BAB II
KONSEP EKSPLORASI
Sebagai suatu industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumberdaya, serta
mengandung resiko yang tinggi, maka industri pertambangan menjadi hal yang sangat unik
dan membutuhkan usaha yang lebih untuk dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan
menguntungkan. Banyaknya disiplin ilmu dan teknologi yang terlibat di dalam industri ini
mulai dari geologi, eksplorasi, pertambangan, metalurgi, mekanik dan elektrik, lingkungan,
ekonomi, hukum, manajemen, keuangan, sosial budaya, dan komunikasi, sehingga
menjadikan industri ini cukup kompleks.
Karena yang menjadi dasar dalam perencanaan aktivitas pada industri pertambangan adalah
tingkat kepastian dari penyebaran endapan, geometri badan bijih (endapan), jumlah
cadangan, serta kualitas, maka peranan ilmu eksplorasi menjadi hal yang sangat penting
sebagai awal dari seluruh rangkaian perkerjaan dalam industri pertambangan.
Agar kegiatan eksplorasi dapat terencana, terprogram, dan efisien, maka dibutuhkan
pengelolaan kegiatan eksplorasi yang baik dan terstruktur. Untuk itu dibutuhkan
pemahaman konsep eksplorasi yang tepat dan terarah oleh para pelaku kegiatan eksplorasi,
khususnya yang meliputi disiplin ilmu geologi dan eksplorasi tambang.
Kalau kegiatan eksplorasi menjanjikan adanya suatu harapan bagi pelaku bisnis
pertambangan, barulah kegiatan industri pertambangan dapat dilaksanakan. Kegiatan
eksplorasi dilakukan karena ada tujuan (goal) yang diharapkan oleh badan/pihak perencana
eksplorasi tersebut.
Sebagai contoh :
Pada badan pemerintah, dengan tujuan pengembangan wilayah (daerah), maka
kegiatan eksplorasi diarahkan untuk pendataan potensi sumberdaya bahan galian,
sehingga kegiatan eksplorasi tersebut lebih bersifat inventarisasi sumberdaya mineral.
Pada perusahaan eksplorasi, dengan tujuan pengembangan potensi mineral tertentu,
maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat mengumpulkan data endapan
tersebut selengkap‐lengkapnya, sehingga data endapan yang dihasilkan mempunyai
nilai yang dapat dianggunkan atau dijual kepada pihak lain (junior company).
Konsep Eksplorasi : II - 1
Konsep Eksplorasi : II - 2
Suatu proses eksplorasi dapat disederhanakan menjadi suatu sistem yang terintegrasi (dan
bersifat loop tertutup membentuk siklus analisis), berawal dari analisis suatu kemungkinan
sumber, proses perpindahan yang terjadi, sampai dengan penafsiran kemungkinan terjebak
dalam suatu perangkap (teoritik). Sebaliknya dapat pula berawal dari analisis suatu tanda‐
tanda mineralisasi, kemudian adanya cebakan pada perangkapnya sampai dengan ditemukan
sumbernya.
Tanda-tanda
Sumber
Fakta
Perpindahan/
Transportasi
Cebakan
Wadah/
Perangkap Sumber
(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Proses utama dalam pembentukan endapan bahan galian,
(b) Proses penemuan
Sumber (source), merupakan asal dari unsur‐unsur logam/bahan lainnya
Dari sumbernya, logam‐logam akan tersebar (disseminated) pada mantel dan kerak
bumi dalam jumlah yang sangat kecil dan setempat‐setempat dengan kontrol geologi
tertentu terkonsentrasi dalam jumlah ekonomis untuk diekstrak (tubuh bijih). Secara
konsep proses pengkonsentrasian tersebut dapat disederhanakan, tapi kenyataan
sebenarnya merupakan proses yang sangat kompleks.
Migrasi (migration), adalah proses perpindahan (transportasi) logam‐logam/bahan lainnya
dari sumbernya (source) :
Logam‐logam tertransport dalam larutan dari sumber ke lokasi pengendapan yang
baru pada kondisi temperatur‐tekanan tinggi dalam rentang yang lebar (hipogen),
atau dapat juga sebagai kompleks anorganik/organik dalam lingkungan temperatur
rendah (supergen, residual, aluvial).
Konsep Eksplorasi : II - 3
Konsep Eksplorasi : II - 4
berbahaya untuk pelaku‐pelaku pemula yang mempunyai dasar pengetahuan genesa bijih
yang lemah.
Secara umum, dengan dasar filosofi pembentukan endapan, maka dapat dikembangkan
suatu filosofi kegiatan eksplorasi dengan pendekatan (proses) sebagai berikut :
1. Mendapatkan pengetahuan (informasi) tentang hal‐hal dasar yang diperoleh melalui
suatu rangkaian kegiatan eksplorasi, yaitu berupa :
Tipe bijih,
Lingkungan geologi batuan induk, berupa :
Umur,
Tatanan tektonik,
Tipe batuan induk,
Hubungan dengan struktur geologi (mikroskopis dan megaskopis),
Hubungan dengan gejala‐gejala anomali geokimia dan ciri‐ciri alterasi,
Aliran fluida dalam batuan induk,
Sejarah metamorfik (mempengaruhi/tidak mempengaruhi badan bijih)
Tanda‐tanda sifat geofisika yang dapat dimanfaatkan.
Pendekatan realistik dari kadar,
Kondisi dan sifat mineralogi bijih,
Ukuran (geometri) dan jumlah (kuantitas) endapan.
2. Pengetahuan tentang proses‐proses fisika dan kimia yang menyertai peristiwa
pengkonsentrasian suatu logam/endapan/mineral, termasuk kondisi iklim, karena
kondisi iklim yang berbeda pada skala waktu geologi, dapat memungkinkan adanya
perbedaan dalam karakteristik geologi permukaan, geofisika, dan geokimia.
3. Pemahaman untuk dapat menghasilkan (mengembangkan) suatu bentuk pemikiran
lateral dari pengetahuan konseptual (teoritis) terhadap karakteristik suatu endapan
yang dicari, yang sebelumnya belum diketahui keberadaannya, melalui teknik‐teknik
(teknologi‐metodologi) yang sesuai dengan karakteristik endapan tersebut.
Pada Gambar 2.2 dapat dilihat secara skematik pendekatan (proses) kegiatan eksplorasi
secara umum.
Konsep Eksplorasi : II - 5
Target Eksplorasi
Teknologi Eksplorasi :
- Inderaja
- Literatur
- Peta Geologi
- Geofisika
- Geokimia
- Pemetaan
Model
Geologi
- Pemetaan
- Mineralogi
- Pemboran
- Sampling
- Analisis Lab. (Mikroskopi/Kimia)
Model Genetik
Cebakan
- Kadar
- Dimensi
- Sebaran
- Perhitungan
Sumberdaya
Terukur
Cadangan
Tertambang
Gambar 2.2 Pendekatan (proses) kegiatan eksplorasi secara umum
Konsep Eksplorasi : II - 6
2.2 Konsep Eksplorasi dan Pentahapan Eksplorasi
Banyak definisi yang dapat diuraikan dalam istilah eksplorasi, namun dalam konteks ini
secara umum, eksplorasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk mencari,
menemukan, dan mendapatkan suatu bahan tambang (bahan galian) yang kemudian secara
ekonomi dapat dikembangkan untuk diusahakan. Secara konsep, dalam lingkup industri
pertambangan, eksplorasi dinyatakan sebagai suatu usaha (kegiatan) yang karena faktor
resiko, dilakukan secara bertahap dan sistematik untuk mendapatkan suatu areal yang
representatif untuk dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai areal penambangan
(dieksploitasi).
Kegiatan eksplorasi dapat dimulai setelah target endapan yang akan dieksplorasi telah
ditetapkan. Prosedur berikut merupakan prosedur umum yang diterapkan dalam suatu
program eksplorasi :
1. Melakukan pengumpulan data awal mineral dan informasi‐informasi yang
berhubungan dengan mineral target, dan melakukan analisis terhadap informasi‐
informasi tersebut untuk mendapatkan hubungan antara ukuran (size), keterdapatan
(sebaran), serta kadar endapan tersebut dalam beberapa kondisi geologi yang
berbeda.
Informasi‐informasi tersebut dapat diperoleh berupa :
Publikasi ilmiah,
Textbook geologi/ekonomi,
Publikasi dari badan‐badan pemerintahan, termasuk berupa peta‐peta geologi
dan geofisika, serta laporannya,
Data remote sensing seperti foto udara dan citra satelit,
Data hasil survei geofisika udara (airborne geophysics),
Proceeding dan publikasi‐publikasi teknik pada konferensi dan simposium
organisasi profesional,
Jurnal teknik dan industri,
Laporan survei yang pernah dilakukan,
Hasil diskusi dengan kontak person dan kolega‐kolega seprofesi.
2. Melakukan seleksi data serta membuat sintesis‐sintesis untuk menyusun model yang
menggambarkan endapan pada beberapa kombinasi lingkungan geologi,
3. Menyusun skala prioritas berdasarkan gambaran kondisi daerah target eksplorasi,
4. Melakukan survei geologi pendahuluan dan pengambilan beberapa contoh untuk
dapat menghasilkan gambaran awal berdasarkan kriteria seleksi geologi yang telah
ditetapkan pada daerah terpilih,
5. Mencari informasi pada tambang‐tambang endapan sejenis yang telah ditutup
maupun sedang beroperasi, dan mencoba menerapkannya jika mempunyai kondisi
geologi yang mirip. Jika ternyata mempunyai kondisi yang tidak sesuai, maka perlu
dilakukan modifikasi/penyesuaian,
Konsep Eksplorasi : II - 7
6. Jika beberapa pendekatan memberikan hasil yang positif, maka perlu disiapkan suatu
program sosialisasi dengan komunitas lokal, berupa transfer informasi/gambaran
mengenai kegiatan yang akan dilakukan,
7. Menyusun program dan budget eksplorasi untuk pekerjaan‐pekerjaan lanjutan,
dengan elemen‐elemen kunci sebagai berikut :
Program geologi tinjau dan pemetaan,
Program survei dan sampling geokimia,
Program survei geofisika,
Program pemboran dan sampling,
Program evaluasi dampak lingkungan.
Program dan budget eksplorasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
Tahap I (Preliminary), yaitu program dengan budget rendah yang ditujukan untuk
memperoleh informasi umum. Tahap I ini pada umumnya dapat berupa kegiatan :
Survei geologi tinjau (reconaissance),
Pengecekan‐pengecekan data yang sudah ada pada peta geologi regional (desk
study),
Pengambilan beberapa sampel awal geokimia.
Tahap II (Prospecting), yaitu program yang disusun berdasarkan gambaran‐gambaran yang
telah diperoleh pada tahap I. Tahap II ini pada umumnya berupa kegiatan :
Pemetaan geologi,
Sampling dan survei geokimia sistematik,
Beberapa pemboran dangkal (scout drilling),
Survei geofisika.
Tahap III (Finding & Calculation/Evaluation), yaitu program yang ditujukan untuk memastikan
kondisi endapan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil tahap II (model
genetik). Target awal dipersempit sesuai dengan anomali geokimia dan geofisika yang
ditemukan. Pada umumnya program yang direncanakan berupa pemboran dan sampling
untuk pemastian anomali‐anomali yang ada.
Pada umumnya dari masing‐masing tahapan tersebut dibutuhkan re‐evaluasi terhadap
semua hasil yang diperoleh (berdasarkan aspek geologi, teknik, dan budget), untuk
pengambilan‐pengambilan keputusan terhadap kelanjutan program.
Secara skematik, pentahapan‐pentahapan kegiatan eksplorasi tersebut di atas dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
Konsep Eksplorasi : II - 8
PROSES
BAHAN Target Eksplorasi
- Daerah
- Bahan Galian (logam, mineral, dll.
- Laporan/literatur
Analisis → penetapan daerah
- Peta geologi regional
- Citra landsat/foto udara target
PENINJAUAN LAPANGAN
(RECONNAISANCE)
EKSPLORASI PENDAHULUAN
(PRELIMINARY)
EKSPLORASI LANJUT
(PROSPECTING)
- Survei geofisika
- Sampling sistematik-intensif
- Model genetik endapan - Pemboran lanjutan (grid rapat)
- Sebaran kadar Analisis dan perencanaan
- Lokasi prospek eksplorasi detail
- Zona-zona anomali
- Geometri endapan
- Alterasi EKSPLORASI DETAIL
(FINDING)
STUDI KELAYAKAN
(FEASIBILITY STUDY)
- Metode penambangan
- Perencanaan tambang Analisis teknologi, ekonomi,
- Parameter-parameter ekonomi dan lingkungan
- Rencana lingkungan
CADANGAN PROVEN
(CADANGAN TERTAMBANG)
Gambar 2.3 Pentahapan kegiatan eksplorasi
Konsep Eksplorasi : II - 9
2.3 Teknologi Dalam Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan teknologi yang tersedia, baik
berupa peralatan, metode analisis dan interpretasi, serta sarana komputasi. Para pelaku
eksplorasi (the explorationist) harus sudah terampil dalam penggunaan teknologi. Berikut
dijabarkan beberapa hal penting berkaitan dengan teknologi eksplorasi :
1. Sarana transportasi/komunikasi yang memadai (untuk keamanan dan kemudahan
akses serta logistik). Untuk transportasi umumnya digunakan 4‐wheel drives vehicles,
fixed and rotary wing aircraft, boat dan lain‐lain, sedangkan untuk komunikasi adalah
radio, HT, HP, SSB, dll.
2. Teori sampling dan metode sampling geokimia,
Soil sampling
Stream Sediment sampling
Rock Chip sampling
Mine sampling
Waste dump sampling
Drillcore sampling
3. Geological mapping,
Survei topografi untuk updating peta
Interpretasi foto udara dan citra satelit (batuan, struktur)
Identifikasi batuan & mineral baik di lapangan maupun di laboratorium
Sistem navigasi yang presisi dan modern
4. Sistim data base dan manajemen informasi,
5. Kartografi dan peta‐peta digital (digitasi),
6. Eksplorasi geofisika dan aplikasinya, meliputi instrumen, pengambilan data, prosesing
dan interpretasi data, menggunakan metode :
Survei Magnetik (airborne dan ground)
Survei Gayaberat (Gravity)
Survei Elektrik (IP, metode magnetotelurik, tahanan jenis, SP, dll.)
Seismik (refleksi dan refraksi)
Georadar
7. Analisis data mulai dari kompilasi data yang potensial serta aplikasinya sampai analisis
untuk penentuan zona‐zona anomali.
8. Pemboran, yang ditujukan untuk pengujian anomali yang ada dan untuk sampling.
Beberapa alat pemboran :
Konsep Eksplorasi : II - 10
Mud puncher
Auger
Rotary Air Blast
Rotary Percussion
Reverse circulation
Core drilling
Deep‐well rotary drilling
Selain itu, para pelaku dapat memahami (memiliki kemampuan) untuk kelancaran
pemboran, yaitu :
Pemilihan alat bor
Desain lubang bor,
Teknik pemboran (arah pemboran, kontrol fluida)
Prosedur sampling,
Pengelolaan inti bor,
Chip & core drilling,
9. Pemodelan endapan baik manual maupun dengan bantuan perangkat lunak
(geostatistik s/d pemodelan 3D),
10. Pengelolaan sistem komputer.
2.4 Pengambilan Keputusan Pada Setiap Tahapan Eksplorasi
Berdasarkan definisi dan prinsip dasar eksplorasi di atas, maka setiap kegiatan eksplorasi
dilaksanakan (direncanakan) secara bertahap, dan unsur design menjadi dasar dalam
perencanaan setiap tahapan, mulai dari metode yang paling sederhana sampai dengan
metode yang lebih kompleks dan akurat, serta dari biaya yang relatif murah sampai dengan
biaya yang lebih mahal.
Secara prinsip, eksplorasi mengandung unsur desain, probabilitas, dan resiko. Adapun prinsip
utama dalam eksplorasi; semakin tinggi tingkat kepercayaan yang diinginkan (dalam
pentahapan eksplorasi) semakin rapat titik data (grid density) yang direncanakan, sehingga
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan (lihat Gambar 2.4). Titik‐titik pengambilan
keputusan merupakan suatu saat dimana harus dipilih apakah kegiatan yang dilakukan
menghasilkan sesuatu yang prospek untuk diteruskan, atau dianggap sudah tidak prospek
lagi untuk dilanjutkan ke tahap lebih detil.
Pada Gambar 2.5 dapat dilihat diagram alir pendekatan dan tahapan pengambilan keputusan,
sesuai dengan pendekatan model, hasil interpretasi, atau hasil evaluasi dari kegiatan‐
kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan. Secara umum dapat dilihat bahwa setiap
pengambilan keputusan dapat dilakukan re‐evaluasi terhadap kegiatan eksplorasi sehingga
Konsep Eksplorasi : II - 11
tahapan‐tahapan eksplorasi tersebut dapat dimodelkan sebagai suatu siklus dengan adanya
penambahan data ataupun penambahan metode.
Pre-Studi Kelayakan
Resiko tinggi
Penseleksian
daerah target
Pemboran,
Tahapan
Pemastian model
endapan
SURVEI Pemetaan, Survei Eksplorasi semi (uji geoteknik, uji
Kegiatan
Analisis
REGIONAL dan sampling detail (pemboran hidrologi,
kesesuaian studi Pembukaan
Studi Inderaja, geokimia, dan sampling semi hidrogeologi, uji
literatur dengan lokasi
Literatur Geokimia, Survei geofisika, detail), Analisis metoda
keadaan pengolahan, uji
penambangan
Geofisika, Pemodelan dan Evaluasi
lapangan kadar) dan
Airborne. endapan Cadangan.
perhitungan
cadangan Dimodifikasi dari Eimon, 1988
Konsep Eksplorasi : II - 12
TARGET EKSPLORASI :
- Daerah
- Mineral/Bijih/Bahan Galian
KOMPILASI DAN
ANALISISDATA
(Peta, Inderaja) STUDI LITERATUR
MODEL GEOLOGI
RECONNAISSANCE
REGIONAL
MODEL GEOLOGI/GENETIK
ENDAPAN Prospek ? Tidak Berhenti
(TEORITIS/ANALOG)
Ya
DESAIN PROGRAM
EKSPLORASI
SELEKSI DAERAH
TARGET
PROGRAM EKSPLORASI
(Bertahap)
Petunjuk-petunjuk
Anomali-anomali
(Guide to Ore)
PENERAPAN
TEKNOLOGI (METODE)
EKSPLORASI
MODEL EKSPLORASI
(MODEL ENDAPAN)
Ya
KUANTIFIKASI CADANGAN
MODEL CADANGAN
(Sumberdaya Terukur)
Gambar 2.5 Diagram alir tahapan pengambilan keputusan, sesuai model, hasil
interpretasi dan evaluasi dari kegiatan‐kegiatan eksplorasi
Konsep Eksplorasi : II - 13