Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Etika“.
Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, yaitu kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada
penulis.
2. Bapak Ramelan Sugijana, SPd, Mkes selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila.
3. Orang tua yang selalu mendukung setiap aktivitas penulis.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.

Semarang, November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
A. Pengertian Etika ..........................................................................................3
B. Etika Pancasila .............................................................................................3
C. Pancasila Sebagai Solusi Masalah Bangsa ...................................................5
BAB III PENUTUPAN .................................................................................................7
A. Kesimpulan ..................................................................................................7
B. Saran ............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai suatu sisitem filsafat pada hakikat nya merupakan
suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik
norma hukum, moral,maupun norma kenegaraan lainnya. Didalam filsafat
pancasila terkandung di dalam nya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat
kritis ,mendasar,rasional, sistematis, dan komperhensif ( menyeluruh ) dan
system pemikiran ini merupakan suatu niai. Oleh karena itu suatu pemikiran
filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan
pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai-
nilai yang bersifat mendasar.
Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat
fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat ,
berbangsa dan bernegara. Adapun nilai-nilai tersebut akan di jabarkan dalam
kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam
masyarakat, bangsa maupun Negara. Maka nilai-nilai tersebut kemudian di
jabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan suatu
pedoman.
Norma-norma tersebut meliputi :
1. Norma moral yaitu, yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang
dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Sopan ataupun tidak sopan,
susila atau tidak susila. Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah
dijabarkan dalam suatu norma-norma moralitas atau norma-norma
etika sehingga Pancasila merupakan sistem etika dalam bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
2. Norma hukum yaitu, suatu sistem peraturan perundangan-undangan
yang berlaku di Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pancasila
berkududukan sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum Pancasila yang sejak dulu
telah merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujut dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
Jadi sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu
pedoman yang bersifat normatif ataupun prakis melainkan merupakan suatu
sistem nialai-nilai etika yang merupakan sumber norma meliputi norma
moral maupun norma hukum, yang pada gilirannya dijabarkan lebih lanjut

1
dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan
kenegaraan maupun kebangsaan.

B. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian nilai, norma dan moral dalam konteks
pancasila sebagai etika.
2. Dapat mengerti hubungan antara nilai, norma dan moral dalam konteks
pancasila sebagai etika.
3. Dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai
sumber etika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu “ ethos”
yang berarti watak, sikap, cara berfikir,kebiasaan/adat. Etika adalah
kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika
merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau
bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajran
moral. Kedua kelompok etika itu adalah sebagai berikut:
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai
individu (etika individual) maupun mahluk sosial (etika sosial).
Etika berkaitan dengan berbagai nilai karena etika pada dasarnya
membicarakan masalah yang berkitan dengan nilai ”susila” dan nilai “tidak
susila”, “baik”dan “buruk” sebagai bahasan khusus etika membicarakan
sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat di sebut susila atau bijak.
Kuwalitas ini di namakan kebajikan yang di lawan kan dengan kejahatan yang
berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya di
katakana orang yang tidak susila sebenarnya etika banyak bersangkutan
dengan prinsi-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku
manusia (kattsoff 1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan dengan
dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

B. Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.
Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan
dengan nilai-nilai dalam Pancasila, namun juga sesuai dan mempertinggi
nilai-nilai Pancasila tersebut.
Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila
dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya
bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-
cita bangsa Indonesia yang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan.
Nilai-nilai tersebut dalam istilah Notonagoro merupakan nilai yang bersifat

3
abstrak umum dan universal, yaitu nilai yang melingkupi realitas
kemanusiaan di manapun,kapanpun dan merupakan dasar bagi setiap
tindakan dan munculnya nilai-nilai yang lain.

• Contohnilairealitasdalampancasila
- Nilai ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan
toleransi.
- Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai kesusilaan, tolong menolong,
penghargaan, penghormatan, kerjasama, dan lain-lain.
- Nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan dll.
- Nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan,
kesetaraan, dll.
- Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi,
kemajuan bersamadll.

1. Sila pertama : Menghormati setiap orang atau warga Negara atas


berbagai kebebasannya dalam menganut agama dan kepercayaannya
masing- masing, serta menjadikan ajaran-ajaran sebagai panutan untuk
menuntun ataupun mengarahkan jalan hidupnya.
2. Sila kedua : Menghormati setiap orang dan warga Negara sebagai
pribadi (personal) “utuhsebagaimanusia”, manusia sebagai subjek
pendukung, penyangga, pengemban, serta pengelola hak-hak dasar
yang merupakan suatu keutuhan dengan eksistensi dirinya secara
bermartabat.
3. Sila ketiga : bersikap dan bertindak adi ldalam mengatasi segmentasi-
segmentasi atau primordialisme sempit dengan jiwa dan semangat
“Bhinneka Tunggal Ika”, “bersatu dalam perbedaan” dan “berbeda
dalam persatuan”.
4. Sila keempat : kebebasan, kemerdekaan, dan kebersamaan dimiliki dan
dikembangkan dengan dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan
secara jujur dan terbuka dalam menata berbagai aspek kehidupan.
5. Sila kelima : membina dan mengembangkan masyarakat yang
berkeadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat (equality) dan
pemerataan (equity) bagi setiap orang atau setiap warga negara.

Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan integral dan


integrative menjadikan dirinya sebagai sebagai referensi kritik social kritis,
komprehensif, serta sekaligus evaluative bagi etika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa ataupun bernegara. Konsekuensi dan
implikasinya ialah bahwa normaetis yang mencerminkan satu sila akan
mendasari dan mengarahkan sila-sila lain.

4
C. Pancasila Sebagai Solusi Masalah Bangsa
Pancasila yang lebih kita kenal sebagai ideologi dan dasar negara.
Dimana di dalam butir-butir Pancasila terdapat nilai-nilai yang sangat
penting bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila dinilai belum diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga di era reformasi ini masih
banyak rakyat Indonesia yang belum dapat merasakan makna Pancasila
yang sebenarnya, yaitu menjunjung tinggi rasa keadilan, persatuan, kesatuan
dan mensejahterakan rakyat. Kemiskinan, pendidikan yang mahal, keadilan
yang diperjual-belikan, korupsi yang merajalela serta tidak adanya
kebebasan memeluk agama merupakan sedikit polemik yang dihadapi rakyat
pada saat sekarang ini. Banyak kesan yang didapat rakyat dari masalah-
masalah tersebut, namun mereka tidak sanggup untuk mengungapkannya.
Sehingga seolah-olah rakyat tidak dapat merasakan adanya
Pancasila.Pancasila lebih sering kita dengar di dalam upacara bendera, dan
dijadikan syarat pokok yang tidak boleh terlupakan didalam pelaksanaan
upacara bendera.
Dimana dapat kita sadari bahwa Pancasila tersebut Mengandung nilai-
nilai penting, yang apabila di kerjakan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat mewujudkan sebuah Negara yang berdaulat dan
bermartabat, yaitu Negara yang menjunjung tinggi rasa keadilan, persatuan
dan kesatuan.Pancasila memegang kunci sangat penting dalam mengatasi
permasalahan yang ada di Indonesia baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.karena Pancasila berkududukan sebagai sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia.semua pemecahan masalah nya yang ada di
Indonesia ada pada lima dasar pancasila. Masing-masing sila memiliki makna
khusus yang sejatinya merupakan solusi pemecahan masalah bangsa ini.
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.
Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara melindungi
setiap warga Negara nya memeluk agama (agama yang di akui oleh
Negara Republik Indonesia), warga negaranya di bebas kan untuk
memeluk kepercayaan yang di yakini bagi setiap agama, dan saling
memberi toleransi bagi setiap agama yakni saling menghormati
kebebasan dalam beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan
perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan
atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia

5
sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang
berlaku di masyarakat.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia.
Mengandung makna bahwa seluruh penduduk Indonesia adalah
saudara,tanpa pernah membedakan suku,agama,ras,adat istiadat
maupun kebudayaan yang sangat beragam di Indonesia.warga Negara
Indonesia adalah satu yakni bangsa Indonesia,rela berkorban demi
bangsa dan Negara sendiri.
4. Sila Keempat : Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Mengandung makna bahwa setiap mengambil keputusan harus
melalui musyawarah agar tidak ada yang memihak kepada segelintir
orang maupun untuk kepentingan kelompok maupun pribadi.
Melakukan musyawarah maksudnya melakukan pengambilan keputusan
secara bulat atau secara beramai-ramai lalu melaksanakan nya dengan
bersama-sama. Mementingkan kepentingan Negara dan masyarakat.
5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia.
Mengandung maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak
mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan amanat UUD 1945
dalam setiap lini kehidupan. Mengandung arti bersikap adil terhadap
sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.

Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila di


kerjakan di dalam kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita
temukan di Negara kita namanya ketidak adilan, terorisme, koruptor serta
kemiskinan. Karena di dalam Pancasila sudah tercemin semuanya norma-
norma yang menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara. Sehingga
tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu menjadikan Pancasila
menjadi jalan keluar dalam menuntaskan permasalahan bangsa dan Negara.

6
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-
ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno,
1987). Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika
khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip
itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno,
1987).
Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat
sekali dan kadangkala hal tersebut disamakan begitu saja. Namun
sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup
bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat
sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila
pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis.
Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal
bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Saran
1. Etika, nilai, norma dan moral harus senantiasa di terapkan dalam
bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan karakter bangsa
Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan
kesatuan antar warga Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

PROF.DR.KAELAN,M.S.2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Penerbit


PARADIGMA Yogyakarta.
Susilowati Dwi dan Sudjatmoko. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Winatraputra S.Udin. 2002. Pendidikan Pancasila. Jakarta : Penerbit Universitas
Terbuka.

http://diary-mybustanoel.blogspot.co.id/2012/02/makalah-pancasila-tentang-
pancasila.html
http://sucirahmawati13.blogspot.co.id/2014/09/makalah-etika-pancasila.html
http://sinarmentari4u.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pancasila-sebagai-
sistem-etika.html#!/tcmbck

Anda mungkin juga menyukai