Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA TN.

R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
DI RUANG NAKULA 3 RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

Tanggal Pengkajian : 27 Maret 2019


Jam : 13.00 WIB
Ruang : Cempaka RSUD Ungaran
No. RM : 200xxx

A. PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama Pasien : Tn. R
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru Sekolah Dasar
Alamat : Sumber rejo, RT 05/06 Dawung, Semarang.

Tanggal Masuk : 23 Maret 2018


Jam : 08.00 WIB
Diagnosa Medis : CKD, DM

Penanggung Jawab
Nama : Nn. D
Umur : 29 tahun
Hubungan Dengan Pasien : Anak
Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Diploma
Alamat : Sumber rejo, RT 05/06 Dawung, Semarang.

II. Keluhan Utama


Pasien mengeluhkan lemas dan nyeri pada pinggang kananya

III. Riwayat Keperawatan


a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien mengatakan lemas, sesak nafas sejak sehari sebelum masuk RS dan merasa
susah tidur sudah 3 hari karena nyeri di pinggangnya sebelum masuk RS. Nafsu
makan hilang, lemah. Kemudian klien dibawa ke IGD RSUD Wongsonegoro jam
08.10, dengan diukur TTV nya TD : 136/96 mmHg, N: 93x/ menit, RR 15x/menit,
S: 38C, diberikan terapi oksigen 4 tpm dan IVFD Ringer Lactat 12 tpm, PCT inf.
500mg. Dari IGD pasien di rawat inap di ruang Nakula3 dan mendapatkan program
therapy berupa infus RL 20 tpm, ranitidine 2 x 50mg dan ketorolac 2 x 30mg.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat DM dan batu ginal 3 tahun yang lalu pernah
dilaser, Klien juga mempunyai riwayat pengobatan hemodialisa sudah sejak 2 tahun
c. Riwayat Keperawatan Keluarga

1
Pasien mengatakan bahwa beliau dan keluarganya sebelumnya tidak ada yang
mengidap penyakit yang sama dengannya. Di keluarga pasien pula tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti DM, TBC, Hipertensi maupun penyakit
jantung.

IV. Pola Kesehatan Fungsional


1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pola persepsi mengenai penyakit yang dialami ini pasien sudah mengerti dan
dengan manajemennya yang sudahbaikuntuksegera di
periksakankepelayanankesehatanterdekat. Dan melakukan pemeriksaan di RS saat
tidak ada perubahan mengenai kesehatannya.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


Sebelum sakit : pola asupan nutrisi pasienbaik karena pasien mengatakan ia makan3
kali dalam sehari dengan porsi sedang, pasien mengatakan terdapat alergi pada
makanan tertentu seperti ikan bandengdan pasien mengatakan bahwa ia sering
minum air putih kurang lebih 7 gelas dalam sehari. (±3500ml).
Selama sakit : pasien mengatakan bahwa pola makannya berubah karena terdapat
pergerakan yang terbatas. Pasien mengtakan bahwa Ia hanya makan sebanyak ½
dari porsi makan makanan dari rumah sakit.Untuk memenuhi kebutuhan cairannya
pasien minum air putih sebanyak 3-4 gelas dalam sehari ((±2000ml) serta infus RL
20 tpm.

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1 kali dalam sehari, dengan konsistensi lembek,warna
kuning kecoklatan, berbau khas, saat BAB pasien pengatakan tidak ada darah saat
bersamaan.Untuk BAK pasien BAK 3-4 kali dalam hari, konsentrasi encer, warna
kuningjernihdan berbau khas urine.
Selama sakit : pasien BAB 2hari sekali, konsentrasi lembek, warna kuning
kecoklatan, berbau khas, tidak ada darah dan BAK 3-4x dalam sehari, warna kuning
jernih, konsentrasi encer, serta berbau khas urine.

4. Pola Istirahat Dan Tidur


Sebelum sakit : pasien mengatakan tidurpada pukul 21.00 atau 22.00 WIB dan
terbangun pada pukul 03.00, pasien mengatakan tidur pada siang hari sepulang
kerja.
Selama sakit : pasien mengatakan dapattidur seperti disaat sebelum sakit yaitu
pukul 21.00 atau pukul 22.00 dan terbangun pada pukul 03.00.Pasien mengatakan
dapat tidur kembali apabila terbangun.Pasienjuga mengatakandapattidur di
sianghari.

5. Pola Aktivitas Dan Latihan


Sebelum sakit : pasien dapat beraktivitas dengan melakukan rutinitas setiap harinya.
Pasien bekerja sebagaiguru di sekolah dasar.
Selama sakit : pasien melakukan segala kegiatannya selalu dibantu oleh suaminya.

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum •
Toileting •
Berpakaian •

2
Mobilisasi ditempat tidur •
Berpindah •
Ambulasi/ROM •

Keterangan:
0 = mandiri
1 = dibantu dengan alat
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu dengan alat dan orang lain
4 = ketergantungan total

6. Pola Peran Dan Hubungan


Sebelum sakit : hubungan pasien dengan keluarga maupun tetangganya sangat baik.
Peran pasien menjadiseorang Ibu darikeduaanaknyabaik.
Selama sakit : hubungan pasien dengan keluarga maupun tetangga masih sangat
baik, dengan bukti banyak yang menjenguk di rumah sakit dan keluarga selalu
menunggui pasien. Pasientidakdapatmelakukanperannyaselamadirawat di
rumahsakit.

7. Pola Persepsi Sensori


Sebelum sakit : pasien tampak sadar/ composmetis, bicara dengan normal,
penglihatan agak sedikit terganggu karena pasien mengatakan memiliki mata plus 3,
indra penciuman normal, dan pendengarannya berfungsi dengan baik terbukti dari
pasien dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan ketika dilakukan
pengkajian.
Selama sakit : pasien sadar penuh/ composmentis dan indra peraba, penciuman,
serta pendengarannya normal. Penglihatan pasien agak terganggu karena mata
plusnya.

8. Pola Konsep Diri


a. Body image : klien mengetahui bahwa saat ini, badannya sedang tidak sehat
b. Identitas diri : klien adalah seorang Ibu rumah tangga.
c. Harga diri : klien tetap percaya diri dengan perannya sebagai ibu di
keluarga meskipun ia sedangsakit.
d. Ideal diri : klien memiliki keinginan untuk segera sembuh dari
kondisinya saat ini agar dapat beraktivitas kembali seperti semula.
e. Peran : klien mengatakan masih memiliki peran sebagai ibu
denganmenunjukkan rasa optimisuntuksegerapulih.

9. Pola Seksual Dan Reproduksi


Pasien sudahmenikahdanmemilikiduaanak,perempuandanlaki-laki. Pasien
mengatakan tidakmemilikimasalahdenganalatkelaminya. Pasien mengatakan bahwa
aktivitas seksualnya terganggu selama dirawat di rumah sakit.
10. Pola Mekanisme Koping
Pasien selalu membicarakan dengan keluarganya mengenai penyakitnya dan
kondisinya saat ini sehingga dapat mengatasi masalah dengan baik bersama
keluarganya.

11. Pola Nilai Kepercayaan


Sebelum sakit : pasien selalu menjalankan ibadah rutin sebagai orang muslim.

3
Selama sakit : pasien tetap berusaha menjalankan ibadah semampunya, pasien
senantiasa berdoa untuk kesembuhannya.

V. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 26 Maret 2018
Tingkat Kesadaran : composmentis
E : 4 ; M : 5 ; V : 6 = 15
1. TTV
 TD :130/80mmHg
 Nadi : 90kali/menit
 RR : 20kali/menit
 Suhu : 35,3ºC

2. Kulit : turgor elastis , CRT<3 detik, warna kulit putih langsat, tidak terdapat
hiperpigmentasi, terdapat lesi di punggung tangan kanan.

3. Kepala : bentuk mesosephal, bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, berwarna
hitam dengan sedikit uban.

4. Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, koordinasi gerak mata kanan
dan kiri simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda secara batas.

5. Hidung : dalam batas normal dan tidak terdapat pembesaran polip.

6. Rongga mulut: bibir tidak cyanosis, mukosa mulut lembab, tidak terdapat gigi yang
tanggal, serta lidah berwarna merah dan bersih.

7. Telinga :simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga, tidak terdapat
serumen, reflek suara baik dan tidak berdengung.

8. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ditemukan distensi


vena jugularis, tidak ada otot bantu pernafasan.

9. Dada
a. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak nampak
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, iktus kordis teraba di mid claviculla
intercosta ke 5 sinistra.
Perkusi :suara jantung redup (pekak)
Auskultasi :terdengar BJ 1 dan BJ 2 reguler, tidak ada gallop
b. Paru
Inspeksi : kedua paru mengembang simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, vokal fremitus teraba di seluruh
permukaan dada (kiri, kanan, depan, belakang).
Perkusi :suara paru sonor.
Auskultasi :vesikuler, tidak terdapat suara ronchi maupun wheezing.

10. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak tampak meteorismus
Auskultasi : terdengar suara bising usus 12x/ menit

4
Perkusi : suara abdomen tymphani
Palpasi : Tidakterdapat nyeri tekan, tidak terdapat asites

11. Ekstermitas : 5 1

4 2

Keterangan :
Skala 0 : otot tidak mampu bergerak.
Skala 1 : otot ditekan masih terasa kontraksi.
Skala 2 : dapat menggerakkan otot tpi masih terasa sakit
Skala 3 : dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal.
Skala 4 : dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
Skala 5 : bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal.

12. Pernafasan :
Suara paru : whezing (-), Ronchi basah (-), pola napas : teratur, Batuk (-), sputum
:(-), nyeri : (-), kemampuan melakukan aktifitas : terbatas, Batuk darah : (-)

13. Muskuloskeletal
Nyeri : sendi (-), Pola latihan gerak : berkurang, Kekakuan : tidak ada

VI. Pemeriksaan Diagnostik


Hasil Pemeriksaan Laboratium pada tanggal 25 Maret 2018
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap :
Hemoglobin 15,0 g/dL 11,7 – 15,5
Leukosit H 20,74 10^3/uL 3.6 – 11
Trombosit 248 10^3/uL 150 – 440
Hematokrit L 43,48 % 35 – 47
Eritrosit L 4,87 10^6/uL 3,8 – 5,2
Index Eritrosit :
MCV 89 fL 80 – 100
MCH 30.7 Pg 26 – 34
MCHC 34,4 g/dL 32 – 36
RDW-CV H 15.2 % 11.5 – 14.5
Hitung Jenis (diff) :
Granulosit H 979,4 % 43.6 – 73.4
Limfosit L 17,9 % 25 – 40
Monosit 2,7 % 2–8

Hasil Pemeriksaan Laboratoriumtanggal 25 Maret 2018


Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan

5
HEMATOLOGI
Golongan darah B
Rhesus Faktor Positif
KOAGULASI
PPT 10,6 Detik 11 - 15
APTT 20,7 Detik 25 - 35
IMUNOLOGI 4.8 – 7.4
HbsAg Kualitatif Negatif Negatif
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu H 282 mg/dL 75 - 140
Trigliserida H 311 mg/dL 35 - 140
Kolestrol total H 251 mg/dL < 200
HDL-Kolestrol 48 mg/dL 37 - 92
LDL-Kolestrol H 140,8 mg/dL < 130
Ureum 39 mg/dL < 42
Kreatinin 0,81 mg/dL 0,45 – 1,00
Asam Urat 6,6 /LPB 2-7
SGOT 27 U/L 0 - 35
SGPT H 36 U/L 0 - 35

Hasil Pemeriksaan Radiologi tanggal 25 Maret 2018


- Fraktur collum humeri sn, aposisi dan alignment kurang baik.
- Sendi acromiohumeral dan glenohumeral melebar.

VII. Program Therapy


Progam terapi yang dilakukan pada Ny. A
Infus RL 20 tpm
Injeksi Intravena Ranitidine 2 x 50mg
Injeksi Intravena Ketorolac 2 x 30mg

B. DAFTAR MASALAH

6
Tanggal / Diagnosa Tanggal TTD
No Data Fokus
Jam Keperawatan Teratasi perawat
1 26 Maret DS : - Pasien mengatakan Hambatan mobilitas
2018 susah fisik b.d gangguan
Pukul 13.00 menggerakkan muskuloskeletal.
bahu hingga
lengan kirinya
karena patah
tulang.
DO :
- Pasien nampak lemah
- Skala kekuatan otot :

5 1

4 2

DS : - Pasien mengatakan Nyeri akut b.d


nyeri pada bahu kirinya. agens cidera fisik.
P : Fr. Collum
humerus sinistra
Q : rasa nyeri seperti
tertusuk jarum
R : Bahu/ lengan kiri
S : nyeri skala 3
T : pada saat
bahu/lengan kirinya
digerakkan.
DO :
- Pasien nampak
meringis ketika
menggerakkan lengan
kirinya.
- TTV :
TD :130/80mmHg
Nadi : 90kali/menit
RR : 20kali/menit
Suhu: 365,3ºC

C. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal/Jam Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Keperawatan
1. 26 Maret Hambatan Setelah melakukan 1. Kaji kemmapuan
2018 mobilitas fisik b.d tindakan keperawatan klien dalam
Pukul 13.00 gangguan selama 3x24 jam klien mobilisasi.

7
muskuloskeletal. mampu meningkatkan 2. Monitor tanda-
aktivitas fisiknya tanda vital
dengan kriteria hasil: sebelum atau
1. Aktivitas fisik sesudah latihan
klien meningkat. dan lihat respon
2. Klien mengerti pasien saat
tujuan dari latihan.
peningkatan 3. Ajarkan pasien
mobilitas. tentang teknik
3. Klien mampu ambulasi.
memverbalisasikan 4. Latih pasien
tujuan dari dalam pemenuhan
peningkatan ADL secara
mobilitas. mandiri sesuai
4. Klien mampu kemmapuan.
memperagakan 5. Dampingi dan
penggunaan alat bantu pasien saat
bantu. mobilisasi dan
5. Bantu klien untuk bantu penuhi
mobilisasi. kebutuhan ADL
pasien.
6. Ajarkan klien
bagaimana cara
merubah posisi
dan berikan
bantuan jika
diperlukan.

2. 26 Maret Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Lakukan


2018 agens cidera fisik. tindakan pengkajian nyeri
Pukul 13.00 keperawatan 3x24 secara
jamklien mampu komprehensif
mengontrol nyeri dari termasuk lokasi,
skala 3 menjadi skala karakteristik,
2 dengan kriteria durasi frekuensi,
hasil: kualitas dan
1. Klien mampu faktor presipitasi.
mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi
menggunakan nonverbal dan
teknik ketidaknyamanan.
nonfarmakologi. 3. Kontrol
2. Klien mampu lingkungan yang
mengenali nyeri. dapat
3. Klien menyatakan mempengaruhi
rasa nyaman nyeri seperti suhu
setelah nyeri ruangan,
berkurang. pencahayaan dan
4. Melaporkan bahwa kebisingan.
nyeri berkurang 4. Ajarkan klien

8
dengan teknik
menggunakan nonfarmakologi :
manajemen nyeri. teknik relaksasi
napas dalam dan
distraksi.
5. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri (ketorolac 2
x 30 mg).
6. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala.
7. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri

D. IMPLEMENTASI
No Dx. Tanggal / Tindakan Respon TTD
Keperawatan Jam Keperawatan perawat

9
1. 26 Maret 1. Mengkaji Klien dapat bergerak namun
2018 kemampuan terbatas dan masih dibantu oleh
13.15 klien dalam orang lain (suaminya).
mobilisasi.
13.20 2. Memonitor Pasien kooperatif saat
dilakukan pengukuran tanda
tanda-tanda vital
tanda vital.
sebelum atau
sesudah latihan
dan lihat respon
pasien saat
latihan. Pasien bersedia untuk
13.25 3. Mengajarkan diajarkan teknik ambulasi
pasien tentang diatas tempat tidur oleh
teknik ambulasi. perawat.
Menyarankan pasien untuk
13.30 4. Melatih pasien mulai makan sendiri di atas
tempat tidur.
dalam
pemenuhan ADL
secara mandiri
sesuai Pasien bersedia dibantu ketika
kemmapuan. ke toilet.
13.40 5. Mendampingi
dan bantu pasien
saat mobilisasi
dan bantu penuhi
kebutuhan ADL Klien mampu merubah posisi
pasien. dengan miring ke kanan saja,
pasien tidak mampu miring ke
13.45 6. Mengajarkan kiri karena fraktur yang ada di
klien bagaimana tangan kirinya.
cara merubah
posisi dan
berikan bantuan
jika diperlukan.
2. 26 Maret 1. Melakukan P : Fr. Collum humerus
2018 pengkajian nyeri sinistra
13.50 secara Q : rasa nyeri seperti
komprehensif tertusuk jarum
termasuk lokasi, R : Bahu/ lengan kiri
karakteristik, S : nyeri skala 3
durasi frekuensi, T : pada saat bahu/lengan
kualitas dan kirinya digerakkan.
faktor presipitasi.
13.55 2. Mengobservasi Pasien nampak meringis
reaksi nonverbal ketika merubah posisi dari
dan tidur ke posisi duduk.
ketidaknyamana
n.
3. Mengontrol
14.00 lingkungan yang Pasien mengatakan cahaya ,
dapat kebisingan dan suhu

10
mempengaruhi ruangan tidak mengganggu
nyeri seperti rasa nyerinya.
suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan.
4. Ajarkan klien
14.05 teknik Pasien koooperatif dan
bersedia untuk diajarkan teknik
nonfarmakologi :
relaksasi napas dalam dan
teknik relaksasi distraksi.
napas dalam dan
distraksi.
5. analgetik untuk Pasien mengatakan nyerinya
mengurangi berkurang setelah diberikan
nyeri (Ketorolac obat melalui injeksi.
22.00 2x30 mg)
6. Mengevaluasi Pasien mengatakan nyerinya
efektivitas sedikit berkurang setelah
analgesik, tanda diberikan obat melalui injeksi.
Pasien mengatakan nyerinya
dan gejala. berkurang setelah mengontrol
27 Maret 7. Mengevaluasi nyerinya dengan teknik non
2018 keefektifan farmakologi.
07.30 kontrol nyeri

08.00

Tanggal / Diagnosa TTD


Catatan Keperawatan
jam Keperawatan perawat

11
27 Maret Hambatan S : - Pasien mengatakan bahu dan lengan
2018 mobilitas fisik b.d kirinya susah digerakkan
09.00 gangguan - Pasien mengatakan aktivitas
muskuloskeletal. sehari-harinya masih dibantu
dengan sang suami.

O: - Pasien nampak lemah.


- Skala kekuatan otot pasien :

5 1

4 2
A : Masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :
- Ajarkan pasien tentang teknik
ambulasi.
- Latih pasien dalam pemenuhan
ADL secara mandiri sesuai
kemampuan.
- Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADL pasien.
- Ajarkan klien bagaimana cara
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.

Nyeri akut b.d


S : Pasien mengatakan bahu dan lengannya
agens cidera fisik.
masih nyeri :
P : Fr. Collum humerus sinistra
Q : Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk
tusuk.
R : Nyeri terasa di bahu dan lengan kiri
S : Skala nyeri 3
T : Tiap bahu dan lengan digerakkan.

O : -Pasien nampak meringis pada saat


perawat meminta untuk menggerakkan
bahu dan lengan kirinya.
- TTV pasien
TD : 130/80 mmHg
N : 97 kali/menit
RR : 20 kali/menit
S : 36,2 ºC

A : Masalah nyeri akut belum teratasi

12
P : Lanjutkan intervensi :
- Observasi reaksi nonverbal dan
ketidaknyamanan.
- Ajarkan klien teknik non
farmakologi untuk mengurangi
nyeri.
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala.
- Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri.

28 Maret Hambatan S : - Pasien mengatakan bahu dan lengan


2018 mobilitas fisik b.d kirinya bisa digerakkan dengan gerakan
11.30 gangguan yang pelan.
muskuloskeletal. - Pasien mengatakan aktivitas
sehari-harinya masih dibantu
dengan sang suami/keluarga.
- Pasien mengatakan sudah bisa
miring ke kanan.

O: - Keadaan umum pasien composmentis,


GCS = 15.
- Skala kekuatan otot pasien :

5 2

4 3
A : Masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :
- Latih pasien dalam pemenuhan
ADL secara mandiri sesuai
kemampuan.
- Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADL pasien.
- Ajarkan klien bagaimana cara
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.

S : Pasien mengatakan bahu dan lengannya


masih nyeri namun lebih baik dari
sebelumnya. :

13
Nyeri akut b.d P : Fr. Collum humerus sinistra
agens cidera fisik. Q : Nyeri yang dirasakan seperti dicubit.
R : Nyeri terasa di bahu dan lengan kiri
S : Skala nyeri 2
T : Tiap bahu dan lengan digerakkan.

O : - Pasien nampak berhati-hati dan pelan


pada saat perawat meminta untuk
mengangkat bahu dan lengan kirinya.
- TTV pasien
TD : 140/100 mmHg
N : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
S : 36,5 ºC

A : Masalah nyeri akut teratasi.

P : Hentikan intervensi.

29 Maret Hambatan S : - Pasien mengatakan bahu dan lengan


2018 mobilitas fisik b.d kirinya bisa digerakkan dengan gerakan
10.00 gangguan yang pelan.
muskuloskeletal. - Pasien mengatakan aktivitas
sehari-harinya masih dibantu
dengan sang suami/keluarga.
- Pasien mengatakan sudah bisa
memenuhi ADLs nya seperti
makan sendiri, namun untuk
toiletting masih dibantu
(dituntun) oleh suami/keluarga.

O: - Keadaan umum pasien composmentis,


GCS = 15.
- Skala kekuatan otot pasien :

5 2

4 3
A : Masalah hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.

P : Lanjutkan intervensi :
- Latih pasien dalam pemenuhan
ADL secara mandiri sesuai
kemampuan.

14
S : Pasien mengatakan nyeri pada bahu dan
Nyeri akut b.d lengan kirinya hampir tidak terasa :
agens cidera fisik. P : Fr. Collum humerus sinistra
Q : Nyeri yang dirasakan seperti digigit
nyamuk.
R : Nyeri terasa di bahu dan lengan kiri.
S : Skala nyeri 1
T : Tiap bahu dan lengan digerakkan.

O : - Pasien nampak berhati-hati dan pelan


pada saat perawat meminta untuk
mengangkat bahu dan lengan kirinya.
- TTV pasien
TD : 130/700 mmHg
N : 90 kali/menit
RR : 20 kali/menit
S : 35,4 ºC

A : Masalah nyeri akut teratasi.

P : Hentikan intervensi.

E. EVALUASI

15

Anda mungkin juga menyukai