Anda di halaman 1dari 1

Menurut Schulz (1988), morfologi menyangkut kualitas spasial figural dan konteks wujud pembentuk

ruang yang dapat terbagi melalui pola, hirarki dan hubungan ruang satu dengan lainnya. Morfologi
lebih menekankan pada pembahasan bentuk geometris sehingga untuk memberikan makna pada
ungkapan ruangnya harus dikaitkan dengan nilai ruang dimana nilai ruang sangat berkaitan dengan
bentuk, hubungan dan organisasi ruang yang ada. Morfologi juga memperhatikan artikulasi dan
batas-batas yang memberikan perbedaan karakter lingkungan.

Jurnal Perspektif Arsitektur Ir. Syahrozi, MT1.

Norbeg schulz tahun 1979

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/5268/06Bab2_Irfania_10070309018_sk
r_2014.pdf?sequence=6&isAllowed=y

Christian Norberg Schulz (1980) mengeksplorasi karakter dari sebuah tempat dan maknanya
terhadap penduduk setempat. Dia menekankan bahwa sebuah tempat memiliki arti lebih dari hanya
sekedar lokasi, karena setiap tempat memiliki “spirit/ jiwa” yang tidak dapat dijelaskan secara
analitis atau metode ilmiah. Schulz kemudian mengusulkan sebuah metode fenomenologis untuk
memahami dan menggambarkan “spirit/ jiwa” dari sebuah tempat melalui penggambaran ciri – ciri
fisik dan interpretasi pengalaman manusia pada tempat tersebut.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44235/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isA
llowed=y

Menurut heidegger (christian norbeg-schulz,1984),dwelling means to be at peace at protected


place’place(tempat)adalah manifestasi konkret dari proses menetap (dwell(yang dilakukan oleh
manusia,elemen-elemen yang harus dioahami dalam menentukan dan membangun genius loci pada
suatu tempat.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44235/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isA
llowed=y

Anda mungkin juga menyukai