Anda di halaman 1dari 84

BAB 1

Paham "Persona" dan Bioetika

"Persona" merupakan paham yang sudah lama diselidiki dalam rangka filsafat dan
sekarang ini pun tetap diberi perhatian. Tetapi sepanjang sejarah sering ada penggeseran
konteks di mana paham ini dipelajari. Dewasa ini konteks itu adalah terutama dalam
bioetika. Di situ ada tiga wilayah permasalahan di mana paham persona memainkan
peranan penting. Pertama, ada permasalahan permulaan kehidupan manusia. Kapan
kehidupan manusia baru dimulai? Sudah pada saat konsepsi atau pada suatu saat
kemudian? Dan kalau kita setuju bahwa kehidupan manusia yang baru mulai saat
konsepsi, apakah dapat kita katakan juga bahwa kehidupan manusiawi yang baru itu sudah
merupakan persona? Kedua, ada permasalahan akhir kehidupan. Dalam dunia medis
sekarang diterima secara umum paham "mati otak", artinya manusia adalah mati jika
seluruh otaknya mati atau tidak berfungsi lagi, termasuk batang otak, walaupun tubuh
pasien masih bernapas secara artifisial dengan bancuan alat canggih seperti ventilator.
Dengan demikian pengertian "mati otak" .melengkapi pengertian tradisional tentang
kematian (manusia mati jika pernapasan berhenti dan jantung tidak berdenyut lagi).
Itu berarti, dalam keadaan itu organ-organ tubuh boleh diambil untuk transplantasi pada
pasien yang membutuhkan. Tubuh itu tidak lagi persona melainkan benda saja (jenazah),
walaupun masih bernapas berkat bantuan teknologi. Pertanyaannya adalah apakah tentang
pasien yang dalam keadaan koma ireversibel (persistent vegetative state) dan tidak pernah
akan mengalami keadaan sadar lagi, tidak harus dikatakan juga bahwa dia tidak lagi
persona. la masih bernapas spontan (artinya, batang otak masih berfungsi), tapi
kehidupannya adalah vegeratif belaka. Beberapa etikawan menarik kesimpulan bahwa
tubuh seperti itu tidak lagi bisa dianggap persona. Ketiga, ada permasalahan batas
antara makhluk hidup manusiawi dan makhluk hidup
Penulis terutama berminat untuk wilayah permasalahan pertama dan kedua. Apa itu
persona? Syarat-syarat apa harus dipenuhi supaya sebuah makhluk patut disebur persona?
Dengan meneliti pertanyaan-pertanyaan ini kita memasuki kawasan metafisika. T e t a p i
sambil menjalankan penelitian merafisis ini, penerapan pada wilayah permasalahan
pertama dan kedua tadi tetap tinggal dalam pemikiran kita.
1. Pandangan tentang persona sebagai substansi

Seperti banyak pengertian lain yang masih dipakai dalam bahasa-bahasa modern,
tanpa disadari kata "persona" pun kira warisi dari alam pikiran Yunani kuno. "Persona" adalah
kata Latin yang digunakan sebagai terjemahan untuk kata Yunani "prosopon". Kata-kata ini
mempunyai asal-usul yang cukup menarik. Konon, menurut arti aslinya "persona"
/"prosopon" adalah topeng yang dipakai oleh pemain sandiwara untuk memerankan pelakon
tertentu. Kurang lebih seperti boneka kulit yang di Indonesia dipakai dalam pertunjukan
wayang. Pengertian persona sudah berperanan dalam pemikiran Aristoteles dan lebih
banyak lagi sedikit kemudian dalam pemikiran Mazhab Stoa.
Seperti dewasa ini pengertian persona" tidak dipelajari demi dirinya sendiri tetapi
terutama untuk dimanfaatkan dalam menjelaskan masalah-rnasalah bioetika yang disebut di atas,
demikian juga pada abad-abad pertama pengertian yang sama dipelajari terutama untuk
menjelaskan beberapa masalah dalam teologi. Semua data sejarah ini hanya disebut sebagai
ilustrasi yang barangkali cukup jelas bagaimana pengertian filosofis seperti persona dan
hakikat clipakai clalam rangka pemikiran teologis.
Boethius (480-524), filsuf yang hidup pada perbatasan antara masa purba dan Abad
Pertengahan, adalah pemikir yang merumuskan definisi klasik tentang persona. Definisi
termasyhur itu terdapat dalam bukunya De persona et duabus naturis: contra Eutycben et
Nestorium (ca. 512) (Tentang persona dan dua hakikat: melawan Eutyches dan Nestorius).
Dari juclul buku ini sudah tampak clengan jelas bahwa di sini ia membahas tentang
diskusi-diskusi teologis yang disebut di atas. Definisinya tentang persona berbunyi: rationalis
naturae individua substantia, "substansi individual yang mempunyai hakikat rasional".
"Substansi" dan "hakikat" adalah pengertian yang diambil alih Boethius dari Aristoteles.
Substansi adalah sesuatu yang berdiri sendiri. Karena itu menurut Aristoteles substansi harus
dibedakan dari aksiden yang merupakan ciri yang justru tidak berdiri sendiri tapi selalu melekat
pada substansi. Jika kita berbicara tencang pohon yang besar dan hijau, ciri besar dan hijau
melekat pada pohon sebagai substansi. Di samping itu persona bersifat juga individual, sebab
kelompok manusia (kesebelasan pemain sepak bola, umpamanya) tidak merupakan satu
persona, tapi terdiri atas beberapa persona. Lalu hakikat adalah kodrat yang menandai substansi.
Misalnya, tumbuhan (makhluk hidup) dan rneja (benda mati) dua-duanya merupakan substansi
tetapi mempunyai hakikat yang berbeda. Di antara substansi yang merupakan makhluk hidup,
persona mempunyai hakikat khusus, yaitu hakikat rasional, karena bisa berpikir, sedangkan
tumbuhan dan binatang, apalagi benda mati, tidak bisa berpikir. Dengan demikian menurut
Boethius bukan saja manusia tetapi juga Tuhan dan malaikat adalah persona.
Menurut Thomas selain ciri –ciri yang terkandung dalam Boethius (substansi individual
yang memiliki hakikat rasional) pengertian persona ditandai lagoi oleh lima ciri berikut ini:
Pertama. persona adalah keseluruhan yang lengkap, dalam arti tidak tergantung pada sesuatu
yang lain. Ketergantungan itu terjamin rasionalirasnya, yang memungkinkan dia
mengatur dan menguasai perbuatannya sendiri. Dalam hal ini persona berbeda dari
makhluk lain seperti benda mati, tumbuhan dan binatang. Kedua, Thomas menekankan secara
khusus bahwa persona tidak komunikabel, artinya tidak bisa berpacu dengan entitas lain tanpa
kehilangan identitasnya (ciri yang disebutnya incommunicabilis) misalnya, persona manusia
tidak bisa melebur dalam entitas lebih tinggi seperti Ketuhanan. Ketiga, ciri persona lain lagi
adalah martabatnya. Hal itu diakibatkan oleh statusnya sebagai entitas yang berdiri sendiri.
Karena itu menurut Thomas persona adalah perfectisima in tota natura, "paling sempurna
menurut seluruh hakikatnya". Keempat. persona selalu terbuka terhadap yang lain. Justru karena
sifatnya rasional, ia mampu rnelampaui dirinya sendiri dan mengenal dunia di sekitarnya.
Dengan mengenal yang lain persona juga menyadari dirinya sendiri. Kelima dan terakhir, bagi
Thomas persona selalu bersifar dinamis, artinya ia terbuka terhadap masa depan dan terhadap
persona-persona lain, termasuk yang Ilahi. Dinamika ini tampak dalam akal budinya
karena pengetahuan dan kebijaksanaan bertambah terus dan dalam jiwanya karena
pertumbuhan keutamaan.
Jika kita rnernpelajari pandangan Thomas tencang persona ini, kita langsung
mengakuinya sebagai pengertian yang sudah lebih dekat dengan pengertian kita Sekarang ini
tentang persona. Kita rnenemui di sini beberapa ciri yang dalam pengertian
persona pasti tidak boleh diabaikan. namun demikian pandangan Thomas sama dengan
Boethius tentang persona sebagai substansi individual yang rnemiliki hakikat rasional.

2. Pandangan filsafat modern tentang persona sebagai subyek atau ego

Yang menjadi ciri khas filsafat modern ialah para pemikirnya mernilih
subyektivitas sebagai titik tolak bagi refleksi filosofls mereka. Rene Descartes (1596-1650)
mendapat kehormatan dianggap sebagai pemikir pertama yang memasuki perspekrif baru ini.
Terkenal adalah penernuannya cogito ergo sum, "aku berpikir, jadi aku ada". Di sini
perspekrif baru adalah persona pertama (dalam arti tata bahasa), yaitu aku. Menuruc tata bahasa
Latin cogito (lebih lengkap: ego cogito) dan sum (lebih lengkap: ego sum) adalah persona
pertama: "aku berpikir" dan "aku ada". Dalam hal ini perlu ditekankan lagi bahwa cogito atau "aku
berpikir" harus dimengerti dalam arti lebih luas sebagai "aku sadar" atau "aku menyadari" dan
tidak saja sebagai pemikiran dalam arti sempit (menyusun argumentasi, dsb.).
Namun, Descartes tidak berbicara tentang persona sebagai suatu kategori fllsafat yang
spesifik. Ia berbicara tentang jiwa dan dari titik tolak cogito itu ia langsung menyimpulkan
bahwa jiwa adalah substansi yang berpikir dan karena itu substansi ini bersifat imateriil (rohani).
Walaupun tidak dikatakan secara eksplisit, bagi Descartes persona adalah substansi yang
berpikir. Setelah membuktikan adanya jiwa, langkah berikut dalam refleksinya adalah
menjelaskan hakikat manusia sebagai gabungan dua substansi: tubuh (substansi materiil) dan
jiwa. Pandangan ini dikenal sebagai pendekatan dualistis tentang manusia.
a. John Locke
Filsuf modern yang secara eksplisit berbicara tentang persona adalah John Locke
(1632-1704). Dalam bukunya Essay concerning Human Understanding (1690) a.I. ia
menyelidiki apa itu persona dan dalam hal ini perhatiannya secara khusus diarahkan ke identitas
sebagai persona yang disebut juga identitas personal. Bagi dia, masalahnya adalah bagaimana dapat
kita mengerti bahwa manusia adalah persona yang sama dalam waktu panjang. Misalnya, apakah
dapat kita pastikan bahwa orang dewasa sekarang ini adalah persona yang sama dengan bayi
yang pernah lahir sekian tahun yang lalu, seperti ditunjukkan oleh akta kelahirannya? Ia
membicarakan masalah ini dalam buku II, bab 27 yang berjudul "Of Identity and Diversity".
Pandangannya tampak dengan jelas dalam no. 9 yang pantas dikutip di sini seluruhnya.
Jadi, menurut Locke persona adalah persona karena kesadaran-diri melekar padanya
dan pada semua kegiatan psikisnya. Jika saya melihat, mendengar, berpikir atau menghendaki
sesuatu, selalu saya menyadari bahwa sayalah yang melakukan hal itu. Kegiatan psikis
manusia tidak pernah tanpa subyek dan subyek itu sadar akan dirinya. Karena itu menurut
Locke kesadaran adalah konsritutif untuk persona, artinya kesadaran membuat persona menjadi
persona. Kesadaran memberi akses kepada self (jati diri) manusia atau kita boleh mengatakan
juga kepada egonya. Persona mengalami dirinya sebagai identik, sekalipun ada banyak perubahan
rnenurut waktu dan tempat, karena self-nya selalu sama. Saya yang sekarang tinggal di Jakarta
adalah persona yang sama yang semasa anak tinggal di Bandung.
Identitas personal selalu diandaikan juga dalam rangka hukuman dan penghargaan, pujian
dan celaan. Jika orang diberi penghargaan untuk jasanya kepada masyarakat selama kariernya
yang panjang, tentu diandaikan bahwa sepanjang periode yang lama itu dia persona yang
sama. Hal itu tidak berarti bahwa kesadaran selalu kontinu dan tidak pernah terputus. Jelas
sekali kadang-kadang kesadaran terputus. Contoh pertama, jika saya tidur pulas. Tetapi ada
kemungkinan juga saya melupakan sebagian masa lampau saya. Keadaan seperti itu tidak
menghindari bahwa identitas personal tetap berlangsung terus, karena kesadaran selalu bisa
dipulihkan kembali. Hal itu bisa terjadi melalui ingatan lain dari saya sendiri atau melalui
kesaksian orang lain. Misalnya, jika saya membaca kembali catatan buku harian tenta.ng
peristiwa-peristiwa yang terjadi 40 tahun yang lalu, mungkin ada banyak hal yang sudah saya lupa.
Tetapi dengan membaca lagi catatan saya sendiri kesadaran-diri dipulihkan kembali. Narnun, jika
kesadaran diri secara prinsip tidak bisa dipulihkan kembali, hal itu berarti bahwa tidak ada
identitas personal. Locke memberi contoh mereka yang percaya pada reinkarnasi atau
perpindahan jiwa. Menurut mereka, sesudah kematian manusia jiwanya pindah kedalam
tubuh lain atau malah kedalam makhluk lain. Disini identitas personal tidak pernah dapat dipulihkan
kembali dank arena itu tidak pernah kita punya alas an untuk mengatakan bahwa dua makhluk
hidup itu adalah persona yang sama.
Dengan demikian Locke mempersiapkan jalan untuk pandangan modern bahwa jiwa
sebagai substansi imateriil atau rohani merupakan suatu kategori pikiran dari agama, bukan dari
filsafat. Locke bersedia saja menerima kemungkinan beberapa jiwa berturur-turut digabungkan
oleh kesadaran, walaupun keadaan itu barangkali sama mustahil seperti contohnya tentang
kehadiran kesadaran pada air bah di zaman nabi Nuh.

b. Immanuel Kant

Filsuf Jerman Immanuel Kant (1724-1804) rnelanjutkan dan malah meradikalisasi


tendensi filsafat modern uncuk menempatkan subyektivitas dalam pusat pemikirannya. Ia mau
mengadakan apa yang disebutnya revolusi kopernikan di bidang filsafa. Sepetri dahulu kala
Copernicus mengadakan revolusi di bidang astronomi dengan menunjukkan matahari sebagai
pusat jagat raya dan tidak lagi bumi, demikian juga Kant menganggap subyek sebagai pusat
proses pengenalan dan tidak lagi realitas di luar. Cara kita mengenal ditentukan oleh faktor-
faktor yang menandai si pengenal. Kita bisa membandingkan dengan orang tua yang
penglihatannya sudah kabur dan hanya bisa melihat dengan jelas dengan kacamata.
Menurut Kant, ciri khas persona adalah kebebasannya. Kebebasan itu tidak bisa
dibuktikan tetapi harus diandaikan adanya, karena manusia adalah makhluk moral.
Mengapa begitu? Karena manusia hidup di bawah naungan hukum moral yang
mewajibkan dia. selalu ia menghadapi hal-hal yang harus ia lakukan atau tidak boleh
ia lakukan. Ada perintah seperti: hormarilah rnilik orang lain; hormatilah hidup
orang lain. Kewajiban itu bisa ditumuskan juga secara negatif sebagai larangan:
jangan mencuri; jangan membunuh. lni bukan seperti keharusan nya atau dengan kara
lain mestinya ia bebas. Karena alasan ini menurut Kant kira harus menerima adanya
kebebasan kehendak . Satu hal tidak boleh dilewati, yaitu bahwa menurut Kant
persona sebagai makhluk moral mempunyai martabat (dignity), sedangkan makhluk
lain mempunyai harga (price) saja. Apa yang mempunyai harga selalu bisa diganti
dengan sesuatu yang ekuivalen.
Demikian halnya dengan mobil, komputer, dan malah binatang piaraan.
Barang yang langka biasanya punya harga lebih tinggi tetapi pada prinsipnya selalu
bisa diganti dengan ekuivalen. Tetapi apa yang mempunyai martabat adalah unik
dan tidak pernah bisa diganti dengan sesuatu yang ekuivalen. Dasar martabat persona
adalah justru kebebasan dan otonominya dan bahwa karena itu ia bisa mengambil
keputusan sendiri. Oleh karena itu manusia sebagai persona selalu merupakan makhluk
yang mempunyai tujuan pada dirinya.
3. Pandangan tentang persona dalam rangka
process philosophy
Process philosophy adalah nama yang biasanya diberikan kepada pemikiran
metafisika yang dirintis oleh filsuf Inggris Alfred North Whitehead (1861-1947) ketika
dalarn p riode ketiga karier akademisnya ia menjadi profesor filsafat di Univer ica
Harvard, Amerika Serikat. "Proses" memang menjadi kaca kunci untuk p mikirannya, karena
ia mengerci realicas sebagai perkembangan terus-menerus. Mungkin cara paling cocok uncuk
melukiskan inti pemikirannya ialah Whitehead melihat realita seluruhnya sebagai pluralitas
yang dibawakan ke kesatuan. Realitas terdiri atas banyak sekali kejadian (occasions) yang
semua dengan salah satu cara berhubungan satu sama lain. Manusia juga merupakan
urusan banyak sekali "kejadian pengalaman" (occasions of experience) yang mencapai
kesatuan dalam hidupnya. Jadi, pemikiran Whitehead bersifat sangat dinamis dan dapat
dimengerti bahwa musuh utamanya adalah pemikiran subscantivistis yang berasal dari
Ariscoteles dan dalam filsafat modern dari Descartes. Pemikiran substantiviscis justru
bersitat statis. Bagi Descartes, jiwa adalah subsransi karena tidak membutuhkan sesuatu
yang lain untuk berada. Bagi Whitehead, segala sesuatu dalam realitas mempunyai hubungan
satu sama lain dan karena itu pemikiran filosofis kita harus relasional dan bukan
substantivistis.
Whitehead berbicara tentang hampir semua topik dari filsafat tradisional, tetapi uraiannya
tidak mudah untuk dimengerti, mungkin karena ia mau menempatkan semua topik yang
berbeda itu dalam perspekrif filsafat proses, yang merupakan suatu perspektif baru, jika kita
membaca tulisan Whitehead, kira harus membiarkan diri dengan istilah- istilah baru yang
diciptakannya dan malah dengan beberapa istilah lama yang di beri isi baru olehnya

Perubahan atau perkembangan terus-rnenerus merupakan ciri khas seluruh


realitas. Whitehead setuju sekali dengan semboyan fllsuf Yunani kuno Herakleites panta
rhei, "semuanya mengalir". Kita bisa mengatakan juga bahwa dalam oposisi antara
Aristoteles dan Plato Whitehead memihak pada Plato, tapi dengan menolak dunia ide-
nya sebagai realitas tertinggi yang tidak berubah. Proses perubahan berlangsung pada segala
bidang realitas, mulai dengan bidang jasmani non-organis seperti batu karang. Lalu
bidang nabati atau vegetatif Dalam bidang animal ada lebih banya.k tingkatan
perubahan lagi dan akhirnya perubahan terus menerus menjadi paling kornpleks di
bidang manusiawi. Manusia juga mencapai identitasnya melalui banyak pengalaman
yang berubah terus. Dalam hal ini kesadaran merupakan suaru faktor penting, tapi
bukan satu-satunya faktor yang membentuk kepribadian kita, Banyak pengalaman
manusia tidak mencapai taraf sadar, namun toh ikut membentuk identitas personal.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Whitehead menjelaskan paham persona
sebagai suatu matriks yang menampung dan mempersatukan berbagai pengalaman yang
terus berkembang.
Jika kita mempelajari pandangan Whitehead tentang identitas personal, kita menemui
suatu perspektif baru yang sangat menarik terapi sampai sekarang kurang diperhatikan dalam
studi-studi tentang permasalahan persona. Antara lain di sini tampak kemungkinan untuk
mendapatkan alternatif bagi perspektif substansi yang begitu kuat dalarn pandangan tradisional
tentang paham persona. Namun, di sisi lain kita belum merasa puas dengan penjelasan yang
ditemukan tersebar dalam beberapa karyanya. Kita masih menunggu suatu studi lebih
komprehensif dan lebih lengkap centang paham persona dari sudut pandang filsafat
proses. Antara lain kita mengharapkan penjelasan lebih mendalam dan sisternatis tentang
hubungan paham persona dengan tubuh manusia, khususnya dengan otaknya.

.
4. Refleksi penutup
setelah mempelajari beberapa unsur pokok yang dalam sejarah fllsafat dikemukakan
tentangnya, mungkin kita sudah sempat membentuk suatu pendapat dan bisa menjawab pertanyaan apa
yang dimaksudkan dengan "persona". Menurut penulis, jawaban yang singkat rapi jelas ialah dengan
persona kita maksudkan "ego" atau "aku". Di atas sudah kira lihat, jawaban itu berasal dari Locke
dan dalam hal ini ia terutama menekankan adanya kesadaran (consciousness) atau kesadaran diri (self-
consciousness). Ia mengatakan juga bahwa persona selalu mempunyai self (jari diri). Kalau persona
harus dimengerti sebagai "aku", salah satu implikasi ialah bahwa ia menemui orang lain sebagai "engkau",
seperti bagi orang lain "aku" juga adalah "engkau". Di sini tampak ciri incommunicabilis yang oleh
Thomas Aquinas disebut sebagai ciri persona. Relasi interpersonal aku-engkau di kemudian hari
dipelajari juga dalam konteks filsafat oleh pemikir seperti Martin Buber dan Gabriel Marcel. Kalau
persona dimengerti sebagai "aku", implikasi lain lagi ialah paham ini mengakui juga adanya kemandirian
dan kesinambungan tertentu. Walaupun hal itu tidak berarti bahwa kesinambungan itu tidak pernah
terputus atau dengan kata lain kita harus mengakui-bahwa aku selalu melupakan banyak kejadian
yang berlangsung dalam hidupku, namun kesinambungan itu berlaku from the cradle to the grave.
Tidak dapat diragukan, aku yang lahir sekian tahun yang lalu adalah persona yang sama yang
ditunjukkan oleh akta kelahiran. Karena adanya kemandirian dan kesinambungan ini tidak bisa
disangkal bahwa pandangan substansi tentang persona ada unsur kebenaran juga, meskipun Locke
dengan tegas menolak kategori substansi dalam konteks ini. Yang ditolak oleh Locke terutama pengertian
substansi yang dikemukakan oleh Descartes, tetapi ia tidak mengajukan alternatif untuk menunjukkan
aspek kemandirian dan kesinambungan.

Dalam pandangan-pandangan tentang paham persona yang dibahas di atas belum


disinggung satu unsur yang terrnyata penting juga, yaitu peranan bahasa. Peranan bahasa di sini
sangat penting dan karena itu persona malah bisa didefinisikan sebagai "rnakhluk yang menggunakan
bahasa" atau "makhluk yang berbicara". Mengapa begitu? Karena syarat mutlak untuk dapat
berbicara ialah kesadaran-diri. Menggunakan bahasa sama artinya dengan mengatakan "aku",
karena setiap tuturan bertolak dari "aku". Berbicara tidak mungkin jika orang bersangkutan tidak
menyadari diri sebagai "aku". Atau kalau ditumuskan dengan istilah ilmu bahasa, berbicara tidak
mungkin tanpa memakai "persona pertama", yaitu "aku", "ego" (Latin), "I" (Inggris), dan seterusnya.
Memang benar, "aku" tidak merupakan kata pertama yang diucapkan oleh anak kecil, rneskipun
maksudnya sebenarnya demikian. Ia mulai dengan mengacakan "Joni mau kue" atau "Fifi mau kue".
Ia menyebut dirinya Joni/Fifi karena sebutan itulah yang ia dengar dari orang tua dan kakak,
sedangkan jika mereka memakai kata "aku" mereka maksudkan diri mereka sendiri. Anak kecil
membucuhkan waktu untuk memahami bahwa Joni/Fifi adalah "aku" juga. Tetapi dari kata
pertama yang diucapkan ia sudah maksudkan demikian. Karena anak kecil bisa mencapai taraf
abstraksi ini, sudah jelas juga bahwa rasionalitas termasuk salah satu ciri yang menandai adanya
persona (kebenaran dari Boethius).

Catatan

Dalarn buku Etika,, Biomedis, Yogyakarca, Kanisius, cetakan ke-3, 2014, penulis sudah
berusaha mendalami masalah-masalah ini: tentang permulaan kehidupan hlm. 196-203;
tentang akhir kehidupan him. 234-240 dan hlm. 254-258.
BAB 2

Sumpah Hippokrates: Perspektif Sejarah dan Etika

Life is short, the art is long. (Aphorisms,I,)


Medicine is the most distinguished of all the arts. (Law,I) The
physician is the servant of the art. (Epidemis, I, 11)

Hippokrates sering digelari "bapak ilmu kedokteran", karena ia diakui sebagai orang Yunani kuno yang
meletakkan dasar bagi praktek kedokteran yang menggunakan metode-metode ilmiah dan dengan demikian
melepaskannya dari suasana tukang sihir dan dukun. Di samping itu ia dikenal juga sebagai penulis Sumpah
yang memakai namanya. Tetapi kenyataan historisnya jauh lebih kompleks. Tulisan ini berniat menyelidiki
pandangan populer ini dengan menanyakan: apa yang kita ketahui dengan kepastian historis cukup besar
tentang cokoh Yunani ini dan bagaimana dapat kita mengerti hubungannya dengan teks etika kedokteran
yang termasyhur yang dinamai "Sumpah Hippokrates"?

1. Hippokrates dari Kos

Bahwa Hippokrates adalah tokoh historis, tidak dapat diragukan. Berbeda dengan Homeros,
umpamanya, yang sama sekali tidak meninggalkan bekas dalam sejarah, selain kedua karya sastranya yang besar.
Tentang Hippokrates ada cukup banyak kesaksian sejarah yang meyakinkan. Misalnya, dalam karya-karya
Plaro kira-kira 30 tahun lebih muda dari Hippokrates-terdapat dua referensi penting kepada hippokrates. Kira-
kira 40 tahun sesudah itu Aristoteles menyebut Hippokrates sebagai dokter besar dalam karyanya Politica.

Data-data biografi berikui diketahui dengan kepastian cukup besar. Hippokrates lahir di pulau Kos, di
sebelah tirnur kota Athena dan dekat dengan wilayah Asia Minor (kini termrasuk Turki). Karena nama
"Hippokrates" banyak dipakai dalam rnasyarakat Yunani, ia sering disebut Hippocrates the Asclepiad,
artinya berasal dari famili yang dianggap keturunan dewa Asklepios. Keturunan itulah membedakan
Hippokrates ini dari semua Hippokrates lainnya. Dalam mitologi Yunani, Asklepios dihormati sebagai
dewa penyembuhan, putra Apollo (yang juga dikaitkan dengan antara lain bidang kedokteran), dan
ayah Hygeia dan Panakeia. Di pulau Kos kini masih terdapat puing-puing "Asklepeion", kuil untuk
menghormati Asklepios yang menjadi tempat ziarah untuk orang-orang sakit. Sisa-sisa kolam dan air
mancur sampai sekarang menunjukkan tempat-tempat orang sakit mencari penyembuhan. Tetapi data-data
tertua yang ditemukan sekitar kompleks kuil ini berasal dari abad ke-4 SM, sehingga hubungannya dengan
Hippokrates yang historis tidak jelas, apalagi bahwa ia pernah tergolong para imam yang melayani kuil
tersebut. Yang jelas adalah Hippokrates dilahirkan dari famili aristokratis yang menjadi dokter turun temurun.
Cabang lain famili Asklepiad tinggal di Knidos, kota pada semenanjung Asia Minor dekat Kos, dan di situ
pun terbentuk suatu mazhab kedokteran yang terkenal dalam zaman kuno.

Tahun kelahiran Hippokrates adalah 460 SM. Menurut Jouanna, tahun ini dapar dipastikan karena
perhitungan yang dibuat Solanus, biografernya yang pertama (abad ke-2 M), berdasarkan arsip pulau
Kos.1 Sesuai tradisi familinya, pendidikan sebagai dokter diperoleh dari ayahnya dan barangkali juga dari
kakeknya yang bernama Hippokrates pula. Hippokrates mempunyai dua putra, Thessalos dan Drakon, yang
dididiknya sebagai dokter juga, lagi pula seorang putri yang menikah dengan muridnya Polybos. Nama
besar Hippokrates sebagai dokter, juga di luar masyarakat Yunani, terbukti dengan undangan yang dikirim oleh
raja Persia Artaxerxes I untuk datang mengobati tentaranya yang sedang tertimpa penyakit pes. Terapi
Hippokrates menolak dengan alasan bahwa orang Persia adalah musuh orang Yunani.

Pada usia sudah matang Hippokrates meninggalkan Kos dan pindah ke Thessalia, Yunani Utara.
Tahunnya tidak dikerahui, tetapi dapat diandaikan saar itu pendidikan kedua putranya sebagai dokter
sudah selesai. Ia menyerahkan pimpinan pendidikan dokter di Kos kepada murid kesayangan dan
mantu, Polybos. Dalam seri buku Epidemics terdapat banyak deskripsi penyakit dari pasien di daerah
Thessalia yang barangkali berasal dari Hippokrates sendiri, meskipun hal itu belum membuktikan bahwa
seluruh buku ditulis oleh Hippokrates. Yang dapat dipastikan adalah bahwa di Thessalia pun Hippokrates
mendidik dokter- dokter muda. Sebagian buku-buku Epidemics agaknya ditulis Hippokrates bersama dengan
murid-muridnya atau ditulis oleh muridnya dengan memanfaatkan catatan gurunya, Hippokrates. Ada juga
kesaksian bahwa sebagiannya ditulis oleh putra pertamanya, Thessalos.

Sebagaimana dilakukan para dokter dan pujangga Yunani pada wakcu itu kita ingat saja para Sofis,
Hippokrates pun pasti berkeliling di Yunani dan tidak menetap di daerah Thessalia saja. Antara lain ia pernah
ke Athena dan Delphoi, tempat suci dewa Apollo. Mengenai hubungannya dengan Athena, pusat dunia
Yunani waktu itu, tidak ada banyak data yang pantas dipercaya. Menurut tradisi yang tersebar luas,
Hippokrates membantu Athena pada saat wabah pes yang besar melanda dengan menyalakan api-api
besar guna membersihkan udara dan mengutus kedua putranya dan mancunya Polybos ke ternpat-ternpat
lain di Yunani Utara untuk membasmi wabah itu. Sebagai tanda terima kasih, ia diangkat sebagai warga
kehormatan kota Athena dan didirikan sebuah patung di sana untuk menghormati dia. Tetapi tidak mungkin
wabah itu sama dengan wabah besar yang dilukiskan oleh sejarawan Thukydides secara rnenderail dan yang
berlangsung pada permulaan Perang Peloponnesos (429 SM). Thukydides justru menggambarkan bagaimana
para dokrer gagal coral dalam menangani wabah ini.
Tidak begitu jelas bagaimana hubungannya kemudian dengan tempat asalnya Kos, tetapi boleh
diandaikan bahwa hubungan itu tetap erat. Karya Hippokratik Speech of the Envoy berisikan pidato anaknya
Thessalos yang oleh Hippokrates dikirim ke Athena untuk membela Kos dalam pertikaian dengan Athena
selama bagian kedua Perang Peloponnesos. Jika dalam tulisan-tulisan Hippokratik yang menggambarkan
perkembangan penyakit sering disebut tempat asal pasien, pasien dari pulau Kos.
Mengenai tahun kematiannya tidak dapat diperoleh kepastian. Menurut beberapa kesaksian ia meninggal
di kota Larissa, Thessalia, pada usia lanjut, Tetapi tentang angka usianya tidak ada kesepakatan Dalam
berbagai sumber disebut angka 85 sarnpai dengan 109.

2. Koleksi Hippokratik

Di atas sudah beberapa kali disebut karya tulisan yang dikaitkan dengan nama Hippokrates.
Kumpulan semua tulisan macam itu disebut Corpus Hippocraticum atau the Hippocratic Collection. Edisi
terkenal dalam bahasa Yunani dengan terjemahan Prancis dibuat oleh Emile Litrre (abad ke-19) dalam 10
jilid. Tergantung pada kriteria yang dipakai, jumlah tulisan ini berbeda-beda. Tetapi umumnya jumlahnya
dianggap sekirar 60 buah. Dalam Lampiran I diberikan daftar 62 tulisan dengan judul bahasa Inggris,
ditambah sejumlah tulisan yang dianggap tidak orentik.

Karya-karya ini ditulis dalam dialek Yonia, bahasa yang dipakai oleh para sarjana Yunani abad
ke-5 SM, meskipun di tempat asal Hippokrates, Kos, pada wakru itu dipakai dialek Doria. Tidak boleh
dilupakan bahwa teks-teks ini ditulis dengan tangan dan sepanjang masa salinannya pun berulang kali dibuat
dengan tulisan tangan, dengan kemungkinan luas terjadinya salah tulis. Judul tulisan pada umumnya tidak
diberikan oleh pengarang sendiri tapi ditambah di kemudian hari dan nama pengarang tidak disebut.
Karena itu kini para ahli sejarah sering menemui kesulitan besar dalam menentukan pengarang asli dari
teks-teks kuno.

Menurut Jouanna, inti Koleksi Hippokratik adalah sejumlah tulisan yang berasal dari Hippokrates
sendiri atau para muridnya dan dikenal sebagai Mazhab Kos. Lalu ditambah sejumlah tulisan yang berasal dari
Mazhab Knidos. Kemudian ditambah lagi beberapa tulisan dari pengarang-pengarang yang tidak dikenal.
Keseluruhan itu disampaikan kepada kita dalarn manuskrip-rnanuskrip Abad Pertengahan, manuskrip-manuskrip
tertua yang masih disimpan sampai sekarang. Kebanyakan teks itu ditulis antara paruh kedua abad ke-5 dan
paruh petama abad ke-4 SM.

3. Hippokrates, ilmu kedokteran, dan genius Yunani

Hippokrates tidak menemukan ilmu kedokteran seperti Isaac Newton meletakkan dasar bagi mekanika
klasik atau Albert Einstein menciptakan teori relativitas. Tidak dapat dikatakan pula bahwa Hippokrates
mendirikan Mazhab Kos sebagai suatu pendekatan baru dalarn bidang medis. la meneruskan saja apa yang
sudah terdapat sebelumnya. Sebagaimana telah kita lihat, ia berasal dari famili dokter turun-temurun. Familinya
bahkan dipercaya berasal dari dewa kesehatan, Asklepios. Kita hanya dapat mengatakan bahwa famili
Hippokrates pada suatu saat "terjangkit" dengan the Greek miracle, keajaiban lahirnya sikap ilmiah di Yunani
sekitar abad ke-6 SM. Dan hal itu tidak dialami oleh Mazhab Kos saja, sebab Mazhab Knidos juga
(dan barangkali kelompok-kelompok lain lagi) mengikuti dalam gerakan yang sama.
Praktek kedokteran atas dasar ilmiah merupakan penemuan genius Yunani pada umumnya, bukan
penemuan satu orang saja. Tetapi Hippokrates memainkan peranan unggul dalarn seluruh gerakan ini,
bukan saja sebagai klinikus tetapi juga sebagai pengajar. Kita tahu bahwa ia mengajarkan seni
kedokteran bukan saja kepada anak-anaknya, tetapi juga kepada orang muda lainnya (dengan menerima
honorarium, sebagaimana disaksikan oleh Plato). Kita tidak mempunyai informasi entah Hippokrates adalah
pengajar kedokteran pertama yang menerima murid dari luar, tetapi pasti hal itu merupakan suatu
konsekuensi logis dari konsep profesi medis berdasarkan pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan pada
prinsipnya terbuka untuk semua orang dan tidak pernah terbatas pada suatu kelompok esoteris saja.
Sebelum timbulnya ilmu kedokteran Yunani, Mesir dikenal sebagai paling unggul di bidang
kedokteran. Dan bisa saja beberapa dokter Yunani belajar di Mesir. Tetapi ilmu kedokteran Mesir tidak
pernah mencapai taraf rasional dan sistematis seperti di Yunani. Dan tidak kalah penting, ilmu
kedokteran Yunani dipraktekkan dalarn suasana kebebasan, sedangkan di Mesir para dokter bekerja sebagai
pegawai negara. Tidak bisa disangsikan, suasana ketatalaksanaan merdeka rnerupakan syarat untuk
perkembangan pemikiran ilmiah. suatu data lain yang menarik adalah bahwa dalam karya-karya Koleksi
Hippokratik selalu dibicarakan tentang penyakit-penyakit seakan-akan sudah dikenal sebelumnya. Hal
itu merupakan bukti lain lagi bahwa para dokter Hippokratik tidak menemukan ilmu, kedokteran untuk
pertama kali.
Walaupun Hippokrates selaku perorangan tidak menemukan ilmu kedokteran sebagai sesuatu yang baru
dan walaupun para dokter Mazhab Kos tidak bertolak dari titik nol, namun jasa terbesar mereka adalah
memberi bentuk ilmiah sesungguhnya kepada profesi medis. Mereka menempatkan usaha kedokteran
dalarn kerangka enlightenment Yunani seperti dikatakan Burnet dan melepaskannya dari suasana mitis-
magis. Mereka mempraktekkan apa yang oleh Jouanna disebur Hippocratic rationalism (judul Bab ke-8).
Penyakit tidak merupakan akibat intervensi daya-daya ilahi, Penyakit dianggap mempunyai sebab alami
dan karena itu harus ditangani secara alami juga. Memakai mantra, jampi, atau pendekatan magis lain
dianggap tidak pada tempatnya. Tahap alami mempunyai kemandirian yang tidak diintervensi oleh daya-daya
ilahi.

Banyak contoh yang menarik tentang pandangan Hippokratik ini terdapat dalarn karya The Sacred
Disease. Yang saat itu dimaksud dengan penyakit suci (atau keramat) adalah epilepsi atau ayan. Penulis
sering mengatakan "penyakit yang disebut suci", tanda ia sendiri mengambil jarak terhadap pandangan
bahwa epilepsi itu penyakit lain dari biasa. Menurut penulis, epilepsi disebut suci karena para dokter tidak tahu
bagaimana menyembuhkannya. "I do not think that any disease is more divine or more sacred than othersI
think that those who first called this disease sacred were men such as there are still at the present day,
magicians and purifiers and charlatans and impostors. They make use of the godhead (to theion) to cloak
and cover their own incapacity" . Penyakit tidak harus disembuhkan dengan meredakan amarah para dewa
atau dengan memurnikan pasien dari kenajisannya. Dokter harus mencari sebab penyakit, yaitu aliran
cairan panas atau dingin dalam tubuh yang kerap kali disebabkan oleh angin, dan mengadakan
terapi (diet, misalnya) dengan menentangnya, hingga keseimbangan tercapai kembali

. 4. Sumpah Hippokrates
Diantara semua karya dalam Koleksi Hipokrattik. Sumpah adalah tulisan yang paling pendek (satu
halaman saja) tetapi memiliki paling banyak komentar. Dalam zaman kuno Sumpah selalu dianggap karya
otentik Hippokrates. Daftar Erotianus ( abad ke-1 M). Dua sarjana Jerman Meyer-Steineg dan
Schonak (1913) mengemukakan argumentasi bahwa Sumpah ditulis sebelum periode Hippokrates.
Tiga dekade sesudah itu orang Jerman-Amerika Edelstein (1943) sangat rnenekankan pengaruh
pemikiran Pythagorean dalam Sumpah dan menyimpulkan bahwa teks ini ditulis oleh seorang dokter
Pythagorean tidak sebelum abad ke-4 SM, agaknya pada akhir abad ke-4 ini. Jadi, Edelstein
menganggap sudah terbukri bahwa Sumpah tidak berasal dari Hippokrates atau murid-muridnya.
Pandangan Edelstein ini menjalankan pengaruh cukup besar di kemudian hari, tetapi sekarang
dinilai terlalu berat sebelah.
Sebaliknya, beberapa sarjana Jerman seperti Heinemann (1945), Deichgraber (1955), dan
Lichcenthaeler (1984) karena pelbagai alasan berpendapat bahwa Sumpah ditulis pada akhir abad
ke-5 SM atau permulaan abad ke-4, jadi zarnan Hippokrates.
Setelah mempelajari berbagai pendapat ini, bagi penulis yang paling mengesankan adalah
argumen bahasa. Menurut para ahli linguistik, Sumpah ditulis dalam dialek Yonia yang dipakai
oleh para ilmuwan Yunani dalam abad ke-5 SM, seperti juga kebanyakan tulisan dalam Koleksi
Hippokratik. Sejarawan besar Herodotos, umpamanya, yang menjadi kawan sewaktu dengan
Hippokrates, memakai juga dialek Yonia. Dalam pada itu dialek Yonia ini tidak berbeda banyak dengan
dialek Doria yang dipakai di tempat asal Hippokrates, pulau Kos. Dan kalau ada indikasi kuat bahwa
teks ini berasal dari zaman Hippokrates, mengapa tidak mengandaikan saja Hippokrates sendiri
menjadi penulisnya, mungkin bersama murid-muridnya?
Dalam struktur teks sumpah dapat dibedakan empat bagian berikut ini:
1) lnvokasi (invocation}
Dalam semacam prolog diserukan nama para dewa yang berkaitan dengan kesehatan. Yang
pertama adalah Apollo. Rupanya asal usul pertama dewa ini berhubungan dengan matahari.
Keterkaitannya dengan rnasalah kesehatan mungkin diturunkan dari situ, karena matahari
mempunyai pengaruh yang menghidupkan dan menyembuhkan.

Asklepios adalah anak Apollo yang dianggap nenek moyang famili Hippokrates the Asclepiads.
Menurut anggapan lain yang lazim juga di Yunani, ia merupakan nenek moyang mereka yang
kemudian didewakan. Asklepios diakui umum sebagai dewa penyembuh. Di seluruh Yunani terdapat
lebih dari 360 Asklepeion kuil di mana orang sakit mencari penyembuhan dengan perantaraan dewa ini.
Asklepeion yang paling dikenal terletak di pulau Kos. Mungkin Hippokrate menjadi imam di kuil
tersebut, seperti anggota familinya yang lain turun-temurun. Membandingkan kedua dewa peramal ini,
Kiapokas menyimpulkan: "While Apollo Signifies the divine origin of medicine, Asclepius symbolize
its human ancestry.

Hygeia dan Panakeia dipercayai adalah putri Asklepios. Hygeia (bentuk nama Iebih tua adalah
Hygieia) berarti "kesehatan", sehingga dewi ini dipandang sebagai personifikasi kesehatan. Di Kos,
Hygeia adalah nama yang amat populer. Banyak inskripsi ditemukan di sana dengan namanya, sering
kali bersama nama ayahnya.
Nama Panakeia berasal dari kata pan ( = segalanya) dan akos ( = pengobaran) sehingga sebetulnya berarti
"yang mengobati segala sesuatu". Dewi ini dipandang sebagai personifikasi daya penyembuhan.

Dengan demikian Sumpah diawali dengan menyerukan empat dewa yang menurut tradisi
Yunani berhubungan erat dengan kesehatan, dua laki-laki dan dua perempuan. Lalu ditambah lagi
"semua dewa dan dewi" yang lain. Dengan mengikrarkan sumpah ini si dokter muda mengakui bahwa
tugas-tugasnya tidak asing terhadap yang ilahi.pekrjaan dokter harus ditempatkan dalam perspektif religious,
dimana yang ilahi mendasari tatanan moral pada taraf insani.

2) Kewajiban terhadap profesi

To hold my teacher in this art equal to my own parents; to make him partner in

my livelihood; when he is in need of money to share mine with him; to consider


his familiy as my own brothers, and to teach them this art, ifthey want to learn it,
without fee or indenture; to impart precept, oral instruction, and all other

instruction to my own sons, the sons ofmy teacher, and to indenturedpupils who
have taken the physician's oath, but to nobody else.

Dalam pasal kedua ini orang yang bersumpah berjanji akan menghormati gurunya seperti orang
tuanya sendiri dan menganggap anak-anak gurunya sebagai saudara kandung, lalu akan mengajarkan seni
kedokteran kepada putra-putranya sendiri dan kepada putra-putra gurunya, tanpa memungut biaya, dan
kepada semua murid yang menerima kewajiban sumpah kedokteran.

Dalam pasal ini menjadi jelas bahwa sumpah diikrarkan oleh orang dari luar famili Asklepiad,
sedangkan dulu profesi kedokteran terbatas pada anggota famili saja. Jadi, sumpah ini berhubungan dengan
kebijakan membuka profesi kedokteran bagi orang rnuda yang berbakat dari luar famili ini. Galenus, dokter
besar dari Roma kuno (abad ke-2 M), memberitahukan bahwa di pulau Rhodos, yang letaknya dekat pulau
Kos, sudah terjadi sirnanya tradisi kedokteran dalam famili Asklepiad di sana karena akhirnya tidak
mempunyai keturunan lagi. Mungkin karena khawatir akan mengalami nasib yang sama, Mazhab Kos
membuka pendidikan medis untuk orang luar, dengan meminta biaya pendidikan. Sekaligus kebijakan ini
menjadi macam "asuransi jiwa" bagi famili Asklepiad itu sendiri. Orang luar yang dididik scbagai dokter,
wajib memberikan pendidikan medis kepada putra gurunya, jika ia sudah meninggal, tanpa memungut
biaya. Orang luar itu wajib juga membantu mantan gurunya secara finansial, bilamana dia dalam kesulitan.
. .
3) Kewajiban terhadap pasien

a) I will use treatment to help the sick according to my ability andjudgment, but never
with a view to injury and wrong-doing.

Untuk treatment dipakai kara Yunani diaitema yang sebeculnya berarti "aturan hidup" atau
"diet". Jadi, selain makanan dan minum obat, meliputi juga tidur, higiene, kehidupan seks,
tempat tinggal, dan lain-lain. Diet-dalam arti luas ini•
memainkan peranan penting bagi Hippokrates. Bandingkan saja judul beberapa karya dalam
Koleksi Hippokratik.

Di sini dirumuskan kewajiban dokter berbuat baik (menurut terminologi modern, the principle of
beneficence). Ini suatu kewajiban khusus bagi profesi kedokteran: dokter selalu harus mengutamakan
kepentingan orang sakit. Yang dilakukan dokter seharusnya semata-mata untuk menolong pasien.
Dirumuskan secara negarif, dokter tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan orang sakit. Kewajiban
tidak merugikan dalam terminologi modern disebut the principle of nonmaleficence.

4) inti Sumpah

Kalimar terakhir ini dapat dilihat sebagai inti sumpah karena yang mengucapkan sumpah melibatkan diri
dengan resmi untuk menerirna segala akibatnya: pujian dan kehormatan bila ia hidup dan berkarya sesuai
sumpah ini dan kutukan bila ia menyimpang. Dengan art atau " seni" dimak udkan profesi kedokteran.
Istilah ini banyak dipakai dalam tulisan-tulisanan Hippokratik, antara lain dalam kombinasi "seni" dan
''kehidupan". Bandingkan teks-teks yang ditempatkan sebagai moto atas artikel ini.

5. Beberapa pertimbangan etika

Jika kita mempelajari data-data sejarah, tidak dapar dipastikan lagi bagaimana dan dalam lingkungan
spesifik apa Sumpah Hippokrates untuk pertama kali timbul, Tetapi sangat menakjubkan bahwa pada
awal mula profesi kedokteran yang berkiblat pada ilmu sudah ada kode etik ini sebagai pegangan
moral bagi profesi tersebut. Sumpah Hippokrates timbul bersamaan dengan profesi medis yang
didasarkan pada sikap ilmiah dan dalarn tulisan- tulisan Koleksi Hippokrarik terdapat banyak petunjuk
yang dekat dengan Sumpah Hippokratik. Jika lantas kita memandang sejarah selanjutnya, lebih
menakjubkan lagi bahwa sepanjang masa Sumpah Hippokrates ini selalu mendampingi profesi medis
dan mempengaruhi secara mendalam pandangan moral profesi itu. Sumpah ini tidak rnulai sebagai
peraturan hukum yang dikeluarkan oleh suatu masyarakat, tetapi sebagai kesepakaran moral yang diterirna
dan dipatuhi dengan sukarela oleh suatu kelompok profesi medisyang tertentu. Tetapi lama-kelamaan
Sumpah ini menjadi pedoman moral bagi profesi kedokteran di seluruh dunia Tahun 1950-an dokrer-
dokter baru di banyak tempat masih rnengucapkan Sumpah Hippokrates yang klasiik sebelum mulai
mengemban tugasnya sebagai dokter. Deklarasi Jenewa menyajikan pendasaran bagi Sumpah Dokter di
negara-negara anggota WMA, termasuk juga Indonesia. Pada tahun 1959 Lafal Sumpah Dokter Indonesia
untuk pertama kali diucapkan oleh dokter-dokter baru lulusan Universitas Indonesia, yang didasarkan juga
atas Deklarasi Jenewa tersebut. Jika Sumpah Hippokratesmasih tetap aktual, hal itu tentu tidak menghindari
terjadinya perkembangan besar dalam zaman modern yang mempunyai implikasi moral juga. Tidak dapat
diharapkan, semua masalah etis yang baru itu dicampung dalam teks dari abad ke-5 SM itu. Kita
menyadari betul pentingnya tanggung jawab moral dunia kedokteran terhadap penelitian medis. Sekarang
banyak waktu dan energi dipakai untuk merumuskan dan mempertimbangkan etika penelitian biomedis.
Tujuannya yang utama adalah melindungi manusia subyek penelitian. Masalah-masalah etis ini menjadi
lebih kompleks lagi kalau menyangkut penelitian tentang embrio manusia, seperri human embrionic
stem cells research. Di sini pertanyaannya adalah sejauh mana embrio manusia dalam fase pertama sudah
harus dihorrnari.

Kewajiban pertama dokter selalu terhadap penderita yang membutuhkan pertolongan. Jika kebenaran
pokok dalam etika Hippokratik ini sampai dilupakan, profesi medis bias menjadi anti manusiawi, Sumpah
Hippokrates tetap dapat melindungi profesi kedokteran terhadap kemungkinan yang mengerikan itu.
BAB 3
Pengobatan Komplementer dan Alternatif Dalam Perspektif Budaya dan Etika

1. Perubahan nama

Jik1 kira rn n · m 'lit rarur erbah sa Inggri menzenai pengobatan alrernatif, narna y:in
ek an p ing b:111 , dipakai adalah complementary and alternative tu di ·j 1 • era
pa rahun belumn ra narnan a hanya berbun i alternative
1.1 dicin . Peru ah n nam ini tampak dengan men rik, jika kira mernbandingkan

u lik i di bidan bi rik . Dalarn En yclopedia of Bioethics edisi ke-2 (1 r


pik ini dibi arakan dalam ntri b rjudul alt rnatiue therapies dan di situ It m tit e medicine

dip rcenrangkan dengan onuentional medicine. 1 Kemudian, buku ) ans m n umpulkan


esai-e ai tennng topik ini dan diedit oleh ahli bioetika be ar, Daniel allahan memakai judul
The Role of Complementary and Alternative

1 dicine 2002).1 P rubahan nama ini diAmerika Serikat terjadi tidaklama sesudah tahun 1
. ekaranz narna yang kedua itu dipakai agak urnum. Kita di Indonesia pun ebaikn
memakai narna pengobatan kornplernenrer dan alternatif" dan
pada beberapa kesernpatan kira lihar hal itu udah mulai dilakukan.

Perubahan nama ini menunjukkan pergesera.11 pengertian. Jika orang berbicara


ten tang "pengobatan alrernarif , rerutarna digarisba, ahi pertentangan dengan pengobatan
konven ional arau kedokteran modern. Jika istilahnya menjadi pengobatan komplernenrer
dan alternatif' (PKA) pertenrangan itu sudah
diperlernah. Ada juga kemungkinan bahw PKA ini melengkapi terapi dan metode

• Tulisan ini pernah dimuar dalarn Efi ndi, dkk. (eds.), lulril'U!turaiisme, prrafl perempuan, dan
int7gr.m nasional. Jakarta, Penerbit Univer iras rma Ja "a, �00 , hlm. 2 1-2 .

pergeseran penila1an Juga. 1

Pergeseran pengernan l · l vensional maka hal itu dengan k


1
PKA d" samping kedo (teran (On ,
ada rempat untus d" d dengan lebih positif. PKA ternyata
. . bahwa PK.A ipan ang
sendirinya b erart t uga
i
kcekkan PKA ternyata tidak
. d uackery dan orang yang mempra
ndak sama engan q S b b . . h-istilah
1 ini mempunyai konotasi sama
densan quack atau charlatan. e a , isn a .

o "f dalam bahasa lnggris, kira-kira sarna dengan penipuan atau penipu
sangat negau
di bidang kesehatan.
Di Amerika Serikat, salah satu pertanda tentang sikap lebih positif ini adalah
bahwa di sana dalam rangka National Institutes of Health terdapat The Natio�a�

Center for Complementary and Alternative Medicine yang ditugaskan mernpelajari dan
menyelidiki cara-cara pengobatan non-konvensional. National Institutes of Health
(NIH) adalah gabungan instansi-instansi yang mengawasi semua bidang kedokteran
di sana. Pusat ini didirikan atas perintah DPRAmerika. Ketika didirikan pada tahun 1993,
rupanya kata complementary belum ada. Sebab, hanya didirikan
3
"an office of alternative medicine, where alternative approaches are tested'. Kalau
4
begitu, kata itu ditambah kemudian ketika pengertian PKA sudah diterima umum.

Suacu pertanda lain yang menunjukkan sikap lebih positif terhadap PK.A adalah
bahwa di Amerika Serikat cukup banyak rumah sakit atau medical centers membuka
pincunya untuk prakrek PKA, sehingga sekarang PK.A sering dapat diperoleh di
tempat yang secara tradisional menyediakan pengobatan konvensional. Tentu saja, ada
kritisi yang bilang bahwa rumah sakit menampung praktek PK.A itu karena alasan

finansial, Di Amerika Serikar banyak dana dikeluarkan untuk PKA5 dan rumah sakit
di sana ingin menarik sebagian dari rezeki besar ini. Agaknya alasan ini benar juga, tapi
pasti ada prasyarat bahwa profesi rnedis konvensional mempunyai
toleransi cukup besar terhadap PKA. Tanpa toleransi ini PKA tidak pernah akan
berhasil rnasuk ke dalarn tempat pelayanan medis yang resmi. (Perlu ditambahkan, di
Eropa saya tidak melihat perkembangan serupa ini. Hal itu barangkali terjadi karena
di Eropa rumah sakit memang tidak begitu berorientasi komersial, karena
seluruh dana yang dipakai berasal dari dan dikontrol oleh · negara, sekurang- ·

kurangnya melalui sistern asuransi nasional, biarpun tahun-tahun terakhir ini


sistemnya menjadi lebih liberal juga).

46 Bab 3
� . ll III I 'I., I\ I I n� h ll an

\Ill' ,l1lll,d ii.II Ill ,I,\\• .ui I\ \ ,,l il Ii ,111111 !1 d11.1 \ 11\•' , I .I
I, 11',llll

.d.1111 ,, h11 ii, .11 til11 I\ .1111, 111111 I \ \I, \ ... I \II I I. I. \
Ill, 111'1, \ il, Ill

\,1p1 1111,llf11 llh 11\ l 1'111 l, ji, I q1,1 l'• 111'1,111 \I\ u.m kl.

111 nilu,•i.111 l.1111 l.1." ,l.q II ,111.11111 d1 . \ 11\ll ,I 11 II v.uu: 1\. I\\\
11111 I iu \ 1\1

Pl /\ 1'1!�·1 ii,l.d .\.11\\,l \ 11.l 111, 11,l q, 11 I,'· ll ti.I.ii t.l.1 I,,, I .1!..1 Ill (,'1\l.
":' I l

11d lw,1 Pl .\ l1111gl 111 ,.11 II ,11 ll!I\ ., , ll \ \ 111r l1,, Id \I lll\11111\ ., { d h I .
Im .I I \
ti,l.d 1( I ll\,1.\111 I I ,I,,\ 1 I.Ill I''"'\ 11. h\l\ ti

I I.ii 1111 ti,l.1k lh I.II ti "·"""' l., ,I,,\ r. I.II\ I 11\\\ ,·11.,11111.d ,l.111 \ \ ui, I
If'· , U

d11.1 , il.i ·.d1 , .Ill!' 11·1 l" .. ti, .,.1111.1 .,, I .di l , 111.1 .• 1 l.ilu 11.1.,t 1 vu l.d1 , 11.t 11 I
ti, .

h1 lw1.q1.1 t< 1.11 1 .l.111 Pl .\ d1.1111htl .d1h t 11•1 .u.» 1,, \llllb.111:;.111 tl1111.1h

l" .il.u-k I cdnl t 1.1n I ,111, ·11. 11 nul, l , xuu k.11.1 l , .... , 111:·.11 I 1111 .11.H\
11.11\\11,, .u ;'

d11l11 M'\ .11.1 ilnu.rh lwl11m ,Id ,·n.il "1.111, 1hl.1h ,Iii u11.1k.111 l.rl, Ill l \ .1 .1 1
I, l
ll't.lpi )r:11\gSl I .u.uu: d1p.1k.11,l.d.1111 It,"''' l,lf,i llh'1I, l I\

lx ,Sl 1.11 1.11111 IH ham l 1•i111 l.uu.i .h.tl iu ol h , I 1\\,11, h u, l �.l. :'· i
,k.1 ·1.111
' '
hail 11111111 I 'M h.u.in. tel.If i-' ·I -luuuw.r , 11 l.1h ,h1 .1 .11 l.rl.uu I \ '"

b�i .1d.1l.1h Ai, S11s11 lbu :\:1) : ·h.11•.11 11uk.111.m l .d,n:;. ,lu unt u
l., 1. l'i •

Scanned by CamScanner
musi.rhi! h.1hw.1 lli m.1 .. I ,I I .tu .1k..111 t '1 J,hli I ·I ih l .II\\ ,I I 1r1 I .
r.ihh. I\ :· 1 rt I i111. Sl'halil n 1.1, di m.1�.1 l.uup.iu I ,1s11 t ·1 j.hli 111:•,1 l
.tlm .l I, r ·un m · 11:1 1. l m 'ninggalk.rn l c hu.11 .1 .11.1 I -n ,,,l
.u.ru x ,Ill:' k mu h.iu In ·111: . u PKA.

B{ bl'r.1p;1 111. 1'1'.A ,l.1p.11 H,,,1l 11n: k.in I n:· m

Conroh t rkcnal .1d.1l.th .1ku111nk111r. hm:•kin


.11.v.mm .1

dilatarh Lakangi suatu kons I si t , 1 tis , .inc 11 i


I

konv nsional. Suatu k.1. us k miri] an I n l .u.rn nv -nsi n.11


mengilustra ikan hal itu. l .1l rm hrni.1 k ll kt -r.rn l .irat. I ru .·q
m lalui rangsan an I ktrik luai .·ud.1h lam I Iik n.11., .utu 1 L ,

Elearical Nrrue , 'timuk11io11). Dalam I n ,1 uan ini lit mi I in · 1.1 .1 n 1

titik ur f c rt ntu, lulu Iii ri ran an m uliran li. tri · Lm lu, r. l .1 i: .1 11 ll

tradi ion l, Nil , an ann 1.1 dil ri . ·.u.1 m kanis uutu 11 • t


11 1 1l:

el ktrik dari d lam. 1 J ni · I K I tin :.m u 1 ·111 t rt


I l 11
kar n k n p·i co tin. a tid1k nu:uk tktl l I i m

h m p ti (homeop,1thy) l n .,k li1 mkt kk n ii .\m


umumn k d n n i n ,I h q n l( t l th 1 :u tu t r.11 ti l.

S KITAR Bl
TIKA

Scanned by CamScanner
. biologis dan fisiologis yang
·oses-pioses .,
. \ \ ·nnng l)l ·
Ji. nJ,1\\,,\\1, \· ,1\.\11 I ii;1 \\Lb;.. ta HI I •
\,,·r\.\rn•:\\nt� \i �bb1nny;1. . k PKA l b"h
kira
, ) d at inengertl, arena e 1
\ \ bid·1ng \ KA ap di d l ·
K -.1n ·kar:1pin;1n La ;nn dah berakar lama a am suatu
· d
1
. . Lbn kadang-ka ang su .
\ �rk.ii\ Lknl',.111 b.:h\\c\.1) nan d PK.A yang sudah d1praktekkan
, . \ \ ,di·1 umpamanya, a a .

1' ·hu \.1y.mn. \ i hma tan 1 '' · • • • ·1 h "pengobatan tradisional" ·


r: i sin: pantas dipaka1 Juga isti a .

h ·ul .11.\-aha \ bman) ·1 · . l an modern. Di tempat tertennj

. pal' Juga da am zam


T.1pi bkwr h\\t \ aya
i mm b t s pada tempat itu, Menuruj
m ' " ak
. . l ... PKA yang ag ter a a
:-d,aranf. j11ba bisa umbu earn . . d' Amerika Serikat. Chiropractic
kt·s;1n s;1 'a, sl!buah concoh adalah chiropractic l l . di ak kka akhi
. · l unggung dan baru mu at 1pr te n tr I
ruturna mt.:ngoban nycn tu ang P , ah.it\ kc-I
9. Di Amerika Serikat chiropractic tersebar luas dan peng�batan�y_a
k i Tetapi di luar Amerika Serikar
k1cbns-kadang mabh tcrmasuk ca upan asurans . .
earn PK.A ini ridak begirn kelihatan. Sebuah contoh dari Belanda adalah terapi
· k k D kt Moerman menemukan terapi non-
tv\ot·rman untuk pas1en 'an er. o er .
konvcusiona! ini, yang sesudah meninggalnya masih dilanjutkan oleh beberapa p
·nbikumya, rerapi sepengetahuan saya tidak diambil alih di luar Belanda.

Kalau PK.A sangat ditandai oleh fakror budaya, sebaliknya kedokteran


konvensional rarnpak lebih seragam. Kedokteran konvensional didasarkan atas
merode-merode dan konsep-konsep ilmiah, berarti atas unsur-unsur rasional ynng
teruji secara empiris dan diterima secara umum oleh sernua pihak yang
mengutamakan pengertian rasional. Hasil penelitian biomedis yang memenuhi
persyaratan yang ketat, mempunyai wibawa besar di seluruh dunia kedokteran. Obar,
terapi, atau instrumen medis baru yang terbukti bermanfaat, dalam waktu
singkat rersebar ke seluruh dunia.

Scanned by CamScanner
Kendati demikian, hal itu tidak berarti bahwa praktek ked�kteran konvensional tidak
mengenal pengaruh budaya juga. Praktek kedokteran di beberapa negara arau beberapa
kawasan dunia mempunyai nuansa-nuansa kultural juga. Sebuah
contoh yang menarik disebut oleh Paul R. Wolpe. "Lynn Payer, misalnya, telah
mempelajari perbedaan dalam diagnosis dan pengobatan penyakit antara Amerika Serikat,
Prancis, lnggris, dan Jerman, dan menemukan dalam empat negara indusrri yang
berilmu dan berteknologi tinggi itu perbedaan-perbedaan mendalam di dalarn interpretasi
mereka terhadap penyakit dan cara pengobatan. Misalnya, diagnostik di Jerman
didominasi o\eh masalah-masalah jantung, dan orang Jerman rnernakai enarn kali lebih
banyak obat janrungper capita ketimbang orang Prancis

Rab 3

Scanned by CamScanner
arau Inggris. Diagno sis janrung yang aling urnurn · _Jam· , Herzi» .-,��-'-
:.if'.::::.�

ridak rerdapar di keciga nega.ra :,·an.:: lain. Paver 01 n erlih rkan c =in
.,_ meyak.inkan bahwa rninar besar Jerman unruk pere 3._r..11 arah dan rra · si n
'- is Jerman yang lain ebagian besar rerpenga.ruh oleh aliran rornanrik Je man
: = menyediakan nilai-riilai budaya dasar dari rnana ke okreran Jerman rer
enruk".'
Walaupun di bidang kedoheran konvensional udah ada pen::::aruh rulrural s
erti

itu, dalam konreks PK.A dampak budava pasri jauh lebih besar dan men alarn
hgi.

§ 3. Pertentangan antara profesi kedokteran dan PKA

Tidak dapar disangkal pada umumn:,·a di kalangan kedokreran


resnu rerdapat sikap anti yang cukup keras rerhadap PK.A, khusu nra di
dunia barar. Di luar dunia barat
0 (Asia dan JU£a. Afrika).:: situasinva
� seriris kali

anzar berb . . Daniel Callahan menceritakan bahwa alasan urama unruk


memulai provek :,--ang
menghasilkan buk:unya adalah perbedaan pendapar yang mencolok renrang

rerna ini.9 Di saru pihak sebagian besar klinisi dan peneliti biomedis
rnengambil ikap sangat bermusuhan rerhadap PK.A. Di lain pihak PKA
rernyara rnenarik bagi banyak orang. Dan minac itu ridak sebatas golongan
bawah yang pengertiannya barangkali masih kurang, karena orang terdidik
pun kerap kali memanfaarkan PKA. Kerika pertengahan rahun 1990-an
National Institutes of Health rnenerima PKA sebagai obyek penelitian ilrniah,
dari kalangan penelician biomedis :,-an_ resmi banyak yang prores. Demikian
juga ada proces lagi ketika an&:,oa.ran unruk
penelirian PKA dinaikkan seiring dengan kenaikan unruk bidang lain. �
Ienjadi

Scanned by CamScanner
perranyaan bagi Callahan mengapa ilrnuw an yang serius merasa keberaran.
bib suaru bidang keseharan diselidiki untuk rnencapai kejelasan yang rahan
uji secara ilmiah. Tidak bisa dihindarkan kesan bahwa di sini rerdapar suaru
sikap apriori, Para ilmuwan biomedis rernyara mempunyai prasangka
rerhadap PKA :mg
menimbulkan banyak
perranyaan.

Di kawasan Asia, rermasuk Indonesia, perrencangan antara kedokreran


konvensional yang dipegang oleh profesi medis yang resrni dan PKA
rang diprakrekkan oleh orang yang tidak mengenyam pelarihan medis yang
khusus tidak begitu terasa. Tenrang China, umpamanya, kira mendengar
bahwa di situ PKA
diprakrekkan pada skala besar di samping kedokreran konvensional, sering
kali

m.alah di rumah sakir yang sama. Di Indonesia kira melihar koeksiscensi


berdama.i antara kedokreran konvensional dan pelaksanaan PKA, mesk.ipun
kadang-kad:rnb bisa terjadi sedikir friksi juga. Ada kalanya sikap berdamai
menjadi begitu be ar

SEKITAR
BIOETIKA

Scanned by CamScanner
sehingga dokter sendiri merasa cerpanggil uncuk langsung terjun dalam PKA.
Menurut hernat saya, di sini bisa muncul masalah ecika yang akan dibicarakan lagi
nanci. Menurut persepsi saya, sikap coleran yang berlaku di Indonesia terhadap
PKA kadang-kadang campak juga dalam iscilah-iscilah yang dipakai. SeP.erti

sudah dijelaskan di aras, dalam bahasa Inggris kara quack dan charlatan bersifat
sangac negacif. Tapi dalam kamus Inggris-Indonesia (Echols/Shadily) dua kata itu
diterjemahkan sebagai "rukang obac/dukun" (meskipun ten tang charlatan ·diberi
conroh yang jelas bernada jelek juga: charlatan treatment= "pengobatan palsu yang
dilakukan oleh dokter palsu"). Dalam bahasa Indonesia, kata "cukang obar" dan
"dukun" mempunyai nada lebih necral, tidak begitu negacif seperti dalam bahasa
Inggris (dan padanannya dalam bahasa-bahasa barat lain).

§ 4. Posisi kuasa profesi kedokteran berkurang

· Suatu aspek lain dari hubungan antara kedokteran konvensional dan PKA
adalah bahwa kuasa profesi kedokteran dalam beberapa dekade terakhir sernakin
berkurang pamornya. Proses ini berjalan secara urn um di bidang sosial, dan penilaian
cerhadap profesi kedokteran ini hanya merupakan satu kasus di samping banyak
bidang lain, seperti pendidikan, ketencaraan, dan lain-lain. Revolusi mahasiswa
yang berlangsung di Ibu Kora Prancis pada bulan Mei 1968 dapat kita lihat sebagai
suaru puncak pemberoncakan kaum muda rerhadap kuasa dalam perguruan tinggi
waktu itu,

Dalam konteks medis, sebuah tulisan yang berpengaruh dalam mernpersoalkan


kuasa kedokteran adalah buku Ivan Illich yang berjudul Medical Nemesis (1976).10
Pengarang menuduh profesi kedokteran bahwa kesehacan kita sudah dicaplok oleh
dunia kedokteran. Kesehacan sudah dirampas dari manusia perseorangan menjadi
milik para dokrer, Dalam dunia modern telah berlangsung the medicalization of
society. Dalam zaman kita tampak semacam medical imperialism. Buku Illich ini
hanya merupakan satu gejala saja tentang penolakan dominasi kuasa medis pada
waktu itu dan sulit uncuk dipastikan sejauh mana ia menjalankan pengaruh atas
perkembangan selanjutnya, Tetapi tidak dapat disangkal bahwa mulai dekade
1970-an posisi kuasa kedokteran memang berkurang. Suatu usaha lebih filosofis
untuk menganalisis kuasa kedokteran dijalankan dalam rulisan-tulisan Michel
Foucault di Perancis, khususnya buku Naissance de la clinique ( 1963). 11
Sebuah ilustrasi yang menarik tentang fenomena itu ditemukan di Beianda,

yaitu perubahan yang terjadi di situ di bidang hukum kedokteran.12 Di Belanda

Bab 3
sejak 1865 berbku Wet Uitoefenillg Geneeskunst (Undang-undang rentang
pelaksanaan kedokreran) yang rnenerapkan bahwa pclaksanaan kcdokreran,
bedah. dan kebidanan dikhususkan untuk dokter yang rnendapat pcndidikan di
Fakultas Kedokreran. Guna memberi bobor lebih besar kepada undang-undang
ini pada saar bersamaan dalam Kirab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda
dicambahkan sebuah pasal baru (ps. 436) yang rnenerapkan hukuman bagi orang
yang melakukan tindakan kedokreran, rapi ridak qualified untuk itu. Sejak undang•
undang itu, het onbevoegd uitoejenen van de geneeskunst (pelaksanaan kedokteran
secara unqualified) menjadi dosa besar dalam pelayanan keseharan di Belanda.

Ada tiga alasan mengapa undang-undang yang ketar ini akhirnya tidak
memuaskan juga. Pertama, masyarakar recap mencari PKA. Dengan adanya
undang-undang rersebur sebenarnya PKA sudah rnenjadi ilegal, rerapi dengan itu
PKA tidak oromaris dapar diberanras. Pelanggaran undang-undang ini sulir untuk
dltindak, bukan saja karena jumlah besar orang yang harus diadili, terapi cerutama
karena sebagian besar masyarakac ternyata tidak menyecujui peracuran seperti ini.
Kedua, dengan adanya undang-undang ini posisi hukum para perawac menjadi
sulit. Dalam konteks pelayanan kesehatan modern, para perawat semakin banyak
harus melakukan tindakan medis, biarpun selalu di bawah pengawasan dokter,
seperti misalnya mengambil darah, memasang infus, menyunrik, merawat Iuka,
mengukur tensi darah, dan banyak hal lain lagi. Tidak semua perawat juga bisa
melakukan tindakan medis yang sama. Ada perawat khusus untuk Unit Rawat
lntensif dan sebagainya. Bagaimana pun undang-undangnya, sudah jelas bahwa
dalam praktek ridak seluruh kawasan tindakan medis dikhususkan untuk para
dokrer saja. Ketiga, dengan berkembangnya cendensi anti-otoriter dalam dekade
1960-an menjadi semakin kentara bahwa kuasa eksklusif para dokter tidak pantas
dipertahankan. Timbul pertanyaan mengapa orang dewasa sendiri tidak boleh
mernilih pertolongan yang mereka butuhkan, bila jatuh sakit. Jadi, alasan ketiga
ini seiring dengan suasana anti-kuasa yang menandai masyarakat barat sejak tahun
1960-an, seperti sudah dilukiskan sebelumnya.

Sesudah diskusi panjang lebar yang meliputi puluhan tahun, akhirnya pada
tahun 1995 Belanda mendapat undang-undang baru yang diberi nama \\'let Beroepen
in de Jndividuele Gezondbeidszorg (Undang-undang Profesi dalam Pelayanan
Kesehatan Individual), disingkatkan sebagai BIG. Titik tolak undang-undang ini
sangat liberal: setiap orang bebas unruk memberi pelayanan kesehatan. Jadi, ha)
ltu tidak dikhususkan lagi bagi para dokter saja. Namun, kebebasan ini bukannya
51
BlG ditr·umu skan ciga pembacasan. Per. tama. ,
tanp::l barns. Dahm undang-un d ang

undang-undang BlG rnenci· pt al<an suatu s.:istem P erlindungan gelar dan reg1.stra.s1 ·

Orang yang n·dak menye l esaiikan pen di1di1k an k e dokteran , dilarang. merna. kai ge.l.
ar

dokrer atau spes1·a1·is, Ja d.1, un dang-un d ang baru ini tidak melindungi profes! ,

melai· nkan gelar. A d anya ge l ar menunj·u kkan .s1· a pa mempunyai keahlian uncu
. k

memben· pertolongan tertentu, Jiilka di1b utu hkan. T


1.1etapi para dokter tidak lagi

mempunyai monopoli di bidang pelayanan kesehatan. Masyarakat tetap bebas


untuk mencari pertolongan pada orang lain, jika mereka pilih begitu. Kedua,
undang-undang BIG mengkhususkan 13 kategori tindakan medis (umumnya tindakan
invasif) bagi ahli yang qualified untuk itu, yaitu para dokter, dan dalam
beberapa hal juga dokter gigi atau bidan. Ketiga, undang-undang ini menetap�
hukuman bagi orang yang mengalcibatkan kerugian yang tidak perlu-ata�
kemungkinan besar terjadinya kerugian-pada kesehatan seorang pasien dengan
me\akukan tindakan-tindakan yang tidak termasuk kualifikaslnya. Dalam h�- ini

menjadi penting bahwa penyedia layanan kesehatan itu tercatat dalam registrasi
yang ditetapkan oleh undang-undang BIG dan bahwa ia tidak melampaui batas
keahliannya sebagaimana ditumuskan dalam undang-undang yang sama.

Dengan demikian undang-undang baru ini sangat berbeda dengan undang•

undang lama dari tahun 1865 dulu, meskipun perlu dicatat bahwa keadaan 7di
lapangan seperti berkembang di bawah undang-undang lama tidak berbeda jauh
dengan praktek yang ditempuh sekarang di bawah undang-undang baru. PKA
mendapat peluang besar dalam suasana baru ini, biarpun tetap dikontrol juga,
sekurang-kurangnya dalam teori. Pada kenyataannya kontrol itu tidak selalu
mudah dijalankan juga. Sebuah contoh terkenal adalah kasus Sylvia Millecam
(lihat kotak). Oleh Dinas lnspeksi Pelayanan Kesehatan Belanda kasus ini diajukan ke
pengadilan, dengan alasan bahwa Jomanda mengalcibatkan kerugian besar pada pasien
tersebut, sebab jika Millecam dengan segera memperoleh terapi standar dari
kedokteran konvensional, ia tidak akan menderita begitu banyak dan pasti dapat
hidup lebih lama atau barangkali malah dapat disembuhkan. Jaksa Agung Belanda
menyelidiki kasus ini, tetapi akhirnya mengambil keputusan tidak melanjutkannya,
karena menurutnya tidak bisa dibuktikan bahwa Jomanda mengatakan k�pada
pasien Millecam bahwa ia tidak menderita penyakit kanker. Pasien selalu bebas
memilih PKA, juga bila hal itu tidak masuk akal bagi kalangan kedok�eran,
Namun demikian, terutama mereka yang merasa prihatin dengan perlindu�gan

pasien, sangat kecewa dengan keputusan Jaksa Agung itu.13 Mereka berpendapat

52
Kasus Sylvia Millecam bahwa penyalahgunaan PKA
dengan demikian tidak ditindak
Sylvia Millecam adalah artis terkenal di dan tetap akan membahayakan
danda. Sekirar akhir tahun 1990-an ia masyarakat pemakai jasa medis.
'diagnosis menderita kanker payudara.
I rumah sakir diusulkan operas! dan Mungkin ilustrasi ten•
oterapi, Tetapi Millecam menolak tang perubahan hukum kedok•
�ili.ua terapi medis konvensional dan pergi reran di Belanda itu menurut
intinya berlaku juga untuk

berobat pada penyembuh paranormal seluruh dunia, setidak-tidaknya

yang bernama Jomanda. Ia mempunyai unruk negara-negara yang

kcpercayaan penuh pada "dukun" wanita mempunyai tradisi demokratis .

ini. Jomanda menyatakan dengan tekanan Kini di mana-mana ada toleransi

. besar bahwa Millecam tidak menderita besar terhadap PKA dan

kanker dan mulai pengobatan yang dia dicolak · monopoli para dokrer

anggap perlu. Sementara itu keadaan di bidang pelayanan kesehatan.

' ecam bertambah parah dan tidak begitu Di beberapa negara, berbagai
bentuk PKA sudah memperoleh

lama kemudian ia meninggal dunia.

status resmi di samping pengobatan konvensional. Hal itu hanya dapar dimengerti
dalam suasana anti-kuasa dan anri-ororirer yang menandai zaman kita. Kalau masih
sering terdengar keluhan bahwa perlindungan pasien terhadap penyalahgunaan
PKA tidak terwujud dengan memuaskan, rupanya hal itu merupakan sisi lain dari
proses liberalisasi ini.

§ 5. Pengobatan Komplementer/Alternatif dan Evidence-Based


Medicine

Dalam buku tentang PKA yang diredaksi oleh Daniel Callahan, Howard
Brody membuat suatu catatan yang menarik bila ia mengatakan bahwa di Amerika
Serikat evidence-based medicine dan pro-complementary/alternative movements
(maksudnya: minat untuk PKA dalam kalangan rnedis) muncul pada waktu
bersamaan. 14 Rupanya dua-duanya dapat dilihat sebagai reaksi tidak puas
dengan kcdokteran konvensional, namun dua reaksi ini sangat berbeda sifarnya.
Hal itu patut dipelajari lebih lanjut.
. PKA dan evidence-based medicine merupakan dua kucub yang bertentangan
dalam bidang pelayanan medis. Evidence-based medicine menekankan bahwa

SEKITAR BIOETIKA 53
Sebaliknya, PKA tidak mempunyai dasar obyekrif sama sekali. Dalam rangka
PKA, seluruh pengobacan dilakukan aras dasar fakror-fakror subyektif saja, sekurang•
kurangnya dari sudur pandang kedokteran konvensional. Sebab, dari sud_ut PKA
hal itu tidak berarci bahwa pengobatan non-konvensional dapat dilakukan oleh
siapa saja acau dengan cara apa saja. Tetapi, bagaimana pun, dari segi ilmiah, tidak
ada pendasaran obyektif lewat penelitian empiris. Jika PKA mempunyai hasil ju�a,

para ilmuwan mengatakan bahwa hal itu sama dengan the placebo effect. Plasebo
juga dapat menyembuhkan acau memperbaiki keadaan pasien, asalkan pasien
sendiri berpikir bahwa dia mendapat obat. Pikiran saja ternyata sudah dapat
mempengaruhi kesehatan. Hal itu dapat dikaitkan juga dengan kondisi psiko-
somacis manusia.

Memang benar, akhir-akhir ini dilakukan semakin banyak penelitian tentang


efektiviras dan hasil konkrec PKA. Anrara lain, penelitian itu dilakukan oleh
The National Center for Complementary and Alternative Medicine yang bekerja
dalam rangka National Institutes of Health di Amerika Serikar dan sudah disebut
ebelumnya. Rupanya pada tahun 2000 mereka memiliki anggaran 70 juta dollar
tuk ltu. Kendati demikian, kini sudah menjadi jelas bahwa penelitian itu tidak
dah. Dalam buku yang diredaksi oleh Daniel Callahan diberikan banyak
11,11��u.atian kepada aspek khusus itu dan kadang-kadang dengan cara agak teknis.

enurut hemat saya, intinya adalah bahwa randomised, controlled clinical trials
(kalau mungkin malah, dijalankan dengan cara double blind) yang mempunyai .
gengsi begitu besar dalam dunia medis, pada kenyataannya hanya dapat dilakukan
dalam wilayah masalah-masalah kesehatan yang sangar terbatas. Model penelitian
ini terurarna berguna untuk menentukan hubungan kausal atau hubungan sebab-

54
akibar. Misalnya, penelitian ini dapar u arena faktor kebeculan

menjawab percanyaan seperri: apakah n atau faktor apa saja.


obat ini manjur unruk menyembuhkan t Bagi dia, satu-

infeksi bakteri, uncuk menurunkan u satunya pertanyaan


hiperrensi, untuk menghilangkan arau k yang menentukan

mengurangi nyeri akur, dan sebagainya. adalah: does it work?


Dalam kondisi spesiflk ini, sebab dan p Bahwa basil PKf\ itu

akibac dapat diisolasi dari banyak e rnernpunyai dasar


fakcor lain, sehingga hubungannya r obyektif atau bersifat

dapat dipastikan. Namun, hanya t subyekcif saja (seperti


sedikit kondisi kesehatan dapat a "efek plasebo") tidak

diselidiki menurut model ini. n relevan sama sekali.


Khususnya uncuk penyakit kronis model y

penelician ini tidak begitu cocok, karena a Kerap kali kica


di situ banyak fakcor berperanan yang a mendengar kesaksian
tidak mungkin diisolasi. Penelician n pasien yang tidak
mengenai kondisi seperti penyakit berhasil disembuhkan
kronis harus dijalankan secara holistik. a oleh kedokteran
Tidak ada kemungkinan lain. p konvensional, terapi
Akibarnya, penelitian macam ini a merasa tertolong
menjadi jauh lebih sulit untuk k dengan salah satu
dilaksanakan dan hasilnya merniliki derajat a bentuk PKA.
kepascian tidak begitu besar. PK.A h Beberapa kasus yang
terrnasuk wilayah pengobacan di mana dilaporkan
model randomised, controlled clinical m menyangkuc kondisi
trials umumnya tidak cocok dan a seperti sakic kepala
karena itu membucuhkan penelltian n kronis (migraine),
holistik, dengan segala kesulitan yang f nyeri akibat arthritis,
melekat padanya. Para prakrisi PKA a nyeri tulang
tidak peduli dengan hasil penelirian a punggung (lower back
klinis yang dijalankan menurut metode t pain), atau whiplash
ketat. Bagi rnereka, jauh lebih penting injury (sakic tengkuk
apakah pengobatan bermanfaac bagi i yang disebabkan oleh
pasien. n kecelakaan rnobil),
Dan tentu saja, bagi pasien sendiri hal i stadium lanjut
itu lebih penting lagi. Pasien tidak kanker. Dalam kasus
berminat k seperti terakhir ini
PK.A belum tentu dapat membawakan kiran jelas bahwa subyektivitas
kesembuhan, tetapi diceritakan bahwa
PK.A dapat rneringankan penderitaan
banyak pasien. Semuanya itu kita dengar
sebagai semacam narrative• based

medicine saja, 15 namun kesaksian dari


rnuluc ke mulut itu ternyata bisa kuat
juga dan mau tidak mau harus kita
pahami sebagai semacam "rnosi tidak
percaya"

terhadap banyak bentuk kedokteran


konvensional. Arau PK.A dicari juga
setelah kcdokteran konvensional
mengakui dengan terns terang bahwa
ia tidak bisa
menolong. Kalau
begitu, PK.A betul-betul
menjadi komplernenter.

. di1
Dalam refleksi tentang PK.A ini menp

Wa I au
mendominasi dalam pengobacan .1111. b eg itu , dari refleksi yang s. arna
.

barangkali dapat juga kica merneri.k pelaj.aran bah w a kedokt.eran konv nsioiknaa]

pun tidak ditandai oleh obyekti.vi.tas b e l a 1<a. Karena itu kira h.arus elrshi P

kritis terhadap evidence-based medi.ci.ne sepert1. biasanya dirnengerti. Masa a nya

ditumuskan dengan baik oleh Tom Whicmarsh:16


It is my view that Evidence-Based Medi.ci.ne as curren cly formulate.d w.ill
never be able to inform all medical interventi.ons comp 1 ere 1 Y· There is a su.bjective
element in doctor-patient relati.ons hi1ps t Irat 1.5 part O fits essence and will alway. s

override the objective, evidence- b ased approac h · Clinicians on the whole wt11

tend to continue to rely on person al or peer group experience ' not at the expense
of evidence from Randomized, Controlled Clinical Trials, but often on a par
with it, according to the individual need(s) they perceive in the suffering person
before them.

Sulit unruk disangkal bahwa dokter yang baik adalah (juga) dokter yang
berpengalaman, bukan saja dokter yang menguasai seluruh literatur ilmiah yang
meliputi semua hasil penelitian biomedis. Pengalaman itu penting karena
tugas dokter selalu menuntur adanya kemampuan interpretasi dan kemampuan
itu hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Dokter harus menafsirkan
keluhan pasien, gejala penyakit, hasil laboratorium, dan banyak faktor lain lagi.
Karena itu pekerjaan dokter tidak pernah dapat diambil alih oleh alat mekanis seperti
komputer yang justru dengan sernpurna bisa mengeliminasi seriap unsur
subyekrif Profesi kedokteran rnenurur kodratnya mengandung faktor subyektif
yang tidak pernah bisa dibuang tanpa mendistorsi pekerjaan profesional itu
sendiri. Pengertian ini seiring dengan tradisi profesi kedokteran. Sepanjang sejarah,
selalu sudah dikarakan bahwa kedokreran adalah ilmu dan seni (art). Hal itu malah
sudah ditemukan pada
Hippokrates, "bapak ilmu kedokteran", yang banyak memakai kata Yunani tekhne
dalam arti seni. Dan tradisi itu tetap berlaku sampai sekarang.

Dewasa ini, seperti di banyak tempat lain, di Indonesia juga banyak


dibicarakan tentang evidence-based medicine. Kadang-kadang bahkan menjadi
semacam mode. Namun, pengertian ini pun harus dilihat secara kritis. Evidence•
based medicine pasri tidak benar, kalau maksudnya adalah membuang pengalaman
atau semua faktor subyektif lainnya. Namun, kalau evidence-based medicine rnau
menekankan bahwa segi ilmiah profesi kedokteran sangat penting, hal itu dapar
diterima sepenuhnya. Apalagi dalam keadaan sekarang ini, saar ilmu kedokteran ·
56
Bab ·3
berkem
likban.g cepat cl.an sering muncu I
terobosan baru, selalu disertai banyak
omp 1 aiksi, antara lam dari sud ut pan d ang ekonomis. Dalam pasal terakhir dari
de Eti Kedo.k.re"ran Indan esi·a dirte k an I (an kewajiban dokter untuk mengikuti
crkcmbangan mi · Setiap do! c t er h arus senann.asa mengikuti perkembangan ilmu

cngetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan" (Pasal 17). Kompetensi ilrniah


mernang merupakan aspek pe n t"mg d an·
prorces1· k e d okteran, tetapi supaya menjadi

ilokter yang baik banyak aspek lain lagi diburuhkan juga.

6. Etika Profesi Kedokteran di hadapan Pengobatan


Komplementer/Alternatif

Dipandang dari sudut etika, hubungan antara profesi kedokreran dan PKA
tama menimbulkan dua masalah. Pertama, dapat ditanyakan apakah dokter g
telah menyelesaikarr studi kedokteran dan karena itu memiliki keahlian
fesional, lagipula telah mengucapkan sumpah dokter dan dengan demikian
resmi telah bergabung dengan profesi kedokteran, boleh terjun juga dalam
� Kedua, dari sisi lain dapat ditanyakan juga apakah orang yang tidak pernah

cnyelesaikan studi kedokteran, boleh tarnpil sebagai penyedia PKA dengan bahaya
ahwa masyarakat awam tidak lagi rnelihat perbedaan dengan profesi kedokreran? ari
kita membahas secara lebih mendetail kedua masalah ini berturuc-mrut.

Masalah yang pertama tentunya yang cerbesar dan terpenting dalam konteks
&ilea kedokteran. Walaupun mungkin tidak semua orang mempunyai pikiran yang
sama tentangnya, jawaban saya cenderung negatif. Menurut hemat saya, dokrer
yang sudah menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mengucapkan sumpah
profesi sebagai dokter tidak boleh meninggalkan cara pengobatan medis resmi dan
Seralih ke cara PKA yang serba tidak pasti dan menurut pandangan medis yang
stander ridak mempunyai dasar ilrniah sama sekali. Dokter semacam itu menjadi
fldukun", tapi retap mempercahankan gelar dokternya sebagai sejenis kedok untuk
�cmbenarkan dan "memasarkan" kegiatannya. Hal itu bertentangan dengan
fuakikat dan cradisi Iuhur profesi kedokteran yang pernah dimeteraikan oleh setiap
okrer baru dengan sumpah profesi sebagai dokter. Namun, barangkali dalam hal i
harus dibuat pengecualian untuk beberapa bentuk PKA yang mempunyai latar
Hdakang ceoretis yang kuat dan menyediakan pendidikan khusus untuk itu, lagipula
telah dikembangkan scrukmr-scrukmr profesi seperti pengawasan terhadap rnutu
<Ian etika. Dengan demikian bentuk PKA itu bisa menjadi semacarn spesialisasi
Ji bidang kedokteran. Pokoknya, hubungan dengan kedokteran resmi menjadi

57
cukup jelas dan tidak lagi dikaburkan. Contoh konkrec yang .timb�l dalam pikiran
saya adalah akupunkcur, retapi mungkin ada bencuk PKA lam lagi yang termasuk

kategori ini.

Alasan ini berlaku uncuk profesi kedokteran di seluruh dunia. Untuk situasi
khusus kita di Indonesia ada alasan cambahan lagi yang tidak boleh diabaikan. Jika
dokter menjadi "dukun'' dan hal itu sering rerjadi, mudah tercipta suatu suasana
kurang bagus yang lebih banyak lagi bisa menggerogoti citra profesi kedokteran,
Sebab, suka atau tidak suka, perlu kita akui, merosornya citra profesi kedokteran
menjadi tantangan besar bagi kita di Indonesia. Hal itu terutama tampak, jika' kita
membandingkannya dengan citra profesi kedokteran di negara-negara tetangga
seperti Singapura dan Malaysia. Kita harus mari-rnatian berusaha meningkatkan
profesionalisme medis, hingga cicra profesi kedokteran kita setaraf dengan negafa•
negara tetangga itu. Memang benar, hal itu menjadi tantangan besar, tetapi sangat
diperlukan. Membiarkan PKA memasuki praktek kedokteran dengan leluasa.,
hanya akan berakibat perusakan citra profesi kedokteran di Indonesia berlanjur
terns. Kalau begitu, bagaimana prospeknya bila nanti para dokter negara-negara
ASEAN tanpa halangan apa pun boleh berprakcek di Indonesia juga? ..

Namun, hal itu tidak berarti bahwa profesi kedokteran harus menjauhkan diri
dari PKA. Sebaliknya, ada baiknya terjalin kerja sama antara dokter dan penyedia PKA
yang serius dan kerja sama itu malah harus cerus ditingkatkan. Dengan "serius"
di sini dimaksu� bencuk PKA yang mendapat kepercayaan masyarakat, karena

mereka ternyata mengalami manfaacnya. Melalui kerja sama ini banyak efek negatif dari
PKA dapat dihindarkan atau setidak-tidaknya dikurangi. Dengan demikian dokter
dapat juga mengikuci dan memantau efektivitas PKA. Di negara-negara rnaju kerja
sama ini sering dapat diternukan. Mudah-mudahan tujuan utarnanya etap adalah
melayani kepentingan pasien, bukannya mencari keuntungan finansial
i para pemilik klinik atau rumah sakit. Malah ada kemungkinan kerja sama ini
gambil bentuk dokter merujuk pasiennya ke PKA. Hal itu terutama terjadi.
kasus di mana pengobatan konvensional tidak berhasil, seperti sering rerjadi
keluhan nyeri kronis dan sebagainya. Di Amerika Serikat-misalnya-bila
merujuk pasien ke PKA seperti chiropractic, pengobatan itu malah dapat
ganti oleh asuransi.

Tentu saja, dari pihak pasien selalu boleh diharapkan bahwa ia terbuka terhadap

Scanned by CamScanner
dokrernya. bila ia memakai juga PKA. Namun, dalam kenyacaan hal itu belurn

Bab 3
58

Scanned by CamScanner
tentu rerjadi juga. Terutama di negara-negara maju kerap terdengar keluhan para

Jlokcer bahwa pasien recap meneruskan pengobacan konvensional pada mereka,


�gkan dengan diam-diam ia memakai juga PKA. Salah sacu alasan mengapa

:pasien dalam ha! ini ridak terbuka adalah bahwa ia takur dokrer tidak setuju, bila
memakai PKA. Namun, dokter sebenarnya berhak mengetahui ha! itu, supaya
dapat mencocokkan pengobatan, bila perlu. Tencu saja, dokter sendiri sering
i turur bercanggung jawab atas cerjadinya sicuasi itu, bila ia menarnpilkan kesan
� apriori menolak PKA. Dokter yang toleran lebih mudah akan memperoleh

lepercayaan pasien.

Masalah kedua tidak meminca suatu uraian panjang lebar. Masalahnya ialah
�batasan antara PKA dan kedokteran konvensional tidak boleh menjadi kabur.
;Bagi masyarakat awam pun perbedaan ancara PKA dan kedokteran konvensional
Iiams jelas. Walaupun suasana modern kini cukup liberal dan pelayanan kesehatan
sudah tidak lagi menjadi monopoli para dokter, penyedia PKA tidak pernah boleh
menduduki posisi dokrer, Misalnya, ia tidak boleh menuliskan resep dan tidak
boleh menggantikan dokter, bila orang itu berhalangan mengadakan praktek, Jika
yedia PKA diberi kesempatan uncuk melakukan pengobatan dalam rumah
"t atau klinik, hal itu harus diatur dengan demikian rupa, sehingga perbedaan
ngan kedokteran konvensional tidak menimbulkan keraguan. Terutama menjadi
langgung jawab para dokter bahwa perbedaan antara profesi kedokteran mereka
dan kegiatan para penyedia PKA recap dipercahankan.

§ 7. Beberapa pertimbangan sebagai kesimpulan

a. Tidak merugikan

Tidak merugikan merupakan suacu prinsip eris yang sangat penting dalam
etika profesi pada umumnya dan dalam etika profesi kedokteran pada khususnya.
Dalam etika biornedis, kini prinsip ini diterima di antara empat prinsip etis yang
�ggap hakiki untuk profesi kedokteran (the principle ofnon-maleficence). Prinsip

ini pasti pen ting juga untuk PKA, rneskipun PKA tidak menjadi profesi yang resmi.
Mereka melayani juga sesama yang sakit dan membutuhkan pertolongan. Orang
sakit selalu secara khusus rentan terhadap penyalahgunaan dan penipuan. Karena
itu pasien harus dilindungi terhadap bentuk-benruk PKA yang mengakibackan
kerugian. Sebagai contoh boleh disebut bekam yang menjadi kebiasaan di beberapa
tcmpat di Jawa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-4, 2008), bekam
dapat dideflnisikan sebagai "mengeluarkan (memantik) darah dari badan orang
(dengan menelungkupkan mangkuk yang diisi api pada kulit sehingga kulic
menjadi bengkak, kemudian digores dengan benda cajam supaya darahnya keluar)",
Mengeluarkan darah merupakan suacu cindakan invasif yang mernbahayakan
pasien, 17 apa lagi jika disercai pembakaran kulit yang selain menyiksa pasien dapar
menimbulkan lagi banyak komplikasi. Contoh clalam konteks internasional adalah
female genital mutilation atau disebuc juga female circumcision. Loretta Kopelman
menekankan bahwa praktek-prakcek ini-meski sangat kuat berakar dalarn
beberapa kebudayaan-tidak dapat dibiarkan, karena terbukti membawa banyak
morbiditas dan rnortalitas bagi kaum perempuan dalam masyarakat yang ditandal
kebiasaan kultural ini.18 Concoh yang ridak kalah penting aclalah kasus-kasus di
mana PK.A menjurus ke arah black magic, dengan banyak penyimpangan. A(¥
nama akal sehat praktek-praktek serupa itu harus ditentang dan diberantas. jadi,
sikap rasional (dan ilmiah) harus mengalahkan kebiasaan-kebiasa�n budaya yang

diketahui membawa kerugian untuk kesehatan.

Siapa harus mengawasi prakcek-praktek PK.A supaya tidak terjadi ekses-ekses


yang merugikan? Masyarakat sendiri dan akhirnya pemerintah harus menjalankan
pengawasan ini, selama dari pihak PK.A sendiri belum dapat diharapkan pengacuran
diri. Dalam hal ini profesi medis dengan jelas memainkan peranan besar, karena
merekalah yang memiliki keahlian di bidang kesehatan.

b. Faith healing
Tidak dapat disangkal, faktor agama berperanan besar dalam PKA. Hal itu
kan·
tampak di mana-mana di seluruh dunia , tetapi khususnya di n egara-negara seperu

. an.a su.asana keagamaan masih kuat , karena h ampi·r nidak cer kena
Ind.onesia di m

geJala sekularisasi, 01 Indonesia kita lihac ' PKA terutama diipraktekkan clalam
hubungan erat dengan agama misalnya oleh -
' orang yang mempunyai kedudu
khusus dalam agama mereka dan clianggap l h ak . .

. b O e masyar at sebagai orang suet.


Hal 1tu erlaku uncuk semua agama tee . 1 di .. ·
. . . . ' iap mi s s aya membatasi diri ada
agama Kristen saJa. jika kita lihat lebih spesifik l . cl l k P.
· di k agi, a am alangan Katolik PKA
sermg 1pra tekkan oleh pastor biarawan bi .
Scanned by CamScanner
, ' atau tarawan. Hal itu kita saksikan
JUga pada penyembuhan Katolik yang ticlak me k .
· b . . ma ai unsur agama sebagai dasar
pengo atannya, tetapi mernakai suatu dasar " k l ,, (
se u er seperrl misal di i)
Kepercayaan yang diberikan oleh urnat ru nya ra testes .
- panya terutama bercla k · atUS
penyembuh sebagai rohaniawan dan ticlak be itu did sar an st
g 1 asarkan pada pandangan

,. I

60
.. Bab 3
...f. •

Scanned by CamScanner
la Y
murid- ya mclakukan hal yang sarna, Sesudah Yesus naik ke surga., para
all murid lain menr.:ru�kan kegiacan penyernbuhan i u demi narna Yesus. Di

karuma-Jr.arisma yang dianugerahkan Roh Kudus, rasul Paulus menyebut

"lwunia unruk mcnycmbuhkan" (1 Kor. 12:28.30). Dalam sejarah gereja di

!lnllldi'ian hari, timbul lagi rcmpar seperti Lourdes, di rnana dipercayai rerjadi
izat penycmbuhan.

Mungkjn ban yak ilmuwan akan mcnganggap faith healing atau penyernbuhan
ber umberkan irnan sebagai sebuah contoh lain lagi ten tang the placebo effect.
dengan dernikian rnereka belum renru mengambil suaru sikap anri-agama.
llmuwan berirnan pun dapat menerirna suaru alasan psikologis atau alarni
untuk mencrangkan hasil faith healingarau spiritual healing itu. Ilrnuwan yang
tidak perlu dan tidak bisa meninggalkan cara berpikir rasional. Karena itu
ada keberatan sedikit pun uncuk menyelidiki penyembuhan spiritual secara

meskipun ha) itu jarang dilakukan dan hasilnya tidak rerlalu rneyakinkan,

,tliil&a&•a.u ... dilaporkan dalarn artikel menarik yang ditulis oleh David Larson dan

Seara teologis penyembuhan rnendapat tempamya dalam agama Kristen,


CIR21a menurut kodramya seluruh agarna ini berpusatkan terna keselamatan.
kaclamatan itu ridak boleh dibatasi pada jiwa saja: penyernbuhan dari dosa
pamwuhan dengan Allah serta sesarna. Keselamacan menyangkut seluruh
us.ia, termasuk rubuhnya, sehingga mencakup juga penyernbuhan badani,
EljanilllJ'a pcnyembuhan dari penyakir dan gangguan fisik, Namun, recap harus diakui
Dwa pcnyembuhan badani itu hanya bersifat sernentara, karena penyakit dan
t ddak pernah dapat diberantas dalarn dunia yang fana ini. Dengan demikian

buhan sernacarn ini rnendapar suaru makna eskarologis, karena menunjuk

_.mirnatan definitif di dunia yang akan datang kelak.

Scanned by CamScanner
Walaupun pcnyembuhan dalarn agama Kristen bisa memperoleh tempat yang
selalu harus kita sadari bahaya yang menginrai di sini. Kalau penyembuhan

61

Scanned by CamScanner
aras nama agama dilakukan dengan cara naif, penyernbuhan itu hanya akan
direrima oleh orang bodoh dan karena itu dapar disamakan dengan penipuan saja..
Dengan demikianfaith healing bisa rnendiskredirkan agama di maca dunia ilmiah.
Menjadi tugas para teolog dan ilmuwan beriman untuk mendampingi pengobatan
spiritual dengan cara kritis, supaya kesan negatif itu dapat dihindarkan acau setidak�

tidaknya dikoreksi.

c. Konteks budaya
.
Kalau agama berhubungan erat dengan PKA, hal itu sudah merupakan suatu
aspek budaya juga. Di samping itu PKA berkaitan dengan kebudayaan dalam ar�i
jauh lebih luas. Disadari atau tidak, sama seperti halnya dengan kata agama, kata
kebudayaan juga sebetulnya selalu kita pakai dalam bentuk jamak, karena �da

banyak kebudayaan. Salah satu sumber terkuat uncuk PKA adalah kebudayaan
yang berbeda-beda itu. Leon Jaroff, seorang penulis rerkenal uncuk majalah Tim�

tencang bidang ilmiah, pernah mengatakan bahwa dalam milenium ketiga it1i
kemajuan kedokteran konvensional akan menghapus seluruh PKA, karena sudah

menjadi mubazir. 20 Akan tetapi, karena beberapa alasan dapat diragukan apakah ha!
'
itu memang akan terjadi, salah satunya adalah keterkaitannya dengan kebudayaan,

Jika prakcek kedokteran konvensional sudah menunjukkan perbedaan-perbedaan


(
kultural, sebagaimana sudah kita lihat sebelumnya, keterikatan PKA dengan
kebudayaan pasti jauh lebih besar lagi, karena tendensi unicif yang menandai il�u

pengetahuan di sini tidak ada. Tidak terlalu gegabah untuk diramalkan bahwa PKA
tidak pernah akan lenyap dan bahwa kreativitas kebudayaan barangkali bahk�
akan menimbulkan bencuk-bencuk PKA yang baru. .

d. Tantangan untuk profesi kedokteran

Pertimbangan terakhir adalah bahwa PKA bisa berperan posicif terhadap


profesi kedokteran, sebagai tantangan untuk meningkackan dan memperbail<l
Scanned by CamScanner
kinerjanya. Seperti sudah dikatakan sebelumnya, dari profesi kedokteran memang
dapat diharapkan para dokter akan mendampingi PKA secara kritis, tetapi "kritis" di
slni tidak boleh dimengerti sebagai negatif saja. Kriris di sini tidak berarti menol�k.

sebagaimana kita masih lihat terjadi dalam sebagian profesi medis di dunia barar•

Sejauh PKA membawa basil yang baik dan pasien bilang: it works, ia harus diberi

62

Scanned by CamScanner
kcscmparan, apa pun mekanisme ilmiah yang bekcrja di dalarnnya.
Tetapi efek• cfck negarif PK.A hams dicegah. Menjadi tugas profesi
kedokteran bahwa PKA selalu dapat dibedakan dari quackery. Sebaliknya,
PKA dapar mernbanru juga agar
kedokreran konvensional tidak pernah puas diri, selalu sadar akan
kererbatasannya,

dan terbuka bagi seriap kesernpamn unruk memperluas


pandangannya.

Catatan

Robert C. Fuller/James F. Drane, "Alternative therapies", dalam: W Th. Reich


(ed.), Encyclopedia of Bioethics, vol. I, New York, Simon & Schuster
MacMillan, revised edition, 1995, him. 126-143.

2
Daniel Callahan (ed.), The Role of Complementary and Alternative Medicine.

Accommodating Pluralism, Washington D.C., Georgetown University Press, 2002.

3 Robert C. Fuller/James F. Drane, art. cit. him. 141.

4 David M. Eisenberg e.a., "Unconventional medicine in the United


Scates: prevalence, costs, and patterns of use': New England journal
of Medicine 328 (1993), no. 4, him. 246-252 sering disebut sebagai
publikasi yang membuka rnata dunia medis untuk pentingnya PKA.
5 "In 1997, approximately four out of ten American citizens used
complementary/ alternative interventions, and the expenditures on such
therapies were conservatively estimated to be $27 billion" A.
Hr6bjartsson/S. Brorson, "Interpreting results from randomized clinical
trials of complementary/alternative interventions: the role of trial quality
and pre-trial beliefs", dalam: D. Callahan (ed.), op.cit., him.
107.

G Yuda Turana/Yopi Simargi, "Konsep pengembangan pengobatan


tradisional komplemencer dan alrernarif dari sudut pendidikan dan
pembiayaan terhadap sisrern pelayanan kesehatan nasional", Majalah
Kedokteran Damianus, vol. 6, no.
3, September 2007, him. 248-254. .

7 Pengarang menyampaikan terima kasih kepada dr. Linda Suryakusuma, MA, Sp.S

yang memberikan informasi ini.

BAB 4

Pertimbangan Etika Sel<itar Kloning Reproduktif dan


Kloning Terapeutik'

Pada akhir abad ke-20 dcngan cukup mcndadak muncul suaru


masalah eris barn kc forum puhlik luas yang agak dirandai scnsasi, yaitu
masalah kloning, dalam arti mernbikin copy dari organisme hidup, rcrrnasuk
manusia. Terapi bukan saja kalangan populer, para crikawan profcsional juga
dcngan serius mcrnpclajari masalah ham itu dan sckaligus juga pcnclitian stem
cells yang memungkinkan kloning ini. Tcrurama ada tiga pcncmu:111 bcsar
yang rncmitu diskusi ccnrang pcnclitian stem cells (sci punca) dan
konsckucnsinya ini: ( 1) pcncmuan ccknik transfer inti sel oleh Wilmur dkk.
di Edinburgh, UK (Nrtture, 1997); (2) pcncmuan menurunkan dan
mcngkulrivasi stem cells dari embrio manusia dalam embrionic stem cell lines
oleh Thomson dkk. di Wisconsin, USA (Science, 1998); (3) pencrnuan bahwa
stem cells· dcwasa rncrnpunyai kcmungkinan baru yang rak rcrduga
sebelumnya (bcberapa pcnclirian rcntang bcberapa macam stem cells dcwasa).

lstilnh kloning berasal dari kara Yunani klon yang berarri "tunas",
"ranting" dun diperluas sarnpai arti "cangkokan" arau "ranting baru yang
dicangkok pada barang pohon", Dalarn biologi, cloning sckarang dimcngerci
scbagai ''the technique ofproducing fl genetic11lly identical duplicate ofan
organism by replacing the nucleus of1111 tmfertilizecl ovum toit]: the nucleus
ofa body cellfrom the organism" ( Webster's Dictionary). Pcnjcla an ini rnernang
scsuai dengan prosedur yang diternpuh Ian Wilrnut untuk menghasilkan
klon dornba Dolly. Tetapi transfer inti sel tidak sclalu diperlukan unruk
mclakukan kloning. Karena itu dalam buku The Human Emhryonic Stem Cell
Debate (Glossary) para editor mcmbcri penjclasan lebih luas:
"producJion ofprecise genetic copy of fl molecule (including DNA), cell tissue,
plant,
. .. I

§ 1. Masalah etika sekitar kloning reproduktif

Kloning reprodukrif rcrrnasuk rcpro d u k st· asc I csua I , karena tidak

"l<'t-l"ki (spcrma) dan unsur perempuan (ovum ) an, g


rnemperremu I<an unsu r l " ,, . . ..

se I a I u meng h as1·11 <'an genom ba'ru · Dalarn kloning rcproduknf, Idun yang dih.asilka. n

dan sel/organisme dari rnana ia diklon memiliki gcnom yang sarna. Hal ttu bisa terjadi
dengan dua cara. Pcrrarna, sel-scl crnbrio yang dikonscpsi sccara scksual dapat
dipisahkan dalam stadium 2-8 sel (blastorneres). Sctiap blasrorncrc adalah totipotent,
Karena icu, kalau dipisahkan, pada prinsipnya scrnua blasrorncrcs bisa sama satu sama lain.
Kloning reprodukcif ini mclakukan sccara arrifisial apa yang rerjadi dalam proses pengadaan
kcrnbar (twinning) yang alarniah (kcrnbar dari satu ovum). Sudah jclas, dalarn kloning cara
perrarna ini tidak terjadi transfer inti sel.

Cara kedua adalah l<loning seperti dilakukan oleh Ian Wilmut dcngan Dolly the sheep.
Menjadi berita menggemparkan yang bergerna kc scgala penjuru bumi, kerika majalah Nature
pada bulan Fcbruari 1997 rnelaporkan bahwa dalam Roslin Institute di Edinburgh, Skotlandia,
telah lahir seeker anak dornba yang <liklon dari sci kambing domba dewasa. Tekniknya adalah
transfer inti sci: inti sel dornba dewasa mengganti inti sel ovum domba lain. Lalu berkembang
domba Dolly yang merupakan klon dari domba pertarna radi. Langsung timbul pcrranyaan
apakah
hal yang sama boleh dilakukan juga dengan rnanusia. Sebab, rupany�• t�knologi
r:111g s:1111. pada prinsipnya dnpat dircrapkan pada sernua marnalia, termasuk jug:1

lll311 IISI, .

l iskusi .tiku t .rurama berlangsung ten tang kloning reproduktif macam kedun
ini, .ara kloning macarn pcrrarna ma: ih dnpat dipertirnbangkan, jika ada alasan y:rng
meyal inkan. Kloning karena alasan i eng tidak pcrnah boleh. Terapi jika ada alasnn
kuar unruk kloning macarn P rrarna, dalam ka us-ka u tertcntu kloning rcprodukuf
ini <l. pat diizinkan, karena cara ini hanv a melanjurkan prose penµ,, daan kcmbar , ang
alarniuh.

·baliknya, kloning reprodukuf macarn kedua menernukan keberaran•


kcbcr.uan ci i: yang .. nbat . criu ·. etelal: berira tentanu kebcrha: ilan kloning duml
a I oily diurnurnknn Fdnuari 19 7, lang ung ada reaksi harnpir unanirn bahwa
mcrodc ini ridak bolch dipakai (me kipun ekarang dimungkinkan) untuk men rklon m.
nu. ia. Salah .atu rcaksi re mi p zrtama darang dari Direktur mum
\Ylorld Health rgt1ni ation (\XIH ) waktu itu. r. Hiro hi akajima, pada 11

Maret 1 <J<)7. Inti pern ·;1 tuan nya: "WI/IO con idrr rl e use ofdon ingfar thr rep lie tt ion of
lnunan indit idunls to be Nhim/91 umurcptublr ts it toould violate ante of the basic
principles ll hith go11rn1 mcdi (I/fr 11 sist d pro rauiou. Tliesr include re pea for
the rligniry of the hr1111m1 !Jt'ing t111d protection o ·,11,. security of lntmnn gmt'tic
material', Jug:i V,uional Bioethic /lr/11i ory• Co111mim'n11 ( BAC) ·:rng dirnitua
advis olch Pr .siden linron. bcrpcndapar b. liwa kloning ini harus dilarnn •: 'tmy
atrempt to create a child bJ' somatic cell 1111rlr,1r mmefer 1111d implantation i1110 a
uiomuus body u 011/d at this time ht' an irresponsible, unrthical, and tmprofessiowd ad'
Juni
1997). , amp. i ck: rang pendirinn -I onran itu tcrap dip .rrahankan. Perren zahan April
_Q02 ada pcrny:w1:rn kcras bgi cl. ri rg. ni :1 i ahli gcnetik:1 (H ) y:rng mcngad:
kan I onfcrcn: i di · hangha], inn, dan men :tp ctiap p •r obnan kloning manusia cbaaai
"mcng rikan" (0111rt1geow) (The [al/arta Pot, 16-4--002). Bulan Juli 200 ... , Pre itlrnt's
ounci! 011 Bioethics, badnn yang menjndi P enasihar Pre idcn ieorge \X. Bu h di bidang bi
ctika dan mc::ngg. mi BJ\ dulu, mcngeluarkan laporannya ten rang kloning rnanu ia
di rnana kcrujuhbela :mggot< fl)':l ecara un:mim mengusulkan unruk mchrang
kloning r produktif.
Scanned by CamScanner
cI.1rcmu ka• n k epa• katan be itu umurn di bidang erik,. Mungkin
J arang
p. n d angan ·m1· unru k cl :,1gian bcrs-ifat intuitif. e. c.1 spontan disad. ari bahwa

d eng:m prosed ur ma m ini biotcknologi mele\\--att tapal bata vang udak p;tnras
. ' . .

< 1·1 an , •ar. 'Ttetap1· d a I am ct ·•.- kira haru bersikap cunga terha.dap reaks1 emos1ona.l
1 ltut

67
SEKITAtt BIOEl IKA

Scanned by CamScanner
ks I'151'r('adi ridakinruirifsaja).Dan
dan perlu mencari alasan-alasan rasional yang e P J ' d k
lak
ik alasan-alasan yang a a unru meno
Brock dengan panjang lebar mengurat an . l
k ·f. mbahas JUga alasan-a asan yang
kloning reprodukrif ini, tetapi secara O b ye a me
n t b . NBAC
b t ukan ag1 ·
mendukung kloning.2 Tulisan ini dibuamya se aga mas
·

. a men acu ke reproductivefreedom


Argumen yang mendukung kloning rerucam g .
. b h k ntuk menikah dan mernpunyai
atau procreative liberty. Setiap orang er a u l h ak
. . . ridak dapar mempero e an
keturunan. Kalau ada pasangan suarm ism yang . kai
. . . . . . ka mempunyai hak mema I
dengan rnetode lain sepern ferrilisasi tn vitro, mere
. . dah di secara medis. Hal yang sama
0 su terse a
metode kloning, jika mecode
1 1 t
l bi Orang yang menekankan
es an.
berlaku juga unruk pasangan gay dan pasangan r . .
3

Ro b ertson, U ru·ver sitas Texas di Austin,


argumentasi pro adalah Pro f. J .

Sekarang saya menyebut argumen-argumen yang menurut saya paling penring


untuk menolak kloning manusia.
a. Teknologi somatic cell nuclear transfer masih terlalu baru. Domba Dolly adalah
satu-satunya klon yang berhasil dari 277 percobaan. Kehidupan manusia
tidak boleh dijadikan obyek eksperimenrasi yang begitu riskan. Memang
benar, alasan ini barangkali bersifar semenrara saja, karena reknologinya akan
disempurnakan terus-menerus.

Scanned by CamScanner
b. Terlalu banyak risiko kesehacan untuk anak yang lahir melalui kloning. Jika
diklon dari orang dewasa, barangkali ia menjadi cua sebelum waktunya,
seperti kemudian terbukti cerjadi juga dengan domba Dolly. Lebih mudah
bisa rerjadi mutasi-mutasi dalam DNA-nya yang dapat mengakibatkan
kelainan acau penyakit. Dalam hal reproduksi, sejauh tergantung dari kita,
kita harus menciptakan kondisi optimal agar anak yang akan lahir itu sehat
(ibu hamil ridak boleh merokok, tidak boleh minum minuman beralkohol,
dsb.). Kloning menjadi tidak eris, jika kita mengambil begitu banyak risiko
untuk kcsehatan anak nanti,

c. Anak yang diklon secara psikologis dan sosial mendapat beban berar karena la
merupakan "kembar" dari orang tuanya (arau orang lain dari siapa dia diklon).
Jati dirinya cenderung menjadi kacau. Anak yang diadopsi sering kali sudah
mengalami kesuliran psikologis dan sosial cerhadap orang rua angkarnya,
apalagi anak yang akan diklon scperti ini. Kita tidak boleh menciptakan simasi
macam ini bagi seorang anak manusia.

,,.

Scanned by CamScanner
d. Kloning berrenrangan dengan marrabar rnauusin, kar ma men iptakan

"duplikat" dari orang yang sudah ada. Dennan dernikian kcunikan


. . . . o scorang
rnanusia dihilangkan. Argumen mi banyak di .ebut cbagai reaksi perm
· '"' · ,,ma aras
kemungkinan kloningmanusia saar tahun 1997, rerapi crelah dipcrtimbangkan

rnasak-rnasak barangkali tidak bcgitu kuar. Anak ang diklon pasti mcrup: kan
persona tersendiri, sebagaimana anak-ann]; kernbnr juga mcrupakan persona
sendiri-sendiri. Tctapi untuk sebagian argumcn ini ma sih berlaku, cjauh
keunikan anak yang diklon dikurangi.

e. Teknologi kloning ini rnenirnbulknn momok tcrjadinya cugenika. 1 n1


climungkinkan banyak hal yang arna ckali ridak diinginkan.

f. Argumenrasi-pro yang rncngatakan bahwa kloning belch dilakukan k: lau


rnerupakan atu- atunya cara umuk rnernpcroleh kcturun: n b:igi pa angan
infcnil (rnerode lain tidak berha ii) tidak kuat, karcna hanya melihat keinginan
orang rua dan mengabaikan konc.li i i anak nanti yang ridak bi ·a hid up normal dan
bahagia karcna jati dirinya kacau balau, Bukan aja rcnrang kloning, rapi dalarn
seluruh konccks assisted reprodu tion, kira haru mcngutamakan hak si anak,
bukan hak orang rua unruk rncrnpcr lch kcturunan.

Ada yang m ngatakan bahwa pen lakan rerh: <L p kloning manu iawi hanya
bersifat sementara saja. Acap knli udah rerjadi bahwa p •nemu:rn-penemu:rn mcdi yang
baru mula-mula dirolak, rcrapi udah bebers pa wakru direrima cbagai bia a saja.
Transfusi darah, transplaruasi janrung, dan [ertilisa i in vitro dalarn hal ini dapar di
ebur sebagai conroh. Tetapi pendapar ini tida k bcnar. Bclum I crnah ada penolakan
terhadap pcnemuan mcdi yang begitu univcr al dan fundamental. Hal itu harus
mcmpunyai konsckuen i o ial juga. Kalau k epakatan untuk rnenolak kloning
reproduktif ini mcmang univer al, rid. k cukup nc ara-ncgara rnelarang k.loning
dalam wilayahnya. Kloning reprodukrif ebaiknya dilarang pada taraf internasional,
Scanned by CamScanner
dalam rangka PBB, um pa man) a, upaya tidak dapar muncul percobaan nckad yang
rnencari sen .a i, di ternpar belum diberlakukan larangan nasiona.l.

SEKITAR BIOETIKA

Scanned by CamScanner
§ 2. Masalah etika selcitar penclitian stern cells dan kloning

terapeutik .
. . ·1, . ldoniu]; cksjJ •rimcnt:il n1cn1p:1k:111 � ·hag1an
Masalah kloning ccrapcutl" atau .
ik ·1 I I ·1 luas yaitu pcnditian dcngan !> ·I-sci pu11 ·a
saja dari prohlernat e ca yang c 1 I ' .
i n 1 •. . .
• . l .' ik . 0·111 rcnt·111g kloning tcrapclllik dan scluruh pcn ·1111:111 •.d
em Jrtoni · m:rnus1a. , , . . . .
. it ridak ada kescpakaran umurn. Kini paling hanyak diskusi di h1<lang
punc 1. 1 u
, . I' . .
etika biomedis berlangsung rcnrang ropik ini. Di saru pihak pcnc iua� rm ... ang.11

men1·anJii1k an untu J·.. pe J ayanan· I ( e charan di ma a mendatang (mcc;k1p.un hclurn


cerbukci juga;genetic thempybeberapa rahun lalu dicanangkan juga cba�aJ tc.:rol)(>',.an

baru dalarn ilmu kedokteran, rerapi dalam kcnyaraannya tidak bcgnu hcrh: sil).
Penelitian ini diharapkan dapar menyediakan rerapi-rcrapi baru bagi pcnyakit yang sarnpai
sekarang tidak ada obatnya. Bahkan pcnclitian ini dinilai porcnsial untuk mengubah
drastis wajah ilmu kcdokreran di rnasa dcpan. Di lain pihak pcnclitian ini memakai
embrio manusia yang selarna penclirian dimusnahkan. Karena itu di sini muncul
masalah erika yang berar. Apakah kira belch mcngorbankan embrio manusia walaupun
dikorbankan kepada rnjuan yang amat luhur, yaitu mengembangkan terapi-terapi barn
bagi pasien yang sarnpai saar ini ridak dapa disembuhkan dan dengan demikian
memberi kontribusi besar dalam mengurangi penderitaan umat manusia?

Pada 24 November 2001 beberapa ilmuwan dari perusahaan Advanced Cell


Technology (ACT) mengumumkan bahwa mcreka uncuk perrama kali bcrhasil mengl<lon
embrio manusia. Penelitian ACT ini didampingi olch cbuah komisi etika, terapi
komisi ini sama sekali ridak memandang masalah fundamental tadi.
Mcreka berrolak dari pengandaian bahwa penelitian ini boleh dilakukan (dan di
Amerika Serikat penelirian macam itu dengan dana swasta tidak dilarang) dan tidak
rnemikirkan alasan-alasan mengapa penelitian itu dengan dana publik dilarang."

Dalam seluruh diskusi ini inti masalahnya adalah pcrmulaan kehidupan


mai:iusia dan status moral embrio. Kapan kehidupan manusia mulai dan bagaimana embrio
harus diperlakukan secara moral? Arau dcngan kara lain, apa yang mcnjadi
kewajiban kira terhadap embrio muda?

Scanned by CamScanner
Pertanyaan-perranyaan ini tidak selalu dijawab dengan cara yang sama dan

karena itu pula kewajiban moral terhadap embrio tidak selalu dianggap sarna.

Suatu pendapat ekstrern mcngatakan bahwa ernbrio muda itu just a cluster of

human cells, hanya sekclompok sel m


· anusiawi seperri sel - sel m anu ·rawi·
yang J ai· n.

·70 Bab 4

Scanned by CamScanner
Menurut rnereka, embrio rnuda tidak mempunyai status lain dari jaringan atau sel
rubuh manusiawi biasa dan karena itu boleh dipakai dalam penelitian, asalkan pedoman
biasa tentang penelitian dengan subyek manusia diterapkan (informed consent, dsb.).
Pendapat ini dianut oleh beberapa ilrnuwan, mungkin karena dalam laboratorium mereka
tidak melihar perbedaan anrara sel-sel embrional dan sel-sel rubuh manusia yang lain.
Terapi pendapat ekstrern ini tidak banyak ditemukan. Pada umumnya para ilmuwan
juga mengakui status moral bagi embrio muda dan karenanya berkewajiban unruk
menghormatinya.

Secara singkat saya coba menjelaskan pandangan saya tentang permulaan


kehidupan dan status moral embrio muda.' Dengan konsepsi (rerbentuknya zigot)
terjadi kehidupan manusimot yang baru, yang berbeda dari kehidupan ayah dan
ibunya, karena mempunyai genom baru. Prakris semua orang akan menyetujui
bahwa embrio muda ridak boleh dipakai uncuk penelitian atau tujuan lain tanpa izin
dari ibunya (atau ayah dan ibunya). Tecapi dapat ditanyakan apakah orang tua itu
berwenang unruk memberi izin, justru karena embrio muda icu adalah kehidupan
manusiawi yang baru, bukan sebagian organisme mereka. Lalu, lifespan
kehidupan baru yang mulai sebagai zigor ini berlangsung terus sampai
kematiannya. Jika berjalan secara normal dan tidak ada hambatan muncul, proses ini
berkesinambungan dan tidak ada loncatan-loncacan kualiratif (dari tahap non•
manusiawi ke tahap manusiawi).

Tetapi perlu diakui adanya komplikasi. Dapat diragukan apakah embrio muda
itu--di samping mempunyai identiras genetik-mempunyai juga idenritas personal.
Identitas personal itu rupanya sulit diakui karena masih mungkin terbenruknya
kembar (twinning), sarnpai saat munculnya primitive streak. ldentitas personal baru
dapat dipastikan sejak saat itu. Namun demikian, embrio muda mempunyai status
moral juga, yaitu harus dihormati sebagai persona po.tensia/ (dalam hal ini sangat
berbeda dengan dua garnet sebelum mernbentuk zigot tersebuc). Barangkali
belum persona; tet�pi bi�a menja�i p�rso�a _bila tum buh terus dengan semua syarat

terpenuhi.
I .
t' ;

Scanned by CamScanner
71

Scanned by CamScanner
b ah komisi etika dari Kementerian
. .L
memberi kornentar pada pernyataan se u
"th human embryo ts enttt ed
Kesehatan Amerika ( 1979) yang menegas kan bah wa e to
ril encompass the full legal and
profound respect; but this respect does not necessa ry
,, K bi Callahan adalah mencocokkan
moral rights attributed to persons .
gungan
e m .
dal kepada ernbrio dan sekaligus
kewajiban memberikan hormat yang men am

mengizinkan membunuh embrio dalam laboratorium.

Dalam diskusi centang penelitian sel punca, mereka yang berpendapat bahwa

embrio harus dihorrnati· umumnya meno lak k e mungkinan untuk membentuk

embrio khusus bagi penelitian sebagai tidak eds.

Lebih banyak orang menerima kemungkinan uncuk memanfaackan embrio•


embrio tersisa dari program fertilisasi in vitro (spare embryos atau supernumerary
embryos) bagi penelitian. Embrio-embrio ini dibencuk dengan cujuan reproduksi,
tetapi selama prosesnya berjalan tidak dibucuhkan lagi. Daripada dimusnahkan, lebih
baik embrio-embrio ini dipakai uncuk mengembangkan terapi-terapi baru yang
dapat menyelamackan banyak orang sakit.

Argumentasi ini sepintas lalu rnasuk akal, tetapi terdengar kritik juga.
Pertama, sisa embrio dalam program IVF merupakan suatu masalah etika sendiri.
Rupanya di beberapa negara terlalu mudah dilakukan. Jika kira berpegang pada
prinsip hormac untuk kehidupan manusia, mestinya tidak ada sisa embrio. Kedua,
memakai embrio tersisa uncuk penelitian tetap merupakan instrurnentalisasi
kehidupan manusiawi: kehidupan manusiawi sacu dipakai dan dikorbankan untuk
mernbantu atau malah menyelamatkan kehidupan manusiawi lain. Hal itu secara
intrinsik tidak etis. Kalau seorang manusia mengorbankan diri demi sesama, hal itu
merupakan perbuacan yang sangat luhur. Ia pancas disebuc pahlawan. Tetapi tidak
pernah boleh kita mengorbankan kehidupan manusiawi yang satu-di luar izinnya=-
demi keselamatan kehidupan manusiawi yang lain. Ketiga, kalau embrio tersisa boleh
dipakai untuk penelitian, mudah terjadi kerja sama (atau kolusi) antara klinik
fertillsasi dan laboratorium penelitian. Disadari atau tidak, para
klinisi ferrilisasi bisa lebih "royal" dalam rnernbenruk embrio, supaya sisanya lebih
terjamin. Kerja sama macam itu sulit dikontrol.
Scanned by CamScanner
Kloning terapeutik (dengan transfer inti sel) merupakan sebagian penelitian sel
punca ini. Jika sel punca embrionik mau dipakai untuk mengganti sel-sel yang rusak
dari pasien Alzheimer, urnpamanya, perlu sel-sel punca ini secara imunologis
cocok dengan resipien. Kalau tidak, sel-sel asing ini akan ditolak oleh organisme

14 ,,··- ' i;.\ •.. ..J:


�itli�i��1�.h���i�?Jtt�!.�i�h.:!�iff)ili�i\::;-> < .• ., .�;< .: .
·rap .urik ini tidak menirnbulkan
rnasalah erika yang baru, selain
I -sultiuu d ·11�•a11 pen .lirian sci
: punca cmbrionik radi. Hanya
• j r ·siplc11. m saja, kadang-kadang t ·rd ·n •:1r keb
Unt11I 111 ·ngatasl g .rntau bahwa kloning terapeutik
kc ulitan ini bisa disalahgunakan dengan
imunologis ini, s mcngimplantasi suluh Salli scl
kini dipilih jalan : crnbrio yang diklon itu ke
keluar i dalam uterus seorang wnnira. D

Honing t ·ngan kata bin, kloning

.rupcutil dc11ga11 m tcrapeurik mudah menjurus ke

rrausf r inti sel a arah kloning r .produktif I

si rcsipien. Sel- . creutuan a tau kodc crik yang

scl yang diklon paling kerat pun tidak bisa

dengan menghindari hnhwa suatu hari adn

·�1r,1 d nnil Inn Korang nckad yang mernbuar


l begitu, Tetapi kekhawatiran ini
tidal uknn
o mp. nya kur:rng beralasan, karcna
ditolal la •i olch
1 sel-scl embrionik yang diklon
organismc si
1 uncuk penelitian diambil dari
resipien, karena
i inner cell mass scbuah blastocyst,
memiliki
1 sehingga ridak mempunyai
g
1 potensi bgi bcrkcmbang
c
gmenjadi ernbrio yang lengkap
n
o (seperti dalam keadaan zigot).
l Dcngan kara lain, scl-sel ini
m

Scanned by CamScanner
pluripotent, Barangkali
a boleh dirambah lagi sebuah
terapi tidak lagi catatan
s khusus. Dalam konceks etika,

totipotent.7 a
) suatu ropik penring lain lagi (tapi
Tetapi kalau
dipakai proscdur sulic juga) adalah keterkairan penelitian

sepcrri tentang
dilakukan oleh stem cells ernbrionik dengan bisnis.
Advanced Cell b
Pcnelician ini dipicu oleh
Technology a
kepencingan bisnis: the
(mengganci inti h
searchfor windfallfin,mcialprofits
s a
y (Outka, 2002)9 a tau this
c
a scramblefor patents ( The Lancet,
i
2002).10 Dalam hal ini menjadi

o i pertanyaan besar

v n intellectualproperty rights dari

u i bahan genctik manusia dan

m teknik-teknik untuk
m menanganinya.11 Seandainya ada
d e kesepakaran uncuk mclarang
e m paten bagi human stem cell lines
n a dan teknik• reknlk uncuk
g n memperolehnya, dari segi erika
a g tujuan penelitian ini akan
n menjadi lebih jelas: semata-rnata
r demi kemajuan ilmu
i e pengetahuan dan aplikasinya
n c pada keseharan manusia. Terapi
t a harapan ini sulit dipenuhi.
i p

Bcrkairan erat dcngan


s a masalah komersialisasi ini muncul
e d lagi masalah keadilan. Jika
l a penelitian rentang sci punca
. nanti sungguh berhasil dan kita
d 8 memiliki terapi• terapi baru
e uncuk penyakic Alzheimer dan
w banyak penyakit lain, terapi-

Scanned by CamScanner
terapi barn itu b urang adil lagi, Mcmiliki
pasti sangat e keseharan yang baik dan
rnahal, sehingga r mencapai usia lanjut semakin akan
hanya dapat c rnenjadi privilcse orang kaya
dimanfaatkan a saja. Kesuliran ini memang tidak
oleh golongan m merupakan
kaya. Sisrern b
pelayanan a
kesehatan yang h
sekarang sudah
tidak adil, akan c,k

§ 3. Kesirnpulan

i kusi crika tcntanu penelitian scl pun a pada dasarnya sama dengan

pcrrencang:111 klasiik· :rnrara uc1·1·rr.,m·:rnr·srnc· <l·•111 deonroloubi · Ucilirarianisme adalah

teori· eri·ka yan, mcnc.in· i·us·rm


ifik,as.:t et ·ts d·.1l·,1111 111·•111cra..,,a,r )''·lll'o1 diperoleh. Sedangkan

Scanned by CamScanner
deonrolozi mcuckanknn pcnriugnya kcwnjiban, dal.un hal ini kewajiban unruk
0
menzhormari
::,
hidup ruanusia. Kalau diperrcmukan dengan dilema ini, bagi

saya yang paling penring adalah hormar unruk kehidupan manusia. Kehidupan rnanusiawi
yang saru ridak pernal: boleh dikorbankan kepada kehidupan yang lain berapapun luhurnya tujuan
kira. Pandangan ini sangat cocok dengan rradisi erika kedokreran yang selalu menekankan hormac
untuk kehidupan manusia. Tradisi ini arnat panjang dan arnar kuar: dari Sumpah Hippokrates
(abad ke-5 SM) sarnpai dengan Sumpah-Sumpah Dokrer yang modern ("menghormati seciap hidup
insani mulai dari saat pernbuahan"). Apakah ketidakjelasan sekarang ini disebabkan karena para
biolog yang bekerja dalam laboratorium merasa dirinya ridak rerikar
dengan Sumpah Dokter?

Karena pertimbangan-pertimbangan ini saya dapat menyetujui la po ran renrang kloning


manusia yang dikeluarkan oleh President's Council on Bioethics bulan Juli
2002, yang sudah disebut di atas. Laporan ini mengusulkan secara unanim unruk melarang
kloning reproduktif yang bermaksud menghasilkan keturunan, baik dengan dana ncgara
maupun dengan dana swasra.

Tentang cloning-for-biomedical-research, badan ini mengusulkan (meski ridak unanim) suatu


moratorium selama empat tahun. Usulan ini dapat diserujui dan malah unmk periode lebih
panjang dari ernpar tahun, karena di cengah perrnasalahan etika begicu sensitif jangan kira
melangkah terlalu cepat. Kalau ada alrernatif penelirian dengan sel punca dewasa, hal itu harus

diuramakan. Kadang, kadang kira mendengar renrang prospek yang baik. 13 Di antara para
ilmuwan

Scanned by CamScanner
BAB 5

Masalah Etis Dalam Penelitian

dan Pengembangan
Sel Punca'

Menjelang pergantian abad beberapa rahun lalu, majalah Amerika Time

mengeluarkan laporan khusus tentang masa depan ilmu kedokteran.1 Di situ dilukiskan
bahwa dalam konteks ilmu pengerahuan, abad ke-21 akan didominasi oleh perkembangan
biologi atau ilrnu-ilrnu hayari, sebagaimana abad ke-20 relah didominasi oleh perkembangan
flsika (ingac saja akan Teori Mekanika Quantum dari Heisenberg dkk., Teori Relativitas
Umum dari Albert Einstein, dan fisika nuklir). Rupanya kebenaran pengamatan ini ridak
dapar diragukan, karena tanda• randa mengenai prospek ini sudah jela ekali. Dan
langsung dapat ditambah paralelisme lain lagi: seperti dalam abad kc-20 timbul masalah-
masalah erika yang berat dengan ditemukannya tenaga nul<lir <lan penerapannya, demikian
juga dalam abad ke-21 sekarang kita menghadapi banyak masalah etika sekitar penemuan•
penemuan baru di bidang biologi. Mengenai fisika nuklir, kesulitan etika yang mendasar
adalah perranyaan apakah tenaga nuklir ini tidak mengancam kehidupan manusia dan malah
kehidupan pada umumnya di bumi ini (persenjaraan nuklir, risiko pemanfaatan cncrgi
nuklir untuk maksud damai scperti membangun Pernbangkit Listrik Tenaga Nuklir).
Mengenai penemuan-penemuan baru dalam bidang biologi, masalah etika terpenting adalah
apakah dalam penelirian biologis ini kira tidak melanggar kcwajiban moral unruk
menghormati kehidupan rnanusia, meskipun mjuannya justru memajukan dan
meningkatkan kualitas kehidupan

77

Scanned by CamScanner
manusia. Dcngan dcmikian baik dalarn konreks ilmu pengerahuan abad ke-2o (fisika) maupun
dalam konteks ilmu pengerahuan sekarang ini (biologi), etika mcnga]ak penclitian ilmiah unruk
berefleksi tencang tanggung jawab peneliti d:111 baras-barasnya, Intinya adalah: tidak
segalanya yang bisa dilakukan, boleh dilakukan juga. Di sisi lain, ilmu pengerahuan sering
dicandai oleh yang pernah disebut "imperatif teknologis" yang mengatakan: apa yang
dimungkinkan secara ilrniah, hams direalisasikan juga. Kesulitannya, keharusan rerakhir ini hanya
mcnunjuk kepada dinamika internal ilmu pengetahuan, bukan kepada tanggung jawab moral.

§ 1. Penelitian tentang adult human stem cells

Sal ah satu sektor yang paling ban yak dirninati dalam peneli tian biologis sekarang ini adalah sel

punca.2 Di sini juga tampak paling banyak masalah ecika.3 Tetapi segera harus ditambah bahwa
masalah-masalah etika itu rerutarna menyangkut penelician rentang sel punca embrionik dan tidak
begitu tampak dalarn penelitian tentang sel punca dewasa. Dalam rangka penelitian sel punca
dewasa, masalah etisnya sebaras penggunaan bahan biologis subyek penelitian, seperti darah atau
jaringan tubuh. Subyek penelitian itu harus diminta informed consent, risikonya harus minim
sekali, dan sebagainya. Tidak ada masalah eris khusus, karena diambil sel-sel punca dari subyek
penelirian.

Hal itu berlaku, kalau kita melihat masalahnya pada skala mikro, artinya dalam relasi usaha
penelitian dengan subyek penelitian. Tetapi kalau kita memasuki skala makro, sebenarnya beberapa
masalah eris baru muncul juga. Dengan skala makro dimaksudkan perubahan kodrat manusia dan
keadilan sosial dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Dua masalah tersebut hams dijelaskan
lebih dahulu.

Pertama, penelitian sel punca bertujuan untuk memerangi penyakit-penyakit degeneratif. Jika
nanti ada rerapi sel mujarab yang mampu menyembuhkan penyakir seperti Parkinson,
Alzheimer, dan kanker, usia manusia akan bertambah banyak, karena kira mempunyai metode
untuk menunda proses penuaan. Sebagai akibar keberhasilan bioteknologi ini usia harapan hidup
akan berubah drastis. Katakan saja, dari 70 tahun sekarang, bisa menjadi 110 tahun a tau lebih.
Dengan dernikian banyak masalah baru akan muncul, antara lain di bidang demografis. Seandainya
terapi sel ini dapat ditcrapkan pada skala besar-kemungkinannya kini harus diragukan-,
masalah kependudukan yang sekarang sudah begitu besar

Scanned by CamScanner
ters . . kscs kepa( a tcrap1 o
di maria golongan kccil mcmpunya1 a : ) ·J k n cmpunyai akscs s ma
. lah lcbih bcsar Ct a 1· ·
sedangkan golongan lain (yang ma di ikirkan scdari rahap pen<.: man,
., kah dam ak O ial itu udah harus r
sekalii Bukan P d umum?
. <l'I k kan <lcngan ana .
u a u
apalagi bila penelitian
n I

. 'c human stern cell.s


1. . t tang em b riont

§ 2. Pene man en . , mcngcnai pcnclirian


. d lin , ramai her 1 ang ung
Diskusi paling hanyak an pa g . . 'bandingkan dcngan el
di bil dari embno manus1a. , . ..
rentang sel punca yang ram . . . 1· k dan paling mcnJanJlkan
b · ik ini dinilai pa ing coco
punca lain, sel punca em noru . . 1 mau tidak rnau cmbrio
. ,Jama proses pcnc ruan
untuk penclitian. Hanya sap, c . . . ·I ' . ini mcnjadi salah atu
tersebut dimusnahkan. Karena alasan ITU JClllS pen<.: n_,a��

topik yang paling kontroversial dalam bio<.:tika dcwa a 1111.

a. Dua pandangan
Dalam kontrover i mengcnai ecis ridaknya pcnclician renrang 5cJ punca
embrionik manusia tarnpak dua p nd:rngan yang angat bcnencangan. i atu pihak,
ada pandangan yang mcnekankan manta.at bcsar yang akan dipcrolch dengan
penelician ini. Sepcni udah kita lihat, manlaar itu (kalau janjinya ungguh rerpenuhi) bisa
Iuar biasa, mungkin arnpai mcngh: ilkan tcr b an paling c ar yang pernah dialami
oleh ilmu kcdokrcran. Pandangan ini dianut oleh para pencliri dan rncrcka yang
mcnggahkkan pcnclician ilrniah, rcrrna uk cba zian p litisi dan dunia bisnis. Apalagi,
mereka rckankan, penelitian sci punc: ini dapat rnern: kai embrio-embrio yang rcrsisa
dalarn program fertili . i in vitro (spare embryos). Embrio-ernbrio ini dibentuk dcngan
tujuan reproduksi, tctapi elarna prose nya berjalan ridak diburuhkan lagi, karcna
keharnilan yang diharapkan sudah jadi. Biasanya sisa embrio ini disimpan dulu, kadang-
kadang didonasi kcpada pas ngan suami-istri infcrcil, dan akhirnya dibuang saja. Daripada
Scanned by CamScanner
dimusnahkan bcgitu a]a, lebih balk embrio-embrio ini dirnanfaatkan untuk
mcngcmbangkan rcrapi-rerapi baru yang dapar mcnyelamatkan nyawa pasien yang udah
tidak ada harapan lagi, rentu saja dengan izin suarni-istri yang menghasilkan ernbrio
rersebur. Mcnciprakan embrio manusia khusus uruuk mak.sud pcnclitian, pada umumnya
ditolak, terap: hukum Inggris mengizinkan mecode ini. Bahkan Inggri mercncanakan mengub;ih
peraturan, sehingga juga diizinkan membuat cmbrio hibrid, carnpuran hc ..van

80
Bab�

Scanned by CamScanner
dan manusia. Kalau begitu, inti sel ovum sapi acau hewan lain dikeluarkan dan
diganti dengan inti sel somatis manusia. Embrio hibrid ini hanya boleh dipakai
selama dua minggu dan sesudah itu harus climusnahkan. Para peneliti lnggris
minta kemungkinan metocle ini, karena embrio yang clisisakan dari fertilisasi in

vitro sering berkualitas rendah dan ovum manusia (yang cliperlukan clalam jumlah
besar) sulit cliperoleh. Ovum hewan tenru tersedia clalam keaclaan berlimpah ruah.
Semuanya ini dibenarkan oleh manfaat besar yang diharapkan dari upaya penelitian
ini. Malah pandangan ini masih menambah lagi: kira bertindak tidak etis, bila
kita tidak melakukan penelitian ini, karena kita menolak menyelamatkan begitu
banyak nyawa. Pencleknya, pandangan pertarna ini clengan jelas clilararbelakangi
oleh teori yang clalam etika umum dikenal sebagai urilitarianisme.

Di pihak lain, ada pandangan yang menggarisbawahi kewajiban unruk


menghormati kehidupan manusia dan karena itu menganggap ridak eris setiap
penelitian yang memusnahkan embrio manusia. Mungkin peneliri clalam
laboratorium melihat embrio rnuda sebagai just a cluster of human cells, hanya
sekelompok sel manusiawi seperti sel-sel manusiawi yang lain. Namun, jika kira
menyimak asal-usul sel-sel yang membenruk embrio ini, harus kita karakan bahwa
statusnya lain. Embrio muda yang rerdiri atas beberapa sel saja sudah merupakan
kebidupan rnanusiatoi yang baru. Dengan konsepsi (fusi inti sel sperma dan ovum)
terjadi kehidupan baru yang berbeda dari kehidupan ayah dan ibunya, karena
mempunyai genom baru (23 kromosom dari ayah dan 23 kromosom dari ibu).
Embrio muda memiliki identitas genetis unik, yang membedakannya dari semua
makhluk insani lain. Genom baru ini tidak saja menenrukan spesiesnya sebagai
homo sapiens (tidak mungkin rnenjadi kuda, anjing, atau makhluk hidup lain),

retapi juga menenrukan banyak ciri individual (jenis kelamin, rambur kriting,
warna rambut dan iris mara, beberapa penyakir, bakar unruk olah raga atau musik,
dll.). Life span kehidupan baru yang mulai sebagai zigot berlangsung rerus sampai
kemariannya. Jika berjalan secara normal dan tidak muncul hambaran, proses
kehidupan ini berkesinambungan dan tidak ada loncaran-loncaran kualitarif (dari

tahap non-manusiawi ke rahap manusiawi).

Bahwa embrio rnuda merupakan kehiclupan manusiawi yang baru, tidak dapat
. ka N b nyak diskusi diadakan tencang pcrtanyaan apakah embrio
d
1ragu n. amun, a . . . " ,,
muda ini sudah harus dipandang juga sebagai persona, arnnya sebagai aku yang

ang lain sebagai "engkau". Ten tang diskusi yang sulit ini
h arus di per lak u kan o I e h or
dik aka b h b · muda sekurang-kurangnya adalah persona potensial.
harus at n a wa em 0
1 n

81
SEKITAR BIOETIKA
Karena itu ayah dan ibu yang menyediakan sci sperma dan ovum sebenarnya tidak
berwenang memberi izin untuk memakai embrio muda itu, karena embrio itu
adalah kehidupan manusiawi yang baru, bukan sebagian organisme mereka, seperti
darah atau jaringan tubuh yang mereka sumbangkan sebagai donor.
6
Pandangan kedua ini dianut oleh banyak pihak agama, beberapa kritisi

ilmu pengetahuan, dan sebenarnya juga oleh rradisi profesi kedokteran. Hal
yang terakhir ini merupakan kenyataan cukup ironis, karena dalam laborarorium
yang mempelajari sel punca embrionik bekerja juga banyak peneliti yang pernah
mengucapkan Sumpah Dokter. Padahal, dalam Sumpah Dokter dikatakan dengan tegas:
I will maintain the utmost respect for human life from its beginning, even under
threat. .. (Declaration of Geneva, 1983), yang di Indonesia ditumuskan menurut
versi lama dengan lebih tegas lagi: "Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai
dari saat pembuahan" (Lafal Sumpah Dokter Indonesia, butir 7). Demikian juga
dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia diterapkan: "Setiap dokter hams senantiasa
mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani" (pasal 1 O) yang
sesuai dengan International Code of Medical Ethics: A physician shall always bear in mind
the obligation of preserving human life.

h. Martabat kehidupan manusia

Apa yang menjadi dasar moral bagi pandangan yang menekankan k iib
untuk men h · k hid ewap an
hid g orrnan e I upan manusia? Dasar itu adalah keyaki b h
ke I upan manusia mem . b nan a wa
hid 1 . 7 • punyai rnarta at khusus yang tidak dimiliki oleh akhl
k
1 up am. Keyakman ini berakar kuat dalam . m u
menghormati kehidupan . peradaban dunia. Kita harus
manus1a bukan karena k al.
marrabatnya. Kualitas kehid . u itasnya, melainkan karena
I upan senng berbeda .
Orang yang secara flsik at al ' tetapi marcabatnya selalu sama.
. au menr cacar berat rn .
rendah , tetapi terap memiliki b empunyai kualitas kehidupan
. k marta at seba .
senng ali hampir tidak ada k . . gar manusia. Pada akhir kehidu an
sudah tidak ualuas lag1. Pasien yan d · P
. . mengenal orang lain dan . g men en ta demensia be rat
sendm. Pasien yan malah ttdak tahu I . .
. g mengalami ko agt tentang identirasnya
vegetative state-ju am ma tetap-kadan -k d .
kehidup h g empunyai kualiras kehl d g a ang d1sebut persistent
annya anya terdiri atas rn . t upan yang minim sekali Wal
tetap mempunyai martabat seb . enenma nutrisi dan h1dras1 . . aupun
di b " aga1 m saJa pas' · ·
rse ut vegetatif" Bila a .. anusia dan karen . , ten mt pun
. nJtng kita sakic parah kit b·a itu sebenarnya tidak pancas

· · ' a isa memanggil dokter hewan


unruk rnernbcrikan sumikan yang memacikan. Terapi dengan sesama yang sakic
ke as kira ridak melaki k 1 d ·L: M
err · ' ' an cm1t{Ja11. arcabac rnanusia malah melewati
bacas

mnut. J nazah mnnu ia selalu dihormati dengan menguburkannya, sedangkan


b. ngkai binacang dibbrkan dalam alarn terbuka, meskipun dengan demikian
menjadi mangsa burung hering atau binatang buas lainnya. Para ahli paleoncologi
membericahukan bahwa penguburan jenazah sudah dicemukan pada manusia
purba (Neandertaler), I 00.000 rahun yang lalu. Ten cu saja, jenazah kica hormati
karena rnasa silamnya, karena pernah kita mengenal orangnya, tecapi juga karena
martabarnya sebagai manusia. Jenazah orang yang tidak kica kenal, harus kica
kuburkan juga.

Embrio muda mempunyai masa depan saja, belum ada masa silam. Embrio
muda juga belum mempunyai wajah yang menyapa kira. Dalam arti rertentu dia
masih anonim. Kendaci begicu, embrio muda pun sudah mempunyai marcabat
sebagai kehidupan manusiawi. Jenazah yang kica kuburkan hari ini dengan penuh
hormac, pernah mulai hidup saac konsepsi. Dalam menghormaci kehidupan
manusia sejak permulaannya, profesi kedokteran tidak menduduki suacu posisi
khusus. Mereka hanya bergabung dengan cradisi moral yang umum dan panjang.

c, Moralitas penelitian sel punca embrionik

Penelician sel punca embrionik menimbulkan masalah eris, karena rupanya


kegiatan ilmiah ini tidak memedulikan marrabac kehidupan manusia. Memang
benar, penelirian ini dilakukan demi tujuan yang sangac rerpuji: mencari rerapi baru
unruk sejumlah penyakit yang sampai sekarang tidak dapar disembuhkan. Namun
demikian, marcabat kehidupan manusia berarti bahwa kehidupan ini mempunyai

tuj·uan sen di1r1·, yang tidak boleh dijadikan sarana semata-mata uncuk mencapai
· I · p h yang mengacakan "tujuan ridak menghalalkan cara" berlaku
tu an a . pata .
Ju m e . . .
· di · · M b ernbrio dalarn penelitian merupakan instrumentalisasi
Juga 1 sm1. em un . . .
uh
k e hi dupan manus ·a . k e h 1· dupan manusiawi satu dipakai dan dikorbankan uncuk
i 1 . . . . .
elamatkan kehidupan manusrawi lam. Hal itu secara
membantu arau m alah menY . . . .
. Kal ng manusia mengorbankan diri demi sesama, hal rtu
s. au seora .
intrinsik ridak e
n . .
r Iuhur dan orang itu pancas diberi gelar pahlawan.
merupakan perbuatan yang ama ' . . .

bankan kehidupan manusrawi yang satu-c-di luar


Terapi kira tidak bo I e h mengor k al'
k htdupan manusiawi yang lain, walaupun u itas

izinnya-demi keselamatan e. 1. • .
. . .khir 101 [auh lebih besar.
kehidupan manus aw rera
. . brio dari prosedur fertilisasi
arkan emakaian s1sa em .
Argumenra i yangmemben p k kal saja. Namun, kemungkman
. . . . 5epinras lalu rnasu a .
in vitro untuk pene 1 man 1111•
rs a di beberapa negara sisa
b b a a alasan. Pertam '
ini pun harus dirolak karena e e� p ki b ang pada prinsip menghormati
I 1 dil1 kukan jika ta erpeg
embrio terlalu muda a · d . brio Kedua memakai embrio
. . harusnya ridak a a s1sa em . '
kehidupan rnanusiaw'. se . ralisasi kehidupan
manusia.
. . rnerupakan mstrumen
tersisa untuk penel1t1an teta� . .. . kalau embrio rersisa boleh dipakai
lni meru akan keberacan pnns1p11l. Ketiga, . . . . .
P li . dah rerj.a di k er .a sama (atau kolusi) anrara klinik fertilisasl
1 j . . · c ·1· · bi
uncuk pene man, mu
n.

0. sa d· . atau ridak, para klinisi reru isast


.
tsa
dan laboratorium pene man.
i an . . .
bih " al" dalam mernbentuk ernbrio, supaya sisanya lebih rerjanun. Apalagi,
le roy
. · 1·
1 dilakukan dengan rnaksud bisnis. Kerja sama . semacam rtu . su It
. .
kalau pene 1 1t1an

dikonuol. Keempat, kal au Jial an ·1111· di1 cempuh , bisa terj adi eskalasi moral sepert1 .saat
ini kira saksikan di lnggris. Karena sisa ernbrio ridak cukup atau tidak berkualitas,
harus dicari cara lain yang lebih problematis lagi.

§ 3. Gema politik dari diskusi ini

Problematik etis penelitian sel punca berkumandang juga dalam dunia politik,
yang tenru sering kali tidak terlepas dari kepentingan bisnis. Komisi parlemen
lnggris yang membidangi penelitian ilmiah, misalnya, mempunyai pengaruh besar
dalam rnenciptakan kebijakan sangat liberal di sana, supaya posisi terkemuka
Scanned by CamScanner
lnggris dalam bidang penelitian tetap dipertahankan. Negara muda seperti Korea
Selatan dan Singapura yang menjadi newcomer di bidang ini sering tidak begitu
mernperhatikan segi-segi moral, agar dapat mengejar ketertinggalan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di Amerika Serikat yang masih menjadi raksasa dalam
dunia penelitian ilmiah, justru berlangsung perdebatan paling ramai ten tang aspek•
aspek moral penelitian ini. Partai Demokrat pada umumnya mengizinkan dan
mendukung penelitian sel punca embrionik, tapi Partai Republikan menolaknya,
khususnya sayap kanan partai tersebut. Selama pemerintah Republikan berkuasa,
dilarang penelitian ini dengan dana yang berasal dari negara, tetapi penelitian
yang sama dengan dana swasta harus dibiarkan karena tidak bisa langsung
dilarang oleh pemerintah. Pada tanggal 19 Juli 2006 Presiden George W. Bush
rnernveto undang-undang yang dipersiapkan oleh DPR Amerika dengan maksud
menyediakan dana nasional untuk penelitian sel punca embrionik. Dengan
demikian Bush menggunakan hak vetonya unruk pertama kali selama ia menjabat
sebagai presiden (saat itu hampir 6 tahun). Dalam komentarnya Bush menegaskan:
"Undang-Undang ini mendukung untuk membunuh kehidupan manusiawi yang

5.

Scanned by CamScanner
rid� �erdosa, dengan harapan memperoleh manfaac bagi orang lain. Dengan

dem1kian sebuah batas moral dilewaci, yang harus dihormaci oleh rnasyarakar kica

Yang beradab. Karena itu saya mengaJukan veto 1n1" . D a J am rea ks"1 yang s:mgac

Scanned by CamScanner
beragam sekali lagi campak polarisasi yang rajarn cencang masalah moral ini.
Dunia ilmiah rentu mengecam keras keputusan Bush ini. Tetapi pihak lain
jusrru memuji kecegasan dan keberanian Presiden Amerika dalam hal ini.
Dengan cindakannya Bush menunjukkan bahwa ilmu pengecahuan tidak
merupakan nilai rnutlak yang dapat mengalahkan semua nilai lain.

§ 4. Inducedpluripotent stem cells

Pada akhir tahun 2007 muncul berita centang penemuan baru lagi di
bidang penelitian sel punca dan mungkin penemuan ini dapar menunjukkan
jalan keluar dari kesulican eris yang dibahas cadi. Di dua tempat berbeda
ada peneliti yang menemukan metode unruk mengembalikan sel dewasa
(yang dipakai adalah sel kulit) ke status pluripotensialitas yang menandai
sel punca embrionik. Peneliti Shinya Yamanaka dari Kyoto, Jepang,
mempublikasi hasil penelitiannya dalam jurnal Cell, sedangkan peneliri
AmerikaJamesThomson dari Universitas Wisconsin di Madison
memperkenalkan penelitiannya dalam jurnal Science. Melalui metode ini
mereka dapat menghasilkan yang disebut inducedpluripotent stem cells. Namun,
rnetode ini masih baru dan banyak halangan harus diatasi dulu sebelum
dapar diterapkan secara rutin dalam laboratorium. Tetapi kalau mecode ini
memang bisa dikembangkan sebagaimana diharapkan, masalah eris yang
selama ini menghantui penelirian sel punca embrionik akan segara hilang.
Sebab, tidak perlu lagi orang memusnahkan embrio muda dulu untuk
memperoleh sel punca embrionik.

Dari segi reknis juga rnetode ini membawa banyak kemajuan, karena
induced embrionic stem cells ini langsung secara genetis kompatibel (cocok)
dengan cubuh pasien. Tidak ada lagi risiko bahwa sel punca itu akan
ditolak oleh organisme pasien. Sampai sekarang kompatibilitas itu diperoleh
dengan melakukan therapeutic cloning, yaitu dari ovum donor dikeluarkan
inti selnya dan diganti dengan inti sel dewasa pasien, supaya dihasilkan
embrio baru dari mana dapat diambil sel-sel punca yang secara genetis
sepenuhnya kompatibel dengan tubuh pasien. Selain secara ridak Iangsung
menimbulkan masalah eris lagi (sebab, di sinipun embrio dibunuh),
prosedur ini sangat kompleks dan mahal. Namun, karena penemuan baru
ini prosedur rersebut tidak dibutuhkan lagi. Dengan demikian secara reknis

Scanned by CamScanner
juga peneliti Jepang dan Amerika ini rnencatat kemajuan yang menjanjikan.

Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai