Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG

I. TUJUAN
1. Mempelajari prinsip kerja osilator
2. Mempelajari cara membuat osilator bekerja
3. Mempelajari cara pengukuran parameter-parameter osilator

II. TEORI
Osilator adalah untai elektronik yang menghasilkan gelombang listrik. Tetapi istilah
osilator hanya khusus untuk gelombang sinus, yang merupakan fungsi dasar, karena menurut
Fourrier pada umumnya semua fungsi dapat diuraikan menjadi komponen-komponen sinus dan
cosinus.
Osilator sebagai penghasil gelombang, tidak mendapat masukan dari luar, jadi harus
mendapat masukan dari dirinya sendiri, yaitu keluarannya, dengan untai umpan balik positif
seperti terlihat pada gambar 1.

A
Vi Vo

Gambar VI.1. Prinsip Osilator

Untuk osilator
Vo = A Vi = A (BVo) = AB Vo . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(P-1)
jadi harus
AB = 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-2)
yang disebut kriteria Barkhausen
Dari kriteria Barkhausen ini :
- Bila penguat tidak membalik fasa, untai umpan balik juga tidak membalik fasa
- Bila penguat menggeser fasa 180, untai umpan balik juga harus membalik fasa 180.

Untuk melaksanakan konsekuensi dari kriteria Barkhausen, ada 3 macam untai umpan balik
positif. Gambar untai umpan balik penggeser fasa terlihat pada gambar 2.
C C C
Vo Vi

R R

Gambar VI.2. Untai Penggeser Fasa

Nilai tegangan yang diumpan balikkan :


5𝑅 1 6𝑅2
𝑅3 [{𝑅3 − ( 2 2 )}− 𝑗 {( )− ( )}]
𝑉𝑖 𝑤 𝐶 𝑤 3 𝐶3 𝑤𝐶
= 2 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-3)
𝑉𝑜 5𝑅 1 6𝑅2
𝑅3 − ( ) + {( )− ( )}
𝑤 2 𝐶2 𝑤 3 𝐶3 𝑤𝐶

Yang menghasilkan nilai frekuensi dan syarat faktor penguatan penguat :


f = (2RC61/2)-1 dan A = 29 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-4)

Untai osilator umum terlihat pada gambar 3.

Vcc

RL

Z3

RE Z1 Z2

Gambar VI.3
Untuk komponen aktif transistor dengan tahanan kolektor Rl dan tahanan emitor RE, maka
nilai penguatan tegangan adalah :

R L Z1 ( Z 2  Z 3 )
Av 
R E {R L ( Z1  Z 2  Z 3 )  Z1 ( Z 2  Z 3 )}
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-5)
sedang faktor umpan balik :
Z3
B
Z2  Z3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-6)

sehingga :
R L Z1 Z 3
AvB 
R E {R L j( Z1  Z 2  Z 3 )  Z1 ( Z 2  Z 3 )}
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(P-7)
Untuk impedansi induktif atau kapasitif
 R L X1 X 3
AvB 
R E {R L j(X1  X 2  X 3 )  X1 (X 2  X 3 )}
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(P-8)
Memenuhi kriteria Barkhausen, harus :
X1 + X2 + X3 = 0. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-9)
sehingga
R L X3
AvB 
R E X1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-10)
Dengan komponen X1 dan X3 bersama-sama kapasitor atau induktor, sedang X2 sebaliknya,
yang memberikan frekuensi :
1 1
f  atau f = LC
2 2 LC 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-11)
Untuk alat elektronik yang meminta frekuensi yang sangat stabil, misal kalibrator atau
pemancar, dipergunakan kristal yang rangkaian ekivalennya seperti terlihat pada gambar 4.
C'

L R C

Gambar VI.4. Ekivalen Kristal


Frekuensi kristal mendekati frekuensi resonan serinya karena C' >> C, yaitu
1
f 
2 2 LC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (P-12)
III. ALAT DAN BAHAN
1. Resistor
2. Transistor
3. Kapasitor
4. Project board
5. Kabel jumper
6. Osiloskop
7. Power supply
8. Penjepit buaya
IV. TATALAKSANA PERCOBAAN
I. OSILATOR PENGGESER FASA
1. Bangun rangkaian Osilator Penggeser Fasa seperti gambar berikut :
+12V
10K

100K

1K
100K
0.01 0.01 0.01
c
a d e
BD139
b
10K 10K

10K 47

2. Hidupkan osiloskop untuk memonitor kolektor transistor (titik c).


3. Optimasikan sampai terjadi osilasi dengan mengatur P1 dan P2, usahakan di kelas A
(Vc =½ Vcc) agar gelombang tidak cacat.
4. Setelah terjadi osilasi, amati dan gambar dengan tepat amplitudo dan periodanya
bentuk-bentuk gelombang di titik a, b, c, d, dan e.
Titik a

0 t

Titik b

0 t

Titik c

0
t

Titik d

0 t

Titik e

0 t

5. Berdasarkan gambar di atas hitung frekuensi, penguatan dan beda fasanya dengan titik
c (kolektor) sebagai acuannya, kemudian cocokkan dengan teori :
Frekuensi :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
Penguatan :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
Beda fasa :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
6. Buat kesimpulan dari percobaan ini :
II. OSILATOR KRISTAL
1. Bangun rangkaian Osilator Kristal seperti gambar berikut :
+12V

100K 10K

100K

1K

A BD139

10K 47

2. Hidupkan osiloskop untuk memonitor kolektor transistor (titik C)


3. Optimasikan sampai terjadi osilasi dengan mengatur P1 dan P2, usahakan di kelas A
(Vc=½Vcc) agar gelombang tidak cacat.
4. Setelah terjadi osilasi, amati dan gambar dengan tepat amplitudo dan periodanya
bentuk-bentuk gelombang di titik a, b, dan c.
Titik a

0 t

Titik b

0 t

Titik c

0
t

5. Berdasarkan gambar tersebut hitung besarnya frekuensi, penguatan, dan beda fasanya,
kemudian cocokkan dengan teori.
Frekuensi :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%)
Penguatan :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
Beda Fasa :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%)
6. Kesimpulan :
III. OSILATOR HARTLEY
1. Bangun rangkaian Osilator Hartley seperti gambar berikut :
+12V
10K

100K

1K
100K
10uF 0.22uF 10uF
D E
C

BD139
A
B
L1 L2

10K 47

2. Hidupkan osiloskop untuk memonitor kolektor transistor (titik C).


3. Optimasikan sampai terjadi osilasi dengan mengatur P1 dan P2, usahakan di kelas A
(Vc = ½Vcc) agar bentuk gelombang tidak cacat.
4. Setelah terjadi osilasi, amati dan gambar dengan tepat amplitudo dan periodanya
bentuk-bentuk gelombang di titik a, b, c, d, dan e.
Titik a

0 t

Titik b

0 t

Titik c

0
t

Titik d

0 t

Titik e

0 t

5. Hitung besarnya frekuensi, penguatan dan beda fasanya kemudian cocokkan dengan
teori
Frekuensi :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
Penguatan
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
Beda fasa :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%)
6. Kesimpulan :
IV. OSILATOR COLPITTS.
1. Bangun rangkaian Osilator Colpitts seperti gambar berikut :
+12V
10K

100K

1K
100K
10uF L 10uF
D E
C

A
BD139

C1 C2
10K 47

2. Optimasikan sampai terjadi osilasi dengan mengatur P1 dan P2, usahakan agar bentuk
gelombang tidak cacat (Vc = ½VCC).
3. Amati dan gambar dengan tepat bentuk-bentuk gelombang di a, b, c, d, dan e.
Titik a

0 t

Titik b

0 t

Titik c

0
t

Titik d

0 t

Titik e

0 t

4. Hitung frekuensi, penguatan serta beda fasanya, kemudian cocokkan dengan teori.
Frekuensi :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%):
Penguatan :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
Beda fasa :
Teori :
Praktek :
Penyimpangan (%) :
5. Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai