Mungkin gambar ilustrasi di bawah ini bisa membuat anda lebih memahami.
Langkah 1: Bacalah skala horisontal di sebelah kiri bagian pinggir thimbel (jarak antara
masing-masing tanda adalah 0.50 mm).
Langkah 2: Bacalah skala thimble di tempat skala tersebut sejajar dengan skala horisontal
(masing-masing tanda = 0.01 mm)
Langkah 3: Carilah ukuran micrometer
17.50
+0.14
+100.00
= 117.64 mm
Langkah 4: Tambahkan semua langkah untuk memperoleh informasi bacaan.
5. Pasang timing light, pada timing light dengan tiga kabel maka kabel merah
dipasangkan ke positif baterai atau positif koil dan kabel hitam ke negatif baterai
(massa) serta kabel pemicu dipasang ke kabel busi no 1. Pemasangan kabel pemicu
tidak boleh terbalik, tanda panah pada kabel pemicu harus menghadap ke arah busi,
apabila pemasangannya terbalik maka dapat membuat hasil pemeriksaan tidak tepat.
6. Pada timing light dengan satu kabel, yaitu satu kabel pemicu saja maka
kabel pemicu langsung dipasangkan ke kabel busi no 1 dengan cara yang sama.
7. Tekan tombol power pada timing light dan arahkan timing light ke puli
poros engkol kemudian periksaa kapan waktu pengapian terjadi.tepatnya lihat buku
manual kendaraan tersebut).
7.
Mencharger baterai secara seri
Ketika akan melakukan penchargeran baterai secara seri maka hal pertama yang harus
diketahui adalah tentang sifat-sifat rangkaian listrik secara seri.
Ketika merangkai baterai secara seri maka tegangan total sama dengan jumlah tegangan
pada tiap-tiap komponen baterai (Vtot = V1 + V2 + V3 dst). Sedangkan arusnya adalah
sama besar (Itot = I1 + I2 + I3 dst).
Misalnya, bila terdapat 5 buah baterai yang masing-masing baterai memiliki tegangan 1,5
volt dan arusnya sebesar 1.000 mAH. Maka ketika 5 buah baterai tersebut dirangkai secara
seri akan menghasilkan tegangan sebesar :
Vtot = V1 + V2 + V3 + V4 + V5
Vtot = 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5
Vtot = 7,5 volt
Jadi jika kelima baterai tersebut dirangkai secara seri akan menghasilkan tegangan sebesar
7,5 volt. Sedangkan arus pada rangkaian tersebut tetap sama sebesar 1.000 mAH. Dengan
kata lain jika baterai dirangkai secara seri maka tegangannya akan meningkat dan arusnya
sama.
Sehingga bila akan melakukan penchargeran pada baterai secara seri maka perhatikan
tegangan baterai. Pada baterai atau accu pada umumnya memiliki tegangan sebesar 12 volt
sehingga bila terdapat 2 buah baterai akan dicharger menggunakan rangkaian seri maka
tegangannya akan bertambah menjadi 24 volt. Untuk lebih jelasnya tentang cara
penchargeran baterai secara seri dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Sedangkan untuk arus totalnya adalah penjumlahan dari arus pada tiap-tiap bagian baterai
pada rangkaian paralel tersebut (Itot = I1 + I2 + I3 dst).
Misalnya, ada tiga buah baterai dengan tegangan masing-masing baterai sebesar 1,5 volt
dan arusnya 1.000 mAH. Maka jika ketiga baterai tersebut dirangkai secara paralel maka
akan menghasilkan tegangan sebesar :
Vtot = V1 = V2 = V3
Vtot = 1,5 = 1,5 = 1,5 volt
Sehingga tegangan total baterai tersebut akan sama besar dengan tegangan baterai pada
tiap-tiap bagian di dalam rangkaian paralel. Sedangkan arus total pada rangkaian paralel
tersebut adalah :
Itot = I1 + I2 + I3
Itot = 1.000 + 1.000 + 1.000
Itot = 3.000 mAH
Sehingga jika baterai dirangkai secara paralel maka arus total pada rangkaian tersebut akan
meningkat sedangkan tegangannya sama besar.
Sehingga bila melakukan penchargeran dua buah baterai yang memiliki tegangan sebesar
12 volt maka jika dilakukan secara paralel tegangan baterai tersebut tetap 12 volt. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini untuk penchargeran baterai secara paralel :