Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

“HEPATITIS A”

DISUSUN OLEH :

MUH. AGUNG S (K011171043)

BUNGA EJA (K011171044)

NURUL AZIZAH (K011171045)

DIAN NURUL PRATIWI (K011171046)

DEBY KARMILA MUSAKKAR (K011171047)

ST. AINUL RACHMADANI (K011171048)

HASDAR (K011171049)

FHIKA WIDYA SYAHTIAH (K011171050)

STEFANI (K011171051)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Pada kesempatan kali ini kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang “Penyakit Hepatitis A”.
Semoga makalah sederhana ini dapat menambah wawasan baik untuk kami
(Kelompok) dan siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan kata serta penulisan yang
tidak benar, maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar makalah ini dapat berguna bagi semua orang.

Makassar, 31 Maret 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.


Penyebaran virus ini terjadi melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi (WHO, 2012). Proses
penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu
hingga beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi
dalam masyarakat (WHO, 2012).
Hepatitis A masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang
termasuk Indonesia. Berdasar atas data yang berasal dari rumah sakit,
hepatitis A masih merupakan bagian terbesar kasus hepatitis akut yang
dirawat, yaitu berkisar 39,8−68,3%. Data prevalensi hepatitis berdasar atas
hasil Riskesdas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 secara nasional
diperkirakan 1,2% penduduk. di Indonesia mengidap penyakit hepatitis dan
kondisi ini meningkat dua kali lipat dibanding dengan tahun 2007, yaitu
sekitar 0,6%. Apabila dikonversikan ke dalam jumlah absolut penduduk
Indonesia tahun 2013 sekitar 248.422.956 jiwa maka dapat dikatakan bahwa
2.981.075 jiwa penduduk Indonesia terinfeksi hepatitis (Pratiwi, dkk., 2017)
Diperkirakan terdapat sekitar 1,5 juta kasus klinis dari hepatitis A terjadi
di seluruh dunia setiap tahunnya, tetapi rasio infeksi hepatits A yang tidak
terdeteksi dapat mencapai sepuluh kali lipat daripada jumlah kasus klinis
tersebut. Indonesia menempati urutan yang ketiga setelah India dan China.15
Seroprevalensi HAV beragam dari beberapa negara di Asia. Korea,
Indonesia, Thailand, Srilanka, dan juga Malaysia merupakan negara dengan
endemisitas sedang (Pratiwi, dkk., 2017)
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah
ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya
absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari
kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan.
Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-
kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi
penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner &
Sudarth, 2001)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah:


1. Apa definisi penyakit hepatitis A?
2. Bagaimana patiofisiologi penyakit hepatitis A?
3. Bagaimana gambaran epidemiologi penyakit hepatitis A?
4. Bagaimana mekanisme penularan penyakit hepatitis A?
5. Bagaimana gejala manifestasi klinis penyakit hepatitis A?
6. Bagaimana pengobatan dan pencegahan penyakit hepatitis A?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:


1. Untuk memahami definisi penyakit hepatitis A
2. Untuk mengetahui patiofisiologi penyakit hepatitis A
3. Untuk memahami gambaran epidemiologi penyakit hepatitis A
4. Untuk mengetahui mekanisme penularan penyakit hepatitis A
5. Untuk memahami gejala manifestasi klinis penyakit hepatitis A
6. Untuk mengetahui cara pengobatan serta pencegahan penyakit hepatitis
A

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah:


1. Mahasiswa dapat memahami definisi penyakit hepatitis A
2. Mahasiswa dapat mengetahui patiofisiologi penyakit hepatitis A
3. Mahasiswa dapat gambaran epidemiologi penyakit hepatitis A
3. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme penularan penyakit hepatitis A
4. Mahasiswa dapat memahami gejala manifestasi klinis penyakit hepatitis A
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengobatan serta pencegahan penyakit
hepatitis A
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Etiologi Hepatitis A


1. Pengertian Hepatitis A
Secara umum hepatitis ialah peradangan yang terjadi pada liver atau
hati. Istilah hepatitis sendiri berasal dari kata hepa (hati/liver) dan itis
(peradangan). ‘Hepatitis’ berarti radang atau bengkak hati, dan dapat
disebabkan oleh bahan kimia atau obat, atau berbagai jenis infeksi virus.
Salah satu penyebab umum hepatitis berjangkit adalah virus hepatitis A.
Hepatitis A merupakan infeksi virus pada hati. Virus ini ditularkan melalui
rute fekal-oral termasuk makanan atau air tercemar, atau melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi.

Virus hepatitis A ini menyebar terutama melalui makanan atau air yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat
kaitannya dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi yang tidak memadai
dan kebersihan pribadi yang buruk. Infeksi hepatitis A tidak menyebabkan
penyakit hati kronis dan jarang berakibat fatal, tetapi penyakit ini dapat
berpotensi Kejadian Luar Biasa atau KLB.

2. Etiologi Hepatitis A
Virus hepatitis A merupakan partikel dengan ukuran diameter 27
nanometer dengan bentuk kubus simetrik tergolong virus hepatitis terkecil,
termasuk golongan pikornavirus. Ternyata hanya terdapat satu serotype
yang dapat menimbulkan hepatitis pada manusia. Dengan mikroskop
electron terlihat virus tidak memiliki mantel, hanya memiliki suatu
nukleokapsid yang merupakan ciri khas dari antigen virus hepatitis A.
Seuntai molekul RNA terdapat dalam kapsid, satu ujung dari RNA ini
disebut viral protein genomik (VPg) yang berfungsi menyerang ribosom
sitoplasma sel hati. Virus hepatitis A bisa dibiak dalam kultur jaringan.
Replikasi dalam tubuh dapat terjadi dalam sel epitel usus dan epitel hati.
Virus hepatitis A yang ditemukan di tinja berasal dari empedu yang
dieksresikan dari sel-sel hati setelah replikasinya, melalui sel saluran
empedu dan dari sel epitel usus. Virus hepatitis A sangat stabil dan tidak
rusak dengan perebusan singkat dan tahan terhadap panas pada suhu 600C
selama ± 1 jam. Stabil pada suhu udara dan pH yang rendah. Tahan
terhadap pH asam dan asam empedu memungkinkan VHA melalui
lambung dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran empedu.

B. Patiofisiologi Penyakit Hepatitis A


Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada
organisme yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan, dan
akibat. Atau patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
perubahan fisiologik akibat penyakit. Patofisiologi merupakan integratif
ilmu: anatomi, fisiologi, biologi sel dan molekuler, genetika, farmakologi
dan patologi Patofisiologi fokus pada mekanisme penyakit, atau proses
dinamik yang menampakan tanda (sign) dan gejala (symptom).
Patofisiologi hepatitis A (HA) menyebabkan peradangan hati akut
atau hepatitis. HA dapat menyebabkan tanda-tanda kambuh dan gejala
tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Virus HA, secara klasik, masuk
ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
terkontaminasi virus tersebut. Virus akan mencapai epitelium intestinal,
lalu beredar melalui vena mesenterika ke hati. Virus memasuki sel-sel hati,
dan bereplikasi secara ekslusif didalam sitoplasma melalui polymerase
RNA-dependent. Mekanisme pasti masih belum diketahui, namun bukti
ilmiah menunjukkan bahwa adanya peran respon imun sel mediator, yaitu
HLA, HAV-spesifik CD8 + T-limfosit, dan sel natural killer (NK). Selain
itu, juga terdapat peran interferon gamma yang turut serta membersihkan
sel-sel hati yang terinfeksi virus HA. Virus HA ini tidak secara langsung
sitopatik terhadap sel-sel hepar, kerusakan hepatosit merupakan dampak
yang sekunder dari respon imun tubuh host terhadap virus HA. Terjadinya
infeksi akut HA disertai respon imunitas tubuh host yang berlebihan untuk
membasmi virus, diasosiasikan dengan keadaan hepatitis berat.
 Perjalanan Virus
Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan,kemudian
masuk kealiran darah menuju hati (vena porta),lalu menginvasi ke sel parenkim hati. Di
sel parenkim hativirus mengalami replikasi yang menyebabkan sel parenkim hati
menjadi rusak. Setelah ituvirus akan keluar dan menginvasi sel parenkim yang lain atau
masuk kedalam ductus biliarisyang akan dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang
telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi
makrofag,pembesaran sel kupfer yang akanmenekan ductus biliaris sehinnga aliran
bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunaneksresi bilirubin ke usus.
Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake danekskresi
bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses
konjugasi(direk)akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan
reflux(aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi
kuning pada jaringan kulit terutama pada sclera kadang disertai rasa gatal dan
air kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga
dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubindirek
yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam produksi asam
empedu(produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak terganggu (lemak
bertahan dalamlambung dengan waktu yang cukup lama) yang menyebabkan regangan
pada lambung sehinggamerangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis
mengakibatkan teraktifasi nya pusat muntahyang berada di medula oblongata yang
menyebabkan timbulnya gejala mual, muntah danmenurun nya nafsu makan.

 Timbulnya Ikterus
Adanya gangguan intra hepatik akan berdampak pada ekskresi
bilirubin yang telah terkonyugasi ini kedalam usus. Bilirubin terkonjugasi
akan kembali ke dalam peredaran darah, dan bila sudah mencapai kadar
>2,5 mg/dL, mulai memunculkan gejala ikterus pada kulit dan sklera
mata. Ikterus akan tampak lebih jelas secara klinis apabila kadar bilirubin
>3 mg/dL. Selanjutnya, bilirubin terkonjugasi akan dialirkan ke ginjal dan
diekskresikan melalui urine, sehingga tampak urine berwarna coklat
gelap. Bilirubin terkonjugasi dan cairan empedu yang gagal disalurkan ke
usus, menjadikan feses berwarna pucat.
 Ekskresi Virus HA
Selanjutnya, virus HA akan dibuang dari sel-sel hati ke sinusoid-
sinusoid dan kanal-kanal kecil empedu, kemudian mengalir kedalam usus
halus bersama dengan pengeluaran empedu, dan dikeluarkan bersama
feses. Ekskresi virus HA di feses mencapai puncaknya sebelum timbulnya
gejala atau kenaikan enzim hati. Ekskresi virus ini dapat berlangsung lama
hingga berbulan-bulan kemudian.

 Masa Infeksius dan Masa Inkubasi


Penderita berada dalam masa infeksius mulai dari 14-21 hari
sebelum onset fase ikterik hingga 7-8 hari setelah ikterus hilang. Masa
inkubasi biasanya 2-6 minggu, hal ini berhubungan dengan banyaknya
inokulasi virus yang masuk. Viremia terjadi dalam waktu 1-2 minggu
setelah terpapar virus HA, dan menetap hingga terjadi kenaikan enzim
hati. Virus HA dapat berada di urine, serum, dan saliva pada sebagian
besar penderita.

C. Gambaran Epidemiologi Penyakit Hepatitia A

Virus Diperkirakan sekitar 1,5 juta kasus klinis dari hepatitis A


terjadi di seluruh dunia setiap tahun, tetapi rasio dari infeksi hepatits A
yang tidak terdeteksi dapat mencapai sepuluh kali lipat dari jumlah kasus
klinis tersebut. Seroprevalensi dari hepatitis A virus beragam dari
beberapa negara di Asia. Pada negara dengan endemisitas sedang seperti
Korea, Indonesia, Thailand, Srilanka dan Malaysia, data yang tersedia
menunjukan apabila rasio insidensi mungkin mengalami penurunan pada
area perkotaan, dan usia pada saat infeksi meningkat dari awal masa
kanak-kanak menuju ke akhir masa kanak-kanak, dimana meningkatkan
11 resiko terjadinya wabah hepatitis A. Di Amerika Serikat, angka
kejadian hepatitis A telah turun sebanyak 95% sejak vaksin hepatitis A
pertama kali tersedia pada tahun 1995.
Pada tahun 2010, 1.670 kasus hepatitis A akut dilaporkan;
Incidence rate sebanyak 0,6/100.000, rasio terendah yang pernah tercatat.
Setelah menyesuaikan untuk infeksi asimtomatik dan kejadian yang tidak
dilaporkan, perkiraan jumlah infeksi baru ialah sekitar 17.000 kasus.
Insidensi hepatitis A di Amerika Serikat, Dikutip dari kepustakaan
Hepatitis A masih merupakan suatu masalah kesehatan di negara
berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data yang berasal dari rumah
sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus
hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Incidence rate
dari hepatitis per 10.000 12 populasi sering kali berfluktuasi selama
beberapa tahun silam.
Suatu studi di Jakarta melaporkan bahwa anti-HAV kadang kadang
ditemukan pada bayi baru lahir, dan ditemukan pada 20% bayi. Angka
prevalensi ini terus meningkat pada usia di atas 20 tahun. 1 Di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2010, KLB hepatitis A terjadi di 2 desa dengan
jumlah penderita sebanyak 32 orang dengan attack rate sebesar 1,35%,
kondisi ini mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 kasus
hepatitis A menyerang pada satu desa. Sementara di Kota Semarang
selama tahun 2011 tidak di temukan KLB hepatitis A. Pada tahun 2013,
kasus hepatitis di Kota Semarang meningkat tajam. Menurut Dinas
Kesehatan Kota (DKK) Semarang, ada 47 kasus hepatitis yang diketahui
hingga bulan Agustus tahun 2013.
D. Mekanisme Penularan Penyakit Hepatitis A

Hepatitis A biasanya menyebar saat virus hepatitis A masuk ke mulut


Anda melalui kontak dengan benda, makanan, atau minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses ata u tempat duduk dari orang yang sudah
terinfeksi hepatitis A. Virus hepatitis A bisa tinggal di udara bebas di luar
tubuh manusia selama beberapa bulan. Berikut cara-cara Anda bisa
terinfeksi hepatitis A.

1. Penularan hepatitis A dari orang ke orang:


a) Ketika seseorang yang sudah terinfeksi tidak mencuci tangannya
dengan baik setelah pergi dari kamar mandi, lalu menyentuh
benda-benda lain, makanan, dan minuman.
b) Ketika orangtua atau perawat tidak mencuci tangannya dengan
baik setelah mengganti popok atau membersihkan tempat duduk
orang yang sudah terinfeksi hepatitis A.
c) Ketika seseorang melakukan hubungan seksual, termasuk secara
anal atau oral, dengan orang yang sudah terinfeksi hepatitis A.

2. Penularan hepatitis dari makanan atau minuman:


Hepatitis A bisa menular bila Anda memakan atau meminum makanan
atau air yang sudah terkontaminasi oleh virus hepatitis A (termasuk
makanan beku atau makanan yang belum sepenuhnya matang). Hal ini
biasanya lebih mudah terjadi di daerah yang sistem sanitasinya tidak baik
dan orang yang kurang higienis alias jorok. Makanan dan minuman yang
paling sering jadi sasaran virus hepatitis A adalah buah, sayur, kerang-
kerangan, es, dan air.
 Anda tidak boleh mendonorkan darah bila terserang hepatitis A di
usia di atas 11 tahun
Kalau Anda pernah terserang hepatitis A saat di usia di bawah 11
tahun, Anda masih tetap bisa mendonorkan darah Anda. Akan tetapi, kalau
Anda terserang hepatitis A saat Anda berusia di atas 11 tahun, maka Anda
tidak bisa mendonorkan darah Anda. Cek terlebih dahulu ke dokter ahli
untuk memastikan lebih lanjut.
 Bagaimana Cara Penularan Hepatitis A?
Penyebaran virus ini sebenarnya juga berhubungan dengan kebersihan
dan paling sering menyebar melalui jalur fecal-oral. Artinya penyakit ini
menular melalui makanan yang sudah terkontaminasi kotoran dari penderita
hepatitis A. Selain itu, umumnya hepatitis A menyebar di wilayah yang
padat dan mengalami masalah dengan kebersihan, seperti susah air bersih,
serta akses terbatas ke sarana sanitasi. Berikut ini adalah beberapa
penyebab menularnya virus hepatitis A :

1) Mengonsumsi makanan yang dimasak atau disajikan oleh penderita


hepatitis A yang tidak mencuci tangannya terlebih dahulu setelah
menggunakan toilet.
2) Mengonsumsi kerang mentah dari air yang tercemar dengan
limbah.
3) Mengonsumsi minuman yang terkontaminasi.
4) Melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi virus
hepatitis, sekalipun gejala hepatitis A pada orang tersebut tidak
terlihat.
5) Mengonsumsi es yang terkontaminasi.
6) Berhubungan seksual, khususnya oral dan anal seks, dengan
seseorang yang menderita hepatitis A.
selain itu, meski jarang terjadi, virus hepatitis A juga dapat
menyebar melalui penggunaan jarum yang sudah terinfeksi. Serta dapat
menyebar melalui kontak dekat dalam lingkungan tertutup seperti asrama
sekolah, atau barak tentara.

E. Gejala Manifestasi Klinis Penyakit Hepatitis A

Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari infeksi


asimptomatik tanpa ikterus sampai yang sangat berat yaitu hepatitis
fulminant yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari.
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase
prodromal (pra ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan).
 Fase Inkubasi.
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang
fase ini tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur
penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi ini.2
Pada hepatitis A fase inkubasi dapat berlangsung selama 14-50 hari,
dengan rata-rata 28-30 hari.

 Fase Prodromal (pra ikterik).


Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya
gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan
malaise umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas
atas dan anorexia. Mual muntah dan anoreksia berhubungan dengan
perubahan penghidu dan rasa kecap. Demam derajat rendah umunya
terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap
di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas
akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.2
 Fase Ikterus.
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi.
Setelah tibul ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi
justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.2
 Fase konvalesen (penyembuhan).
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi
hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan
sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan akut biasanya
akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis dan
laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu. Pada 5-10% kasus
perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya <1% yang
menjadi fulminant.

F. Pencegahan Penyakit Hepatitis A

Pencegahan dini pada penyakit hepatitis A adalah memperhatikan


personal hygiene dan lingkungan sekitar. Tindakan pencegahan pada
personal hygiene adalah cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Selain
itu, bagi mahasiswa yang kontak dengan penderita hepatitis A harus
mendapat vaksinasi hepatitis A, menghindari pekerjaan yang melelahkan,
memahami mengenai istirahat yang cukup dan memahami diet tinggi
protein dan kalori. Diet tinggi protein dan kalori berguna untuk
meningkatkan daya tahan tubuh saat banyak kegiatan.
Sikap yang baik akan mengakibatkan perilaku pencegahan tentang
hepatitis A dengan baik pula, seperti hasil observasi pada responden
diketahui cara pencegahan yang yang paling mudah adalah dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dengan cara mencuci tangan
dengan baik dan benar seperti mencuci tangan dengan air yang mengalir,
menggunakan sabun atau antiseptic dan semua bagian tangan terkana
sabun atau antiseptic pada saat mencuci. Sebagian besar responden yaitu
64% telah bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan benar, 22%
responden lainnya cukup baik dalam mencuci tangan, dan 14% lainnya
tidak bisa mencuci tangan dengan baik dan benar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Hepatitis adalah proses peradangan difus pada sel hati. Hepatitis A
adalah hepatitis yang disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus. Infeksi
virus hepatitis A dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi.
2. Hepatitis A disebabkan oleh Hepatitis-A Virus (HAV). Umumnya tidak
sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati. Mereka yang terinfeksi
oleh virus ini, 99% dapat pulih sepenuhnya. Virus HAV ini menular
dengan cara fecal-oral (fecal: kotoran,/feses, oral: mulut). Artinya
penyebaran dan penularan virus ini terjadi melalui kontaminasi makanan
atau air oleh virus HAV yang terdapat pada kotoran/feses penderita
Hepatitis.
3. Gambaran epidemiologi penyakit hepatitis A adalah kelompok berisiko
meliputi orang yang berkunjung ke negara dimana Hepatitis A umum
terjadi (kebayakan negara berkembang), pria yang berhubungan kelamin
dengan pria, penyandang cacat intelektual dan penjaganya, beberapa
petugas kesehatan yang berkerja dalam atau dengan masyarakat pribumi,
petugas salinan, pengguna narkoba suntik, pasien yang menderita
penyakit hati kronis, dan penderita hemofilia yang mungkin menerima
konsetrat plasma terkumpul. Hepatitis A sering terjadi di negara dengan
endemisitas sedang seperti Korea, Indonesia, Thailand, Srilanka, dan
Malaysia.
4. Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari
dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah
timbulnya penyakit kuning. Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu
virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh orang lain melalui makanan
dan air tercemar, menyentuh peralatan yang dikotori tinja dari orang yang
dapat menularkan penyakit, serta hubungan langsung (termasuk seksual)
dengan orang yang terinfeksi.
5. Gejala dan manifestasi klinis penyakit hepatitis A adalah yang pertama
fase inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya
gejala atau ikterus, kedua fase prodromal (pra ikterik). Fase diantara
timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus ditandai
dengan malaise umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala
saluran napas atas dan anorexia. Ketiga, fase Ikterus. Fase ini pada
awalnya disadari oleh penderita, biasanya setelah demam turun penderita
menyadari bahwa urinnya berwarna kuning pekat seperti air teh ataupun
tanpa disadari, orang lain yang melihat sclera mata dan kulitnya berwarna
kekuning-kuningan. Ke-empat, fasse konvalesen (penyembuhan).
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi
hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada.
6. Pencegahan hepatitis A yang utama adalah dengan menjaga kebersihan,
juga dapat dicegah melalui vaksinasi yang dilakukan sebanyak dua kali
dengan selang waktu 6-12 bulan

B. Saran

Setelah mengetahui pembahasan penyakit menular tentang penyakit


hepatitis A, maka disarankan kepada pembaca sebagai mahasiswa dan
calon sarjana kesehatan masyarakat untuk lebih meningkatkan
kewaspadaan terhadap penyakit ini agar kedepannya bisa berupaya untuk
menurunkan prevalensi kejadian penyakit menular ini dengan berbagai
upaya preventif dan promotif.
DAFTAR PUSTAKA

British Medical Journal. Hepatitis A: Pathophysiology. June 2016; Available


from:http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/126/basics/pathophy
siology.html.

Fleischer, B., et al., Clonal analysis of infiltrating T lymphocytes in liver tissue in


viral hepatitis A. Immunology, 1990. 69(1): p. 14-19.
Hikmah, Faiqatul. 2013. Pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang penyakit
Hepatitis A di Politeknik Jember. Jurnal Ilmiah INOVASI. Vol 13 (1): 66-70

NSW Government Health. Lembar Fakta Penyakit Menular Hepatitis A.


www.health.nsw.gov.au [diakses 31 Maret 2019].

Rezende, G., et al., Viral and clinical factors associated with the fulminant course
of hepatitis A infection. Hepatology, 2003. 38(3): p. 613-8.

Ropiah, Andri Dwi Hernawan, dan Selviana. 2013. Faktor Lingkungan dan
Perilaku Yang Berhubungan dengan Kejadian Hepatitis A di Kecamatan
Sintang Kabupaten Sintang.

Wahyudi, Heri. 2017. “Hepatitis” Ilmu Penyakit Dalam FK UNUD/RSUP


Sanglah. Denpasar.

Sunartyasih R dan Kartikasari L.A. 2013. Hubungan Host dan lingkungan


dengan manifestasi klinis Hepatitis A. Vol. 1(2)

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/berbagai-cara-penularan-hepatitis-a/

https://www.alodokter.com/waspadai-penularan-hepatitis-a-dan-kenali-gejalanya

Anda mungkin juga menyukai