PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sesuai prinsip dari proses pemakanan bubut yaitu pahat menyayat benda
kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Pada saat proses tersebut
maka terjadilah gesekkan antara pahat dan benda kerja itu dapat menimbulkan
perpindahan panas. Perpindahan panas dari benda kerja suatu pemesinan
1
2
memiliki pengaruh yang signifikan pada bagian temperatur dan akibat dari
gaya pemotongan.(Attia et al., 2016)
Universitas Sriwijaya
3
Titanium alloy Ti6Al4V adalah salah satu bahan material yang sangat
sulit dilakukan pada proses pemesinan, titanium ini banyak sekali digunakan
dalam industri militer, pesawat, medikal dan otomotif karena memiliki
kemampuan ketahanan terhadap korosi yang baik, rendah konduktifitas termal
dan memiliki ratio kekuatan yang baik terhadap beban berat. Titanium alloy ini
memiliki sifat modulus elastisitas yang rendah apabila dibandingkan dengan
baja maka lebih cenderung ke elastis. Material jenis ini sangat sulit dilakukan
pada proses pemesinan, dikarenakan chip yang dihasilkan pada proses
pemesinan berlangsung lebih cenderung melekat ke mata potong (tool) dan
bereaksi kimia pada saat temperatur tinggi, pada kondisi ini sangat
berpengaruh pada pemukaan, umur pakai pahat dan mengakibatkan keausan
terhadap pahat.(Mohruni et al., 2017)
Rumusan Masalah
Universitas Sriwijaya
4
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian yang hendak dicapai dalam pembahasan ini
adalah untuk menganalisis keausan pahat potong karbida pada saat proses
pemesinan titanium Ti6Al4V dengan menggunakan simulasi software FEM
DEFORM-2D
Manfaat Penelitian
Universitas Sriwijaya
5
Sistematika Penulisan
Pada penulisan tugas akhir ini, sistematika penulisan terdiri dari beberapa
bab, dimana pada setiap bab terdapat uraian-uraian yang mencangkup
pembahasan tugas akhir ini secara keseluruhan.
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.1 Parameter proses pemesinan
(Hamdhani and Hamsi, 2014)
(2.1)
(2.2)
Dimana :
8
9
(2.3)
Dimana :
Kedalaman potong adalah tebal suatu bagian benda kerja yang dibuang
dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap
permukaan yang belum terpotong. Maka dari itu, semakin besar kedalaman
potong akan semakin kecil kecepatan potong yang terjadi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung kedalaman potong adalah sebagai berikut:
(2.4)
Dimana :
Universitas Sriwijaya
10
(2.5)
Dimana :
Universitas Sriwijaya
11
(2.6)
(2.7)
(2.8)
Dimana :
Maka, elemen dasar proses pemesinan tersebut (v, vf, a, tc, Z) dapat
dihitung berdasarkan dengan dimensi benda kerja dan pahat serta besaran dari
mesin perkakas.Variabel mesin perkakas yang dapat diatur ada bermacam-
macam tergantung pada jenis mesin perkakas itu sendiri. Oleh sebab itu rumus
yang dipakai dalam setiap proses suatu pemesinan dapat berbeda.(Paridawati,
2015)
Universitas Sriwijaya
12
Alat potong (cutting tool) adalah suatu alat pemotong biasa dikenal
dengan sebutan mata pahat, yang berfungsi untuk membuat suatu benda.
Cutting tool ini bergerak secara linier atau benda kerja yang berputar pada
angka putaran tertentu kemudian alat potong bergerak maju dengan kecepatan
tertentu sehingga terjadi pemotongan yang menghasilkan geram.(Susila et al.,
2013)
Menurut (Rao et al., 2013) Pahat merupakan sebuah alat pemotong yang
tajam dan mampu memberikan lebih banyak kemampuan pemotongan dengan
waktu yang lama secara yang efektif dan halus. Jika tidak memberikan
pekerjaan yang memuaskan maka dapat dikatakan sebagai suatu kegagalan alat
potong atau keausan pahat. Salah satu kegagalan alat terjadi karena hilangnya
suatu massa atau berat dalam memotong pada permukaan logam dan sisi benda
kerja.
Geometri pahat
Universitas Sriwijaya
13
oleh lubang pahat. Lubang pahat (tool bore) : Lubang pada pahat
melalui mana pahat dapat dipasangkan pada poros utama (spindel)
atau poros pemegang pada mesin perkakas. Sumbu pahat (tool axis) :
Garis maya yang digunakan untuk mendefinisikan geometri pahat.
Umumnya merupakan garis tengah dari punggung atau lubang pahat.
Dasar (base) : Bidang rata pada pemegang untuk meletakkan pahat
sehingga mempermudah proses pembuatan, pengukuran ataupun
pengasahan pahat.
2. Bidang pahat : Merupakan permukaan aktif pahat. Setiap pahat
mempunyai bidang aktif ini sesuai dengan jumlah mata potongnya
(tunggal/jamak). Bidang aktif pahat yang dimaksud, bidang geram
(Aγ , face), bidang utama/mayor (Aα , Principal/Mayor Flank),
bidang bantu/minor (Aα 1, Auxiliary/Minor Flank).
3. Mata potong pahat : Tepi dari bidang geram yang terpotong aktif
memotong benda kerja. Ada dua jenis mata potong, yaitu Mata
potong utama / Mayor (S, Principal/Mayor Cutting Edge); garis
perpotongan antara bidang geram (Aγ) dengan bidang utama (Aα).
Mata potong bantu / Minor (S1, Auxiliary/Minor Cutting Edge); garis
perpotongan antara bidang geram (Aγ) dengan bidang utama.
(Paridawati, 2015)
Universitas Sriwijaya
14
Bahan Pahat
Universitas Sriwijaya
15
Pahat Karbida
Pahat carbide dengan jenis karbida adalah salah satu jenis alat potong
yang banyak digunakan untuk berbagai jenis pada saat proses pemesinan pada
industi pemotongan logam. Pada umumnya material dasar dari pahat karbida
adalah Karbida Tungsten (WC+Co) yang dilapisi dengan bahan pelapis berupa
Titanium Nitrida (TiN), Titanium Karbida (TiC), Titanium Carbonitrida
(TiCN) dan Aluminium Oxida (Al2O3). Lapisan dibuat dengan dua cara yaitu
dengan proses PVD (Physical Vapour Deposition) dan proses CVD (Chemical
Vapour Deposition). Pelapisan secara CVD (Chemical Vapour Deposition)
menghasilkan ikatan yang lebih kuat dari pada PVD (Physical Vapour
Deposition).
Lapisan yang dibuat pada pahat ini karbida adalah lapisan dari bahan
Titanium Aluminium Nitrida dan Titanium Nitrida (TiAlN/TiN) memiliki
kekerasan yang tinggi, tahan aus, lebih tangguh dalam pemotongan bila
dibandingkan dengan lapisan yang dibuat monolayer berbahan pelapis
Titanium Aluminium Nitrida (TiAlN). Dimana penyebab dari kerusakan pahat
karbida adalah Bentuk kerusakan alat potong diantaranya adalah aus sisi (Vb),
aus kawah (Kt), pengepingan serta pengelupasan pelapis (coating
delamination) merupakan hilangnya bahan lapisan dari permukaan pahat.
(Mawarni, 2017).
Universitas Sriwijaya
16
Teknik Pelapisan
Universitas Sriwijaya
17
dengan ruangan hampa, dan pengerjaan pelapisan ini dengan temperatur 500ºC
atau biasanya disebut dengan Cold Process. Ada beberapa sistem PVD untuk
menghasilkan metal ion thermochemical untuk membentuk lapisan
diantaranya:
1. Electron Gun, mengarahkan suatu arus energy electron yang tinggi ke
arah material deposisi dalam suatu tempat dan penguapan diruang
hampa tinggi dari sistem deposition.
2. Sputtering, dimana argon yang diionisasi membom target deposisi
metal dan atom yang diperlukan untuk reaksi pembentukan pelapisan.
3. Arc,Evaporasi material deposisi dan melempar dengan cepat ke arah
tool surface, bersama-sama dengan gas reaktif (Nitrogen dan Carbon
gas)
Dimana teknik pelapis PVD ini menunjukkan bahwa adhesion yang baik
dari substrat karbida yang telah ditandai oleh mekanisme adhesive-deffusion.
Maka dari itu dalam kasus pelapisan PVD ini adalah hasil dari implantation ion
energy tinggi yang jatuh pada substrat terpolarisasi negatif (Staszuk et al.,
2017).
Universitas Sriwijaya
18
Flood Coolant (banjir) adalah fitur yang sering tersedia pada mesin CNC
kelas atas. Dimana dalam proses ini sebuah nozzle ditujkan pada benda kerja
atau diujung pahat pemotong dan cairan pendingin yang stabil diaplikasikan.
Guna dari pengunaan pendingin ini adalah menjaga agar temperatur terhadap
pahat tetap dingin dan terlumasi dengan baik, serta untuk menghilangkan
serpihan pada chip.(Pervaiz, 2015)
Universitas Sriwijaya
19
Titanium mampu bertahan dari sebagian besar asam mineral dan klorida
karena sifat tidak reaktif yang dimiliki. Titanium murni tidak beracun, titanium
murni yang komersial dan beberapa titanium paduan memiliki biokompatibel
dengan jaringan dan tulang manusia. Ketahanan korosi yang baik dan kekuatan
yang baik membuat Titanium dan paduannya berguna untuk aplikasi kimia dan
petrokimia, lingkungan laut, dan aplikasi biomaterial. Dengan kombinasi
kekuatan yang tinggi, kekakuan, ketangguhan yang baik, densitas yang rendah
sehingga mengurangi massa komponen dan ketahanan korosi yang baik dari
titanium dan paduannya memungkinkan untuk aplikasi aerospace.(Matthew, no
date)
Universitas Sriwijaya
20
Tipe Pemotongan
Tipe pemotongan merupakan suatu metode posisi arah antara alat kerja
(cutting tool) dengan benda kerja yang akan digunakan selama proses
pemesinan. Gaya pemotongan sendiri ada 2 macam, yaitu pemotongan tegak
(Orthogonal Cutting), dan pemotongan Obligue (Boothroyd, Geoffrey, 1989)
Universitas Sriwijaya
21
Pemotongan Obligue
Universitas Sriwijaya
22
Dimana kerugian dari metode ini adalah bahwa hal itu memerlukan
pemrograman yang rumit dan data eksperimen harus diketahui sebelum
pembangunan model untuk menentukan geometri chip. Metode ini masih
dimanfaatkan oleh beberapa peneliti untuk simulasi keadaan mapan dan
kondisi proses pemotongan. Ada dua karakteristik yang membedakan finite
elemen methods dengan metoda numerik yaitu:
1. Metoda ini menggunakan formulasi integral untuk menghasilkan
system persamaan aljabar.
2. Metoda ini menggunakan fungsi-fungsi kontinu untuk pendekatan
parameter-parameter yang belum diketahui
3. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan fisik finite elemen methods
dapat menggunakan operasi matrix.
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Gambar BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.6 Bentuk Crate Wear dan Flank Wear
(Corlett, 2013)
1. keausan tepi (flank wear) yaitu disebabkan gesekan antara sisi sayap
alat dan benda kerja terjadi akibat partikel pahat menempel pada
benda kerja terhadap permukaan yang berkala terpotong.
2. keausan kawah (crater wear), yaitu terjadi pada area kontak pahat
dan chip tempat pada ujung pahat. Gaya gesekkan chip yang bergerak
di bawah beban berat dan suhu tinggi. Suhu yang terjadi pada saat
permukaan menyapu pahat karbida dapat mencapai lebih dari
1.000ºC, pada saat suhu tinggi ini atom-atom terus menerus berdifusi
ke chip yang bergerak. Suhu terbesar didekat titik tengah panjang alat
dengan chip, di mana jumlah terbesar dari keausan kawah terjadi
karena difusi intensif.
Universitas Sriwijaya
25
Penelitian Sebelumnya
Universitas Sriwijaya
26
PVD yang dilapisi dengan TiAlN, carbide ( WC+Co) PVD yang dilapisi
dengan CBN, karbida tungsten Multi-layer PVD yang dilapisi CBN dan
pelapisan TiAlN. Model ini divalidasi dengan elasto-viscoplastic. Keausan
pahat yang dihasilkan dalam penelitian ini dengan menggunakan pahat yang
dilapisi TiAlN lebih kecil dibandingkan dengan pahat karbida yang tidak
dilapisi dengan TiAlN.
Universitas Sriwijaya
3 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
27
Gambar BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.8 Diagram alir
Tahapan Penelitian
28
29
Data Eksperimen
Data eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yang meliputi sifat
mekanik dari cutting tool dan workpiece serta kondisi batas pemesinan.
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Pada proses simulasi ini bahan material yang digunakan untuk proses
pembubutan adalah jenis titanium (Ti6Al4V). Karena titanium Ti6Al4V ini
memiliki sifat mekanik ketahanan terhadap panas, tahan terhadap korosi dan
memiliki specific strength yang tinggi. Maka titanium ini sulit dilakukan pada
proses pemesinan, karena cenderung melekat dan bereaksi kimia saat kondisi
suhu yang tinggi.
Alat potong yang dipilih dalam penelitian dari tugas akhir ini adalah
pahat potong Karbida (WC+CO). Karena pahat potong karbida ini memiliki
sifat kekerasan pada saat temperatur tinggi, memiliki ketahanan aus yang
tinggi, lebih keras 30% sampai 50% dari material benda kerja yang dipotong
dan tahan terhadap tumbukkan (impact). Maka pahat potong jenis karbida
(WC+CO) digunakan untuk menjalankan suatu proses simulasi FEM pada
penelitian ini.
Universitas Sriwijaya
32
Pada gambar diatas terdapat beberapa sub menu program antara lain.
1. Tool Bar
Tool bar merupakan kolom dialog yang digunakan untuk menyimpan,
membuka atau membuat file baru. Merefresh dan menjalankan
simulasi
2. Menu Bar
Menu bar merupakan suatu elemen yang berisikan perintah-perintah
untuk menjalankan beberapa fitur seperti, file, simulation, tool, view,
option dan help yang terdapat pada DEFORM 2D3D.
3. File Directory Window
File directory window berisikan sebuah perintah yang telah
dijalankan atau dibuat pada directory window
4. Directory Window
Universitas Sriwijaya
33
Setelah masuk dari tampilan awal maka dilanjutkan dengan klik yang
bertuliskan 2D cutting terdapat pada bagian pre processor setelah itu akan
masuk yang telah ditampilkan dengan tampilan pada Gambar BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN.10.
Universitas Sriwijaya
34
Pre-Processor Setup
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Simulator
Universitas Sriwijaya
39
Post-Processor
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
Dapat menganalisa nilai dari suatu keausan pahat karbida WC+CO pada
proses pembubutan titanium Ti-6Al-4V beroperasi.
Universitas Sriwijaya
4 BAB 4
ANALISA PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini berupa simulasi FEM pada proses pembubutan
dengan menggunakan software DEFORM-2D untuk menghasilkan nilai
simulasi tentang keausan pahat (WC+CO) pada proses titanium Ti6Al4V, serta
validasi dari simulasi FEM dengan menggunakan data dari penelitian
sebelumnya.
Parameter Pemesinan
43
Gambar BAB 4 ANALISA PEMBAHASAN.19 Tampilan Awal Setup Process
DEFORM-2D
44
45
Universitas Sriwijaya
46
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
Universitas Sriwijaya
49
Universitas Sriwijaya
50
Universitas Sriwijaya
51
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Universitas Sriwijaya
5 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
55
6 DAFTAR RUJUKAN
57
Konyashin, I. Y. (1995) ‘PVD/CVD technology for coating cemented
carbides’, Surface and Coatings Technology, 71(3), pp. 277–283. doi:
10.1016/0257-8972(94)02325-K.
Matthew, J. donachi. (no date) Titanium A Technical Guide. 2nd edn. doi:
10.1361/tatg2000p001.
Mohruni, A. S., Yanis, M., Sharif, S., Yani, I., Yuliwati, E., Ismail, A. F.
and Shayfull, Z. (2017) ‘A comparison RSM and ANN surface roughness
models in thin-wall machining of Ti6Al4V using vegetable oils under MQL-
condition’, AIP Conference Proceedings, 1885(September). doi:
10.1063/1.5002355.
58
59
Universitas Sriwijaya
60
and sialons’, Archives of Metallurgy and Materials, 62(4), pp. 2095–2100. doi:
10.1515/amm-2017-0310.
Universitas Sriwijaya