PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun ada 2 juta kematian di seluruh dunia karena penyebab yang terkait
pekerjaan. Sekitar 354.000 disebabkan oleh kecelakaan fatal, lebih dari 270
juta kecelakaan kerja, dan ada 160 juta terjangkit penyakit akibat kerja dalam
perusahaan akibat hal tersebut lebih dari $1,25 triliun (Maharani dan
Wahyuningsih, 2017). Pada tahun 2013 ada 1 pekerja yang meninggal dunia
setiap 15 detik diakibatkan oleh kecelakaan kerja dan ada sekitar 160 pekerja
(ILO) tahun 2009 terdapat 96.314 kasus, di tahun 2010 meningkat menjadi
98.711 kasus (2,5%). Selanjutnya periode 2011 terjadi 99.491 kasus, apabila
kasus tertinggi yaitu 103.074 kasus (3,6%). Tahun 2013 terjadi 103.285 kasus
1
Berdasrkan data Dinas Tenaga Kerja Sulawesi Selatan, angka kecelakaan
kerja pada tahun 2010 sebanyak 531 kasus, tahun 2011 sebanyak 501 kasus,
tahun 2012 mengalami peningkatan mencapai angka 912 kasus dan tahun
2013 sebanyak 632 kasus (tidak termasuk kasus yang tidak dilaporkan)
(K3). Misalnya dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja.
kecelakaan kerja, oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui Alat
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengetahui Alat Pelindung
Diri (APD).
2. Tujuan Khusus
2
d. Untuk mengetahui tentang PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan PAHK
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada kususnya dan manusia pada
kerja menuju masyarakat adil dan makmur. Jadi, kecelakaan kerja adalah
pekerjaan. Sedangkan keselamatan kerja (safety) adalah bebas dari bahaya atau
membebaskan diri sendiri atau orang lain dari bahaya kecelakaan (Wiratmani,
2010).
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang
tempat kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja
kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja
penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
4
Tujuan K3 pada tingkat perusahaan secara khusus ialah bahwa perusahaan
keselamatan kerja adalah sebagai berikut: 1) Melindungi tenaga kerja atas hak
setiap orang lain yang berada di tempat kerja dan 3) Melindungi sumber
produksi agar terpelihara dan dapat digunakan secar aman dan efisien Tujuan
lingkungan dan tempat kerja yang bersih, sehat, nyaman dan aman dan 4)
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kerja guna terciptanya tempat kerja
Nomor.09/PER/M/2008).
5
Pemahaman tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang benar dari semua aspek sangat berguna untuk pencegahan
sebagai berikut:
6
Menurut Word Health Organization (WHO) mendefinisikan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
2016).
atau kehilangan hari kerja selama satu hari kerja atau lebih. Hari pada
7
saat kecelakaan kerja tersebut terjadi tidak dihitung sebagai
adalah semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa
masuk kerja karena cidera, tetapi tidak termasuk hari saat terjadi
kerja. Cidera fatal dihitung sebagai 220 kehilangan hari kerja dimulai
Kecelakaan kerja ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi
kecelakaan kerja yang ditangani oleh dokter, perawat, atau orang yang
6. Cidera ringan (first aid injury) adalah cidera ringan akibat kecelakaan
lain-lain.
8
7. Kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera (Non Injury Incident)
1. Teori domino
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut
dari manusia (unsafe act), sedangkan sisanya disebabkan oleh hal-hal yang
tindakan dan kondisi yang tidak aman akan terjadi bila manusia berbuat suatu
kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan karena faktor karakteristik manusia
(environment).
dan kondisi tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Heinrich
menyatakan bahwa rantai batu tersebut diputus pada batu ketiga sehingga
9
berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya.
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich,
yaitu adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi
komponen yang terlibat dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses
dapat dilukiskan sebagai “lubang” dalam setiap lapisan sistem yang berbeda.
penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made
disease. Sejalan dengan hal tersebut terdapat pendapat lain yang menyatakan
bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani
10
atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan (Hebbie Ilma Adzim,2013).
sepanjang hari dan pada malam hari dengan pencahayaan buatan 50-500lux.
pekerja.
penglihatan.
2. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan,kabut
11
penyakit ini dalam faktor - faktor tempat kerja dapat dihubungkan
Penyakit- penyakit ini sering terlihat dalam komunitas biasa. Penyakit akibat
1. Hipertensi
3. Penyakit psikosomatik
dalam pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri
12
pendek dan bersifat temporari atau sementara. Pendekatan pengendalian
(Tarwaka, 2008).
pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari
1. Eliminasi (Elimination)
dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi
dapat dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang
berhubungan dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan,
peraturan atau standar baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas
2. Substitusi (Substitution)
dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang
13
untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya. Cara pengendalian yang
pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu
4. Isolasi (Isolation)
penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
14
sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
1. Safety Helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
3. Sepatu Karet (Sepatu Boot), berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda
5. Sarung Tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja
di ketinggian.
15
10. Pelindung Wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari
11. Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi diri dari percikan air saat
bekerja (missal bekerja pada saat hujan atau sedang mencuci alat)
1. Waktu Pengoperasian
2. Jumlah Pekerja
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan di Cuci Mobil Tiga Satu Jl. Batua Raya pada
B. Alat Praktikum
1. Alat tulis-menulis
2. Handphone
C. Prinsip Kerja
pencucian mobil yaitu Cuci Mobil Tiga Satu. Adapun alat yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu alat tulis-menulis yang digunakan sebagai media
D. Prosedur Kerja
1. Menggunakan produk khusus mobil dan alat pencuci mobil. Mulai dari
spons, lap, hingga sampo khusus mobil sangat dianjurkan. Lap mobil
17
membantu melunakkan lumpur kering sehingga lebih mudah dibersihkan
3. Siapkan dua ember, satu untuk air bersabun dan satu lagi untuk membilas
spons atau lap mobil. Sering-seringlah membilas spons atau lap dengan air
4. Cuci dari atas ke bawah. Bagian bawah mobil tentu paling kotor karena
lumpur dan tanah. Mulailah mencuci dan mengelap mobil dari atap mobil
atau bagian yang terbersih. Biarkan air sabun mengalir ke bawah sekalian
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Jumlah pekerja pada tempat pencucian mobil Tiga Satu di Jl. Batua raya
yaitu 9 orang.
2. Tempat pencucian mobil Tiga Satu dibuka pada jam 09.00-17.00 setiap
hari.
4. Adapun bahaya dan risiko penyakit yang ada pada pekerja yaitu:
a.) Penyakit Kutu Air (Tinea Pedis), adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi jamur yang terdapat pada sela-sela jari kaki. Salah
satunya disebabkan karena kaki yang selalu terkena air secara terus-
b.) Kulit Keriput atau Melepuh, adalah penyakit yang disebabkan karena
c.) Lantai yang licin yang disebabkan oleh air sabun dapat
d.) Dalam jangka panjang, dapat terjadi penyakit paru-paru basah pada
19
B. PEMBAHASAN
Alat pelindung diri (APD) merupakan peralatan pengaman pekerja yang harus
dipakai saat bekerja. Berikut ini adalah jenis-jenis APD menurut bagian tubuh
tahun terjadi 2,2 juta kematian yang disebabkan karena penyakit atau kecelakaan
akibat hubungan tenaga kerjaan. Sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja dimana
diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan tenaga kerja baru setiap
Indonesia sebagai negara negara terendah kedua dalam program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Laporan itu didasarkan pada survei terhadap 53 negara tahun
Adapun hazard yang dapat tejadi pada lingkungan kerja yaitu tempat
pencucian mobil yaitu: potensi pekerja terpeleset sehingga dibuat lantai agak
kasar dan bergerigi. Potensi pekerja tersandung akibat pekerja melewati selang air
20
yang terlilit. Potensi pekerja terkena pajanan sabun krim dan shampoo khusus
untuk mobil seperti gatal-gatal dan merah pada kulit. Potensi pekerja terkena
untuk terjadi kecelakaan (Junita dan Kurniawidjaja, 2012). Oleh karena itu untuk
kerja dan berguna untuk meningkatkan safety behaviour para tenaga kerja masing-
masing.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
hasil dari pengamatan tersebut yaitu terdapat 9 pekerja pada tempat pencucian
mobil Tiga Satu dan para pekerja tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Karena tidak menggunakan APD pada saat bekerja sehingga pekerja sering
terpapar air yang dapat menyebabkan penyakit kutu air, kulit terkelupas atau
B. SARAN
1. Untuk Dosen
2. Untuk Asisten
praktikan.
3. Untuk Laboratorium
secara efektif dan efisien. Sebaiknya alat-alat yang akan digunakan untuk
22
melakukan praktikum yang bergiliran setiap kelompok yang akan
dengan jadwal yang ada dan selesai tepat pada waktunya agar tidak
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Maharani D. P, Anik S. W., 2017. Pengetahuan, Sikap, Kebijakan K3 dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri Di bagian Ring Spinning Unit 1. Jurnal of
Health Education. Vol 2 (1). Hal 33-38.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu/article/view/18823
(Diakses pada tanggal 4 april 2019).
Muslimin., 2018. Analisis Kemampuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Karyawan Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Dunisa Usaha
dan Dunia Industri. Universitas Negeri Makassar. Makassar.
http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/10489 (Diakses pada tanggal 4 april 2019).
Naibaho, E., 2016. Analisis Safety Procedure dan Perancangan Sistem K3
Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk
Control dan Job Safety Analysis (Studi Kasus Pada Pt. Kuala Pelabuhan
Indonesia). Skripsi Sarjana. Fakultas Teknik. Universitas Widyatama,
Bandung.
[https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/8408] [Diakses
pada tanggal 05 April 2019].
Nurcahyo, Widyat, dkk. 2016. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Pada Proyek Gedung (Studi Kasus di Ibukota DKI Jakarta).
Jurnal Sains Dan Teknologi. Vol. 11(2). Hal 1-132.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&
cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiSr_SYwrbhAhXY6nMBHQjVBsUQFjA
AegQICRAC&url=http%3A%2F%2Fjagakarsa.ac.id%2Fdownload.php%3
Ffile%3Dimg%2Ffiles%2FSistem%2520Manajemen%2520Keselamatan%2
520Dan%2520Kesehatan%2520Kerja%2520(Smk3)%2520Pada%2520Proy
ek%2520Gedung.pdf&usg=AOvVaw0iaPixtcwUufi6hbPqxS9P. (Diakses
pada tanggal 4 April 2019).
Piri, Sovian,. 2012. Pengaruh Kesehatan, Pelatihan dan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Terhadap Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi di Kota
Tomohon. Jurnal Ilmiah Media Engineering. Vol 2 (4). Hal 219-231.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/1392/1101 (diakses
pada tanggal 3 april 2019).
25
Raodhah S, Delfani Gemely., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Karyawan Bagian Packer PT
Semen Bosowa Maros Tahun 2014. Al-Sihah : Public Health Science
Journal. Vol 6 (2). Hal 437- 449. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/view/1967/1896 (Diakses pada
tanggal 4 april 2019).
Sumarna, dkk., 2013. Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD) pada
Karyawan Percetakan. Fakultas Kesehatan Universitas Hasanuddin.
Makassar. https://core.ac.uk/download/pdf/25490867.pdf [diakses pada
tanggal 4 maret 2019].
Solichin, dkk., 2014. Penerapan Personal Protective Equipment (Alat Pelindung
Diri) Pada Laboratorium Pengelasan. Jurnal Teknik Mesin, [Online] 22 (1).
Hal 89-103 http://journal.um.ac.id/index.php/teknik mesin/article/view/4490
[diakses 5 April 2019].
Soputan, Gabby E. M., 2013. Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K) (Study Kasus Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar). Jurnal
Ilmiah Media Engineering. Vol 4 (4). Hal 229-238.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/7135/6646 (
Diakses pada tanggal 3 april 2019).
TIM K3 FT UNY. 2014. Buku Ajar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
Yogyakarta.
Tjakra, dkk., 2013. Manajemn Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil
Statik. Vol 1 (4). Hal 282-288.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/1392/1101 (Diakses
pada tanggal 3 april 2019).
Wiratmani, Elfitria. 2010. Analisis Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K–3) Pada Bagian Pressing di Pt. X. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta.
Vol 3 (1). Hal 95-110.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&
cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjVlv7jz7XhAhXA8XMBHfV-
26
ASsQFjAGegQICBAC&url=https%3A%2F%2Fjournal.lppmunindra.ac.id
%2Findex.php%2FFaktor_Exacta%2Farticle%2Fdownload%2F11%2F10&
usg=AOvVaw2WcVLncQ5lrD4WzhxqjzX6. (Diakses pada tanggal 4 April
2019).
27