Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KECELAKAAN

BERAKIBAT MATI A.N. SDR. NURDIN


HELPER SURVEY PT RIUNG MITRA LESTARI (PT RML)
SELAKU SUBKONTRAKTOR PT BERAU COAL
YANG TERJADI PADA TANGGAL 22 AGUSTUS 2011
SEKITAR PUKUL 10.10 WITA
DI LOKASI AREA LAND CLEARING PIT C SITE SAMBARATA
KAMPUNG SAMBARATA KECAMATAN GUNUNG TABUR
KABUPATEN BERAU-PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. DATA KORBAN

Nama : Nurdin
No. ID :-
Umur : 12 juni 1987 (24 tahun)
Pendidikan : SMK
Jabatan : Helper Survey / Rod Man
Perusahaan : PT Riung Mitra Lestari
Lama Bekerja : 10 Bulan (induksi tanggal 2 November 2010)
Status : kontrak 12 bulan

A. FAKTA KECELAKAAN
1. Waktu kejadian kecelakaan
2. Lokasi kejadian kecelakaan area land cleiring Pit C Sambarata
3. Lokasi korban pada koordinat : 50 N 0544315, UTM 0243676
4. Posisi korban tertelungkup dengan kepala berarah barat laut dan leher bagian
belakang berada tepat di bawah dahan yang menimpanya (berdasarkan
keterangan saksi dan data foto korban sebelum di evakuasi)
5. Dijumpai ceceran darah yang telah mengering di atas permukaan tanah pada area
jejak kepala korban.
6. Pada lokasi tempat jejak kepala korban, jarak antara dahan ke permukaan tanah
0,3 m
7. Dijumpai tas 1 (satu) buah korban berwarna hitam, berisi ;
- 1 buah kotak plastik berisi bekal makan siang (masih utuh)
- 1 buah topi hitam
- 1 buah handuk putih kecil
- Check list penebangan pohon
- 1 kantong tempat kacamata safety kosong berwarna kuning
- 1 buah buku catatan kecil
- 1 bungkus rokok masih utuh belum dibuka
- 1 buah korek api gas
- 1 bh minyak kayu putih

1 dari 7
- 1 bh ear phone
- 1 bh ID card
- Peralatan tulis (pena, pensil, stabillo, lem kertas)
8. Terdapat botol minuman merk Mizone yang diduga milik korban berjarak 1,3 m dari
posisi jejak kepala.
9. Dijumpai Helm korban berjarak 1,3 m dari tempat jejak kepala korban
10. Dijumpai radio komunikasi berjarak 0,9 m
11. Terdapat sepatu korban berjarak 1,5 m
12. Kegiatan penebangan pohon dengan chainsaw belum dimulai, baru berupa
pembuatan jalan dengan Dozer sebagai akses masuk peralatan.
13. Terdapat 1 (satu) pohon jenis Tengkawang dalam kondisi telah roboh dan patah
menjadi 3 (tiga) bagian, berarah barat laut dengan dimensi:
- Diameter batang pohon 0,53 m
- Diameter dahan yang menghantam leher bagian belakang korban 0,11 m
- Panjang pohon dari akar hingga dahan yang membentur korban 33, 3 m
- Panjang total pohon 36,5 m
14. Kondisi dedaunan berwarna hijau segar dan relatif rimbun (tidak dalam kondisi
mati).
15. Posisi akar telah terangkat keatas permukaan tanah.
16. Akar pohon sebagian telah terpotong blade Dozer.
17. Akar pohon tertanam tepat pada tepi dinding/wall jalan land clearing.
18. Zona akar dasar pohon yang tumbang, tertanam sekitar 1,5 m.
19. Di lokasi sekitar tidak dijumpai adanya pohon lain yang tumbang.
20. Pada area akar pohon telah terbentuk jalan perintis land clearing berupa 2 (dua)
buah jenjang dengan dinding/wall setinggi masing-masing 2,5 m dengan sudut 85-
900 dan lebar jalan 4,5 m (jalan bagian atas) dan 4,9 m (jalan bagian bawah).
21. Terdapat 1 unit Dozer type D85E-SS pada arah tenggara 18,9 m dari posisi korban
yang sedang dalam posisi terjebak amblas di tanah.

Fakta Pendukung
1. SOP Land Clearing dan Penebangan Pohon sudah ada .
2. Pengawas Land Clearing tidak memiliki SIMPER Dozer, namun mengambil alih
pengoperasian Dozer.
3. Pengawas Land Clearing (GL PIT Service) Sdr Salman Sawel belum mempunyai
kompetensi sebagai pengawas operasional pertama (POP).
4. Data curah hujan menunjukkan, antara tanggal 1-22 Agustus 2011 terjadi 12 hari
hujan dengan total curah hujan 76,10 mm. Tanggal 19 dan 20 Agustus 2011 terjadi
curah hujan 0,5 mm/hari dan 7 mm/hari.
5. Tugas dan fungsi korban Sdr. Nurdin saat kejadian sebagai petugas penghitung
volume pohon yang telah dipotong.

2 dari 7
B. KEJADIAN SINGKAT KECELAKAAN
1. Pada hari Senin tanggal 22 agustus 2011 jam 07:00 sdr. Herliansyah
(operator) melakukan perjalanan menuju ke Pit C blok 13-14 dengan
menggunakan Dozer D85 SS-008 bersama dengan sdr. Salman (GL) untuk
melakukan aktifitas land clearing
2. Jam 07:20 sdr. Salman (GL Pit Service) dan sdr. Herliansyah (operator
Dozer) tiba di Pit C blok 13-14, namun menemui jalan buntu ke arah area
land clearing tersebut, dan akhirnya sdr. Herliansyah diinstruksikan oleh sdr.
Salman kembali memutar melewati arah jalan eksplorasi untuk menuju ke
area land clearing bagian timur.
3. Pada jam 08:00 sdr. Herliansyah dan sdr. Salman sampai di lokasi land
clearing bagian timur
4. Sdr. Herliansyah bersama sdr. Salman melakukan pengecekan jalur rencana
akses jalan yang akan disambungkan ke jalan yang buntu
5. Jam 08:15 sdr. Herliansyah melakukan aktifitas pembuatan akses jalan
bagian atas dan karena dinilai pekerjaan di area yang curam maka sdr
Salman berinisiatif melakukan pengoperasian Dozer sendiri.
6. Sdr Salman sempat melakukan upaya mendorong pohon dengan dozer
sebanyak 2 (dua) kali dan pohon tetap tegak berdiri (tidak roboh).
7. Karena ujung selatan jalan bagian atas terlalu curam, maka Sdr Salman
memutuskan tidak meneruskan pekerjaan pembuatan jalan bagian atas
tersebut.
8. Sdr. Salman memutuskan membuat akses jalan pengganti pada bagian
bawah, sehingga terbentuklah 2 (dua) buah jenjang jalan yang memotong
bagian atas dan bawah zona akar pohon.
9. Sekitar jam 9:00 sdr. Petrus (operator chainsaw), Dwi Prasetyo (helper) dan
korban (sdr. Nurdin) berangkat menuju ke lokasi pit C blok 13-14.
10. Setelah sampai di lokasi pit C blok 13-14 sdr. Petrus dan Dwi Prasetyo
diinstruksikan oleh Sdr. Nurdin untuk standby sambil mempersiapkan
peralatan chainsaw (P2H)
11. Setelah memberikan instruksi kepada sdr. Petrus dan Dwi, sdr. Nurdin pergi
menuju tenggara mendekati aktivitas Dozer yang berjarak 118,8 m.
12. Jam 09:45 pada saat dozer D85 SS-008 melakukan aktifitas pembuatan
jalan bagian bawah, sdr. Salman dan sdr. Nurdin sempat berkomunikasi
dengan radio (sdr. Nurdin hanya memanggil nama sdr. Salman), dan sdr.
Salman melihat sdr. Nurdin disisi barat (+/- 75m) sambil mengacungkan
jempol untuk menginformasikan bahwa sdr. Nurdin sudah siap untuk
melakukan pekerjaan pemotongan kayu.
13. Jam 09:55 sdr. Salman kembali melakukan pengawasan dozing dan melihat
posisi dozer D85 SS-008 nyaris amblas
14. Jam 10:00 sdr. Herliansyah turun dan digantikan oleh sdr. Salman untuk
mengevakuasi dozer D85 SS-008 yang nyaris amblas
15. Jam 10:00 sdr. Salman mengoperasikan Dozer D85 SS-008 turun ke arah
creek bagian utara

3 dari 7
16. Setelah itu Dozer D85 SS-008 yang dioperasikan sdr. Salman amblas di
creek bagian utara.
17. Pada saat mempersiapkan peralatan chainsaw (P2H), sdr. Petrus
mendengar suara benda jatuh di bagian tenggara.
18. Sdr. Petrus mengajak sdr. Dwi mendekati sumber suara dan ternyata
merupakan suara dari pohon yang tumbang sehingga selanjutnya mencari
tahu keberadaan sdr. Nurdin.
19. Sekitar jam 10:10 sdr. Petrus menemukan sdr. Nurdin sudah dalam posisi
tertimpa dahan pohon pada bagian belakang leher dengan posisi korban
tertelungkup.
20. Setelah melihat sdr. Nurdin tertimpa dahan pohon, sdr. Petrus memberi kode
ke pengawas yang sedang mengoperasikan Dozer D85 SS-008 untuk
berhenti, dengan melemparkan tanah lembek sebanyak 3x, dengan jarak
dari korban 18,9 m, sedangkan sdr. Dwi langsung pergi setelah melihat sdr.
Nurdin karena takut melihat korban.
21. Ketika sdr. Petrus ingin melempar tanah untuk yang ke 4x, Sdr Salman yang
sedang mengoperasikan Dozer D85 SS-008 melihat ke arah sdr. Petrus
(sekitar jam 10:15), lalu sdr. Petrus memberi kode untuk berhenti.
22. Setelah Dozer D85 SS-008 berhenti sdr. Salman mendekati sdr. Petrus dan
menanyakan ke sdr. Petrus “kenapa, ada apa?”, dijawab oleh sdr. Petrus
“ada Nurdin tertimpa kayu.”
23. Jam 10:17 sdr. Salman naik ke atas diikuti sdr. Herliansyah untuk melihat
kondisi korban sambil memanggil nama korban, namun tidak merespon
24. Jam 10:20 sdr. Salman menginformasikan ke CCR dan safety PT.RML (sdr.
Agus Kumpang) melalui radio bahwa sdr. Nurdin tertimpa dahan yang rebah,
sdr. Herliansyah langsung pergi karena takut melihat korban.
25. Jam 10:30 sdr. Agus Kumpang (Safety Officer PT RML) datang ke TKP dan
selanjutnya menghubungi tim medis.
26. Jam 10:39 tim ERT & Paramedis tiba di TKP dan melakukan evakuasi
terhadap sdr. Nurdin

C. ANALISIS TERJADINYA KECELAKAAN


1. Pembuatan jalan land clearing menyebabkan pohon dalam kondisi tidak stabil dan
kokoh, karena :
- Jalan land clearing membentuk 2 (dua) buah jenjang setinggi 2,5 m, dimana
tanah yang seharusnya berfungsi sebagai penguat akar pohon menjadi
terkupas.
- Menyebabkan posisi pohon menjadi tepat pada tepi dinding / wall jalan dengan
sudut 85-900.
- Sebagian akar pohon telah terpotong blade Dozer.
- Zona akar pohon Tengkawang dalam kondisi menggantung (akibat under cut).
2. Pengawas Land Clearing gagal mengidentifikasi kondisi tidak aman.
3. Ada upaya merobohkan pohon oleh pengawas dengan Dozer sebanyak 2 (dua)
kali.

4 dari 7
4. Tidak dilakukan pemasangan pita atau rambu sebagai batas zona aman area land
clearing.
5. Pengawas Land Clearing mengijinkan orang lain masuk area land clearing.
6. Seharusnya tim penebang pohon dengan chinsaw tidak berada di lokasi land
clearing bersamaan waktunya dengan tim dozer.
7. Tiupan angin hanya sebagai pemicu robohnya pohon Tengkawang, karena terbukti
tidak ada pohon lain yang tumbang disekitar lokasi kejadian.
8. Posisi korban tertelungkup dan kaki melangkah kearah barat laut, diduga sebagai
upaya korban untuk berusaha lari menyelamatkan diri namun gagal.
9. Tanggal 19 dan 20 Agustus 2011 tercatat terjadi curah hujan 0,5 mm/hari dan 7
mm/hari, dapat memberikan kontribusi peningkatan beban hidrostatis dan
berdampak terhadap ketidak kestabilan dinding tepi jalan land clearing (sekitar
zona akar pohon).
10. Hasil pemeriksaan kesehatan tanggal 25 Oktober 2010 di Klinik Khatulistiwa
(Dr. Jatmiko Rachmat) menyatakan Sdr. Nurdin dalam kondisi sehat dan
memenuhi syarat untuk dapat diterima sebagai Helper Survey / Rod Man.

D. PEMBUKTIAN KECELAKAAN TAMBANG


Berdasarkan hasil pemeriksaan kecelakaan lapangan dan wawancara dengan
saksi-saksi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kecelakaan benar-benar terjadi (tanpa ada unsur kesengajaan).
2. Menimpa Sdr. Nurdin, Helper Survey/Rod Man PT Riung Mitra Lestari
subkontraktor PT Berau Coal.
3. Kecelakaan terjadi pada jam kerja sekitar pukul 10.10 WITA.
4. Kecelakaan terjadi pada saat korban bekerja pada kegiatan land clearing.
5. Terjadi pada wilayah PKP2B PT Berau Coal.
Sesuai dengan Pasal 39 dan Pasal 40 huruf c Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995, maka kecelakaan tersebut dikategorikan sebagai
“Kecelakaan Tambang berakibat MATI” atas nama Sdr. Nurdin.

5 dari 7
POTO PENDUKUNG

PETA / LOKASI KEJADIAN


Akar kayu yang terangkat
Pengupasan 2 jalur Posisi Dozer
material
Posisi korban tertelungkup PengcheckanPersiapan
korban Evakuasi
korban

Dengan terjadinya
kasus kecelakaan
Fatality yang sudah
terurai tersebut
anda diminta secara

6 dari 7
berkelompok untuk menyimpulkan terjadinya
kecelakaan tersebut :
1. Penyebab langsung Kecelakaan
2. Penyebab Dasar
3. Tindakan pencegahan/ rekomendasi
4. Menggunakan Form Standar SOP RHSHEM_029

SELAMAT BERTUGAS

7 dari 7

Anda mungkin juga menyukai