Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PROFIL KELUARGA

I. IDENTITAS
Nama : Ny. K
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : BTN ANTARA B7 NO.10
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 58 kg
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8 0C
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan

II. ANGGOTA KELUARGA


1) Identitas
Nama : Tn.A
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki

34
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan keluarga : Suami
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan : 168 cm
Berat badan : 55 kg
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan

2) Identitas
Nama : Ss
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungan keluarga : Anak
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
35
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : vesikuler, Rh +/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan

3) Identitas
Nama : An
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungan keluarga : Anak
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 55 kg
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : vesikuler, Rh +/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan

36
4) Identitas
Nama : Ry
Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Hubungan keluarga : Anak
Pemeriksaan Fisis
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 40 kg
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : afebris
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : vesikuler, Rh +/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan

III. PROFIL KELUARGA


Pasien tersebut tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya. Suaminya berumur
53 tahun merupakan karyawan swasta. Anak-anaknya terdiri dari 1 laki-laki dan 2
perempuan. Anak pertama adalah perempuan berumur 18 tahun merupakan mahasiswa di
UNM, anak keduanya yaitu laki-laki berumur 17 tahun merupakan mahasiswa di UNM
dan anak ketiga adalah perempuan berumur 15 tahun masih bersekolah di SMA 5.

37
IV. STATUS SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Pekerjaan sehari-hari pasien adalah seorang guru PNS dan suaminya
adalah karyawan swasta. Pendapatan keluarga Ny. K setiap bulannya cukup dan
bisa untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya dan biaya sekolah
anaknya. Pasien ini tinggal di rumah pribadi yang terletak di BTN ANTARA B7
NO.10. Rumah pasien dalam kondisi baik, tertata rapi serta terawat. Sekitar rumah
yaitu bagian samping kiri dan kanannya berbatasan dengan rumah batu, dan
berada di lingkungan perumahan yang cukup padat. Peralatan rumah tangga
lengkap, dan dua unit motor.
Kondisi rumah yang ditempati oleh Ny.K dan keluarga terbilang cukup
baik, dengan berbagai fasilitas yang dimiliknya. Kondisi rumah batu berlantai
ubin dengan empat kamar tidur, dua kamar mandi, satu ruang tamu, satu ruang
keluarga, dan dapur. Adanya pekarangan di depan dan samping kanan rumah
dengan berbagai tanaman hias dan pepohonan yang rindang menambah estetika
dan derajat kesehatan dari rumah tersebut. Ventilasi dan pencahayaan cukup
memadai meskipun banyak pepohonan disekitar rumah. Jendela cukup memenuhi
syarat dalam proses pertukaran udara. Peralatan rumah tangga lengkap. Sumber
air untuk kebutuhan mandi, mencuci dan memasak diperoleh dari air yang
didistribusikan oleh PDAM melalui pipa dari rumah-kerumah.

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Suami pasien menderita keluhan yang sama dan sering berobat di
Poliklinik RS. Ibnu Sina. Ibu pasien juga pernah menderita keluhan yang sama
dan menderita Diabetes. Menurut keterangan dari Ny.S, sejauh ini keluarganya
tidak pernah menderita suatu penyakit berat yang memerlukan perawatan serius di
rumah sakit.

VI. POLA KONSUMSI MAKANAN KELUARGA


Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik sesuai dengan apa yang
dibutuhkan, Akan tetapi, makanan seharian lebih banyak mengandung lemak.
Dibandingkan dengan sayuran dan buah-buahan. Namun kini keluarga Ny.S mulai
38
memperhatikan pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, telur,
ikan, tahu, tempe dan sayur secara rutin. Sejauh ini kebutuhan pangan keluarga
Ny. S selalu tercukupi.

VII. PSIKOLOGI DALAM HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA


Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,
baik dalam ruang lingkup rumah tangganya maupun anggota kelurga lainya.
Ditengah kesibukan seahari-hari, pasien selalu menyempatkan waktu untuk
berkumpul bersama anggota keluarganya. Dengan anggota keluarga yang lain,
tetap terjalin komunikasi yang baik dan cukup lancar.

VIII. LINGKUNGAN
Lingkungan tempat tinggal sudah cukup baik. Tata pemukiman disekitar
rumah pun tertata dengan baik dan rapi. Kebersihan lingkungan rumah terjaga,
begitu juga dengan lingkungan rumah para tetangga disekitar rumah Ny.S. Jalanan
di depan rumah dalam kondisi baik dan teraspal, sehingga meminimalkan
terbawanya debu oleh aktifitas jalanan. Di jalan masuk komplek perumahan ini
juga terdapat petugas keamanan yang berjaga secara bergantian, sehingga
menciptakan keamanan bagi penghuni komplek.

Gambar 1.Kondisi halaman depan rumah


39
Gambar 2. Kondisi kamar tidur dengan pencahayaan yang cukup

Gambar 3. Kondisi kamar mandi yang cukup bersih

40
BAB IV
RUMAH SEHAT

I. PENGERTIAN RUMAH SEHAT


Menurut KEPMENKES RI NO.829/Menkes/SK/VII/1989,
mengungkapakan bahwa Rumah menupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian yang digunakan untuk berlindung
dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, serta pengembangan kehidupan
keluarga. Menurut WHO Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung/bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial.1

II. SYARAT RUMAH SEHAT


A. Bahan Bangunan
1. Lantai: ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang
yang mampu di pedesaan, dan ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk
rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang
penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah
pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak
berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan
dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang
basah dan berdebu menimbulkan sarang penyakit.2, 3
2. Dinding: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi
tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih
baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka
lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan
ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.2

41
3. Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan, maupun di
pedesaan. Di samping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat
terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya
sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng atau asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.2
4. Lain-lain (tiang, kaso, dan reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang
baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut ruas-
ruas bambu tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada ujung-
ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu. 2

B. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumahtersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 dalam rumah yang berarti kadar CO2
yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu, tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban
ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-
bakteri penyebab penyakit).2, 3
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara
yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.
Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam
kelambaban (humudity) yang optimum.2
Ada dua macam ventilasi, yakni: 2
42
a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding, dan
sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena
juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangan lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari
gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mangalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatikan di sini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut: 2
a. Lubang penghawaan minimal 5% (lima persen) dari luas lantai ruangan.
b. Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan.
c. Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandi/WC.
d. Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC, yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau
exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
e. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya.
f. Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.

C. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya
43
matahari, disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang
baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni: 2, 3
a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah, misalnya basil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya
15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu
diperhatikan dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi
jendela di sini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi
genteng biasa pada waktu pembuatannya, kemudian menutupnya dengan
pecahan kaca.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, dan sebagainya.

D. Luas Bangunan Rumah


Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia
di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan,
kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Kebutuhan
minimum ruangan pada rumah sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut: 2
 kebutuhan luas per jiwa
 kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
 kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)
44
 kebutuhan luas lahan per unit bangunan
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan
yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya
konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan
mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum
adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang. 2

E. Fasilitas-Fasilitas Dalam Rumah Sehat


Rumah yang sehat harus mempunyai fasilita-fasilitas sebagai berikut: 3, 4
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangn sampah
e. Fasilitas dapur
f. Ruang berkumpul keluarga
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (PPM & PL, 2002):5
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis

45
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Zainal. Pengertian Rumah Sehat. Available at: URL: http://zainal-a--


fkm10.web.unair.ac.id/. Accessed 28 Februari, 2014.
2. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. Available at: URL:
http://www.lmbunika.com. Accessed 28 Februari, 2014.
3. Erawan A. Beberapa Syarat Rumah Sehat. Available at: URL:
http://www.rumah.com/. Accessed 28 Februari, 2014.
4. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
5. Meidianti S. Rumah Sehat. Available at: URL:
sherlidankesling.blogspot.com. Accessed 28 Februari.

47

Anda mungkin juga menyukai