Rekonsiliasi Fiskal --> PPh 28/ 29 dan PPh 25

WPOP WP Badan
Pengahsilan Bruto xx xx
(-) Beban Operasional(xx) (xx)
Penghasilan Neto xx xx
(-) PTKP (xx) Tidak ada
PKP xx xx
Pajak Terutang --> Tarif Pasal 17 Bersdasar Omzet :
5% Omzet < 4,8 miliar 1% x Omzet atau 0,5% x Omzet
15% 4,8 miliar < Omzet < 50 miliar PKP Fasilitas
25% PKP Non Fasilitas
30% PPh Fasilitas
Total Pajak Terutang xx PPh Non Fasilitas
(-) Kredit Pajak --> Tidak Final Pajak Terutang
PPh Pasal 21 Omzet > 50 miliar 25% x PKP
PPh Pasal 22 Total Pajak Terutang xx
PPh Pasal 23 (-) Kredit Pajak --> Tidak Final
PPh Pasal 24 PPh Pasal 21
PPh Pasal 25 --> periode atau angsuran tahun PPh Pasal 22
PPh 28 (Lebih Bayar)/ 29 (Kurang Bayar) PPh Pasal 23
PPh 28 --> Total Pajak Terutang < Kredit Pajak PPh Pasal 24
PPh 29 --> Total Pajak Terutang > Kredit Pajak PPh Pasal 25 --> periode atau angsuran tahun fiskal seb
PPh 28 (Lebih Bayar)/ 29 (Kurang Bayar)
PPh 29 --> harus menghitung PPh 25 (angsuran pajak --> p PPh 28 --> Total Pajak Terutang < Kredit Pajak
Total Pajak Terutang --> sama dengan formula di atas PPh 29 --> Total Pajak Terutang > Kredit Pajak
(-) Kredit Pajak --> Tidak Final
PPh Pasal 21 PPh 29 --> harus menghitung PPh 25 (angsuran pajak --> pembaya
PPh Pasal 22 Total Pajak Terutang --> sama dengan formula di atas
PPh Pasal 23 (-) Kredit Pajak --> Tidak Final
PPh Pasal 24 PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 29 PPh Pasal 23
PPh Pasal 25 --> Total PPh Pasal 29 / 12 bulan PPh Pasal 24

PPh Pasal 29
PPh Pasal 25 --> Total PPh Pasal 29 / 12 bulan
zet atau 0,5% x Omzet

angsuran tahun fiskal sebelumnya

< Kredit Pajak

g > Kredit Pajak

gsuran pajak --> pembayaran pajak bisa dicicil)

mula di atas
WPOP / WP Badan
Akun Komersial Koreksi + Koreksi - Fiskal
Penghasilan xx xx
Beban xx xx
Penghasilan Neto
Pajak Terutang
(-) Kredit Pajak
PPh Pasal 28/29

PPh Pasal 25
PPh Pasal 24
1.) Penghasilan dari Dalam Negeri
Laba
Rugi --> Dapat dikompensasikan
2.) Penghasilan dari Luar Negeri
Laba
Rugi --> Tidak dapat dikompensasikan
3.) Total Penghasilan Kena Pajak (PKP)
No. 1 + No. 2
4.) Pajak Terutang di Dalam Negeri
Berdasar kategori Omzet :
1.) Omzet < 4,8 miliar
0.5% x Omzet
2.) 4,8 miliar < Omzet < 50 miliar
1.) PKP Fasilitas

2.) PKP Non Fasilitas

3.) PPh Fasilitas

4.) PPh Non Fasilitas

5.) Pajak Terutang

3.) Omzet > 50 miliar

25% x Total PKP
5.) Pajak Terutang di Luar Negeri
Berdasar tarif pajak di masing-masing negara di luar negeri
Penghasilan yang diperoleh dari luar negeri x Tarif Pajak di luar negeri
Misal :
Malaysia Rp 1,000,000,000.00
Vietnam Rp 850,000,000.00
Laos -Rp 200,000,000.00
Total Pajak Terutang di Luar Negeri
6.) Batas Kredit Pajak atas Penghasilan di Luar Negeri
Penghasilan yang diperoleh dari luar negeri (masing-masing)
Total PKP (No. 3)
Misal :
Malaysia Rp 1,000,000,000.00
Rp 2,850,000,000.00
Vietnam Rp 850,000,000.00
 Rp 2,850,000,000.00
7.) PPh Pasal 24
Pajak Terutang di Luar Negeri : Batas Kredit Pajak atas Penghasilan di Luar Negeri
PILIH NOMINAL YANG TERENDAH

Misal : No. 5 (Pajak yang terutang)

Malaysia Rp 200,000,000.00
Vietnam Rp 153,000,000.00

Malaysia Rp 175,438,596.49
Vietnam Rp 149,122,807.02
 xx

xx

xx

4,8 miliar x PKP

Omzet

Total PKP - PKP Fasilitas

25% x 50% x PKP Fasilitas

25% x PKP Non Fasilitas

PPh Fasilitas + PPh Non Fasilitas

egeri x Tarif Pajak di luar negeri

20% Rp 200,000,000.00
18% Rp 153,000,000.00
15% 0
Rp 353,000,000.00

x Pajak Terutang di Dalam Negeri (No. 4)

x Rp 500,000,000.00 Rp 175,438,596.49

x Rp 500,000,000.00 Rp 149,122,807.02
k atas Penghasilan di Luar Negeri

No. 6 (Batas kredit pajak) PPh Pasal 24

Rp 175,438,596.49 Rp 175,438,596.49
Rp 149,122,807.02 Rp 149,122,807.02
Rp 324,561,403.51
Rp 200,000,000.00 Rp 175,438,596.49
Rp 153,000,000.00 Rp 149,122,807.02
PPh Pasal 24
1.) Penghasilan dari Dalam Negeri
Laba Penghasilan DN
Rugi Kompensasi --> Penghasilan DN
2.) Penghasilan dari Luar Negeri
Laba Penghasilan LN
Rugi Tidak Bisa Dikompensasi --> Tidak dicatat sebagai Penghasilan LN
3.) Penghasilan Kena Pajak (PKP)
No. 1 + No. 2
4.) Pajak Terutang di Dalam Negeri
Berdasar kategori OMZET