Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN JUMLAH MIKROBA

Dosen Pembimbing
Ir. Hj. Wahyuningsih, M.Si

Disusun Oleh:

Imroatun Mahmudah (40040117060008)


Muhammad Abdullah Arif (40040117060054)
Nurandhini Rizki Yanti (40040117060032)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul ”Pemeriksaan Jumlah Mikroba” dapat
diselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah biokimia.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat banyak bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga gagasan
pada makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, 1 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II ISI ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kewirausahaan...............................................................................4
2.2 Plakat siluet dari biji-bijian..............................................................................4
2.3 Langkah memulai usaha..................................................................................4
2.4 Aspek pemasaran.............................................................................................6
2.5 Analisis BEP....................................................................................................7
2.6 Evaluasi...........................................................................................................8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................................9

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui
banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak mungkin
bila kita tidak menggunakan metode penghitungan. Dalam dunia mikrobiologi,
mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu metode
penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode
hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count) dan metode hitungan
tak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan metode
penyebaran maupun metode penuangan.
Perairan merupakan suatu ekosistem yang banyak mengandung mikroba
dengan morfologi dan sifat fisiologi yang berbeda beda. Jumlah koloni mikroba
yang terdapat dalam suatu perairan pun beranekaragam jumlahnya. Bakteri
merupakan organisme prokariotik bersel tunggal dengan jumlah kelompok atau
koloni paling banyak pada ekosistem perairan (Saraswati 2007).

Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu


dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan
pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat
dilakukan dengan tiga metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most
Probable Number), dan hitungan cawan (Fardiaz, 1992). Bakteri dapat dihitung
dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak
langsung) yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup
akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel (Penn, 1991).
Metode hitung cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang
muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah mikroorganisme yang
dapat hidup yang terkandung di dalam sampel. Prinsip dalam metode cawan
adalah adanya seri pengenceran sampel. Pengenceran bertujuan agar
mikroorganisme yang diamati dapat dihitung (Robert dan Greenwod, 2003).

1
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
 Dapat mengetahui pengertian wirausaha
 Dapat mengetahui alasan mengambil usaha “Roti Penyet”
 Dapat mengetahui langkah memulai usaha “Roti Penyet”
 Dapat mengetahui modal dan keuntungan yang didapat dari usaha “Roti
Penyet”

1.4 Manfaat
1. Menciptakan usaha yang meningkatkan keuntungan serta menambah
penghasilan
2. Menciptakan inovasi baru dalam pembuatan makanan berbahan dasar roti

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perhitungan Jumlah Mikroba
Pertumbuhan dapat didefinisikan secara umum yaitu sebagai pertambahan
secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler,
(ber sel satu), pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti
penambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau satu biakan. Pada
organisme seonostik (aseluler), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar,
tetapi tidak terjadi pembelahan sel (Dwidjoseputro, 2005).
Untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan suatu bakteri
membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada
dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan dalam menghitung jumlah
bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri.
Penentuan jumlah angka mikroorganisme sangat penting dilakukan untuk
menetapkan keamanan suatu sediaan farmasi dan makanan. Berbagai metode telah
dikembangkan untuk menghitung jumlah mikroorganisme. Metode tersebut
menghitung jumlah sel, massa sel, atau isi sel yang sesuai dengan jumlah sel (Volk,
1993).
Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat
seperti bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu
diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah
(Dwidjoseputro, 2005) :

 Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada
pula yang melebar sampai menutup permukaan medium.
 Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya
rata, ada yang tidak rata.
 Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan
medium, ada pula yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan
medium.
 Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata.

3
 Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang
permukaannya suram.
 Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
 Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.
Koloni yang tumbuh pada media agar dapat dilihat secara visual dan
dihitung. Secara kuantitatif koloni bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung
populasinya secara umum atau dengan kata lain menghitung seluruh sel bakteri
yang ada dalam media termasuk sel yang mati, dan menghitung sel bakteri hidup
dengan menggunakan teori pendekatan.
2.2 Metode Perhitungan Jumlah Mikroba
Menurut Jutono, dkk (1980) ada 2 cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu
perhitungan secara langsung (direct method) dan secara tidak lengsung (indirect
method).
1. Perhitungan secara langsung
Perhitungan jumlah mikrobia secara langsung, dipakai untuk menentukan jumlah
mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup. Berbagai cara
perhitungan mikroba secara langsung menggunakan (Dwidjoseputro, 2005) :
 Menggunakan cara pengecatan dan pengamatan mikrospis
Pada cara ini mula-mula dibuat preparat mikroskopik pada gelas benda, suspensi
bahan atau biakan mikroba yang telah diketahui volumenya diratakan diatas gelas
benda pada suatu luas tertentu. Setelah itu preparat dicat dan dihitung jumlah rata-
rata sel mikroba tiap bidang pemandangan mikroskopik. Luas bidang pemandangan
mikroskopik dihitung dengan mengukur garis tengahnya.
 Menggunakan filter membrane (miliphore filter)
Suspensi bahan mula-mula disaring sejumlah volume tertentu kemudian disaring
dengan filter membrane yang telah disterilkan terlebih dahulu. Dengan menghitung
jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas pada filter membran dapat dihitung jumlah
sel dari volume suspensi yang disaring (Jutono dkk, 1980).
 Menggunakan counting chamber
Dasar perhitungannya ialah dengan menempatkan satu tetes suspense bahan atau
biakanmikroba pada alat tersebut ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati
dengan mikroskop yang perbesarannya tergantung pada besar kecilnya mikroba.

4
Perhitungan ini dapat menggunakan hemositometer. Peteroff Hauser Bacteria
Counter atau alat-alat lain yang sejenis.
2. Perhitungan secara tidak langsung
Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau
hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara
yang digunakan. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan
setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan factor pengenceran
tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari
macam dan sifat-sifat mikroba.
Menurut Hadietomo (1990) menyatakan bahwa perhitungan secara tidak langsung
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
 Penentuan volume total
Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran
volume total butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi khusus (tabung hopklins) yang bagian bawahnya berupa silinder dan bergaris
ukuran.
 Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas dasar
penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang mengandung
lebih dari 107-108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang. Suatu volume
biakan yang telah ditakar ditempatkan dalam tabung khusus yang jernih dengan
diameter tertentu.
Perhitungan jumlah bakteri secara tidak langsung memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya adalah dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi
bakteri, bakteri yang dihitung adalah bakteri yang hidup. Sedangkan
kekurangannya adalah perhitungannya kurang akurat karena ada kemungkinan
beberapa sel bertumpuk, ada kemungkinan terjadi spreader, waktu yang dibutuhkan
cukup lama, bahan yang digunakan relatif banyak.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Mikroba
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan mikroba, seperti
faktor pengenceran dan metode inokulasi. Faktor pengenceran mempengaruhi
perhitungan mikroba karena semakin tinggi pengenceran suatu suspensi maka

5
jumlah bakteri yang dikandungnya akan semakin sedikit. Metode inokulasi juga
mempengaruhi perhitungan mikroba, pada teknik spread plate dan pour plate
jumlah mikroba memiliki perbedaan mikroba lebih banyak tumbuh pada media
spread platedaripada pour plate. Hal tersebut disebabkan karena adanya sistem
aerasi. Metode sebar (spread plate) mendapatkan udara yang lebih banyak daripada
metode pour plate yang sampelnya ada di bawah media.
Teknik Spread Plate dan Pour platejuga mempengaruhi perhitungan
jumlah mikroba karena pada metode spread plate, suspensi mikroba disebar
menggunakan hockey stick sehingga mikroba pada permukaan agar menyebar dan
menghasilkan mikroba yang mempunyai koloni yang banyak dibandingkan dengan
metode pour plate yang dituang sehingga menghasilkan mikroba yang memiliki
koloni besar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fardiaz (2001), yang menyatakan
bahwa salah satu yang mempengaruhi perhitungan mikroba ialah pengenceran,
dimana pengenceran yang terlalu tinggi menyebabkan koloni tidak muncul,
sedangkan pengenceran yang terlalu rendah menyebabkan koloni muncul terlalu
banyak.
2.4 Perbedaan Perhitungan Secara Langsung dan Tidak Langsung
Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung
secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan jumlah
miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan
baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Menentukan jumlah mikroba
yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan
dengan faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-
cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba.
Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara kuantitatif dari
suatu populasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering digunakan yaitu
metode hitung koloni di cawan petri (Standard/ Viable Plate Count Method) dan
analisa spektrofotometer (turbidimeter). Meskipun kedua metode tersebut kadang
akan menghasilkan hasil perhitungan yang mirip, tetapi keduanya memiliki
perbedaan prinsip. Metode plate count merupakan metode penaksiran jumlah
kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang didapatkan hanya

6
bakteri yang hidup (viable) saja, bakteri yang mati tidak ikut terhitung. Perhitungan
jumlah koloni dengan metode hitung cawan (Total Plate Count) didasarkan pada
anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang
menjadi satu koloni (Fardiaz, 2001).

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk
mengetahui banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat
tidak mungkin bila kita tidak menggunakan metode penghitungan. Ada
beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan
pendugaan massa sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah mikroba
secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik
yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan jumlah miroba secara
tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang
mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup saja.

8
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz S., 2001. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Jakarta :
Gramedia.
Jutono, J., Soedarsono, S., Hartadi, S., Kabirun, S., Suhadi, D., Soesanto. 1980.
Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Departemen
Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Volk. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai