KELEMAHAN
ANEMIA DEFISIENSI
ANEMIA LEUKIMIA DHF
ZAT BESI
Anemia adalah penurunan kadar Anemia yang timbul akibat Leukimia adalah poliferasi satu DHF adalah penyakit ang
hemoglobin (HB) hematokrit atau berkurangnya penyediaan besi untuk jenis atau lebih sel hematopoetik disebabkan oleh virus dangue,
hitung eritrosit (retcellcount) eritropoesis,karena cadangan besi secara berlebihan, ganas, sering sejenis virus nya tergolong argo
berakibat pada penurunan kapasitas kosong (depleted ironstre). Yang disertai bentuk leukosit abnormal virus dan masuk ke tubuh
pengangkutan oksigen oleh darah. pada akhirnya mengakibatkan dan dapat disertai anemia, penderita melalui gigitan nyamuk
(Arisman,2014). pembentukan HB berkurang trombositopenia, dan berakhir Aedes Aegypti. Penyakit ini lebih
(Renny.A.2017). dengan kematian (wirawan,2012). dikenal dengan sebutan demam
Etiologi : berdarah dangue (DBD)
Etiologi : Etiologi : (ngastiyah,2014).
1. Gangguan pembentukan eritrosit
oleh sumsum tulang Disebabkan karena rendahnya Umur, jenis kelamin, ras, faktor Etiologi :
2. Kehilangan darah keluar tubuh masukan besi, gangguan absorbsi genetik, virus, sinar, radio aktif,
(pendarahan) serta kehilangan besi akibat zat kimia, merokok, lingkungan. Penyakit ini disebabkan oleh virus
3. Proses penghancuran eritrosit pendarahn menahun dangue yang tergolong arbovirus
oleh tubuh sebelum waktunya Manifestasi Klinis : yang ditularkan melalui gigitan
(hemolisis). Manifestasi Klinis : nyamuk aedes aegypti dan aedes
HB rendah, hemotokrit rendah, sel
albopictus (Nursalam dkk,2008).
Manifestasi Klinis : Gejala umum/ sindrom anemia yaitu darah merah rendah, pusing,
lemah, lesu, cepat lelah, mata lemah, pucat, mudah lelah, sesak Menifestasi Klinis :
Lemah, pusing, lesu, mudah berkunang-kunang, serta telinga nafas, perdarahan, prnurunan
berkunang-kunang, aktivitas berdenging. Bersifat simptomatik kesadaran, penurunan nafsu Lemah, nafsu makan berkurang,
kurang, rasa mengantuk, susah yaitu pucat, terutama pada makan. (reeves,2008). muntah, nyeri pada anggota
kosentrasi, cepat lelah dan prestasi konjungtiva dan jaringan dibawah badan, punggung, sendi, kepala
kerja fisik/pikiran menurun, detak kuku. dan perut. Gejala-gejala tersebut
jantung tak beraturan, bahkan sesak berupa influinza biasa pada hari
nafas. (Arisman,2014). Gajala khas : Kolonychia, atrofi ke-2 dan ke-3 demam muncul
papil lidah, stomatitis, disfagia bentuk perdarahan yang beaneka.
(Renny A, 2017). ( Ngastia,2014).
TABEL PENSORTIRAN
Manifestasi Klinik
Mata
Nama penyakit Telinga Konjungt koilon Nyeri
Pusing Lemah berkunang Stomatitis
berdenging iva pucat ychia Menelan
-kunang
Leukimia - - - - - -
Anemia
DHF - - - - - -
8. Pertanyaan Penting
1) Apa penyebab klien mengalami penurunan berat badan lebih dari 10 kg
2) Apa yang menyebabkan nyeri pada epigastrium?
3) Apa yang menyebabkan klien anemia?
9. Jawaban Pertanyaan
1) Karena terjadi penurunan nafsu makan yang diakibatkan oleh rasa nyeri,
nafsu makan menurun selama 4 bulan sehingga mudah lelah karena tidak
ada asupan energi dan juga disertai adanya gejala lainnya yaitu mual dan
muntah, bagian atas perut tidak nyaman, adanya bercak darah dalam tinja,
tampak anemia sehingga terjadi penurunan berat badan.
2) Penyebab epigastrium
a. Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan dinding lambung
atau sebagian usus kecil, hal ini tejadi ketika zat asam dalam sluran
pencernaan merusak permukaan dalam lambung atau usus kecil. Zata
asam tersebut tersebut bisa membuat luka terbuka yang sangat
menyakitkan atau membuat dia berdarah
b. Sindrom iritasi usus adalah selain rasa sakit di ulu hati, kondisi yang
menyerang usus besar ini menyebabkan, kram, perut kembung, dan
perubahan frekuensi buang air besar. Kondisi ini mungkin terjadi
karena dinding usus yang dilapisi oleh bergerak lebih kuat dan lama
dibandingkan biasanya ketika membawa makanan dari perut melalui
saluran usus menuju anus, mereka yang beresiko tinggi terkena
sindrom ini diantaranya adalah wanita, orang-orang yang berusia 45th .
c. Pankreatitis adalah organ yang menghasilkan enzim yang membantu
proses pencernaan dan horomon dalam mengatur upaya tubuh dalam
memproses gula. Pankreatis terjadi ketika pancreas meradang.
3) Kanker lambung dapat menyebabkan penderita sulit makan sehingga
nutrisi yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah atau vitamin B
tidak cukup untuk memproduksi sel darah merah sehingga menyababkan
anemia.
10. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
Mengetahui lebih lanjut mengenai pengendalian atau penatalaksanaan
Ca Lambung secara lebih mendalam
11. Informasi Tambahan
Pemeriksaan darah lengkap terdiri dari: Leukosit, Trombosit, Eritrosit,
Hemoglobin.
12. Klarifikasi Informasi
a. Leukosit :
b. Trombosit :
c. Eritrosit
d. Hemoglobin
e. Usg
13. Analisa dan Sintesis Informasi
Seorang wanita berusia 31 tahun dirawat diruangan interna dengan
keluhan lemah dan pusing. Keluhan ini dirasakan sejak 2 hari yang lalu
disertai dengan keluhan telinga berdenging dan mata berkunang-kunang. Dari
hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva pucat, koilonychias, nyeri
menelan dan stomatitis. TD:100/70 MmHg, Nadi: 80x/menit, pernafasan
20x/menit, suhu 370C dan BMI: 18 Kg/m. hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukan WBC: 11.50 103/UI, Hb: 7,3 gr/dl, MCV: 60,24 Pg, MCH: 20 Pg.
Dari kasus di atas dapat dianalisis bahwa klien tersebut mengalami
penyakit Anemia lebih khusunya Anemia defisiensi besi. Anemia merupakan
suatu kondisi di mana kadar eritrosit atau sel darah merah kurang dari
normal. Sedangkan anemia defisiensi besi merupakan anemia defisiensi
adalah anemia akibat kekurangan zat besi sehingga konsentrasi hemoglobin
menurun di bawah 95% dari nilai hemoglobin rata-rata dari umur dan jenis
kelamin yang sama.
Pada skenario kasus terdapat pemeriksaan laboratorium ditemukan
bahwa MCV 60.24 dan MCH 20 pg. Hal ini merujuk bahwa pemeriksaan
tersebut mengalami penurunan sama halnya berdasarkan penjelaskan di dalam
jurnal Diangnosis Laboratorik Anemia Defisiensi Besi oleh Margina DS
(2016), yang menyatakan bahwa gejala pada anemia defisiensi besi dapat
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu gejala umum anemia, gejala khas akibat
anemia defisiensi besi dan gejala penyakit yang mendasari anemia defisiensi
besi. Gejala umum anemia yang dijumpai pada anemia defisiensi besi bila
kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl, berupa badan lemah, lesu, cepat
lelah, mata berkunang- kunang, serta telinga berdenging.
Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan bahwa pada pemeriksaan
laboratorium yaitu pada MCV (Mean Corpuscular Volume), MCHC (Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration) dan MCH (Mean Corpuscular
Hemoglobin) mengalami menurun dimana MCV < 70 fl dan MCH < 27 pg.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada kasus tersebut benar-benar pasien
terdiagnosa penyakit anemia defisiensi besi.
J. Laporan Diskusi
A. Konsep Medis
1. Definisi
Kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna
gastrointestinal. Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung
yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian
akibat kanker (Cancer Facts and Figures, 1991).
Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh terus-menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.(Patologi, dr. Achmad
Tjarta, 2002).
Karsinoma Gaster ialah suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster.
(R. Simadibrata, 2000).
Kanker lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia
dengan jumlah kematian 14.700 setiap tahun.Kanker lambung terjadi pada
kurvatura kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma. Factor lain selain
makanan tinggi asam yang menyebabkan insiden kanker lambung mencakup
Inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya hidroklorida
). Ulkus lambung, bakteri H, plylori, dan keturunan.( Suzanne C. Smeltzer ).
Kanker lambung atau tumor malignan perut adalah suatu adeno
kararsinoma .kanker ini menyebar ke paru –paru,nodus limfe dan hepar.faktor
risiko meliputi gastritis atrofik kronis dengan metaplasia usus anemia
pernisiosa ,konsumsi alkohol tinggi dan merokok .(Nettina sandra ,pedoman
praktik keperawatan )
2. Epidemiologi
Kanker lambung terus berkurang di Amerika Serikat. Namun, ini
masih menjadi masalah serius dengan jumlah 14.700 kematian setiap
tahunnya, kebanyakan pada individu dengan usia lebih dari 40 tahun dan
kadang-kadang pada individu yang lebih muda. Kebanyakan kanker lambung
terjadi pada kurvatura kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma.Insiden
kanker lambung lebih banyak di Jepang, yang telah menyababkan
diadakannya skriningmassa untuk diagnosis awal di negara ini.
Diet tampaknya menjadi faktor yang signifikan. Diet tinggi makanan
asap dan kurang buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan resiko
terhadap kanker lambung. Faktor lain yang berhubungan dengan insiden
kanker lambung mencakup inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria
( tidak adanya asam hidroklorida ), ulkus lambung, bakteri H. pylori, dan
keturunan.
3. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada
beberapa faktor yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung,
meliputi hal- hal sebagai berikut:
a) Faktor predisposisi
(1) Faktor genetik.
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki
hubungan genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya
dipahami, tetapi adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi
pada 50% tipe kanker lambung.Adanya riwayat keluarga anemia
pernisiosa dan polip adenomatus juga dihubungkan dengan
kondisi genetik pada kanker lambung (Bresciani, 2003).
b) Faktor presipitasi
(1) Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang
diawetkan. Beberapa studimenjelaskan intake diet dari makanan
yang diasinkan menjadi faktor utama peningkatan kanker
lambung.Sehingga menfasilitasi konversi golongan nitrat
menjadi carcinogenic nitrosamines didalam lambung.Kondisi
terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan
komposisi nitrosamines didalam lambung memberikan
konstribusi terbentuknya kanker lambung (Yarbro, 2005).
(2) Infeksi H. Pylori. H. Pylori adalah bakteri penyebab lebih dari
90% ulkus doudenum dan 80% tukak lambung (fuccio, 2007).
Bakteri ini menempel dipermukaan dalam tukak lambung
melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan
oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel
lambung (fuccio, 2009).Mekanisme utama bakteri ini dalam
menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun
VacA. Racun VacA bekerja dalam menghancurkan keutuhan sel-
sel tepi lambung melalui berbagai cara; diantaranya melalui
pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas sel,
pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis
(pengaktifan bunuh diri sel). Pada beberapa individu, H. Pylori
juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering
terjadi, maka akan menghasilkan peradangan yang lebih luas
yang tidak hanya memengaruhi ulkus didaerah badan lambung,
tetapi juga meningkatkan risiko kanker lambung. Peradangan
dilendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor
limfa (lymphatic neoplasm) dilambung, atau disebut dengan
limfoma MALT (Mucosa Lymphoid Tissue).Infeksi H. Pylori
berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor dengan
menyebabkan dinding atrofi dan perubahan metaplastik pada
dinding lambung (santacroce, 2008).
(3) Mengkonsumsi rokok dan alkohol. Pasien dengan konsumsi
rokok lebih dari 30 batang sehari dan kombinasi dengan
konsumsi alkohol kronik akan meningkatkan risiko kanker
lambung (Gonzalez, 2003).
(4) NSAIDs. Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang
mengkonsumsi NSAIDs dalam jangka waktu yang lama dalam
hal ini (polip lambung) dapat menjadi prekursor kanker lambung.
Kondisi polip lambung berulang akan meningkatkan risiko
kanker lambung (Houghton, 2006).
(5) Anemia pernisiosa. Kondisi ini merupakan penyakit kronis
dengan kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan
oleh kurangnya faktor instrinsik sekresi lambung, kombinasi
anemia pernisiosa dengan infeksi H. Pylori memberikan
konstribusi penting terbentuknya tumorigenesis pada dinding
lambung (Santacroce, 2008).
4. Patofisiologi
Seperti pada umumnya tumor ganas ditempat lain penyebab tumor
gaster juga belum diketahui secara pasti. Faktor yang mempermudah
timbulnya. Tumor ganas gaster adalah perubahan mukosa yang abnormal
antara lain seperti gastritis atropik, polip di gaster, dan anemia pernisiosa.
Disamping itu juga pengaruh keadaan lingkungan mungkin memegang peran
penting.
Kebanyakan kanker gaster adalah adenokarsinoma (90-95%). Yang
lain limfoma, leimiosarkoma, adenoxanthoma, karsinoid dan sarkoma,
adenokarsinoma lambung terdiri dari dua type, yaitu tipe intestinal (tipe
struktur glandular) dan tipe difus (tipe infiltratif pada dinding lambung).
Kebanyakan lokasi tumor pada daerah antropilorik, kuravtura minor lebih
sering daripada kurvatura mayor.
Karsinoma gaster berasal dari perubahan epitel pada membran mukosa
gaster yang berkembang pada bagian bawah gaster, sedangkan pada atrofi
gaster didapatkan bagian atas gaster dan secara multisenter. Karsinoma gaster
terlihat beberapa bentuk:
1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang
tumbuh ke lumen sebagai massa.
2. Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi.
3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.
4. Penyebarannya melalui dinding yang disemari penyebaran pada
permukaan.
5. Bentuk linisplatika.
6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.
5. Klasifikasi
a. Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan
histopatologis dapat dibagi atas :
1) Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub
mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan
tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
2) Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
a) Elevated type
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung.Hampir seperti
tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b) Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya
terlihat perubahan pada warna mukosa.
c) Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata
(iregular) hiperemik / perdarahan.
3) Type III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai
kombinasi seperti IIC + III atauIII + IIc dan IIa + IIc
b. Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1) Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut
sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2) Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus
serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular.Dasar ulkus
terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah
kehitaman.Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.
3) Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas
pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4) Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas
pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
7. Pemerikasaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun
dan anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan
jika telah terjadi metastasis ke hati, teraba hati yang iregular, dan kadang-
kadang kelenjar limfe klavikula teraba.
b. Radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang penting adalah pemeriksaan kontras ganda
dengan berbagai posisi seperti telentang.Tengkurap, oblik yang disertai
dengan komprsi.
c. Gastroskopi dan Biopsi.
Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat
adanya tumor gaster.Pada pemeriksaan Okuda (1969) dengan biopsi
ditemukan 94 % pasien dengan tumor ganas gaster sedangkan dengan
sitologi lavse hanya didapatkan 50 %.
d. Pemeriksaan darah pada tinja.
Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood),
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes Benzidin.
e. Sitologi.
Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor
ganas lambung dengan hasil 80 – 90 %.Tentu pemeriksaan ini perlu
dilengkapi dengan pemeriksaan gastroskopi dan biopsi.
8. Penatalaksanaan
a. Bedah
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik
adalah pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab
sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan
berhsil bila tidak ada tanda metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca
pada irisan lambung, reseksi cairan sekitar yang terkena, dari pengambilan
kelenjar limfa secukupnya.
b. Radiasi
c. Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
d. Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau
kombinsi kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU,
trimetrexote, mitonisin C, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan
hasil 18 – 30 %.
9. Komplikasi
i. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
ii. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas
lambung sehingga dapat menimbulkan anemia.
iii. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang
disertai keluhan mintah-muntah.
iv. Adhesi
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
1) Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
2) Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
3) Lingkungan tempat tinggal klien
4) Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
5) Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok,
alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.
b. Nutrisi metabolic
1. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang
dikonsumsi sehari
2. Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan nutrisi
3. Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-
obatan tertentu.
4. Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
5. Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
6. Adanya makanan tambahan
7. Napsu makan berlebih/kurang
8. Kebersihan makanan yang dikonsumsi
c. Eliminasi
1) Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan,
masalah pengontrolan
2) Adanya mencret bercampur darah
3) Adanya Diare dan konstipasi
4) Warna feses, bentuk feses, dan bau
5) Adanya nyeri waktu BAB
d. Aktivitas dan latihan
1) Kebiasaan aktivitas sehari hari
2) Kebiasaan olah raga
3) Rasa sakit saat melakukan aktivitas
e. Tidur dan istirahat
1) Adanya gejala susah tidur/ insomnia
2) Kebiasaan tidur per 24 jam
f. Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
1) Mekanisme koping yang biasa digunakan
2) Respon emosional klien terhadap status saat ini
3) Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
a. Nyeri Akut
b. Defisit Nutrisi
c. Resiko Infeksi
B. Intervensi Keperawatan
wilkinson, j. m., & ahern, n. r. (2011). buku saku diagnosis keperawatan edisi 9.
Jakarta: EGC.