PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY
BERBASIS KARAKTER
Febriana Kristanti
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam
program Lesson Study ini adalah :
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan menggunakan pola pembela– jaran
berbasis Lesson Study.
2. Menumbuhkan karakter mahasiswa pada
aspek teliti, rasa keingintahuan, kejujuran,
tanggung jawab dan ker– jasama yang
baik.
naan), dan See (Refleksi) yang berkelan– memandirikan belajar siswa, pembelaja–
jutan. Dengan kata lain Lesson Study ran kontekstual, pengembangan life skill,
merupakan suatu cara peningkatan mutu Realistic Mathematics Education, pemu–
pendidikan yang tak pernah berakhir takhiran materi ajar, atau lainnya yang
(continous improvement). Skema kegiatan dapat digunakan sebagai pertimbangan
Lesson Study diperlihatkan pada bagan dalam pemilihan tersebut.
berikut ini. Hal yang penting pula untuk didis–
kusikan adalah penyusunan lembar ob–
Do servasi, terutama penentuan aspek-aspek
Plan
(Perencanaan) (Pelaksanaan yang perlu diperhatikan dalam suatu
)
proses pembelajaran dan indikator-indi–
katornya, terutama dilihat dari segi
tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses
See
(Refleksi pembelajaran dan indikator-indikator itu
) disusun berdasarkan perangkat pembela–
jaran yang dibuat serta kompetensi dasar
1. Fase Pertama: Plan (Perencanaan) seperti pendekatan pembelajaran
Pada fase ini dilakukan identifikasi kons– truktif, pendekatan
masalah yang ada di kelas yang akan pembelajaran yang
digunakan untuk kegiatan lesson study
dan perencanaan alternatif pemecahan–
nya. Identifikasi masalah dalam rangka
perencanaan pemecahan masalah terse–
but berkaitan dengan pokok bahasan
(materi pelajaran) yang relevan dengan
kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik
siswa dan suasana kelas, metode/pende–
katan pembelajaran, media, alat peraga,
dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didis–
kusikan (dalam kelompok lesson study)
tentang pemilihan materi pembelajaran,
pemilihan metode dan media yang sesuai
dengan karakteristik siswa, serta jenis
evaluasi yang akan digunakan. Pada saat
diskusi, akan muncul pendapat dan
sumbang saran dari para guru dan pakar
dalam kelompok tersebut untuk mene–
tapkan pilihan yang akan diterapkan.
Pada tahap ini, pakar dapat mengemu–
kakan hal-hal penting/baru yang perlu
diketahui dan diterapkan oleh para guru,
n Islam
ruan 16
abaya
orang guru yang ditunjuk dalam kelom– dalam rangka peningkatan kualitas
pok mengidentifikasi permasalahan dan pem– belajaran dan disampaikan
membuat perencanaan pemecahannya secara bijak
yang berupa perangkat-perangkat pem–
belajaran untuk suatu pokok bahasan
dalam suatu mata pelajaran yang telah
ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya,
hasil identifikasi masalah dan perangkat
pembelajaran tersebut didiskusikan un–
tuk disempurnakan.
Pendidikan
Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem
yang menamamkan nilai-nilai ka–
rakter kepada anak usia sekolah yang sendiri, dalam rangka membina
dimana nilai-nilai tersebut memiliki kom– kepri– badian generasi muda.
ponen pengetahuan, kesadaran individu,
tekad, serta adanya kemauan dan tin–
dakan untuk melaksanakan nilai-nilai
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama manusia, de–
ngan lingkungan, maupun kepada bang–
sa sehingga akan terwujud menjadi ma–
nusia insan kamil.
Tempat yang paling tepat untuk
mendidik anak agar memiliki kepriba–
dian yang berkarakter adalah di sekolah.
Sekolah merupakan tempat yang sangat
strategis untuk memulai pendidikan
karakter. Berdasarkan Kemendiknas nilai-
nilai yang terkandung dalam pendidikan
karakter meliputi: Religius, Jujur, Tole–
ransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif,
Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu,
Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air,
Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komu–
nikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca,
Peduli Lingkungan, Peduli Sosial dan
Tanggung Jawab.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan
karakter memiliki esensi dan makna yang
sama dengan pendidikan moral dan pen–
didikan akhlak. Tujuannya adalah mem–
bentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat,
dan warga negara yang baik. Adapun
kriteria manusia yang baik, warga ma–
syarakat yang baik, dan warga negara
yang baik bagi suatu masyarakat atau
bangsa, secara umum adalah nilai-nilai
sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi
oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di
Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni
pendidikan nilai-nilai luhur yang ber–
sumber dari budaya bangsa Indonesia
n Islam
ruan 16
abaya
Pikir (intellectual development), Olah Raga sosial sangat menonjol dan siswa dituntut
dan Kinestetik (Physical and kinestetic untuk bertanggung jawab terhadap
development), dan Olah Rasa dan Karsa keberhasilan kelompoknya. Menurut Nur
(Affective and Creativity development) yang & Wikandari (2000: 8) bahwa siswa lebih
secara diagramatik dapat digambarkan mudah menemukan dan memahami
sebagai berikut. konsep-konsep yang sulit jika mereka sal-
ing mendiskusikan masalah tersebut
• Cerdas • Jujur dengan temannya. Lonning (1993: 108)
•Teliti • Bertanggung menyatakan diskusi kelompok, peran
jawab
Olah Olah serta yang melibatkan anggota kelompok,
Pikir Hati
jauh lebih efektif mengubah sikap dan
Olah tingkah laku individu dari pada ceramah
Olah Rasa
Raga dan •Peduli
secara persuasif. Jadi dengan Cooperative
•Bersih Karsa
•Sehat •Kreatif Learning, siswa yang terbentur dalam
•Menarik •Inovatif suatu masalah, dapat bertanya pada te–
mannya tanpa rasa malu, dibandingkan
jika ia harus bertanya secara langsung
Berdasarkan pembahasan di atas pada pengajar. Hal ini akan mening–
dapat ditegaskan bahwa pendidikan ka– katkan motivasi siswa dalam belajar
rakter merupakan upaya-upaya yang sehingga dapat memperoleh pemahaman
dirancang dan dilaksanakan secara siste– yang lebih baik mengenai materi yang
matis untuk membantu peserta didik dipelajari dengan cara mencari, menemu–
memahami nilai-nilai perilaku manusia kan dan mengembangkan secara kelom–
yang berhubungan dengan Tuhan Yang pok konsep tersebut. Dengan demikian
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, Cooperative Learning adalah pembelajaran
lingkungan, dan kebangsaan yang terwu– yang berpusat pada mahasiswa (student
jud dalam pikiran, sikap, perasaan, centered) bukan yang berpusat pada
perkataan, dan perbuatan berdasarkan dosen (teacher centered) sebagai pendidik.
norma-norma agama, hukum, tata krama, Ciri-ciri Cooperative Learning:
budaya, dan adat istiadat. a. Siswa bekerja dalam kelompok secara
kooperatif untuk menuntaskan materi
Cooperative Learning belajarnya.
Menurut Jacob (1999: 13) Cooperative b. Kelompok dibentuk dari siswa yang
Learning adalah metode pembelajaran memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dimana sekelompok kecil siswa bekerja dan rendah.
sama dan saling membantu satu sama c. Bilamana mungkin, anggota kelom–
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas pok berasal dari ras, budaya, suku,
akademik. As’ari (2001: 1) menyatakan jenis kelmin berbeda-beda.
bahwa di dalam Cooperative Learning, d. Penghargaan lebih berorientasi ke–
siswa tidak hanya dituntut untuk secara lompok ketimbang individu.
individual berupaya mencapai sukses
atau berusaha mengalahkan teman mere–
ka, melainkan dituntut dapat bekerjasama
untuk mencapai hasil bersama, aspek
Namun pada dasarnya media ter– meneliti ide-ide baru dan relasi
kelompokkan ke dalam 2 bagian yaitu baru menjadi bertambah banyak.
media sebagai pembawa informasi (ilmu
pengetahuan), dan media yang sekaligus
merupakan alat untuk menanamkan kon–
sep seperti alat-alat peraga matematika.
n Islam
ruan 17
abaya
2. Tanggung jawab yang dimiliki ma– Tabel 3.2 Lembar Penilaian Presentasi
Mahasiswa dalam PBM Siklus I
hasiswa (misal penyelesaian LKM dan
tugas yang diberikan)
Kelompok
No Indikator
Kesemua komponen kegiatan maha– 1 2 3 4 5 6
siswa tersebut diamati untuk kemudian 1 Kejelasan presentasi
dideskripsikan pada lembar pengamatan. - Sistematika
dan organisasi
Observasi dilakukan oleh tim peneliti - Bahasa yang digunakan
sebagai observer selama pelaksanaan - Suara
pembelajaran berlangsung. 2 Pengetahuan
- Penguasaan materi
presentasi
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Kegiatan - Memberikan contoh-
contoh yang relevan
Mahasiswa dalam PBM Siklus I - Dapat
menjawab
Kelompok
pertanyaan yang
No. Aspek Pengamatan PBM berhubungan
1 2 3 4 5 6 dengan presentasi
- Bekerjasama dalam
1 Interaksi antara siswa kelompok dan bersedia
dan siswa (berdiskusi) membantu teman
dalam menyelesaiakan
2 Interaksi antara Penampilan
3 tugas
mahasiswa dan dosen - Presentasi menarik,
(mengajukan menggunakan alat-
pertanyaan, menjawab alat
pertanyaan, dan lain- bantu dan media
lain) yang sesuai
3 Interaksi antara siswa
dan sumber - Kerapian, kesopanan,
dan rasa percaya diri
belajar/media/LKM
(membaca buku,
mengerjakan tugas, Tabel 3.3 Pedoman
menggunakan media Penscoran pada Tabel 3.2
pembelajaran, dsb)
dan 3.3
Tingkat (level) Kriteria Umum
4 Siswa pasif
(melamun, 4 - Menunjukkan pemahaman
mengantuk, dsb) Superior yang lebih terhadap konsep-
atau bermain-main konsep
(jari, pensil, dsb) - Menggunakan strategi yang
5 Siswa diam karena
sesuai
berpikir dan
- Penjelasan patut di contoh
perhatian
- Melebihi pemecahan masalah
(mendengarkan
yang diinginkan
pertanyaan dosen, 3 - Menunjukkan pemahaman
memperhatikan Memuaskan terhadap konsep-konsep
penjelasan dosen, dengan sedikit - Menggunakan strategi
memperhatikan kekurangan yang sesuai
pertanyaan atau - Penjelasan efektif
menjawab - Memenuhi pemecahan
pertanyaan teman, masalah yang dinginkan
dsb)
- Menunjukkan
2
Cukuppemahaman
terhadap sebagian
memuaskan
besar
dengan banyak
konsep-konsep
kekurangan
- Tidak menggunakan
strategi yang sesuai
- Penjelasan tidak
memuaskan
- Tidak memenuhi
pemecahan masalah yang
Prosing Halaqoh Nasional &Prosiding
Seminar Halaqoh Nasional & Seminar
1
74 | di Internasional PendidikanInternasional
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Ampel Surabaya
Islam Pendidika
dinginkan
Fakultas Tarbiyah dan Kegu | 6
UIN Sunan Ampel Sur
skor tiap aspek yang dinilai yaitu se– 2. Pembelajaran melalui Lesson Study
bagai berikut: dapat menumbuhkan karakter maha–
- Membudaya: skor 4 apabila poin siswa pada aspek teliti, rasa keingin–
nilai soal terpenuhi 75% -100% tahuan, kejujuran, tanggung jawab
- Mulai Berkembang: skor 3 apabila dan kerjasama yang baik.
poin nilai soal terpenuhi 50% -74% 3. Pembelajaran dengan pendekatan ke–
- Mulai Terlihat: skor 2 apabila poin terampilan proses dalam seting pem–
nilai soal terpenuhi 25%-49% belajaran kooperatif tipe STAD dapat
- Belum Terlihat: skor 1 apabila mengubah pembelajaran dari teacher
poin nilai soal terpenuhi 0% -24% center menjadi student centered.
DAFTAR PUSTAKA