Anda di halaman 1dari 4

III.

DIAGNOSA KLINIS KASUS (GTC)

A. Pemeriksaan Subyektif
Riwayat penyakit pasien merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
pembuatan Gigi Tiruan Cekat (GTC), data keadan pasien yang lengkap akan sangat
bermanfaat di dalam merawat pasien. Adanya penyakit sistemik, penyakit keturunan,
keluhan-keluhan berbicara, estetika, pengunyahan perlu dicatat demi tegaknya
diagnosa suatu GTC.
B. Pemeriksaan Obyektif
1. Pemeriksaan keadaan Phisik
Menentukan keadaan phisik pasien :
 jenis kelamin
 warna kulit
 warna mata
 keadaan nutrisi
 cara berbicara
 kebiasaan (habit)

2. Pemeriksaan jaringan lunak di dalam mulut


 Bibir : bentuk, kesehatannya, tinggi/rendahnya garis ketawa
 Mukosa/gusi : kantong gusi, hipertrofi, fistel resesi gusi, periodontal lnfeksi
 Aroma : foetor ex ore -----------> OH jelek/penyakit paru, perut

Universitas Gadjah Mada 1


3. Pemeriksaan jaringan keras di dalam mulut
 Lengkung rahang :sempit / lebar, 1/2 lingkaran, elips, persegi
 Apel gigi :ukuran gigi, maloklusi, traumatik oklusi, jumlah gigi,
karies, tambalan, kondisi GTC yang sudah ada

4. Pemeriksaan Rongent foto


Untuk mengetahui : karies tersembunyi, gigi vital/non vital, perluasan pulpa, resesi
alveolaris, bentuk & panjang akar gigi, fraktur akar, tebal tipisnya jaringan periodonsium,
granuloma, kiste pada akar/tulang alveolaris

5. Pemeriksaan laboratorium
Adanya keadaan yang dicurigai perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan :
1. Pemeriksaan darah :
kadar gula darah, pembekuan darah
2. Tes sensitifitas :
alergi terhadap bahan gigi, obat anestesi

C. Indikasi Pembuatan GTC


Umum
a. Psikologis
Gigi Tithan Cekat mudah diterima/adaptasi dengan baik dibandingkan dengan
menggunakan Gigi Tiruan Lepasan, merasa seperti gigi sendiri/asli.
Gigi Tiruan Cekat sangat mendukung dalam hal estetika maupun perbaikan ungsi
yang lainnya misalnya fungsi pengunyahan dan fungsi berbicara (cadet / rocking)

b. Penyakit sistemik
Penggunaan gigi tiruan pada pasien dengan penyakit sistemik tertentu misalnya
epilepsi, sebaiknya diindikasikan Gigi Tiruan Cekat karena bila menggunakan gigi tiruan
lepasan dikhawatirkan akan tertelan. Harus diperhatikan perlunya kekuatan retainer ekstra
untuk mencegah trauma.

c. Pertimbangan pada perawatan Ortodonsi

Universitas Gadjah Mada 2


Gigi Tiruan Cekat paling cocok untuk mengatasi adanya celah pada hasil akhir
perawatan Ortodonsi, sebagai contoh central diastema ditutup dengan Gigi Tiruan Cekat,
terbentuknya celah akibat pencabutan molar satu pada perawatan Ortodonsia.

d. Perawatan Periodonsia
Gigi yang goyah/cenderung akan miring dilakukan stabilisasi dengan Gigi Tiruan
Cekat fixed-fixed bridge ( ada gigi yang hilang).

e. Gangguan bicara
Penggunaan Gigi Tiruan Cekat akan membantu mengatasi gangguan bicara akibat
penggunaan Gigi Tiruan Lepasan yang cenderung menggunakan plat terlalu tebal.
Penggantian dari GTS ke Gigi Tiruan Cekat menjadi solusi yang tepat pada masalah
tersebut.
Gigi Tiruan Cekat spring bridge menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi gangguan
bicara yaitu apabila penggantian gigi tiruan sampai daerah molar.
f. Fungsi dan stabilisasi.
Penggunaan Gigi Tiruan Cekat untuk stabilisasi merupakan solusi yang tepat secara
psikologis.
Penggunaan Gigi Tiruan Cekat lebih baik dari pada Gigi tiruan sebagian dalam
menyalurkan tekanan pengunyahan yang diterima oleh jaringan periodonsium.

Lokal
a. Restorasi pada gigi yang cocok untuk abutment
Gigi yang rusak cocok sebagai abutment yaitu dengan restorasi full crown, jangan
sampai membuat full crown pada gigi yang seharusnya dapat direstorasi.

b. Ruang yang sempit


Bekas pencabutan gigi yang dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan terjadinya
ruangan yang sempit sehingga pemakaian Gigi tiruan lepasan menjadikan anatomi gigi tidak
seimbang, pembuatan Gigi Tiruan Cekat menjadi solusi yang tepat dengan membagi 2
abutment dan pontik sehingga gigi yang terlihat seimbang.

c. Memperbaiki morfologi gigi.


Gigi abutment dengan bentuk atau morfologi jelek dapat dikoreksi dengan
menggunakan Gigi Tiruan Cekat.
Universitas Gadjah Mada 3
d. Posisi gigi
Gigi dengan posisi yang jelek (miring) akibat hilangnya gigi asli dapat dikoreksi
dengan Gigi Tiruan Cekat sehingga tekanan pengunyahan bisa diterima lebih baik oleh
jaringan periodonsium.

e. Gigi terlalu mlting


Pada kondisi gigi yang terlalu miring akan menimbulkan daerah yang getting, pada
pemakaian Gigi tiruan sebagian lepasan akan menyebabkan makanan terkumpul sehingga
penggunaan Gigi Tiruan Cekat menjadi solusi yang leblh baik.

Universitas Gadjah Mada 4

Anda mungkin juga menyukai