Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KEKERASAN
METODA ROCKWELL

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Ardan Widi Setiansyah (ME – 2A / 04)
2. Bagus Salahuddin Y (ME – 2A / 05)
3. Dandy Rizaldy S (ME – 2A / 06)

Program Studi D3 – Teknik Mesin


Jurusan Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019

LEMBAR PENGESAHAN

i
Laporan Praktikum Uji Kekerasan Metoda Rockwell yang telah ditulis oleh
Kelompok 2 dan ini telah diperiksa oleh pembimbing lapangan dan telah
disahkan pada :

Hari : Senin

Tanggal :08 April 2019

Di tempat : Politeknik Negeri Semarang

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

DOSEN PEMBIMBING

Nanang Budi S, S.T., M.Eng

NIP196505301990031001

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi tugas dari bapak Nanang Budi
Sriyanto, S.T., M.Eng. yang mengampu Praktikum Uji Kekerasan Metoda
Rockwell.

Terima kasih kami ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam
melancarkan praktikum ini baik secara langsung maupun tidak langsung dan yang
telah memberikan kontribusi, kerjasama, serta bantuan dalam menyukseskan
jalannya kegiatan ini.

Penyusunan Laporan Praktikum ini disusun dengan sebaik- baiknya,


namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat
diharapkan, tidak lupa harapan kami laporan pelaksanaan kegiatan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan.

Semarang, April 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..…... I
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………....... Ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………....... iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………........... 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………....... 1
1.2 Tujuan …………………………………………........................
2
1.3 Manfaat ………………………………………………………..
2
BAB II DASAR TEORI ………………….……………………………..... 3
BAB III PEMBAHASAN ………..……………………………………..…. 5
3.1 Alat dan Bahan ..….………………………………………….. 5
3.2 Langkah Kerja ……..…………………………………………
5
3.3 Data Hasil Pengukuran …………………………………….…
3.4 Analisis Data ………...………………………………………. 6
9
BAB IV KESIMPULAN …………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………….…………….. 11
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi,
pemesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat
logam yang bisa diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus
berkembang.
Dalam bidang teknik, terutama di teknik industri sangat penting
mempelajari secara baik tentang bahan-bahan karena bahan tersebut digunakan
untuk berbagai keperluan, salah satunya seperti sifat mekanik yaitu kekerasan.
Pengujian kekerasan sangat dibutuhkan dalam hal ini Kekerasan (Hardness)
adalah salah satu sifat mekanik dari suatu material. Kekerasan suatu material
harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaannya akan
mangalami pergesekan dan deformasi plastis. Maka dapat didefinisikan bahwa
kekerasam sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau
penetrasi (penekanan).
Oleh karena itu diperlukan adanya pengujian material yang akan digunakan
sebelum diputuskan layak tidaknya material tersebut di pakai. Secara mekanik
pengujian yang di pakai harus dapat melihat sifat mekanik pada material tersebut.
Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian kekerasan.
Pengujian kekerasan ada berbagai macam dan salah satunya yaitu pengujian
rockwell. Pengujian rockwell merupakan metode yang paling umum digunakan
karena simple dan tidak menghendaki keahlian khusus. Digunakan kombinasi
variasi indenter dan beban untuk bahan metal dan campuran mulai dari bahan
lunak sampai keras.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai kekerasan suatu material yang diuji.
2. Untuk mengetahui macam-macam metode pengujian kekerasan
material serta pengaplikasiannya.
3. Untuk mengetahui prosedur dan standar pengujian kekerasan.

1.3 Manfaat

1
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian kekerasan dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaplikasian material yang sesuai.
3. Mahasiswa dapat mengkategorikan material dari yang lunak sampai
yang paling keras.

BAB II
DASAR TEORI

2
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui
khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan
(frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan
dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro
dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material
tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan
didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi
atau penetrasi (penekanan).
Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan
melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas
tertentu. Kekerasan sebanding dengan kekuatan, artinya kekerasan akan naik
dengan naiknya kekerasan. Terdapat hubungan empirik antara kekerasan dengan
kekuatan sebagai berikut:

 Untuk baja karbon


UTS = 0,36 BHN (kg/mm2)
UTS = 500 BHN (Psi)
 Untuk baja paduan
UTS = 0,34 BHN (kg/mm2)

Metoda Rockwell

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan


kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap
indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada
permukaan material uji tersebut.

3
Untuk mencari besarnya nilai kekerasan
dengan menggunakan metode Rockwell
dijelaskan pada gambar 4, yaitu pada
langkah 1 benda uji ditekan oleh
indentor dengan beban minor (Minor
LoadF0) setelah itu ditekan dengan
beban mayor (major Load F1) pada
langkah 2, dan pada langkah 3 beban
mayor diambil sehingga yang tersisa
adalah minor load dimana pada kondisi
3 ini indentor ditahan seperti kondisi
pada saat total load F yang terlihat pada
Gambar 4.
Gambar 3. Pengujian Rockwell
Besarnya minorload maupun major load
tergantung dari jenis material yang akan
di uji.

Gambar 4. Prinsip Kerja Metode Pengukuran Kekerasan Rockwell

Dibawah ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari


besarnya kekerasan dengan metode Rockwell.
HR = E – e
Dimana :
F0 = Beban Minor (Minor Load) (kgf)
F1 = Beban Mayor (Major Load) (kgf)
F = Total beban (kgf)
e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan
0.002 mm

4
E = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero
reference line yang untuk tiap jenis indentor berbeda-
beda
HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness

Dalam metoda ini penetrator ditekan ke dalam benda uji. Kedalaman bekas
penekanan memberikan harga kekerasan tau tepatnya perbedaan kedalaman yang
didapat dari beban mayor dan minor menunjukkan kekerasan rokcwell. Karena
hasilnya secara langsung dapat dibaca pada jam penunjuk (dial) maka metoda ini
sangat praktis dan cocok untuk pengujian masal. Penetrator dapat berupa bola baja
diameter 1/16 (inchi) dengan pembebanan 100 (kgf) atau kerucut intan bersudut
1200 dengan pembebanan 150 (kgf).

Nomor Simbol Keterangan


1 -  Diameter bola (1.5875 mm atau 1/16” (B)
2 -  Radius kelengkungan sudut puncak 0,2 mm
3 F0  Beban awal 10 kg
4 F1  Beban tambahan 140 kg (c)
 Beban tambahan 90 kg (B)

5
5 F  Beban total 150 kg (c)
 Beban total 100 kg (B)

6 -  Kedalaman akibat beban awal


7 -  Peningkatan kedalaman akibat adanya beban
tambahan
 Peningkatan kedalaman akibat adanya beban
tambahan
8 E  Peningkatan kedalaman permanen akibat beban
tambahan dihilangkan dinayatakan dalam satuan
0,002 mm

9 HR  Kekerasan Rockwell C = 100 – e (HRC)


 Kekerasan Rockwell B = 130 – e (HRB)

BAB III

6
PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat uji kekerasan “Precission Hardness tester – GNEHMOM – 150”
dan perlengkapannya
 Benda uji (lunak) : tembaga, aluminium, kuningan.
 Benda uji (sedang) : besi beton, besi tuang, St37, EMS 45,
Amutit S, Special K, Silver steel.
b. Mesin ampelas untuk menghaluskan/menghilangkan bekas pengujian
sebelumnya pada benda uji.
3.2 Langkah Kerja
1. Menyiapkan benda uji dan peralatan yang digunakan.
2. Meratakan permukaan benda uji dengan diampelas.
3. Memasang landasan bend uji pada dudukannya.
4. Menggerakkan tuas pada posisi 1.
5. Memasang penetrator bola baja 1/16” dengan cara mengencangkan
baut benamnya.
6. Menggerakkan tuas pada posiis 2.
7. Memilih beban utama 100 kgf karena menggunakan penetrator bola
baja 1/16”.
8. Menjepit benda uji dengan cara memutar roda pengatur landasan.
9. Menggerakkan tuas ke posiisi 3 (beban awal) secara perlahan-lahan.
10. Mengatur jarum penunjuk (dial) pada posisi 0 sesuai dengan metoda
HRB.
11. Menggerakkan tuas ke posisi 4 (beban utama) secara perlahan-lahan
setelah jarum berhenti, tunggu beberapa saat (sekitar 10 detik).
12. Menggerakkan tuas ke posisi 3 secara perlahan-lahan.
13. Membaca kekerasan pada jarum penunjuk.
14. Menurunkan dudukan benda uji.
15. Mengembalikan tuas ke posisi 1 secara perlahan-lahan.

7
3.3 Data yang Didapatkan

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


1. St37 BAHAN
Permukaan Kanan 79,0
Tengah 75,0 BELUM
Permukaan Kiri 77,0
DIKERASKAN
KEKERASAN RATA-RATA 77.0

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


2. Besi Beton BAHAN
Permukaan Kanan 76,0
Tengah 76,0 BELUM
Permukaan Kiri 77,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 76,3

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


3. Besi Cor BAHAN
Permukaan Kanan 80,0
Tengah 78,0 BELUM
Permukaan Kiri 79,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 79,0

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


4. Amutit BAHAN
Permukaan Kanan 76,0
Tengah 77,0 BELUM
Permukaan Kiri 76,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 76,3

8
NO BAHAN F HRB KETERANGAN
5. EMS 45 BAHAN
Permukaan Kanan 79,0
Tengah 79,0 BELUM
Permukaan Kiri 80,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 79,3

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


6. Special K BAHAN
Permukaan Kanan 82,0
Tengah 79,0 BELUM
Permukaan Kiri 80,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 80,3

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


7. Silver Steel BAHAN
Permukaan Kanan 76,0
Tengah 76,0 BELUM
Permukaan Kiri 75,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 75,67

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


8. Aluminium BAHAN
Permukaan Kanan 23,0
Tengah 23,0 BELUM
Permukaan Kiri 25,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 23,67

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


9. Tembaga BAHAN
Permukaan Kanan 26,0
Tengah 20,0 BELUM
Permukaan Kiri 24,0
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 23,3

NO BAHAN F HRB KETERANGAN


10. Kuningan Permukaan Kanan 57,0 BAHAN
Tengah 56,0
BELUM
Permukaan Kiri 54,0

9
DIKERASKAN
KEKERSAN RATA-RATA 55,67

3.4 Analisis Data

Dari tabel hasil pengujian kekerasan dengan metoda Rockwell bisa dilihat
material yang paling lunak adalah tembaga dengan kekerasan rata rata 23,3 karena
tembaga memiliki karakteristik lunak dan ulet. Tembaga yang diuji belum
dikeraskan untuk mengeraskan dapat dilakukan dengan perlakuan panas. Material
yang paling kuat dalam pengujian kekerasan adalah Special K dengan kekerasan
rata rata 80,3. HSS mengandung karbon yang tinggi, HSS juga mengandung
karbon 0,5-0,8 persen. Material yang mengandung karbon tinggi akan memiliki
sifat keras. HSS juga mengandung 18 persen tungsten, paduan ini membentuk
material yang sangat keras.

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil data praktikum uji kekerasan dengan metode Rockwell yang
telah dilakukan terbukti HSS merupakan material yang paling keras dengan HRB

10
rata-rata diperoleh 96,77. Sedangkan material yang paling lunak yaitu tembaga
dengan HRB rata-rata yang diperoleh 23,3.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/659/uji-kekerasan-
rockwell-dan-penggunaannya

11
12

Anda mungkin juga menyukai