Anda di halaman 1dari 5

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN

POLKES BLITAR 05.09.03


Jl.Merdeka 192 Telp : (0342) 4551488
Email : polkesblitar1@yahoo.co.id Kode Pos : 66121

KEPUTUSAN KEPALA POLKES 05.09.03 BLITAR


NOMOR : SK / / / 2018

Tentang
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
POLKES 05.09.03 BLITAR

KEPALA POLIKLINIK KESEHATAN

Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang layanan klinis di Polkes maka perlu

didukung oleh pelayanan obat yang baik.

b. Bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di Polkes diperlukan

adanya kebijakan tentang penyediaan obat yang menjamin

ketersediaan obat yang dibutuhkan Poskes.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu

menetapkan Keputusan Kepala Polkes tentang penyediaan Obat

yang menjamin ketersediaan obat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang obat

dan perbekalan kesehatan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit.


MEMUTUSKAN

Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA POLIKLINIK 05.09.03 BLITAR TENTANG

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT DI

POLIKLINIK KESEHATAN 05.09.03 BLITAR

KESATU : Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat

sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam

penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Blitar
Pada Tanggal : Mei 2018
Kepala Poliklinik Kesehatan 05.09.03 Blitar,

Woro Sumantri
Pembantu Letnan Dua NRP 21950226170273
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN Lampiran SK KaPolkes 05.09.03 Blitar
POLKES 05.09.03 BLITAR Nomor : SK/ / /
Tanggal : Mei 2018

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT

Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan


pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Poskes dan
seluruh unit pelayanan.
2. Menentukan:
a. Stok optimum
b. Stok pengaman/penyangga (buffer stock)
3. Menentukan waktu tunggu.
Pengendalian obat terdiri dari :
1. Pengendalian Persediaan.
2. Pengendalian Penggunaan.
3. Penanganan Obat Hilang.
1) Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok
kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang
seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan,
maka dapat dihitung jumlah obat yang dipesan dengan rumus :

Q= SK + SP (WT x D) SS

Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata-rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok
b. Melaporkan kepada penanggung jawab kamar obat apabila terdapat pemakaian yang
melebihi rencana.
c. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Poskes tentang
pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan
banyak.
Pemeriksaan besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara
kartu stok obat dengan fisik obat yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap bulan.
2) Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dan obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase rata- rata jumlah R/.
d. Prosentase Obat penggunaan obat generic.
e. Kesesuaian dengan Pedoman.
3) Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa
a. Penanganan obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai
bukti pertanggungjawaban Kepala Poskes sehingga diketahui persediaan obat saat
itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya
ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara
jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara
berkala satu tahun sekali oleh kepala Poskes.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah- langkah yang harus dilakukan adalah:
1) Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk
dilaporkan kepada kepala Polkes.
2) Kepala Polkes memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan
Berita Acara Obat Hilang
3) Kepala Polkes menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada penanggung jawab
kamar obat disertai Berita Acara Obat Hilang.
4) Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada kartu stok.
5) Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka
petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada penanggung
jawab kamar obat dengan menggunakan LPLPO
6) Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.
b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah- langkah yang harus
dilakukan adalah:
1) Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2) Obat yang rusak/kadaluarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada kartu stok oleh
petugas pengelola obat.
3) Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluarsa kepada kepala Poskes.
4) Kepala Poskes melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa ke
rekanan.

Ditetapkan di : Blitar
Pada Tanggal : Mei 2019

Kepala Pos Kesehatan 05.10.06 Nganjuk,

Anom Wiryono
Pembantu Letnan Dua NRP 21960279200177

Anda mungkin juga menyukai