomian, ketiga factor tersebut akan
menentukan produktivitas SDM sebagai salah satu indikator quality of human resources.
Kesehatan masyarakat Indonesia dilaporkan dalam laporan Kesehatan Dunia oleh WHO
pada tahun 2001, jauh tertinggal dari negara-negara Asia lainnya, seperti Thailand, Malaysia,
Brunei Darussalam, India, China, bahkan masih jaug di bawah negara miskin seperti Srilanka.2
Dengan menggunakan indikator “umur harapan hidup”, WHO meletakkan derajat kesehatan
Indonesia pada peringkat 103 dari 109 negara.
Terlepas dari indikator yang digunakan oleh kedua lembaga tersebut, “derajat kesehatan”
telah cukup lama dipahami sebagai salah satu hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
dipenuhi oleh negara. Oleh karena itu telah berkembang pemikiran untuk memasukkan kesehatan
sebagai bagian dari “hak asasi manusia”, serta memperoleh jaminan konstitusi. Dengan jaminan
konstitusi diharapkan perhatian pemerintah, akan jauh lebih besar terhadap pembangunan dalam
bidang kesehatan, sehingga kondisi kesehatan di Indonesia akan membaik.
Gagasan hak atas kesehatan sebagai hak asasi manusia terus berkembang baik dalam
hukum nasional maupun hukum internasional. Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan dinyatakan, “Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
derajat kesehatan yang optimal”. Sementara itu dalam Hukum Internasional telah dikembangkan
berbagai instrument hak asasi manusia, antara lain Kovenan Internasional tentang Hak-hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights)
yang ditetapkan pada tahun 1996. Dalam Pasal 12 ayat (1) Kovenan tersebut dinyatakan bahwa
“setiap orang mempunyai hak untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan
fisik dan mental.”
DAFTAR PUSTAKA
1. Ananta, Aris dan Sri Harijati Hatmadji (ed). Mutu Modal Manusia : Suatu Analisis
Pendahuluan, Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
1985.
2. World Health Report 2001
3. UNDP, Human Development Report 2005
4.