Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEUANGAN USAHA

Disusun oleh : Kelompok 7

Anggota :

1. Bagas Liansyah (150408007)


2. Irma Amalia (170408005)

Dosen Pengampu : Muhammad Taufik Hidayat, S.Pd.,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

LANGSA

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam
cara,salah satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalu
kegiatan itu manusia dapat memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari
semakin kompleks. Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat telah mendorong
dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis.
Aktivitas bisnis itu sendiri diawarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis
atau kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis, hubungan bisnis atau
kerja sama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang
bisnis apa yang sedang dijalankan. Dengan semakin berkembangnya aktivitas
bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha
juga semakin meningkat. Oleh karena itu,sarana penyediaan dana yang
dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengelolaan keuangan untuk bisnis awal?
2. Bagaimana memanajemen modal kerja?
3. Bagaimana menetapkan prioritas bisnis?
4. Bagaimana melakukan analisa peluang pokok?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengelolaan uang untuk bisnis awal
2. Mendeskripsikan cara memanajemen modal kerja
3. Mendeskripsikan cara menetapkan prioritas bisnis
4. Mendeskripsikan cara melakukan analisa peluang bisnis
BAB II
ISI

A. Strategi dan Alat Pengelolaan Keuangan


Strategi keuangan yang efektif meliputi pengelolaan dan pengawasan
catatan-catatan keuangan, perencanaa, dan pengelolaan anggaran dalam rangka
mencapai tujuan memaksimalkan keuntungan pemilik modal. Efektivitas
pengelolaan keuangan akan sangat ditentukan oleh tujuan bisnis yang dimiliki
oleh wirausaha dalam dokumen rencana strategisnya. Jika tujuan bisnis adalah
membangun skala usaha yang luas, meningkatkan mareket share dan jumlah
konsumsen, maka strategi keuangan dengan menetapkan profit margin yang
tinggi, hanya menggunakan modal sendiri, dan memperbanyak asset tetap,
mungkin tidak akan cocok. Untuk mendukung tujuan bisnis diatas akan lebih
tepat dibuat marjin keuntungan yang tidak terlalu besar sehingga harga cukup
kompetitif. Digunakan utang karena keterbatasan pendanaan modal sendiri, dan
menggunakan asset tetap melalui fasilitas sewa, bukan dimiliki sendiri, untuk
meminimalkan modal kerja yang dibutuhkan.
Untuk melakukan pengelolaan keuangan secara efektif, Anda dapat
menggunakan neraca (balance sheet), laporan laba rugi dan laporan aliran kas
(cash flow statements). Neraca, atau yang juga dikenal sebagai pernyataan
kekayaan bersih, adalah bentuk laporan yang menjelaskan nilai semua aset
yang kita miliki (sisi aktiva) dan nilai semua kewajiban yang kita miliki dan
besarnya modal sendiri (sisi pasiva). Dari neraca tersebut, terlihat berapa besar
nilai yang berhasil ditambahkan dari modal yang disetor.
Sementara itu, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan
kinerja pengakumulasian laba dalam kurun waktu tertentu. Nilai laba diperoleh
dari pengurangan jumlah pendapatan yang dihasilkan dengan biaya-biaya yang
dibutuhkan.
Selanjutnya, laporan aliran kas adalah laporan yang merangkum kondisi kas,
baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar pada suatu rentang waktu
tertentu (minggian, bulanan, atau tahunan). Laporan aliran kas ini memberikan
informasi terkait dengan perilaku penerimaan dan pengeluaran usaha.
Tidak seperti laporan yang menggunakan dasar accrual (accrual base),
laporan aliran kas menggunakan dasar kas kas (cashe base) sehingga pos-pos
seperti depresiasi, smortisasi, dan accruals tidak akan dimasukkan dalam
laporan ini.
Dalam setiap usaha, kadang kala kita perlu tahu juga tentang anggaran
(budget). Anggaran menjelaskan kondisi keuangan saat ini, sekaligus
memberikan arahan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan tertentu.

B. Mengukur Kelayakan Usaha


Dalam konteks keuangan sederhana, kelayakan suatu usaha adalah ketika
terjadi kondisi dimana hasil yang diperoleh lebih besar dari dana yang
diinvestasikan. Semakin besar kelebihan dari dana yang kita investasikan, akan
semakin menguntungkan investasi dalam usaha tersebut. Secara matematis,
investasi yang menguntungkan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya


= (Jumlah Barang Terjual x Harga) – Total Biaya

Pendapatan investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah barang yang


terjual dengan harga per unit barang tersebut. Sementara itu, total biaya yang
digunakan dalam usaha dapat dibagi menjadi dua, biaya tetap (fixed cost) dan
biaya tidak tetap (variabel cost).
Biaya tetap merupakan komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku
usaha yang nilainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, khususnya
besarnya barang yang diproduksi/dijual. Artinya, banyak atau sedikit barang
yang dihasilkan tidak menentukan besarnya biaya tetap tersebut. Biaya tetap ini
biasanya terkait dengan aspek waktu, misalnya biaya tenaga kerja tidak
langsung per bulan, biaya administrasi per bulan, biaya sewa toko per bulan,
dan biaya pemasaran. Sementara itu, biaya variabel adalah komponen biaya
yang harus ditanggung oleh pelaku usaha yang nilainya dipengaruhi oleh
aktivitas/ volume bisnis. Contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja
langsung, biaya material, biaya bahan habis pakai, dan biaya listrik dan air.
Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel
yang ada.

C. Manajemen Modal Kerja


1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan besarnya nilai uang yang dibutuhkan untuk
mendukung operasionalisasi suatu bisnis. Tanpa adanya sejumlah uang
tersebut, operasionalisasi bisnis akan terganggu, misalnya tidak bisa
mendapatkan bahan baku, tidak bisa menyediakan sediaan yang mencakupi,
dan tidak tercukupinya kas untuk transaksi.
Jika tidak mendiskusikan modal untuk bisnis, maka biasanya kita
mengenal dua terminologi, yaitu modal kerja operasional bersih (net operating
working capital) dan modal operasi bersih (net operating capital). Modal kerja
operasi bersih berfokus pada likuiditas yang mencakupi dalam menunjang
bisnis. Untuk mendapatkan besarnya nilai modal kerja operasi bersih, dapat
digunakan formula sebagai berikut :
= Operating Current Assets – Operating Current Liabilities
= (cash, receivables, inventory) – (account payable, accruals)
Operating Current Asset merupakan aset-aset lancar yang digunakan untuk
mendung operasi bisnis, seperti kas, piutang dagang, dan sediaan. Operating
Current Liability adalah kewajiban-kewajiban lancar yang biasanya terjadi
dalam bisnis pada umumnya, seperti utang dagang dan accruals (kewajiban
pembayaran yang dapat diakumulasi, seperti pajak, dan sebagainya).
Contoh perhitungan Modal kerja Operasi Bersih UD. ARVAZETA :
= (kas + Piutang Dagang + Sediaan) – (Utang Dagang + Accruals)
= (10.000 + 25.000 + 65.000) – (70.000 + 0)
= 30.000
Jadi, agar kegiatan operasional UD. ARVAZETA dapat berjalan, diperlukan
modal kerja operasi sebesar Rp. 30.000.
2. Manajemen Modal Kerja
Kita telah memahami bagaimana menghitung besarnya modal kerja
operasi dan modal operasi. Pengelolaan modal kerja tersebut sangat penting
dilakukan, khususnya untuk menjamin lancarnya kegiatan operasional bisnis
dan terpenuhinya kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Untuk melakukan pengelolaan modal kerja tersebut terdapat dua hal yang
harus diperhatikan. Pertama, siklus konversi kas (cash conversion cycle) yaitu
periode yang dibutuhkan agar kas yang diinvestasikan untuk kegiatan bisnis
dapat kembali dalam bentuk uang kas.
Seperti kita ketahui bahwa dalam kegiatan bisnis, uang yang dimiliki kita
gunakan intuk membeli material untuk produksi, kemudian material tersebut
kita proses, kemudian kita jual kepada konsumen. Adakalanya dalam proses
penjualan tersebut kita memberikan tempo pembayaran sehingga kita hars
melakukan penagihan untuk mengubah penjualan menjadi bentuk pendapatan
kas.
Siklus di atas tentunya membutuhkan waktu. Semakin cepat waktu yang
ada dalam siklus tersebut, maka kita berpotensi memiliki modal kerja yang
semakin hemat. Kedua, besarnya tingkat pengembalian modal yang
diinvestasikan (ROIC/ Return on Invested Capital) dan besarnya biaya modal
(CoC/ Cost of Capital) .Nilai ROIC dapat diperoleh dengan membandingkan
besarnya Laba Bersih dengan jumlah Modal uang diinvestasikan. ROIC
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari
setiap rupiah nominal yang diinvestasikan.
Sementara nilai biaya modal diperoleh, baik dari nilai bunga yang
dibayarkan kepada kreditor maupun dari nilai keuntungan yang diminta oleh
pemegang saham. Bisnis yang sehat akan memiliki selisih positif antara ROIC
dengan CoC yang besar. Artinya, tingkat keuntungan yang diberikan oleh
bisnis tersebut lebih besar dari biaya modal yang digunakan. Sehingga dalam
konteks pengelolaan modla kerja, harus dipastikan bahwa terdapat surplus atas
selisih ROIC dengan CoC diatas.
Secara spesifik, terdapat empat area dalam pengelolaan modal
kerja. Pertama, Cash Management, yaitu upaya untuk mengoptimalkan jumlah
kas yang dibutuhkan. Biasanya kas yang harus ada untuk kebutuhan transaksi,
berjaga-jaga, maupun kebutuhan spekulatif lainnya. Kekurangan kas akan
membuat bisnis dalam masalah. Usaha Anda bisa gagal mendapat margin
keuntungan atau Anda mengalami kemungkinan menutunnya image
perusahaan karena tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh
tempo.
Namun, terlalu banyak kas yang dimiliki juga mengidentifikasi adanya
kesemapatan yang hilang (opportunity loss) untuk mendapatkan tingkat
keuntungan dari investasi. Oleh karenanya, perlu disusun formulasi jumlah kas
yang optimal. Sementara itu, untuk tujuan operasional pengelolaan, dapat
digunakan anggaran kas.
Kedua, Inventory Management yaitu upaya untuk mengelola tingkatan
sendiaan sehingga tidak terjadi over-stock yang menyebabkan kebutuhan
modal kerja terlalu besar (padahal tidak diperlukan). Atau, terjadinya under-
stock yang menyebabkan permintaan konsumen tidak terpenuhi.
Ketiga, Account receivable Mangement yaitu upaya mengelola besarnya
piutang kepada konsumen. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan atau
meningkatkan hubungan dengan konsumen diperlukan tempo pembayaran
yang lebih fleksibel (lebih panjang) kepada konsumen. Namun, terlalu lama
tempo pembayaran yang diberikan akan menyebabkan modal kerja yang
dibutuhkan meningkat.
Keempat, Account payable Mangement yaitu upaya untuk mengelola
besarnya utang dagang yang kita miliki. Semakin besar utang dagang, akan
membuat makin kecilnya modal kerja yang dibutuhkan. Hal yang sama juga
berlaku untuk tempo pembayaran utang. Semakin panjang waktu yang
diberikan untuk melakukan pembayaran utang, maka modal kerja yang
dibutuhkan akan semakin sedikit.
3. Manajemen Utang
Dalam bisnis, adakalanya modal sendiri yang digunakan tidak lagi
mencukupi. Oleh karenanya, pemilik usaha dapat mengundang pihak lain
untuk turut serta memiliki bisnis tersebut, menjadi pemegang saham melalui
penyertaan modal. Jika pilihan tersebut diambil, maka konsekuensinya pemilik
usaha akan berbagi kepemilikan dengan investor.
Adakalanya karena pertimbangan tertentu, seseorang enterpreneur tidak
menginginkan kondisi tersebut terjadi. Sehingga dia lebih suka mengundang
pihak lain (kreditor) untuk memberikan pinjaman dana untuk digunakan dalam
bisnis. Dalam berhubungan dengan kreditor, pebisnis tidak akan berbagi
kepemilikan dengannya, tetapi sebagai konsekuensinya, kreditor akan
memberikan skema pembayaran atas dana yang digunakan tersebut.
Karena alasan tersebut, penggunaan utang dapat menjadi alternatif solusi
pendanaan, disamping secara ekonomis terbukti biaya utang lebih murah
dibandingkan biaya modal sendiri. Namun demikian, Anda harus berhati-hati
sebelum berutang. Anda harus memastikan bahwa tingkat keuntungan yang
Anda hasilkan dari kegiatan bisnis tersebut mampu digunakan untuk membayar
cicilan yang disyaratkan oleh utang tersebut. Jika kondisi tersebut tidak
dipenuhi, maka penggunaan utang akan membuat modal yang Anda tanamkan
akan semakin berkurang, dan Anda berada dalam kondisi awal kebangkrutan.
4. Jenis-Jenis Utang
Terdapat bebrapa jenis utang yang sering kita jumpai. Berdasarkan
tipenya, kita dapat mengklasifikasikan utang ke dalam lima kelompok, yaitu :
a) Berdasarkan periode utang : terdapat utang jangka pendek (kurang dari 1
tahun), utang jangka menengah (1-5 tahun), dan utang jangka panjang (lebih
dari 5 tahun).
b) Berdasarkan penggunaan utang : terdapat utang kepemilikan perumahan,
toko, dan sebaginya (real estate loan), utang untuk kebutuhan-kebutuhan
pribadi dan konsumsi (personal loan), dan utang lainnya (non-real astate
loan).
c) Berdasarkan ada tidaknya jaminan : terdapat utang yang mensyaratkan
adanya jaminan/ callateral tertentu (secured loan) dan utang yang tanpa
mensyaratkan jaminan (unsecured loan).
d) Berdasarkan tingkat suku bunga : terdapat utang yang memiliki tingkat suku
bunga tetap sampai dengan jatuh tempo (fixed rate loan) dan utang dengan
tingkat suku bunga berubah-ubah sesuai dengan kondisi saat itu (variabel rate
loan).
e) Berdasarkan tipe pembayaran : terdapat 4 jenis utang, yaitu utang dengan
model pembayaran satu kali atas nominal utang tersebut, dan biasanya diakhir
periode utang (single payment loan), utang dengan model maksimum plafon
pinjaman dan pengusaha diperkenankan meminjam maksimum sebesar plafon
tersebut (line of credit), utang dengan pembayaran bunga lebih besar diawal
periode dan semakin lama semakin menurun, biasanya untuk pinjaman KPR
dan kepemilikan kendaraan (amortized loan), dan utang dengan fleksibilitas
pembayaran lebih besar diakhir periode (ballon payment loan).

D. Sumber-Sumber Pendanaan
Secara umum terdapat 4 sumber pendanaan yang dapat diakses oleh setiap
entrepreneur ,yaitu :
1. Individual Deposits & Savings yaitu simpanan ,baik yang berupa tabungan
,deposito, maupun giro yang dimiliki oleh setiap entrepreneur .jika
simpanan itu digunakan untuk berbisnis ,maka biasanya dianggap sebagai
penyertaan modal sendiri.
2. Loan ,yaitu utang yang disediakan oleh pihak-pihak tertentu ,diantaranya:
a) Family Loan yaitu utang yang berasal dari keluarga , ayah, ibu,
mertua, kakak, adik dan sebagainya
b) Neighbors loan yaitu utang dari kolega ,saudara,dan partner bisnis
secara individual
c) Penggadaian loan yaitu memanfaatkan jasa gadai dari penggadaian
untuk mendapatkan dana segar dalam rangka menjaga likuiditas
d) Bank loans yaitu pinjaman kepada lembaga perbankan ,baik bank
umum,bank perkreditan rakyat,maupun bank syariah
e) Venture capital yaitu pinjaman yang berasal dari lembaga-lembaga
modal ventura .
f) Leasing yaitu mencari sumber pendanaan dengan memanfaatkan
skema pembiayaan yang disediakan oleh lembaga pembiayaan baik
berupa operational lease maupun financial lease
3. Suppliers yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh supplier untuk
mengurangi kebutuhan pendanaan usaha ,seperti pembelian kredit , tempo
pembayaran ,dan sebagainya .
4. Customers yaitu upaya menggunakan dana yang memiliki oleh konsumen
untuk pembiayaan usaha, seperti pemesanan dana pembayaran di muka
(installment)

Tips Pengelolaan Keuangan


Tips dan trik pengelolaan modal kerja :
1. Tentukan siklus konversi kas (cash conversion cycle)
Siklus konversi kas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kas
(modal awal) menjadi kas kembali (pendapatan). Siklus dimulai dari kas awal
yang digunakan untuk membeli persediaan guna kegiatan produksi, kemudian
diproses menjadi produk yang siap dijual, dilakukan penjualan, dan berakhir
dipenagihan penjualan. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk
mengonversikan dari kas menjadi kas kembali, maka modal kerja yang
dibutuhkan akan semakin sedikit. Sebagai contoh, bisnis makanan
memiliki cash conversion cycle + / - 5 hari, sementara bisnis ritel
memiliki cash conversion cycle + / - 35 hari. Dari sudut pandang ini, tentunya
masuk akal jika kebutuhan modal untuk bisnis ritel jauh lebih besar dbanding
kebutuhan modal dalam bisnis makanan.
2. Optimalkan kebijakan cash management
Tentukan jumlah kas optimal, misalnya menggunakan anggaran kas, untuk
menghindari cash shortage dan investment opportunity loss.
3. Optimalkan kebijakan inventory mangement
Semakin sedikit yang dimiliki tentu akan semakin sedikit pula modal kerja
yang dibutuhkan. Namun, terlalu sedikit memiliki sediaan, terdapat risiko
todakterlayaninya permintaan konsumen.
4. Optimalkan kebijakan manajement piutang
Sedapat mungkin kerugian besarnya piutang kepada counter-party Anda.
Jika terpaksa ada, pastikan tempo pembayaran yang jatuh temponya pendek.
Dan jika terlanjur memiliki piutang dalam jumlah yang signifikan, segera
perbaiki manajemen penagihan.
5. Optimalkan kebijakan manjemen utang
Perbaiki posisi tawar Anda dengan supplier sehingga Anda mendapatkan
fleksibilitas dalam pembayaran serta tempo pembayaran yang lebih lama. Jika
kondisi tersebut terjadi, maka kebutuhan modal kerja dapat ditekan.

Tips dan Trik Mencari Pinjaman yang Aman :


1. Pahami benar karakteristik bisnis Anda.
2. Hitung benar kebutuhan keuangan Anda.
3. Ukur kekuatan pembayaran Anda.
4. Perkiraan besarnya bunga yang harus dibayarkan dan periode pinjaman.
5. Jika diperlukan, minta penjelasan lebih detail dan lakukan simulasi.
6. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.

E. Menetapkan Prioritas Bisnis


Dalam menentukan pembiayaan modal,wirausahawan harus menentukan
jumlah dana maupun waktu yang dibutuhkan,disamping proyeksi penjualan
dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah kecil biasanya kesulitan
modal usaha berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk
berkembang.tahapan pendanaan bisnis adalah :
1. Pembiayaan tahap awal :
2. Pendanaan ekspansi atau pengembangan
3. Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts.
Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit dan sangat mahal didapatkan.
Sedangkan pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh.
Pembiayaan dalam pengembangan bisnis sifatnya lebih sfesisik. Untuk
mendapatkan modal perlu mengetahui berapa banyak kebutuhan finansial
perusahaan. Perencanaan fasilitas terdiri dari likuiditas dan laba yang
dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan dimasa depan. Proyeksi
laba juga memiliki keabsahan independent sebagai laporan rugi laba dimasa
depan.
Uang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel,tetapi cara untuk
mendapatkan kekuasaan tersebut bisa dilakukan dengan cara lain untuk
mengganti pengeluaran uang dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk
menarik orang yang mungkin keahliannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
Sebagian besar investor pemodal mempunyai ketidaksukaan yang besar
terhadap resiko. Prosedur analisa dan penyaringan yang dilakukan investor
untuk meminimalisasi dua jenis resiko :
1. Resiko tidak dikenalnya wiraswastaan yang menyebabkan hilangnya modal.
2. Resiko hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif.

F. Analisa Peluang Pokok


Analisa pulang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume
penjualan yang harus dicapai,agar tercapai posisi impas/pulang pokok
(perusahaan tidak mendapat laba tapi tidak juga menderita rugi). Analisa
pulang pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan
berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai
tingkat produksi, unsur – unsur dasar analisa pulang pokok :
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang umumnya selalu konstan,bahkan
dimasa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan – perubahan dalam
aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu,kondisi dimana sesuai dengan
kapasitas yang tersedia. Contoh : misalkan anda punya usaha toko
komputer,biaya untuk menggaji karyawan yang jaga toko adalah 500 ribu
perbulan.mau yang beli komputer dalam sehari ada 10 orang atau tidak ada
yang beli sama sekali, biaya yang harus anda keluarkan tidak berubah,yaitu
500 ribu untuk menggaji karyawan anda,oleh sebab itu 500 ribu tersebut
merupakan biaya tetap.
2. Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang umunya berubah – ubah
sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda,makin besar
pula biaya yang harus anda keluarkan.contoh : (biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable) misalnya
pembuatan sebuah baglog membutuhkan biaya Rp. 1500 rupiah untuk bahan
bakunya dan 500 rupiah untuk tenaga kerja yang membuatnya. Maka biaya
variable dari baglog tersebut adalah 2000 rupah per unitnya. Total biaya
variablenya bisa berubah – ubah,bergantung berapa banya baglog yang bisa
dibuat oleh si buruh. Jika si buruh ganya mampu membuat 10 baglog,maka
total biayanya adalah Rp. 2000 x 10 unit = Rp. 20.000,00. Jika hanya mampu
membuat 1 buglog maka Rp.2000 x 1 = Rp. 2000. Biaya ini dikatakan biaya
variable,kerena berubah – ubah tergantung pada volume bisnis tersebut.
3. Biaya tetap. Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produksi. Dimana TC = TFC + TVC
4. Pendapatan total, adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan
barang ataupun outputnya.
5. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan dengan belanja. Dalam
ekologi ada dua macam keuntungan : (a) keuntungan sinergis, didapat karena
efisiensi artinya melakukan produksi dengan cara yang lebih murah sehingga
keuntungan yang didapat menjadi lebih banyak, (b) keuntungan transfer
adalah keuntungan yang didapat dengan memberikan kerugian kepada pihak –
pihak lain. Misalnya kerugian polusi,limbah dan sebagainya (relasi tak- sadar).
6. Kerugian, merupakan masalah utama yang harus dihadapi oleh
wirausahawan oleh karenanya para pengusaha harus tahu betul titik kelemahan
dan kerugian tersebut
7. Titik pulang pokok, yaitu dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan
dan tidak mendapatkan kerugian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan , pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh sumber
modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya,
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, Manajemen keuangan adakah tindakan yang diambil
dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu
dalam membangun sistem manajemen keuangan yang baik perulah kita untuk
mengindentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik.

B. Saran
Perusahaan perlu meningkatkan kemampuan untuk mengelola dana yang
ada secara optimal. Selain itu, perusahaan hendaknya meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman karyawan, manajemen perusahaan dan staf
bagian keuangan mengenai pentingnya meningkatkan efisiensi modal kerja
untuk memperoleh rentabilitas ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, Tjipto.(2000). KEWIRAUSAHAAN. Surabaya : Unesa Unversity


Press
Kasali Rhenald, dkk.2010.Kewirausahaan.Jakarta:Hikmah
http://permataqolamiy.blogspot.co.id/2015/04/pembiayaan-usaha-baru.html
diakses pada 24 Februari 2019 pukul 20.03 WIB
https://ragilmujiono.blogspot.co.id/2016/09/makalah-manajemen-
keuangan.html diakses pada 24 Februari 2019 pukul 21.34 WIB

Anda mungkin juga menyukai