DISUSUN OLEH :
1. ALINA SARI
2. MITA BR SIDABUTAR
3. ANGGI
4. RAHMAT AMI B
5. ALPANJI
6. ERLIS
7. MEGA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi umat manusia dalam menempuh jalan yang benar dan berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini .
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada
Rasulillah Muhammad SAW pemberi uswah (teladan) dan bimbingan tentang
perlunya kita memiliki sifat jujur sekaligus mempraktekkannya dalam aktifitas
kehidupan kita sehari-hari.
Akhirnya kritik saran dari pembaca, dengan senang hati siap kami terima,
semoga usaha penulisan makalah ini tidak sia-sia dan semoga Alloh SWT
memberikan manfaat dan ridlaNya kepada kita semua. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
2. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 1
3. Tujuan Pembuatan Makalah .................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Jujur....................................................................................... 3
2. Dalil-dalil tentang kejujuran ................................................................... 3
3. Sedikit tentang jujur.... ............................................................................ 4
4. Alasan mengapa kita harus JUJUR ........................................................ 8
5. Alasan banyak orang masih berbohong. ................................................. 9
6. Keberkahan dan manfaat dari Sikap Jujur ............................................ 10
7. Mudharat Dusta ..................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN ..................................................................................... 14
2. SARAN-SARAN .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2. Sistematika Pembahasan
1. Pengertian Jujur
2. Dalil-dalil yang mendasari wajibnya perilaku jujur
3. Sedikit tentang jujur
4. Alasan mengapa kita harus berperilaku jujur
5. Alasan banyak orang masih berbohong
6. Keberkahan dan manfaat dari sikap jujur
7. Akibat berperilaku dusta
1
2. Agar Kita dapat saling mengingatkan dan menyadarkan antara satu sama
lain serta berfikir untuk hidup dan berkarya lebih baik lagi dengan modal
kejujuran.
3. Semoga dari hasil pembahasan makalah ini semuanya mendapat dorongan
untuk selalu bersikap jujur yakni kepada Alloh SWT, Orang tua, Guru,
teman dan pada lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jujur
Apa itu jujur? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jujur adalah lurus
hati;tidak berbohong, tidak curang. kata jujur adalah kata yang digunakan untuk
menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau
fenomena maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu atau
fenomena tersebut. Bila seseorang itu menceritakan informasi tentang gambaran
tersebut kepada orang lain tanpa ada “perobahan” (sesuai dengan realitasnya )
maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur. Sedangkan menurut
istilah, Jujur berarti berkata yang benar yang bersesuaian antara lisan dan apa
yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat berarti perkataan yang sesuai
dengan realita dan hakikat sebenarnya. Kebalikan jujur itulah yang disebut dusta.
Atau dapat juga dikatakan, jujur adalah sebuah sikap yang selalu berupaya
menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi dengan fenomena. Dalam
agama Islam sikap seperti inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu ber-
nilai tak terhingga.
3
3. Surat At-Taubah ayat 119
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang jujur (benar)
Dalam Hadist Nabi Juga dimuat (dijelaskan) tentang kejujuran, antara lain adalah
;
1. Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud
RA
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW, Beliau bersabda; sesungguhnya
kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke
surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia
tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa
pada keburukan(kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang
yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai
pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
2. Hadist dari Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA
Artinya:
Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA, Ia berkata; Saya hafal (hadist)
dari Nabi SAW, “ Tinggalkan sesuatu yang meragukan pada sesuatu yang tidak
meragukan, maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan(hati) dan dusta adalah
keraguan(hati)”. (HR Turmudzi)
4
sebuah swalayan, berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk mengontrol
“ketidakjujuran” pelanggannya dengan membeli CCTV, dan menggaji satpam
yang terkesan “sangar”. Selain itu, juga terdapat cerita tentang sebuah perusahaan
yang membeli alat-alat keamanan seperti CCTV, fingerprint access,warning alarm
dan point pengontrol hanya untuk mendapat “security license”.
Betapa mahalnya nilai sebuah kejujuran. Padahal tahukah anda, seorang panutan
umat muslim sedunia. Muhammad SAW meletakan kejujuran sebagai pondasi
utama dalam mendirikan sebuah agama bernama Islam. Walhasil beliu diberi
gelar Al-amin sejak kecil, artinya orang yang benar-benar kredible dalam
menjalankan amanah dan terkenal sangat jujur. Dari mulai tutur kata nya yang
jauh dari bohong, usaha jual beli yang ditekuninya tak pernah luput dari kejujuran,
sehinga orang Quraisy pada waktu itu sangat percaya menitipkan barang
dangangan miliknya kepada Rosulullah untuk diniagakan sampai ke negeri Syam
(sekarang Syiria). Hingga pada saat menjelang hijrah ke Yasrib (Madinah),
dimana para pemuka Quraisy sudah begitu benci kepada beliau, masih ada
penduduk mekah yang menitipkan barang di rumahnya. Sehingga begitu hendak
berangkat beliau menitipkan semua barang kepada Ali Bin Abu Thalib untuk
dikembalikan kepada pemiliknya.
Alloh SWT menciptkan bumi dan langit berserta isinya dengan benar dan
Alloh memerintahkan manusia membangun kehidupan mereka dengan benar dan
jujur. Mererka tidak diperkenakan berkata dan berbuat sekehendak hatinya,
kecuali dilakukanya di atas kebenaran.
Kelalaian manusia dari prinsip yang sudah jelas ini, mengakibatkan
timbulnya kekecewaaan dan kecelakaan, serta merajalelaanya kebohongan,
kepalsuaan dan khayalan yang menjauhkan mereka dari jalan yang benar,
sehingga mereka mengasingkan diri dari kenyataan yang obyektif yang harus
mereka ikuti.
Oleh karena itu manusia dituntut berpegang kepada kejujuran dengan
memperhatikan prinsip kebenaran pada setiap problem yang dihadapinya dan
dilaksanakan di atas ketentuan hukum yang benar. Dan yang demikian merupakan
"Tiang yang kokoh" menurut akhlaq Islam.
5
Sabda Rasululloh saw, yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim
yangartinya;"Tinggalkan apa-apa yang kau ragukan, kepada apa yang tidak kau
ragukan. Janganlah kamu berburuk sangka, karena berburuk sangka itu, ialah
sedusta-dustanya percakapan."
Dan hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzy; "Kerjakan apa yang tidak kau
ragu-ragukan, sesungguhnya kebenaran itu membawa ketenangan, dan dusta itu
menimbulkan keragu- raguan."
Dari ungkapan tersebut bagi kita merupakana kejelasan perintah Alloh
SWT dan Rasululloh saw, yang mana dalam menjalankan akitifitas kehidupan kita
diperintahkan untuk selalu berlaku jujur dan tidak ragu dalam melakukan
pekerjaan, apalah artinya bila kehidupan yang kita jalani selalu dalam kondisi
yang tidak tenang merasa was-was dengan perbuatan yang kita lakukan.
Islam dalam ajaranya sangat menghormati dan menegakan kebenaran, mengusir
orang- orang pendusta dan menolak keras kehadiran mereka, untuk mempertegas
keburukan perbuatan dusta yang dilarang dan sangat dibenci oleh Rasululloh Saw,
Isteri beliau Siti Aisyah r.a berkata yangartinya:
"Tiadak ada akhlaq yang paling dibenci Rasululloh saw lebih dari bohong.
Apabila beliau melihat seseorang bohong dari segi apa saja, maka orang itu tidak
keluar dari perasaan hati Rasululloh saw, sehingga beliau tahu bahwa orang itu
telah bertaubat.”(Atsar HR. Ahmad)
Kejujuran bagi seorang Muslim terkadang tak bisa lepas dari kehidupan
sehari-hari, dalam pergaulan, pekerjaan, dalam rumah tangga, juga bermasyarakat
semua berlaku sifat kejujuran karena prinsif ajaran Islam adalah senantiasa selalu
berpegang pada ajaran agamanya.
Bagi orang yang tak berpegang pada prinsip agamanya, maka orang
tersebut telah melangggar perintah Alloh SWT dan Rasululloh saw. Maka orang
tersebut telah berdosa kepada Alloh selama orang tersebut tidak bertaubat dan
kembali pada ajaran Agamanya maka dosa-dosa tersebut akan mengalir selama
hidupnya, naudzubillah jangan sampai kita seperti itu.
Alloh telah berfirman dalam surat An-Najm [53], ayat 23 dan 28:
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
6
mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk
(menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan
apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang
petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (QS. An-Najm [53] : 23)
Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada
berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (QS. An-Najm [54] : 28)
Dari keterangan semua ini maka ada prinsip Muslim yang utama harus diketahui
oleh kita semua bahwa setiap muslim itu harus berbicara jujur, benar, menepati
janji, disiplin dan tertib dalam melakukan sesuatu.
Dan bagi seorang munafiq (berkata bukan yang sebenarnya) maka prinsip
yang ada padanya tak lain selalu berbicara dusta, ingkar janji, berkhianat,
memfitnah, melontarkan tuduhan palsu (bohong), memutuskan hubungan dengan
agama, menipu dan berdusta untuk mengelabui apa yang sebenarnya terjadi.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya; "Maukah
saya beritaukan tentang tiga dosa besar." Sahabat menjawab; "Baiklah ya
Rasululloh," Rasululloh saw bersabda; "1. Menyekutkan Alloh, 2. Durhaka
kepada ibu bapak, tandainya menyandar, lalu beliau tegak duduk sambil bersabda:
camkanlah dan, 3. Saksi palsu dan perkataan bohong." Maka beliau mengulangi
persaksian palsu.
Demikian tegas Rasululloh saw memperingatkan tentang dosa dan bahaya
persaksian palsu. Karena perbuatan memalsu adalah dusta yang sangat
menyesatkan dan bukan saja menyembunyikan kebenaran tapi menghapuskan dan
mengantinya dengan yang salah.
Bahayanya sangat besar dan membinasakan, baik orang seorang dalam
kasus-kasus tertentu maupun perusahan-perusahan yang bergerak dalam jasa
apapun, semua bila tidak memegang prinsif kejujuran yang telah ditetapkan
agama maka kehancuran akan datang setiap waktu.
Sebagai perenungan kita, hadits R. Ibnu Abid Dunya; "Perhatikanlah
kejujuran. Dan apabila kamu memandang kebinasaan berada di dalam kejujuran,
7
maka sebenarnya didalamnya-lah keselamatan.” semoga Alloh SWT membimbing
kita untuk selalu jujur.
Yuk.. kita renungkan dan bayangkan, apa jadinya sebuah usaha atau
peniagaan yang berlandaskan kejujuran! mungkin tidak perlu lagi Satpam, kamera
pengontrol, portal atau pintu besi sebuah brangkas uang yang berlapis-lapis.Yuk..
kita bayangkan kehidupan masyarakat yang dilandasi kejujuran!, tidak ada lagi
rasa saling curiga, yang ada kepercayaan setiap individu kepada individu
lainya.Yuk.. kita bayangkan kehidupan dalam sebuah negara yang berlandaskan
kejujuran!. Mungkin tidak ada lagi KPK, hakim dan jaksa di pengadilan akan
sedikit ringan bebanya. Korupsi.. NO WAY
8
6. Berbohong menyebabkan stress lebih berat daripada berkata jujur. Anda tidak
harus khawatir seseorang pada akhirnya akan mengetahui kebohongan2 anda
7. Berkata jujur membantu orang-orang yang anda sayangi, lebih percaya dan
hormat pada anda
8. “Orang-orang patut menerima..kebenaran. Mereka patut mendapatkan
kejujuran” (Bruce springsteen)
9. Berkata jujur membantu anda merasa tenang di dalam hati. Berbohong
membuat perut anda akan melilit tidak jelas
10. Kebohongan adalah sebuat jebakan. Kebenaran bisa membebaskan anda dari
jebakan itu dan memungkinkan anda terus melangkah maju dalam hidup
11. “Anda tidak akan pernah menemukan siapa diri anda sebenarnya, sampai anda
berani menghadapi kebenaran” (Pearl Bailey)
9
7.Bertujuan menipu orang lain
8.Supaya dihargai orang lain
9.Memang kebiasaan berbohong
10.Karena punya tujuan tertentu.
2.Faktor eksternal
Yaitu faktor yang ada di luar diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang
berbohong.
1.Karena dibayar orang lain untuk berbohong
2.Melindungi/menyelamatkan diri sendiri atau orang lain dari ancaman seseorang
3.Pengaruh pergaulan
4.Ingin merasa lebih.
5.Karena alasan politik
6.Alasan bisnis
7.Karena basa-basi
8.Karena ingin mendapatkan uang
9.Karena profesi
10.Karena tidak memenuhi persyaratan
Masih banyak sebab dan tujuan orang berbohong. Namun hal-hal di atas adalah
yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kesimpulan:
Baik atau tidaknya berbohong, tergantung daripada situasi,kondisi,sebab dan
tujuannya.
10
terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut.
Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan
hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu. Di antara keberkahan sikap
jujur ini akan memudahkan kita mendapatkan berbagai jalan keluar dan
kelapangan. Coba perhatikan baik-baik perkataan Ibnu Katsir rahimahullah ketika
menjelaskan surat At Taubah ayat 119. Beliau mengatakan, “Berlaku jujurlah dan
terus berpeganglah dengan sikap jujur. Bersungguh-sungguhlah kalian menjadi
orang yang jujur. Jauhilah perilaku dusta yang dapat mengantarkan pada
kebinasaan. Moga-moga kalian mendapati kelapangan dan jalan keluar atas
perilaku jujur tersebut.”
Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding
dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT
menyebut diri-Nya dengan Al-Haq yang artinya Mahabenar.
Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi
tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW
bersabda, ''Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak
meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah
keraguan.'' (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).
Kedua, mendapatkan keberkahan dalam usahanya. Rasulullah SAW bersabda,
''Dua orang yang berjual beli mempunyai pilihan (untuk melanjutkan transaksi
ataupun membatalkannya) selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur
dan menjelaskan barangnya maka akan diberkahi jual beli mereka, dan jika
mereka merahasiakan dan berdusta maka dihilangkan keberkahan jual beli
mereka.'' (HR Bukhari)
Ketiga, mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, ''Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur,
maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang syahid,
walaupun ia mati di atas kasurnya.'' (HR Muslim) .
Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia
merasa berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
Rasulullah SAW telah bersabda, ''Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika
11
engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan
keselamatan.'' (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat Manshur bin Mu'tamir).
Kelima, dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,
''Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga:
jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau
diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah
tanganmu.'' (HR Ahmad dari riwayat 'Ubadah bin Ash-Shamit).
Keenam, dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ''Jika
engkau ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau
diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang
sekelilingmu.'' (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di
masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun
berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme
kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.
7. Mudharat Dusta
Dusta adalah dosa dan ‘aib yang amat buruk. Di samping berbagai dalil dari Al
Qur’an dan dan berbagai hadits, umat Islam bersepakat bahwa berdusta itu haram.
Di antara dalil tegas yang menunjukkan haramnya dusta adalah hadits berikut ini,
“Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji jika
membuat janji dan khinat terhadap amanah.”
Dari berbagai hadits terlihat jelas bahwa sikap jujur dapat membawa pada
keselamatan, sedangkan sikap dusta membawa pada jurang kehancuran. Di antara
kehancuran yang diperoleh adalah ketika di akhirat kelak. Kita dapat menyaksikan
pada hadits berikut,
“Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat,
tidak melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan
mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit
pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya melebihi mata
kaki dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mencela orang yang tidak transparan
12
dengan menyembunyikan ‘aib barang dagangan ketika berdagang. Coba
perhatikan kisah dalam hadits dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan,
lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau
menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, "Apa ini wahai pemilik
makanan?" Sang pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air hujan
wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Mengapa kamu tidak meletakkannya di
bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu
maka dia bukan dari golongan kami." Jika dikatakan bukan termasuk golongan
kami, berarti dosa menipu bukanlah dosa yang biasa-biasa saja.
13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Jujur haruslah selalu diutamakan dalam kehidupan sehari-hari, jadikanlah
jujur sebagai suatu tiang yang menopang hidup kita, jujur adalah akhlak dasar
yang mendasari seluruh kehidupan manusia, jadi, berusahalah berperilaku jujur..,
yakinkanlah dalam diri kita bahwa jujur tidak akan membuat diri kita rugi
sedikitpun, jujur malah akan membawa kita pada nikmat akhirat, sedangkan
perilaku dusta yang selama ini kita anggap untuk menguntungkan diri kita,
buanglah jauh-jauh, kita harus berpikir bahwa dusta itu lebih banyak
mudharatnya.
JUJUR.. OK
DUSTA... NO!!
2. SARAN-SARAN
Melalui makalah ini kami sampaikan juga beberapa saran yakni;
1. Akui dan Jujurlah bahwa Alloh Tuhan kita, kita adalah hambanya maka
marilah kita beribadah dengan sepenuh jiwa, ikhlas hanya karena
mengharap ridla-Nya
2. Mari kita berusah Jujur dalam segala hal dan keadaan, jangan sampai kita
terprofokasi ungkapan “ yang jujur ga’ makan”, itu tidak benar. Yakinlah
bahwa yang member rizki bukan manusia tapi Alloh SWT.
3. Hindarilah sifat dusta karena itu merupakan awal dari kehancuran umat
manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Jalius HR http://jalius12.wordpress.com/2010/03/28/pengertian-jujur/Abatasa.
http://dahlan.abatasa.com/post/detail/2236/makna-sebuah-kejujuran Masbro.
http://www.acacicu.com/2011/08/jujur-adalah-tidak-berbohong.htmlAbatasa.
http://dahlan.abatasa.com//indonesiajujur-kumpulan-motivasi.html
http://kebunhidayah.wordpress.com/2011/09/13/membiasakan-dan-menanamkan-
sifat-kejujuran/
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2171366-manfaat-utama-berlaku-
jujur-dalam/#ixzz1by7Z9liZ
15