Sasaran Belajar :
respirasi internal.
Arti umum dari respirasi mengacu pada dua proses yang terintegrasi, respirasi
eksternal dan respirasi internal. Definisi dari kedua hal itu sangat bervariasi
eksternal adalah semua proses menyangkut pertukaran O2 dan CO2 antara cairan
interstitial tubuh dan lingkungan luar. Tujuan respirasi eksternal dan fungsi utama
sistem respirasi adalah memenuhi kebutuhan respirasi dari sel. Respirasi internal
2. Difusi gas melewati membrane respirasi antara udara di ruang alveoli dan
kapiler alveoli serta melalui dinding kapiler antara darah dan jaringan.
akhirnya akan mempengaruhi konsentrasi gas di cairan interstitial dan aktivitas dari
sel. Jika kandungan O2 menurun, jaringan yang terpengaruh akan menjadi “kelaparan
metabolik area yang terkena. Sebagai contoh efek dari iskemia koroner adalah akibat
1
Suplai O2 yang berhenti total disebut anoksia, yang akan membunuh sel dengan
sangat cepat. Kebanyakan kerusakan akibat stroke dan serangan jantung adalah akibat
anoksia lokal.
VENTILASI PARU
Sasaran Belajar :
kedalam paru.
Ventilasi paru adalah suatu pergerakan fisika udara masuk dan keluar saluran
ventilasi alveolar yang adekuat, yaitu pergerakan udara masuk dan keluar alveoli.
PERGERAKAN UDARA
Untuk memahami proses mekanik ini perlu dipahami prinsip dasar fisika yang
menentukan pergerakan udara. Satu hal yang paling mendasar adalah tubuh manusia
dan segala sesuatu disekelilingnya ditekan oleh berat atmosfer bumi. Meskipun tidak
disadari, tekanan atmosfer ini mempunyai efek fisiologis. Sebagai contoh udara
masuk dan keluar saluran pernafasan sesuai dengan siklus tekanan udara di paru-paru
Perbedaan utama antara cairan dan gas terlihat dari interaksi diantara masing-
masing molekul. Meskipun molekul cairan bergerak konstan, mereka terikat oleh
2
interaksi lemah dimana hidrogen terikat diantara molekul air yang berdampingan.
Namun karena elektron dari atom yang berdekatan cenderung menolak satu sama
lainnya, cairan cenderung tahan terhadap tekanan. Jika balon yang terisi air diperas,
balon akan berubah bentuk tapi volume dari kedua bentuk akan tetap sama.
Pada udara seperti halnya air, molekulnya akan melayang keliling sebagai suatu
bentuk bebas. Pada tekanan atmosfer normal, molekul gas berada saling berjauhan
dibandingkan molekul air sehingga kepadatan udara relatif rendah. Kekuatan antara
molekul udara adalah minimal ( molekul berada saling berjauhan untuk dapat
terjadinya interaksi antar molekul ) sehingga bila ada tekanan dapat mendorong
Tekanan yang terjadi di sekeliling gas berasal dari benturan antara molekul gas
Tekanan udara dalam kontainer tertutup dapat dirubah dengan merubah volume
kontainer, yaitu dengan memberikan molekul gas tambahan atau dengan mengurangi
ruangan untuk molekul gas memantul keliling. Jika volume kontainer dikurangi,
benturan akan lebih sering terjadi dalam suatu waktu dan akan meningkatkan tekanan
dari gas. Jika volume ditambah, benturan yang terjadi lebih sedikit perunit waktu
karena perlu waktu lebih lama untuk molekul gas bergerak dari satu dinding ke
Gas didalam kontainer tertutup dan pada temperatur konstan maka tekanan (P)
akan berbanding terbalik terhadap volume (V) sehingga bila volume kontainer gas
dikurangi. tekanannya akan bertambah dan bila volume kontainer gas diperbesar
tekanannya akan berkurang. Khusus dalam hal ini hubungan antara tekanan dan
volume adalah terbalik. Jika tekanan eksternal dari suatu kontainer fleksibel dinaikkan
3
dua kali lipat maka volumenya akan menjadi setengahnya. Jika volume eksternal
dikurangi setengahnya, volume didalam kontainer menjadi dua kali lipat. Hal ini
rendah. Kecendrungan aliran udara ini ditambah hubungan antara tekanan dan volume
menurut hukum Boyle merupakan dasar dari ventilasi paru-paru. Satu siklus respirasi
terdiri dari inspirasi dan ekspirasi yang akan merubah volume dari paru-paru
sehingga terjadi perbedaan tekanan yang memungkinkan udara bergerak masuk dan
keluar paru-paru.
Setiap paru terletak di ruang pleura. Pleura parietal dan pleura visceralis hanya
dipisahkan oleh lapisan tipis dari cairan pleura. Kedua sisi pleura dapat saling
bergesekan tapi tetap terikat bersama karena adanya lapisan cairan tadi. Prinsip yang
sama terjadi saat kaca yang basah diletakkan diatas meja. Kaca tersebut dapat digeser
dengan mudah tapi susah untuk dipisahkan dari meja dan akan terasa adanya suatu
tahanan. Saat kedua sisi berusaha dipisahkan akan tercipta suatu sedotan/suction yang
kuat. Cara untuk memisahkannya adalah dengan memiringkan kaca sehingga udara
masuk dan mengisi celah antara kaca dan meja, memecahkan ikatan molekul cairan.
Ikatan cairan yang sama juga terjadi antara pleura parietal dan pleura visceralis yang
dinding bagian dalam dada dan permukaan atas diafragma sehingga pergerakan
diafragma ataupun dinding dada yang merubah volume ruang dada juga akan merubah
volume paru-paru.
Pada awal pernafasan tekanan didalam dan diluar rongga dada adalah sama
dan tak ada pergerakan udara masuk-keluar paru-paru. Ketika rongga dada membesar,
4
ruang pleura dan paru-paru akan membesar untuk mengisi tambahan ruang yang ada.
Peningkatan volume ini akan menurunkan tekanan didalam paru-paru sehingga udara
masuk ke jalan nafas karena tekanan didalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan
atmosfer. Udara terus masuk kedalam paru-paru sampai volumenya tidak bertambah
lagi dan tekanan didalam paru-paru sama dengan dengan tekanan diluar. Saat volume
rongga dada berkurang, tekanan didalam paru-paru meningkat dan akan memaksa
Gambar 1. Ruang pleura yang terletak antara pleura parietalis dan pleura visceralis. Di ruang pleura
terdapat lapisan tipis dari cairan pleura yang mempertahankan kedua pleura tetap bersama sehingga
paru-paru tetap melekat di dinding bagian dalam dada dan permukaan atas diafragma.
5
Gambar 2. Mekanisme ventilasi paru.
(a). saat rangka iga bergerak keatas atau diafragma bergerak kebawah, volume rongga dada akan
bertambah. (b). dari anterior saat diafragma diam, tidak ada pergerakan udara. (c).inspirasi: rangka iga
terangkat dan diafragma berkontraksi akan menyebabkan peningkatan volume rongga dada dan
turunnya tekanan didalam paru sehingga udara bergerak masuk paru. (d). ekspirasi: saat rangka iga
kembali ke posisi awal, volume ronga dada berkurang dan tekanan bertambah sehingga udara keluar
paru.
paru, seberapa mudah paru-paru mengembang dan menguncup. Semakin kecil daya
regang paru-paru semakin besar tekanan yang diperlukan untuk mengisi dan
mengosongkan paru-paru. Semakin besar daya regang semakin mudah pengisian dan
6
pengosongan paru-paru dengan tekanan yang kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Saat ekspirasi, alveoli yang kolaps akibat surfaktan yang inadekuat, seperti
paru.
tulang dada dan kolumna vertebra juga akan mengurangi daya regang
paru-paru.
Saat istirahat, aktivitas otot yang telibat dalam ventilasi paru-paru memerlukan
3-5% energi saat istirahat. Jika daya regang berkurang akan tampak perubahan
diketahui tekanan yang ada didalam dan diluat saluran nafas. Tekanan dapat ditulis
dengan beberapa cara, disini akan digunakan satuan mmHg seperti pada tekanan
darah. Tekanan atmosfer dinyatakan dalam satuan atmosfer (atm) dimana satu tekanan
7
Tekanan Intra Pulmoner
Arah dari aliran udara ditentukan dari hubungan antara tekanan atmosfer dan
tekanan didalam saluran nafas, yaitu alveoli. Saat tubuh relaksasi dan bernafas tenang,
perbedaan tekanan intra pulmonal dan tekanan atmosfer relatif kecil. Saat inspirasi
paru-paru mengembang dan tekanan intra pulmonal turun menjadi 759 mmHg.
Tekanan intra pulmonal yang 1 mmHg dibawah tekanan atmosfer dinyatakan sebagai
-1 mmHg. Saat ekspirasi paru-paru kembali ke ukuran semula dan tekanan intra
Perbedaan tekanan akan meningkat saat bernafas dengan susah. Jika seorang
mencapai -30 mmHg saat inspirasi dan +100 mmHg selama ekspirasi jika orang
tersebut menahannya dengan glotis tertutup. Inilah alasan mengapa saat mengangkat
beban berat harus mengeluarkan nafas / ekspirasi karena ekspirasi menjaga tekanan
intra pulmonal dan tekanan intra peritoneal dari perubahan yang sangat tinggi yang
Adalah tekanan didalam ruang antara pleura parietalis dan pleura visceralis.
Tekanan intra pleura kira-kira -4 mmHg, tapi dapat mencapai -18 mmHg selama
inspirasi kuat. Tekanan ini dibawah tekanan atmosfer karena hubungan antara paru-
paru dan dinding dada. Paru-paru diketahui sangat elastis. Kenyataannya paru-paru
akan kolaps sekitar 5% dari volume istirahat normal jika serat elastisnya mengkerut
sepenuhnya. Serat elastis tidak dapat mengkerut sepenuhnya dan tidak cukup kuat
untuk melawan ikatan cairan di ruang pleura. Serat elastis selalu melawan ikatan
8
cairan di ruang pleura dan cenderung menarik paru-paru menjauh dari dinding dada
dan diafragma menyebabkan sedikit penurunan tekanan intra pleura. Karena serat
elastis tetap berkontraksi meskipun setelah ekspirasi maksimal maka tekanan intra
pleura tetap dibawah tekanan atmosfer selama siklus normal inspirasi dan ekspirasi.
Perubahan teratur dari tekanan intra pleura bertanggung jawab terhadap pompa
Siklus Respirasi
Siklus respirasi terdiri dari satu siklus inspirasi dan ekspirasi. Pada awal siklus
respirasi tekanan intra pulmonal dan tekanan atmosfer adalah sama dan tak ada
pergerakan udara. Inspirasi dimulai dengan turunnya tekanan intra pleura mengikuti
pengembangan dari rongga dada. Secara bertahap tekanan ini turun menjadi sekitar -6
mmHg. Selama periode tersebut tekanan intra pulmonal turun menjadi -1 mmHg yang
Saat ekspirasi dimulai, tekanan intra pleura dan tekanan intra pulmonal meningkat
dengan cepat mendorong udara keluar paru-paru. Saat akhir ekspirasi, tak ada lagi
pergerakan udara saat tidak ada lagi perbedaan tekanan intra pulmonal dengan
tekanan atmosfer. Jumlah udara yang masuk sama dengan yang keluar paru-paru, ini
Trauma pada dinding dada yang menembus pleura parietal atau ruptur alveoli
yang robek sampai ke pleura visceral menyebabkan udara masuk ke rongga pleura. Ini
atelektasis. Paru yang lainnya tidak akan terpengaruh karena berbeda ruangan.
9
rongga pleura yang terkena. Penanganan ini akan menurunkan tekanan intra pleura
Gambar 3. Perubahan tekanan intrapulmonal, tekanan intrapleura, dan volume tidal selama
MEKANISME PERNAFASAN
Seperti telah diketahui pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru dengan
otot-otot skeletal , khususnya yang berinsersi pada tulang rangka iga, dan diafragma.
Berdasarkan hubungannya dengan kolumna vertebra, saat tulang iga bergerak naik
Otot-otot Pernafasan
Eksternal. Otot ini aktif selama pernafasan tenang. Otot pernafasan tambahan menjadi
aktif saat kedalaman dan frekuensi nafas meningkat bermakna. Otot tambahan
10
pektoralis minor, skaleni, thorakik transversus, abdominis transversus, oblique
Otot-otot Inspirasi
Inspirasi adalah proses aktif dan melibatkan satu atau lebih otot-otot berikut :
pernafasan normal.
Gambar 4. Otot-otot inspirasi : kontraksi diafragma akan mendatarkan dasar rongga dada sehingga
meningkatkan volume dada, kontraksi otot interkostalis eksterna akan mengangkat rangka iga.
11
Otot-otot Ekspirasi
Ekspirasi dapat pasif maupun aktif tergantung dari tingkat aktifitas pernafasan. Saat
keatas.
Tipe Pernafasan
dari jumlah udara yang harus masuk dan keluar paru-paru. Tipe pernafasan biasanya
Pernafasan Tenang
Pada nafas tenang atau eupnea, inspirasi melibatkan kontraksi otot tapi
masuk paru-paru saat diafragma kontraksi dan keluar secara pasif saat
diafragma relaksasi.
Pada pernafasan dada atau nafas dangkal, volume rongga dada berubah
12
otot intercostalis eksternal mengangkat iga dan memperbesar rongga
skeletal lain dan serat elastis pada jaringan ikat di dinding tubuh. Saat otot
diafragma, rangka iga atau keduanya ke posisi semula. Fenomena ini disebut
“elastik rebound”.
dada dapat terjadi bila perut tertekan, ada cairan atau massa yang membatasi
Pernafasan paksa
Nafas paksa atau hiperpnea merupakan gerak aktif dari inspirasi dan ekspirasi.
tersebut menekan isi perut, mendorong diafragma keatas dan pada akhirnya
13
Gambar 5. Otot-otot inspirasi dan ekspirasi yang dipergunakan pada saat pernafasan tenang maupun
pernafasan paksa.
Sistem respirasi sangat mudah beradaptasi. Pada suatu saat dapat bernafas pelan
dan tenang, selanjutnya dapat cepat dan dalam. Adaptasi sistem respirasi diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang tergantung dari jumlah nafas permenit &
jumlah udara yang bergerak perkali nafas. Saat kita beraktivitas dengan maksimal,
jumlah udara yang bergerak masuk dan keluar saluran nafas dapat mencapai 50 kali
Kecepatan Nafas
Adalah jumlah nafas dalam 1 menit. Kecepatan nafas normal untuk dewasa tenang
adalah 12 – 18 x /menit atau kira-kira 1 kali setiap 4 kali denyut jantung. Anak-anak
14
Volume Respirasi Semenit
Udara yang bergerak setiap menitnya dapat dihitung, disimbolkan dengan VE, yang
didapat dengan mengalikan kecepatan nafas (f) dengan volume tidal (V T). Nilai ini
disebut volume respirasi semenit. Volume respirasi semenit dalam keadaan tenang
sekitar 6 liter per menit yang didapat dari mengalikan kecepatan nafas normal (12)
Ventilasi Alveolar
jumlah udara yang bergerak masuk dan keluar paru-paru. Tidak semua udara inspirasi
masuk ke dalam alveoli. Dari sekitar 500 ml udara yang masuk, 350 ml dapat
mencapai alveoli dan 150 ml hanya sampai saluran nafas dan tidak pernah mencapai
alveoli sehingga tidak ikut dalam pertukaran udara dengan darah. Hal ini disebut
Ventilasi alveolar (VA) adalah jumlah udara yang masuk alveoli permenit. Ventilasi
alveolar lebih kecil dari pada volume respirasi semenit karena adanya udara yang
tidak mencapai alveoli tapi tetap berada di dead space paru-paru. Ventilasi alveolar
VA = x (VT – VD)
Dalam keadaan tenang, ventilasi alveoli sekitar 4,2 liter per menit (12 x 350 ml).
Udara yang sampai ke alveoli sangat berbeda dengan udara luar karena udara inspirasi
selalu bercampur dengan udara “bekas” di saluran nafas (anatomic dead space) dalam
15
Hubungan Antara VT, VE dan VA
kecepatan respirasi atau keduanya. Bila mendapat stimulasi maksimal, volume tidal
dapat meningkat sampai 4,8 liter dan kecepatan respirasi meningkat sampai 40 – 50
kali per menit dengan siklus maksimal dari inspirasi dan ekspirasi, sehingga volume
yaitu :
Seperti contoh sebelumnya, volume respirasi semenit dalam keadaan tenang adalah 6
liter dan ventilasi alveolar 4,2 liter/menit. Jika kecepatan nafas meningkat menjadi
20x /menit tapi volume tidal turun menjadi 300 ml, maka volume respirasi semenit
akan tetap 6 liter, akan tetapi ventilasi alveolar akan turun menjadi 3 liter / menit (20 x
[ 300 – 150 ml] = 3000 ml). Itu sebabnya bila kebutuhan oksigen meningkat, baik
Hanya sebagian kecil udara di paru-paru yang ikut dalam pertukaran gas
selama siklus pernafasan normal. Volume total paru-paru dapat dibagi menjadi
16
beberapa volume dan kapasitas. Nilai-nilai tersebut sangat berguna untuk diagnosa
Volume udara yang masuk dan keluar paru-paru pada setiap satu siklus nafas
tenang. Volumenya pada laki-laki dan perempuan adalah sama 500 ml.
Volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru pada akhir satu
Volume udara yang tetap tersisa dalam paru meskipun telah dilakukan
Volume minimal adalah komponen dari volume sisa yaitu volume udara yang
tetap tersisa di paru meskipun paru kolaps, jumlahnya 30-120 ml. volume
minimal tidak dapat diperiksa pada orang sehat. Volume minimal terjadi
Volume maksimal udara yang dapat diinspirasi diatas volume tidal. Pada laki-
Volume maksimal udara yang dapat diinspirasi setelah selesainya suatu siklus
nafas tenang. Kapasitas inspirasi adalah jumlah dari volume tidal dan volume
cadangan inspirasi.
17
Kapasitas Sisa Fungsional (Functional Residual Capacity/FRC)
Volume udara yang tersisa di paru pada akhir siklus nafas tenang, merupakan
Kapasitas Vital
Volume udara yang dapat diinspirasi maksimal dan diekspirasi maksimal pada
volume tidal, dan volume cadangan inspirasi. volumenya 4800 ml pada laki-
Volume paru total yang dihitung dari jumlah kapasitas vital dan volume sisa.
Kapasitas paru total pada laki-laki 6000 ml dan pada perempuan 4500 ml.
Perempuan dewasa biasanya mempunyai badan yang lebih kecil dibandingkan laki-
laki sehingga volume parunya juga lebih kecil daripada laki-laki. Perbedaan itu dapat
Volume Paru
Laki-laki Perempuan
IRV 3300 1900 Inspiratory
Vital Capacity
Capacity VT 500 500
ERV Functional
1000 700
Residual volume Residual capacity
1200 1100
6000 4200
18
PERTUKARAN GAS
Sasaran belajar :
carbondioksida alveoli yang datang dari aliran darah. Proses pertukaran gas antara
darah dan udara di alveoli melintasi membran respirasi. Untuk memahami proses ini
harus diketahui tekanan parsial gas yang terlibat dan difusi dari molekul gas dan
cairan.
Hukum Gas
Pertukaran gas antara udara alveoli dan darah melalui proses difusi, yang terjadi
akibat perbedaan konsentrasi. Kecepatan difusi tergantung dari banyak faktor, salah
Udara yang kita hirup merupakan campuran gas, terdiri dari Nitrogen (N 2) 78,6%,
Oksigen (O2) 20,9%, air (H2O) 0,5% dan sisanya 0,04% adlaah carbondioksida
(CO2).
Tekanan atmosfer, 760 mm Hg, merupakan gabungan dari tekanan masing-masing gas
yang ada berdasarkan jumlahnya diudara. hubungan ini dikenal sebagai Hukum
Dalton.
Tekanan parsial gas adalah tekanan yang dikontribusikan oleh setiap gas dalam suatu
19
Dengan diketahuinya persentase dari masing-masing gas, maka tekanan parsial gas
Tabel 2. Tekanan Parsial (mm Hg) dan Konsentrasi Normal Gas (%) di Udara
Perbedaan tekanan akan menyebabkan molekul gas bergerak dari satu tempat
masuk dan keluar cairan. Pada temperatur tertentu, jumlah partikel gas didalam cairan
berbanding lurus dengan tekanan parsial dari gas tersebut. Ini dikenal sebagai Henry’s
Law.
Jika suatu gas bertekanan kontak dengan cairan, tekanannya akan mendorong
gas masuk ke bentuk cairan. Jumlah molekul gas yang terlarut akan bertambah sampai
tercapai keseimbangan. Pada keseimbangan, molekul gas akan berdifusi keluar cairan
secepat gas masuk ke cairan sehingga total jumlah gas di cairan tetap konstan. Bila
tekanan parsial naik, molekul gas akan masuk kedalam cairan, bila tekanan parsial
Contoh sederhana dari Henry’s Law ialah saat kita membuka sekaleng soda.
Soda ditaruh didalam kaleng bertekanan dan gas (CO2) larut dalam cairan. Saat kaleng
dibuka, tekanan turun dengan cepat dan molekul gas mulai keluar cairan. Secara teori
proses itu akan berlanjut sampai terjadi keseimbangan antara tekanan udara sekitar
dan tekanan gas didalam cairan dikaleng. Akan tetapi karena volume kaleng sangat
20
kecil sementara volume atmosfer sangat besar maka hanya dalam waktu singkat
seluruh CO2 keluar dari cairan dan yang tersisa hanyalah soda.
Jumlah gas dalam bentuk cairan pada suatu tekanan parsial dan suhu tertentu
tergantung dari kelarutan gas itu pada suatu cairan. Dicairan tubuh, kelarutan CO 2
sangat tinggi, O2 kurang terlarut dan nitrogen sangat kurang terlarut. Kandungan gas
perbedaan kelarutan gas, dapat diambil contoh perbandingan kandungan gas darah di
vena pulmoner dengan tekanan parsial alveoli untuk masing-masing gas, yaitu plasma
secara umum mengandung 2,62 ml/dl CO2 terlarut (PACO2 = 40 mm Hg), 0,29 ml/dl
O2 terlarut (PA O2 = 100 mm Hg), dan 1,25 ml/dl N2 terlarut (PAN2 = 573 mmHg).
Hukum-hukum gas diaplikasikan dalam difusi O2, CO2 dan N2 antara gas dan
cairan. Disini akan dijelaskan bagaimana perbedaan tekanan parsial dan kelarutan gas
akan menentukan arah dan kecepatan difusi melintasi membran respirasi yang
melewati rongga hidung, udara difiltrasi, dihangatkan dan dilembabkan. Filtrasi dan
pelembaban udara berlanjut selama udara melalui faring, trachea, dan bronkus. Saat
mencapai alveoli, udara yang baru masuk akan bercampur dengan udara sisa alveoli
dari siklus nafas sebelumnya. Udara alveoli mengandung lebih banyak Co2 dan lebih
sedikit O2 dibanding udara atmosfer. Selama ekspirasi, udara yang keluar dari alveoli
bercampur dengan 150 ml udara di dead space menghasilkan campuran udara yang
21
Pertukaran gas di membran respirasi sangat efisien berdasarkan 5 alasan, yaitu:
sangat mendasar.
Hal ini sangat penting karena semakin besar perbedaan tekanan parsial,
semakin cepat difusi gas. Akibatnya bila tekanan P AO2 turun, kecepatan
difusi O2 kedarah juga turun. Inilah alasan mengapa banyak orang yang
merasa sakit kepala ringan bila naik di ketinggian 3000 meter atau lebih,
pertukaran gas sekitar 0,5 µm. Peradangan jaringan paru atau adanya cairan
alveoli.
Luas seluruh area permukaan alveoli pada puncak inspirasi dapat mencapai
140m2 (1506 ft2). Kerusakan pada alveoli, misalnya pada emfisema, akan
mengurangi luas permukaan yang ada dan mengurangi efisiensi transfer gas.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi dari ventilasi pulmonal dan sirkulasi
pulmonal. Sebagai contoh : aliran darah terbesar ada disekitar alveoli dengan
22
tidak normal (seperti pada emboli paru) atau aliran udara terganggu (seperti
Darah di arteri pulmonalis mempunyai PO2 yang rendah dan PCO2 yang tinggi
dibandingkan udara alveoli. Difusi antara udara alveoli dan kapiler pulmonalis akan
meningkatkan PO2 darah dan menurunkan PCO2 darah sehingga darah yang masuk ke
venule pulmonalis sudah dalam kondisi yang sama dengan udara alveoli, dimana
PCO2 40 mm Hg.
Difusi antara udara alveoli dan darah di kapiler pulmonalis terjadi sangat
cepat. Dalam keadaan istirahat, sel darah merah melintasi kapiler paru dalam waktu
0,75 detik. Dalam keadaan beraktivitas hanya memerlukan waktu kurang dari 0,3
detik. Waktu tersebut sudah cukup untuk mencapai keseimbangan antara udara alveoli
dan darah.
Gambar 6. proses difusi udara di alveoli : O 2 berdifusi masuk ke kapiler dan CO 2 berdifusi masuk ke
alveoli yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial O2 dan CO2 antara alveoli dan kapiler.
Proses ini berlangsung sampai tercapainya keseimbangan dimana darah yang meninggalkan alveoli
mempunyai kondisi yang sama dengan alveoli yaitu PO2 100 mmHg dan PCO2 40 mmHg.
23
Darah teroksigenasi meninggalkan kapiler alveoli menuju jantung untuk dipompa ke
sirkulasi sistemik. Darah di vena pulmonalis akan bercampur dengan darah kapiler
yang ada disekitar saluran nafas. Karena pertukaran gas hanya terjadi di alveoli, maka
darah yang keluar dari saluran nafas mengandung sangat sedikit oksigen sehingga
Darah dengan PO2 95 mm Hg inilah yang akan beredar disirkulasi sistemik dan tak
ada lagi perubahan tekanan parsial sampai darah sampai di kapiler jaringan.
keluar dari kapiler masuk ke jaringan. Jaringan perifer normal mempunyai P CO2 45
darah. Proses tersebut berlanjut sampai tercapai keseimbangan antara tekanan parsial
Gambar 7. Proses difusi di jaringan perifer : O2 berdifusi keluar dari kapiler masuk ke jaringan dan CO2
berdifusi keluar dari jaringan masuk ke darah kapiler. Proses berlanjut sampai tercapai
keseimbangan antara tekanan parsial kapiler dan jaringan, yaitu PO 2 40 mmHg dan PCO2 45
mmHg.
24