Anda di halaman 1dari 8

1.

Cara membaca micrometer scrup outside :


 Pertama kita perhatikan terlebih dahulu bagian skala utamanya. Berdasarkan
contoh gambar di atas di sana jelas terlihat bahwa nilai yang tertera adalah 12
milimeter untuk angka skala bagian atas.
 Berlanjut melihat skala bagian bawah, jika atas menunjukkan angka 12 mm,
maka kita lihat apakah skala bawahnya ada lebihnya atau tidak, jika ada lebih
langsung kita tambahkan 0.5. Dan dari gambar di atas menunjukkan lebih
sehingga langsung kita tambahkan 0.5 mm.
 Yang terakhir kita beralih untuk melihat bagian skala nonius. Di sana
menunjukkan hasil ukur di posisi 16, maka didapatkan hasil 0.16 mm.

Mungkin gambar ilustrasi di bawah ini bisa membuat anda lebih memahami.

2. Cara Membaca Inside Micrometer

Langkah 1: Bacalah skala horisontal di sebelah kiri bagian pinggir thimbel (jarak antara
masing-masing tanda adalah 0.50 mm).
Langkah 2: Bacalah skala thimble di tempat skala tersebut sejajar dengan skala horisontal
(masing-masing tanda = 0.01 mm)
Langkah 3: Carilah ukuran micrometer
17.50
+0.14
+100.00
= 117.64 mm
Langkah 4: Tambahkan semua langkah untuk memperoleh informasi bacaan.

Cara Membaca Inside Micrometer dengan Extension

Langkah 1: Dapatkan bacaan (Lihat “Cara Membaca Inside Micrometer”).


Langkah 2: Kemudian tambahkan panjang extension untuk mendapatkan hasil pengukuran.
77.64
+75.00
= 152.64 mm

3. Cara Membaca Jangka Sorong


Berikut ini cara membaca dan menghitung ketelitian dari sebuah vernier caliper atau Jangka
Sorong atau Sketmat :

Jangka Sorong dengan Ketelitian 0,02 mm


Pada gambar diatas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius
Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 Skala Utama = 0,98 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 1 – 0,98 = 0,02 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/50 = 0,02 mm.

4. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm

Pada gambar diatas terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama = 1,95 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =2 – 1,95 = 0,05 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/20 = 0,05 mm.

5. Cara menggunakan dwell meter


1. Siapkan alat dwell tacho meter, kemudian tempatkan saklar atau selektor ke
arah dwell (untuk mengukur sudut dwell).
2. Lakukan set “0” jarum penunjuk dengan memutar sektup penyetel.
3. Pasang dwell meter, kabel warna merah ditempatkan ke negatif coil atau
terminal pada distributor dan kabel warna hitam ditempatkan ke massa atau ground
(negatif baterai).
4. Hidupkan mesin dan bacalah hasil pengukuran sudut dwell pada alat ukur.
5. Baca sesuai angka yang ditunjukkan oleh jarum pununjuk (pointer) sesuai
dengan jumlah silinder mesin, pada alat ukur ini terdapat dua skala jumlah silinder
yaitu 6 dan 8 silinder, apabila yang diukur adalah mesin dengan 4 silinder maka
gunakan skala pada alat ukur di 8 silinder, baca hasil pengukuran lalu kalikan 2.
Cara menggunakan tacho meter
1. Siapkan alat dwell tacho meter, kemudian tempatkan saklar atau selektor ke
arah tacho (untuk mengukur RPM mesin).
2. Lakukan set “0” jaru penunjuk dengan memutarkan sektrup penyetel.
3. Pasang tacho meter, kabel warna merah ditempatkan ke negatif coil atau
terminal pada distributor dan kabel warna hitam ditempatkan ke massa atau ground
(negatif baterai).
4. Hidupkan mesin dan bacalah hasil pengukuran RPM mesin pada alat ukur.
5. Untuk RPM, angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer)
hasilnya dikalikan 100. Apabila mesin tersebut memiliki 4 silinder maka lakukan
pembacaan pada alat ukur di skala 8 silinder, namun hasil pembacaan di kalikan 2.

6. Cara menggunakan timing light


1. Siapkan alat ukur timing light.
2. Hidupkan mesin dan tunggu sampai panas mesin mencapai temperatur
kerjanya.
3. Pastikan mesin dalam keadaan stasioner pada RPM 750 – 800 untuk mesin
dengan 4 silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan tersebut).
Apabila RPM mesin tinggi maka governor advancer telah bekerja untuk
memajukan saat pengapian sehingga pemeriksaan saat pengapian menjadi tidak
tepat.
4. Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum tersebut.
Apabila selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer dalam
keadaan bekerja untuk memajukan pengapian.

5. Pasang timing light, pada timing light dengan tiga kabel maka kabel merah
dipasangkan ke positif baterai atau positif koil dan kabel hitam ke negatif baterai
(massa) serta kabel pemicu dipasang ke kabel busi no 1. Pemasangan kabel pemicu
tidak boleh terbalik, tanda panah pada kabel pemicu harus menghadap ke arah busi,
apabila pemasangannya terbalik maka dapat membuat hasil pemeriksaan tidak tepat.
6. Pada timing light dengan satu kabel, yaitu satu kabel pemicu saja maka
kabel pemicu langsung dipasangkan ke kabel busi no 1 dengan cara yang sama.
7. Tekan tombol power pada timing light dan arahkan timing light ke puli
poros engkol kemudian periksaa kapan waktu pengapian terjadi.tepatnya lihat buku
manual kendaraan tersebut).

8. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan nilai spesifikasinya maka


lakukan penyetelan.
9. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, lepas timing light dan pasang
kembali selang vakum pada distributor.

7.
Mencharger baterai secara seri

Ketika akan melakukan penchargeran baterai secara seri maka hal pertama yang harus
diketahui adalah tentang sifat-sifat rangkaian listrik secara seri.

Ketika merangkai baterai secara seri maka tegangan total sama dengan jumlah tegangan
pada tiap-tiap komponen baterai (Vtot = V1 + V2 + V3 dst). Sedangkan arusnya adalah
sama besar (Itot = I1 + I2 + I3 dst).

Misalnya, bila terdapat 5 buah baterai yang masing-masing baterai memiliki tegangan 1,5
volt dan arusnya sebesar 1.000 mAH. Maka ketika 5 buah baterai tersebut dirangkai secara
seri akan menghasilkan tegangan sebesar :
Vtot = V1 + V2 + V3 + V4 + V5
Vtot = 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5
Vtot = 7,5 volt

Jadi jika kelima baterai tersebut dirangkai secara seri akan menghasilkan tegangan sebesar
7,5 volt. Sedangkan arus pada rangkaian tersebut tetap sama sebesar 1.000 mAH. Dengan
kata lain jika baterai dirangkai secara seri maka tegangannya akan meningkat dan arusnya
sama.

Sehingga bila akan melakukan penchargeran pada baterai secara seri maka perhatikan
tegangan baterai. Pada baterai atau accu pada umumnya memiliki tegangan sebesar 12 volt
sehingga bila terdapat 2 buah baterai akan dicharger menggunakan rangkaian seri maka
tegangannya akan bertambah menjadi 24 volt. Untuk lebih jelasnya tentang cara
penchargeran baterai secara seri dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Mencharger baterai secara paralel


Sama halnya jika akan melakukan penchargeran baterai secara seri, untuk dapat
melakukan penchargeran baterai secara paralel maka harus diketahui sifat-sifat rangkaian
paralel terlebih dahulu.
Ketika merangkai baterai secara paralel maka tegangan total akan sama besar dengan
tegangan tiap-tiap bagian baterai pada rangkaian (Vtot = V1 + V2 + V3 dst).

Sedangkan untuk arus totalnya adalah penjumlahan dari arus pada tiap-tiap bagian baterai
pada rangkaian paralel tersebut (Itot = I1 + I2 + I3 dst).

Misalnya, ada tiga buah baterai dengan tegangan masing-masing baterai sebesar 1,5 volt
dan arusnya 1.000 mAH. Maka jika ketiga baterai tersebut dirangkai secara paralel maka
akan menghasilkan tegangan sebesar :

Vtot = V1 = V2 = V3
Vtot = 1,5 = 1,5 = 1,5 volt

Sehingga tegangan total baterai tersebut akan sama besar dengan tegangan baterai pada
tiap-tiap bagian di dalam rangkaian paralel. Sedangkan arus total pada rangkaian paralel
tersebut adalah :
Itot = I1 + I2 + I3
Itot = 1.000 + 1.000 + 1.000
Itot = 3.000 mAH

Sehingga jika baterai dirangkai secara paralel maka arus total pada rangkaian tersebut akan
meningkat sedangkan tegangannya sama besar.

Sehingga bila melakukan penchargeran dua buah baterai yang memiliki tegangan sebesar
12 volt maka jika dilakukan secara paralel tegangan baterai tersebut tetap 12 volt. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini untuk penchargeran baterai secara paralel :

Anda mungkin juga menyukai