Anda di halaman 1dari 2

Pada percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan membuat larutan elektrolit.

Salah
satu macam larutan elektrolit adalah infus. Infuse merupakan sediaan larutan yang disterilkan dan
biasanya dikemas dalam dalam volume 0,5 – 1L. larutan ini biasa diberikan setelah terjadi shock,
kehilangn cairan badan karena dehidrasi dan kelaparan.

Infuse sebagai sediaan parenteral harus memenuhi persyaratan antara lain steril, dan bebas dari partikel
asing, bebas pirogen, stabil, tonisitas, jernih dan mempunyai pH yang sesuai.

Larutan elektrolit yang dibuat pada percobaan ini ada dua macam, yaitu larutan ringger laktan dan
larutan multipel elektrolit. Larutan ringer laktat digunakan sebagai pengalkalis, penambah atau
pengganti ataunpelengkap cairan tubuh dan elektrolit. Formula yang digunakan dalam membuat infus
ringer laktat adalah natrium laktat, NaCl, KCl, CaCl2 , 2H2O dan aqua p.i.sedangkan larutan multiple
elektolit terdiri dari natrium acetate, NaCl, KCl, natrum glukonat, MgCl hexahidrat, dan aqua pi.

Sebelum membuat larutan infuse, harus dihitung tonisitas larutan. Tonisitas perlu dihitung dengan
tujuan agar dapat diketahui apakah larutan tersebut sudah isotonis atau belun atau hipertonis, karena ini
berhubungan dengan tekanan osmose larutan terhadap cairan tubuh yang akan diberi larutan infus.
Larutan yang isotonis adalah larutan yang memiliki tekanan osmose sama dengan tubuh, dan keadaan
isotonis inilah yang diharapkan, karena dalam keadaan ini, larutan yang diinjeksikan tidak akan
menimbulkan rasa sakit. Sedangkan larutan yang hipotonis,akan menimbulkan sel cairan tubuh akan
pecah atau lisis, karena tekanan diluar sel lebih rendah, maka cairan dalam sel akan menggembung dan
pecah, mengingat tekanan osmose merupakan tekanan yang berjalan dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi. Sebaliknya pada larutan hipertonis akan mengakibatkan keadaan di luar sel lebih
tinggi dibanding didalam sel, sehingga keadaan sel mengkerut. Keadaan hipotonis lebih berbahaya
dibanding keadaan hipertonis, karena sifat larutan hipotonis irreversibel (sel sudah pecah ),sedangkan
sifat hipertonis reversibel ( sel dapat kembali normal ).

Dari hasil yang diperoleh dari perhitungan larutan ringer laktat yang akan dibuat sesuai formula yang
direkomendasikan, larutan tersebut memiliki sifat hipotonis, karena hasil yang diperoleh < 0,28. Karena
keadaan ini, maka ditambahkan bahan seperti NaCl 0,9% atau glukosa menurut perhitungan
penambahan agar menjadi larutan yang isotonis. Sedangkan untuk larutan multipel elektrolit, memiliki
sifat hipertonis, sehingga tidak perlu penstabilan atau penambahan NaCl.

Pada percobaan ini digunakan aquades yang panas, selain agar mempercepat penglarutan zat, kondisi
panas mensterilkan bahan dari mikroba. Setelah semua bahan dilarutkan, maka pH dicek pada range 5-7,
hal ini dikarenakan agar larutan yang akan digunakan sebagai sediaan injeksi parenteral memiliki pH yang
sama dengan pH tubuh manusia. Karboabsorben yang dipanaskan dalam oven, bertujuan untuk
mengaktifkannya dalam penyerapan karbon dan menghilangkan pyrogen serta partikel-partikel atau
pengotor yang mungkin ada pada larutan. Pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida yang
mengandung radikal dengan unsur N.P, selama radikal tersebut masih terikat, maka selama itu pula akan
menimbulkan demam dan bersifat termostabil, jika terlalu banyak dapat menimbulkan kematian.

Sterilisasi yang efektif dan dilakukan dalam percobaan ini adalah sterilisasi dengan uap bertekanan
menggunakan autoclave dengan suhu 121˚C selama 15 menit. Jadi harus diusahakan agar pembuatan
larutan injeksi dan infus harus dikondisikan bebas pirogen dan harus dipastikan pula bahwa kondisi ini
dapat dipertahankan sampai saat pemakaiannya.

Setelah larutan digojog dengan karbo adsorben, larutan didiamkan sebentar kemudian disaring hingga
jernih dengan kertas saring, larutan dimasukkan dalam wadah yang sesuai dengan tutupnya ( vial ),
kemudian vial-vial yang sudah berisi larutan, disterilakan dengan autoclave pada suhu 121˚C selama 30
menit,

Setelah larutan disterilkan, pada larutan ringger laktat dan multipel elektrolit diperiksa kejernihan, pH,
kebocoran dan partikel asing. Pada kedua larutan jernih tetapi masih terdapat partikel asing pada larutan
multiple elektrolit, sedangkan pada linger laktat tidak. Hal ini menunjukkan bahwa kedua larutan tidak
steril dan tidak layak untuk digunakan. Pertikel asing yang terdapat didasar larutan tersebut dapat
mengindikasikan bahwa terdapat pirogen dalam larutan yang mungkin membahayakan bagi pasien.
Kedua larutan tersebut juga memiliki keseragaman bobot yang saa.

Pada pengukuran pH, larutan ringger laktat memiliki pH 6 sama dengan pH larutan multiple elektrolit.
Jadi, larutan linger laktat layak untuk digunakan karena memenuhi persyaratan, sedangkan larutan
multiple elektrolit tidak memenuhi persyaratan karena masih terdapat partikel asing.

Anda mungkin juga menyukai