Anda di halaman 1dari 3

Sesak nafas biasa dialami oleh sebagian besar ibu hamil.

Keluhan ini dapat terjadi kapan saja,


pada saat usia kehamilan muda, usia kehamilan tua, atau menjelang persalina. Sesak nafas pada saat
usia kehamilan memasuki enam bulan ke atas dapat dikatakan wajar. Hal ini karena rahim ibu semakin
membesar dan berat badan bayi dalam kandungan bertambah. Akibatnya, dinding dada atau
diafragma ibu akan tertekan dan rongga paru-paru akan berkurang.

Hormon kehamilan merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan frekuensi dan


kedalaman sehingga Ibu merasa sulit bernafas. sesak nafas juga bisa disebabkan oleh adanya
pembengkakan pembuluh darah kapiler dari saluran pernapasan dan bagian tubuh lainnya,
mengendurnya otot-otot paru, saluran bronchus (cabang paru), dan otot-otot lain. Tekanan rahim
yang membesar pada diafragma dapat menyesuaikan paru-paru sehingga paru-paru sulit
mengembang dengan penuh.

Sesak nafas dan jantung berdebar-debar saat hamil mengindikasikan beberapa kemungkinan yaitu
anemia, kekurangan gula, penyakit hipertiroid, hingga sakit jantung. berikut diuraikan beberapa
penyebab ibu hamil sering mengalami sesak nafas dan jantung berdebar-debar, serta merasa cepat
lelah.

1. Peningkatan atau pertambahan volume darah.


Ibu hamil mengalami peningkatan volume darah hingga 50% dibandingkan ketika tidak hamil.
Peningkatan volume darah ini berkaitan erat dengan kebutuhan janin dalam proses pertumbuhan.
perubahan volume darah ini berpengaruh terhadap kinerja jantung sehingga jantung harus
bekerja lebih keras daripada ketika ibu tidak hamil. Hal inilah yang membuat ibu hamil merasa
berdebar-debar. Walaupun demikian, pada beberapa kasus, perasaan berdebar-debar hanya
sesekali dirasakan dan terjadi dalam waktu beberapa detik saja.
2. Progesteron
Ketika hamil, kadar hormon tubuh mengalami perubahan. Hormon progesteron pada ibu hamil
dapat mempengaruhi kinerja jantung. salah satu efek progesteron terhadap jantung adalah
membuat jantung bekerja lebih cepat dan menghasilkan denyut jantung lebih kuat agar darah
dapat ditempa hingga ke bagian uterus atau rahim. Hal ini dapat berlangsung pada awal-awal
kehamilan. Akibatnya, ibu hamil merasakan jantungnya berdebar-debar.
3. Stres
ibu hamil pada masa awal kehamilan dapat mengalami stres karena belum bisa beradaptasi
dengan kehamilannya. Perubahan bentuk tubuh, kesehatan janin, dan berbagai hal yang dialami
pada awal-awal kehamilan dapat menambah beban pikiran ibu. Akibatnya, ibu hamil dapat
mengalami stres. Stres berdampak pada peningkatan beban jantung. Jantung bekerja lebih keras
dengan meningkatkan frekuensi detak jantung sehingga Ibu merasakan berdebar-debar pada saat
hamil.
4. Kekurangan volume darah
Kekurangan volume darah dapat terjadi pada ibu hamil, yang merupakan salah satu penyebab
anemia. Hal ini sering terjadi akibat adanya mekanisme perdarahan. ibu hamil yang mengalami
luka dengan perdarahan dengan jumlah tertentu, dapat mengurangi volume darah pada tubuh.
Sementara itu, Darah berfungsi sebagai pengangkut nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.
TuKekurangan darah dapat menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh
berkurang. Akibatnya, untuk mengantisipasi kekurangan volume darah, jantung melakukan kerja
yang berat agar sirkulasi berjalan cepat untuk memenuhi kebutuhan dalam tubuh. Kerja keras
jantung inilah yang menyebabkan ibu hamil merasa berdebar-debar.
5. Hemoglobin rendah
Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah rendahnya kadar hemoglobin. dampak
menurunnya kadar hemoglobin dapat menurunkan kadar Oksigen yang dialirkan ke dalam sel-sel
tubuh. Rendahnya konsumsi zat besi dapat mengurangi kadar hemoglobin. Hal ini menyebabkan
jantung berusaha memenuhi kebutuhan sel dengan memanfaatkan hemoglobin yang tersedia di
dalam tubuh. Hemoglobin yang tersedia dan mengikat oksigen diedarkan ke seluruh tubuh dengan
proses yang cepat. jantung yang berdebar debar dirasakan ibu hamil karena jantung memompa
darah lebih cepat akibat kadar hemoglobin yang rendah.
6. Penyakit jantung
jantung berdebar-debar pada ibu hamil juga mengindikasikan bahwa ibu mengidap penyakit
jantung. penyakit jantung ini dapat dialami oleh ibu dengan riwayat penyakit jantung bawaan atau
penyakit jantung yang baru saja di derita.
Dengan demikian, sesak nafas dan jantung berdebar-debar saat hamil adalah normal, terutama
jika usia kehamilan memasuki 6 bulan ke atas.

Solusi :
a. Tenang dan rileks membantu untuk menghindari terjadinya sesak nafas.
b. Akan lebih muda bernapas jika Posisi tegak dan tidak menyandar ke belakang.
c. jika sulit tidur dalam posisi berbaring, cobalah untuk tidur pada posisi setengah duduk
(disanggah dengan 2 atau 3 bantal).
d. Hindari kerja fisik yang keras
e. Segera ke dokter jika sesak napas sangat parah disertai dengan pernapasan yang cepat, bibir
dan ujung jari kebiruan, nyeri dada, dan atau denyut nadi yang cepat.

Selama kehamilan, sistem pernapasan harus lebih efisien untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolisme ibu, janin, dan plasenta, walaupun jika dibandingkan dengan olahraga raga, kehamilan
lebih sedikit membutuhkan fungsi cadangan pernapasan. Terjadi perubahan anatomi dan fungsional
pada volume dan ventilasi paru.

Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon
progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat
dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada
wanita hamil agak membesar.

lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial
akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) (2010-2014),ditetapkan kesejahteraan


masyarakat terus meningkat yang ditunjukkan oleh baiknya berbagai indikator pembangunan sumber
daya manusia (SDM), seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,
meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan
perlindungan anak. Peningkatan SDM tersebut, di tetapkan target Millenium Development Goals
(MGDs). Di mana dalam upaya pencapaian target MDGs di bidang kesehatan, yaitu penyelenggaraan
upaya kesehatan ditingkatkan intensitasnya dengan tetap memberikan perhatian khusus pada
penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
KIA sebaiknya dilakukan selama kehamilan, yaitu diawali oleh peristiwa konsepsi hingga usia
kehamilan mencapai 40 minggu. Selama proses tersebut, ibu mengalami perubahan fisiologis,
psikologis dan sosial. perubahan fisiologis yang terjadi tidak hanya pada organ reproduksi tetapi juga
sistem kardiovaskuler, pernafasan, ginjal, integumen, muskuloskeletal, neurologi, pencernaan dan
endokrin. Perubahan psikologis merupakan respon emosional yang terjadi akibat perubahan tubuh
dan peningkatan tanggung jawab menghadapi hal baru dengan kehamilan. Perubahan sosial berupa
perubahan peran sebagai ibu, yaitu dari seorang perempuan tanpa anak menjadi perempuan yang
mempunyai anak, atau dari perempuan yang memiliki 1 anak menjadi perempuan yang memiliki lebih
dari satu anak.

Perubahan fisiologis dan psikologis diperlukan, guna melindungi fungsi normal ibu dalam
menyediakan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Perubahan ini menimbulkan
gejala spesifik sesuai dengan tahapan kehamilan yang terdiri dari 3 trimester. Periode yang
membutuhkan perhatian khusus adalah selama trimester 3, karena masa ini merupakan masa terjadi
pertumbuhan dan perkembangan janin yang semakin meningkat. Berat badan yang meningkat drastis
menyebabkan ibu hamil merasa cepat lelah, sukar tidur, nafas pendek, kaki dan tangan odema. Sejalan
dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk dan ukuran rongga dada
berubah. Volume tidal, volume ventilator per menit, dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk
dari rongga thorax berubah dan karena bernapas lebih cepat, sekitar 60% ibu hamil mengeluh sesak
nafas. Peningkatan tinggi fundus uteri dan disertai pembesaran perut, membuat beban tubuh lebih di
depan. Dalam upaya menyesuaikan dengan beban tubuh yang berlebihan sehingga tulang belakang
mendorong ke arah belakang, membentuk postur lordosis. Hal ini menyebabkan Ibu merasakan rasa
pegal pada pinggang, varises dan kram pada kaki.

Anda mungkin juga menyukai