Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KERJA MFK

KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA


COLUMBIA ASIA HOSPITALS 2018

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara tropis yang berbentuk untaian kepulauan, sehingga disebut
juga nusantara. Terdiri dari 7 pulau besar dan ribuan pulau kecil yang dikelilingi oleh
lautan dan terletak pada gugusan atau lempeng gunung berapi yang aktif. Dengan
kondisi seperti ini, besar kemungkinan mengalami bencana dalam hal ini bencana alam.
Namun disamping bencana alam, kita juga mengenal bencana yang diakibatkan oleh
faktor manusia.

Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dengan berbagai bentuk dan wujud,
seperti banjir, gempa bumi, badai, tsunami, kebakaran hutan, dan sebagainya baik yang
terjadi secara alamiah maupun yang diakibatkan oleh kelalaian manusia. Bencana dapat
datang kapan saja tanpa diketahui, meskipun sudah ada peringatan, namun cepat
lambatnya tidak dapat kita duga, itulah sebabnya mengapa disebut dengan bencana.

Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai sebuah institusi yang bertanggung jawab
terhadap kelestarian kekayaan bangsa berupa arsip-arsip statis baik dalam bentuk
konvensional maupun dalam bentuk media baru berkewajiban untuk melindungi
khasanah tanah air yang kita miliki sebagai sumber sejarah bangsa dari kemungkinan
rusak atau musnah akibat bencana. Tanpa melihat kondisinya, baik sebelum bencana itu
terjadi atau sesudah bencana tersebut terjadi. Jika tidak, maka bangsa kita akan
kehilangan catatan ingatan yang sangat berharga untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

1
2. Latar Belakang
Ada dua hal yang akan menyebabkan pihak rumah sakit mengalami gangguan yang
berkepanjangan, yang pertama adalah pada saat kejadian, maka akan banyak mengalami
kerusakan bangunan dan aset berharga lainnya, baik berupa sarana, prasarana, maupun
dokumen-dokumen penting, baik milik rumah sakit maupun milik pribadi pekerja
maupun pasien yang sedang melakukan proses pelayanan kesehatan. Yang kedua adalah
kehilangan sebagian atau seluruh harta benda dan korban jiwa, baik yang menderita
karena cacat maupun yang meninggal dunia.

Bencana tidak dapat dielakkan, tetapi tidak demikian halnya dengan kematian yang
disebabkan oleh adanya bencana. Merupakan suatu tantangan untuk kita bagaimana
mengupayakan untuk meminimalkan dampak bencana itu sendiri, dengan
memperkirakan datangnya bencana, bahkan mencegah terjadinya suatu bencana. Untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan sebuah program yang mampu menghadapi segala
kemungkinan timbulnya bencana, maka kerusakan yang diakibatkan oleh bencana dapat
dibuat seminimal mungkin. Perencanaan menghadapi bencana (disaster plan) adalah
suatu catatan rencana yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang
diambil untuk pencegahan dan persiapan dalam menghadapi suatu bencana.

3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilakukannya upaya dalam meningkatkan kewaspadaan menghadapi
bencana adalah sebagai berikut :
 Melalui tindakan dini berupa mitigasi, diharapkan dapat menghindari kerugian
besar bagi rumah sakit secara umum, dan bagi para pekerja juga para pasien
dan keluarganya secara khusus.
 Dengan tetap bisa beroperasionalnya rumah sakit, maka dapat meminimalisasi
penderitaan yang ditanggung oleh individu atau masyarakat yang terkena
bencana, karena pelayanan kesehatan baik di tempat maupun di lokasi bencana
dapat terus diupayakan.

2
3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilakukannya upaya dalam meningkatkan kewaspadaan menghadapi
bencana adalah sebagai berikut :
 Berbagai upaya dan kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan para pekerja di unit kerja terkait untuk melakukan identifikasi
risiko, sehingga seluruh penghuni gedung rumah sakit dapat bekerja dengan
aman dan nyaman.
 Meningkatkan kemampuan para anggota tim K3 untuk selalu siap siaga dalam
menghadapi situasi darurat bencana.
 Meningkatkan kemampuan para anggota pendukung untuk menyelamatkan
dokumen dan melakukan evakuasi dengan cepat dan tepat.
 Meningkatkan jalinan kemitraan dengan lintas sektor, khususnya Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, rumah sakit terdekat, dan sebagainya.

4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 MENGIDENTIFIKASI Membuat HVA untuk masing-masing departemen di
KEMUNGKINAN TERJADINYA
lingkungan rumah sakit yang harus ditindaklanjuti
BENCANA INTERNAL DAN
EKSTERNAL dengan review dan revisi setiap tahun.

2 RENCANA PENANGANAN Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi


KEMUNGKINAN TERJADI BENCANA
dari bahaya, ancaman dan kejadian.
Menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian
tersebut.
Strategi komunikasi pada kejadian.
Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian,
termasuk sumber daya alternatif.
Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian,
termasuk alternatif tempat pelayanan.
Identifikasi dan penugasan peran dan tanggung
jawab staf pada waktu kejadian.
Proses mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila
terjadi pertentangan antara tanggung jawab staf
secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit
dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien.

3
5. Sasaran
Program kerja disusun untuk mencapai target indikator dengan sasaran sebagai berikut :
 Meningkatkan kesiap-siagaan anggota tim inti K3 dan anggota tim pendukung
lantai di rumah sakit, khususnya peningkatan kualitas mereka dalam mengatasi
dan menghadapi kemungkinan adanya bencana yang tidak diduga-duga.
 Meningkatnya keterampilan dan pengetahuan para penghuni gedung lainnya,
dalam hal peningkatan kemampuan yang selaras dengan perkembangan kondisi
rumah sakit dalam menghadapi kemungkinan terjadi kondisi bencana.

6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Kegiatan I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
PROSES IDENTIFIKASI SECARA INTERNAL DAN EKSTERNAL
1 Membuat HVA untuk
masing-masing departemen
di lingkungan rumah sakit
yang harus ditindaklanjuti
dengan review dan revisi
setiap tahun.
IMPLEMENTASI PENANGGULANGAN BENCANA
1 Pembuatan buku tanggap
darurat bencana.
2 Menetapkan dan membuat
peta mengenai area berisiko
dan berbahaya.
3 Menetapkan rencana tanggap
darurat rumah sakit.
4 Strategi komunikasi lintas
sektor pada saat terjadi
bencana.
5 Persiapan sumber daya, baik
manusia maupun logistik
pada saat terjadi bencana.
6 Simulasi evakuasi dan
pembuatan rumah sakit
lapangan, serta kerjasama
dengan rumah sakit terdekat
untuk rujukan.
7 Pembuatan tugas dan
kewajiban dari masing-

4
masing unit kerja saat terjadi
bencana.
8 Adanya sosialisasi dan
ketentuan bahwa semua
pihak yang ada di rumah
sakit harus mematuhi
rencana kesiapan
menghadapi bencana.

7. Evaluasi dan Laporan Kegiatan


Untuk semua program kerja yang sudah terlaksana hasilnya didokumentasikan dalam
laporan kegiatan, evaluasi, dan tindak lanjut. Dokumentasi tersebut biasa dibuat setiap
selesai kegiatan oleh anggota tim K3 terkait dan ditujukan kepada ketua tim K3 dan
untuk ditandatangani dan diteruskan kepada pimpinan rumah sakit.

5
Jakarta, 1 Januari 2018

Dibuat Oleh,

Charles Sinaga

Support Service Manager

Menyetujui,

Jacky Arjono

General Manager

Mengetahui,

dr.Himawan Prasetyo, M.kes

Hospital Director

Anda mungkin juga menyukai