Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN

KANKER
KASUS 3 “KANKER PARU”

Disusun Oleh:
1. Muchromin (C11600036)
2. Nur Istikomah (C11600041)
3. Rike Vioni W (C11600048)
4. Shinta Yasika O (C11600053)
5. Yuli Hayati (C11600068)

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru adalah penyakit pertumbuhan jaringan yang tidak dapat
terkontrol pada jaringan paru. Munculnya kanker ditandai denganpertumbuhan sel
yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Kanker
paru merupakan penyakit kanker dengan penyebab kematianterbanyak di dunia, yaitu
mencapai 1,61 juta kematian pertahun (12,7%), kanker payudara yaitu mencapai 1,31
juta kematian pertahun (10,9%), dan kanker kolorektal yaitu mencapai 1,23 juta
kematian pertahun (9,7%) (Varalakshmi, 2013: 63). Di Indonesia, kanker paru
menduduki peringkat ketiga diantara kanker yang paling sering ditemukan di
beberapa rumah sakit (Metha ArsilitaHulma, dkk, 2014: 196).
Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok yang telah diidentifikasi dapat
menyebabkan kanker dengan 63 jenis bersifat karsinogen dan beracun (Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2003: 2). MenurutAmerican Cancer Society (2013) 80% kasus
kanker paru disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan 20% (perokok pasif).
Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan polusi udara. Selain itu, nutrisi dan
genetik terbukti juga berperan dalam timbulnya kanker paru (Albert &Samet, 2003:
21).
Kanker paru diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kanker paru primer
dan kanker paru sekunder. Kanker paru primer adalah sel kanker yang berasal dari
paru, sedangkan kanker paru sekunder adalah sel kanker yangmenyebar dari anggota
tubuh lain, termasuk kanker payudara dan kanker kolorektal (Sungging Haryo W,
dkk, 2011: 46). Kanker paru primer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu SmallCell
Lung Cancer (SCLC) dan Non SmallCell Lung Cancer (NSCLC) (Varalakhshmi,
2013: 1). Tahapan perkembangan SCLC terdapat dua tahap, yaitu tahap terbatas dan
tahap ekstensif, sedangkan tahapan perkembangan NSCLC terdapat 6 tahap, yaitu
tahap tersembunyi, stadium 0, stadium I, stadium II, stadium III, dan stadium IV
(Global Bioscience, 2013).
Pemeriksaan awal yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker paru adalah
pemeriksaan radiologi paru yaitu melalui foto paru. Foto paru atau sering disebut
Chest X-Ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari paru (Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia, 2003: 5), yang sering digunakan untuk screening (deteksi dini)
penyakit paru. Citra dari foto paru akan memberikan hasil yang berbeda antara paru-
paru yang sehat dan yang tidak sehat. Adanya nodul di paru-paru pada citra foto paru
menunjukkan bahwa paru-paru tidak sehat, akan tetapi nodul ini tidak serta merta
menjadi indikasi kanker paru karena nodul dapat disebabkan oleh penyakit paru lain
seperti pneumonia atau tuberculosis (Udeshani, etal, 20011: 425). Nodul yang
terdeteksi pada paru-paru dikategorikan menjadi dua yaitu non cancerousnodule
(benign atau tumor jinak) dan cancerousnodule (malignant atau tumor ganas)
(JapaneseSocietyofRadiology Technology, 1997).
B. OBAT
1. Ondansetron
Indikasi : mual dan muntah
Peringatan : Bagi wanita yang sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan tidak disarankan untuk menggunakan obat ini, gejala
gangguan pencernaan serius. Harap berhati-hati bagi penderita
gangguan pencernaan, konstipasi, gangguan hati, dan penyakit
jantung
Kontra Indikasi :-
Efek samping : Sakit kepala dan pusing, Mudah mengantuk, Kepanasan,
Pusing ketika berdiri, Mudah lelah, Konstipasi, Sakit perut
2. Pantoprazole
Indikasi : mengurangi produksi asam lambung, dyspepsia
Peringatan : alergi terhadap pantoprazole atau obat-obatan sejenis,
menjalani pengobatan dengan antikoagulan, digoxin, diuretik,
erlotinib, suplemen zat besi, ketoconazole, methotrexate, dan
mycophenolate mofetil
Kontra Indikasi :-
Efek samping : Ruam, Pruritus, yaitu rasa gatal di seluruh atau beberapa
bagian tubuh, Mual, Muntah, Nyeri kepala, Nyeri dada, Nyeri
lambung, Perut kembung, Konstipasi, Diare
Dosis : 80 mg, sekali sehari pada pagi hari. Dosis dapat disesuaikan
hingga 240 mg per hari jika diperlukan. Dosis harian yang >
80 mg perlu dibagi menjadi 2 kali pemberian.

3. Domperidone
Indikasi : Meredakan mual dan muntah, serta merangsang produksi ASI.
Peringatan : Hati-hati menggunakan domperidone bila Anda menderita
gangguan ginjal, gangguan hati, penyakit jantung, gangguan
elektrolit, tumor pada kelenjar pituitari, serta perdarahan atau
sumbatan pada sistem pencernaan.Sebelum menggunakan
domperidone, beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi
terhadap makanan, obat, atau bahan lain yang terkandung dalam
obat ini.Hati-hati menggunakan domperidone bila Anda
memiliki riwayat kanker payudara dan intoleransi laktosa.
Kontra Indikasi :hipersensitivitas terhadap domperidone, tumor hipofisis dengan
peningkatan kadar prolaktin (prolaktinoma), digunakan bersamaan
dengan obat yang menginhibisi enzim CYP3A4, pada gangguan
motilitas gaster yang disertai dengan perdarahan ataupun risiko
perforasi, pasien dengan gangguan hati berat, gangguan konduksi
jantung seperti pemanjangan interval QT, gangguan elektrolit,
penggunaan bersamaan dengan obat yang memperpanjang interval
QT dan gagal jantung kongestif
Efek Samping : Sakit kepala, Merasa kepanasan, Mata merah, Mulut kering,
Payudara terasa nyeri, Keluar susu dari payudara,
Pembengkakan payudara pada pria, Gangguan menstruasi pada
wanita.
Dosis :Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari.Anak-anak: ≤12 tahun atau <35
kg 250 mcg, 3 kali sehari. Dosis maksimal 750 mcg/kgBB
sehari.
4. RL
Indikasi :-
Peringatan : hati-hati jika digunakan bersamaan dengan obat lain yang kerjanya
bergantung pada pH karena dapat mempengaruhi bersihan ginjal obat
tersebut, misalnya meningkatkan bersihan ginjal aspirin dan
barbiturat, serta menurunkan bersihan ginjal efedrin dan
pseudoefedrin.hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongestif
dan insufisiensi ginjal berat karena dapat memperberat kerja jantung
dan ginjal. Penggunaan ringer laktat dengan obat-obat hemat kalium
seperti spironolakton, dan pada keadaan klinis yang menyebabkan
edema atau retensi natrium dan potasium
Kontra Indikasi :Tidak terdapat kontraindikasi absolut terhadap penggunaan ringer
laktat. Namun, penggunaannya bersamaan dengan ceftriaxone
dilaporkan dapat menimbulkan presipitasi pada aliran darah, sehingga
tidak disarankan.Ringer laktat juga sebaiknya tidak diberikan
bersamaan dengan transfusi darah karena meningkatkan risiko
koagulasi karena kalsium.
Efek Samping :-
Dosis :-
5. Gemcitabin
Indikasi : kanker (termasuk kanker payudara, paru-paru, ovarium,
pankreas).
Peringatan :-
Kontra Indikasi :-
Efek Samping :kulit pucat, mudah memar atau perdarahan, kelemahan yang
tidak biasa;kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama
sekali; mual, nyeri perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan
nafsu makan, urin gelap, tinja berwarna tanah liat, sakit kuning
(menguningnya kulit atau mata);nyeri dada atau perasaan berat,
nyeri menyebar ke lengan atau bahu, mual, berkeringat,
perasaan sakit yang umum;
Dosis :1250x1.53 : 1912 ~ 1900mg
6. Carboplatin
Indikasi :kanker, seperti kanker ovarium, kanker kandungkemih, kanker
payudara, dan kanker paru-paru.
Peringatan :menyebabkan terjadinya pendarahan yang parah atau masalah
pada tulang sum-sum.
Kontra Indikasi :-
Efek Samping :Kulit pucat, letih-lunglai, susah bernapas, detak jantung tidak
terkendali, dan sulit berkonsentrasi.Mudah memar, pendarahan
yang tidak biasa (pada hidung, mulut, vagina, atau rektum),
kulit memerah atau ungu.Demam, menggigil, nyeri tubuh, flu,
serta luka di mulut dan tenggorokan, Muntah yang parah, Sakit
perut, urin dan feses berwarna gelap, sakit kuning (pada mata
dan kulit)
Dosis :AUC 5 ~ 340mg
7. Inj ketorolac
Indikasi :Meredakan peradangan dan nyeri
Peringatan :Harap berhati-hati bagi penderita infeksi mata, rheumatoid
arthritis, asma atau gangguan pernapasan lainnya, penyakit
jantung, hipertensi, gangguan ginjal, stroke, pembengkakan
pada kaki atau tangan, dan diabetes.Harap berhati-hati jika
Anda alergi terhadap aspirin dan obat-obatan antiinflamasi
nonsteroid lainnya, seperti ibuprofen atau diclofenac.

Kontra Indikasi :-
Efek Samping : kondisi seperti mata kering, pusing, mual, muntah, diare.
Dosis :IM: Pasien kurang dari 65 tahun: satu dosis 60 mg. Pasien
dengan gangguan ginjal, dan/atau kurang dari 50 kg (110
pon): satu dosis 30 mg.IV: Pasien kurang dari 65 tahun: satu
dosis 30 mg. Pasien dengan gangguan ginjal, dan/atau kurang
dari 50 kg (110 pon): satu dosis 15 mg.
8. Inj MP
Indikasi :
Peringatan :Hindari menggunakan obat ini jika Anda sedang
menderita infeksi jamur.Harapberhati-hati menggunakan obat
ini jika Anda sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit
ginjal,penyakit hati,
penyakitjantung, osteoporosis,hipotiroidisme,glaukoma,katarak,
dan TBC, menderitaperadangan usus, gangguan pembekuan
darah, depresi, psikosis,dan kejang.
Kontra Indikasi :
Efek Samping :
Dosis :Dosis dewasa: 10-500 mg per hari.Dosis anak-anak: 0,5-1,7
mg/kgBB per hari. Pemberian obat dilakukan tiap 6-12 jam

9. Cefotaxime
Indikasi : Antibiotik
Peringatan :Harap berhati-hati bagi yang menderita kelainan darah,
gangguan sumsum tulang, diare, gangguan irama jantung,
gangguan pencernaan (khususnya kolitis), serta gangguan
ginjal.
Kontra Indikasi :-
Efek Samping :Diare, Pusing, Nyeri atau pembengkakan di bagian yang
disuntik, Ruam kulit, Demam.
Dosis : 2x1 gram
10. Nebulizer ventolin
Indikasi : asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Peringatan :
Kontra Indikasi :pasien yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi)
pada salbutamol atau obat agonis adrenoreseptor beta-2
lainnya.pasien dengan risiko penyakit jantung iskemik,
kehamilan kurang dari 22 minggu, kehamilan dengan risiko
seperti infeksi , perdarahan, plasenta previa, preeklamsia berat,
eklamsia berat dan ibu dengan abortus iminens (keguguran
dipertahankan).
Efek Samping :nadi meningkat, nyeri dada, denyut jantung cepat, tremor
terutama pada tangan, kram otot, sakit kepala dan gugup
Dosis : 2-4 mg 3-4 kali sehari, dapat ditingkatkan hingga 8 mg 3-4
kali sehari
11. Valsartan
Indikasi : hipertensi, gagal jantung, dan pasca infark miokard.
Peringatan :-
Kontra Indikasi :pasien yang memiliki gangguan hepar berat, ibu hamil, dan
penggunaan bersama dengan aliskiren pada individu dengan
diabetes dan gangguan ginjal.
Efek Samping :pusing dan peningkatan kadar BUN pada 17% pasien
Dosis :-
BAB II
ANALISI SOAP
1. Kasus
Nama : Tn. SW
Umur : 72 th
BB/TB : 46.5kg/171cm
MRS : 4-8-2017
Keluhan Utama MRS : Mual, muntah, nyeri punggung
RPS : Post kemotgl 31 Juli 2017, dg Ca Paru kanan metastase
kekelenjar getah bening std.3B
RPO : Combipack TB
Kebiasaan Pasien : Merokok (+)
2. TandaTanda Vital

4/8 (IGD) 5/8 6/8 7/8 8/8 9/8

TD 100/60 124/76 136/66 120/60 141/86 158/85

Nadi 86x 74 64 78 73

RR 18

Suhu 36.2 36.2 36.6 36.5 37 37

3. Tanda Klinis

5/8 6/8 7/8 8/8 9/8

Mual ++ ++ + + +

Muntah + + + +

Sesak + +
Nyeri +++ +++ +++ +++

Data Lab Normal 4/8

Hb 11-14 12.3

AL 4-11 8.5

At 200-400 304

Hmt 40-48 39

4. Data Laboratorium
5. Ro Thorax : 5/8
Perselubungan semi opaqin homogen di proyeksi lobus superior parukanan, amorf,
batastegas, irregular, susp. Tumor parukanan DC pleural reaction kanan, besar cor
dalam batas normal.
6. Profil Pengobatan

Obat IGD 5/8 6/8 7/8 8/8

RL v v v v v

Ondan 8mg/8jam v v v v v

Ketorolac k/p v v v v v

Pantoprazole v v v v v
(malam)

MP (k/p) v
Domperidone v
3x1 po

7. Kemoterapi
• Tgl 31 Juli 2017
Gemcitabin 1250mg
Carboplatin
BSA : 1.53 GFR 43
Gemcitabin : 1250x1.53 : 1912 ~ 1900mg
Carboplatin : AUC 5 ~ 340mg
- Inj ketorolac 1 A (ekstra)
- MST 2x12.5
- Inj MP 125mg (ekstra) lanjut ½ vial:1/2vial:-
- Cefotaxime 2x1gr
- Nebulizer ventolin:pulmicort 4x/hari
- Al : 10.0
- Ureum : 34
- Albumin : 3.4
- Hb :12.2
Cr : 1.0
8. SOAP
No Subyek Objek Asesment Plan
5/8 Nyeri +++ Penggunaan Menyankan
ketorolac tidak kepada dokter
tepat untuk untuk
pasien geriatri menghentikan
ketorolak
terkait
efeksamping
GI
8/8 Mual, Muntah, Suhu : 37oC Pasien masih Menyarankan
nyeri punggung mengeluhkan kepada dokter
Nyeri +++ untuk
mengehntikan
penggunaan
ketolorak dan
penganti
dengan
tramadol
9/8 Mual, Muntah, TD : 158/85 Tekanan darah Menyarankan
nyeri punggung pasien Tinggi kepada dokter
untuk
memberikan
valsartan 80
mg/ 12 jam
BAB III
PEMBAHASAN

Kanker Paru merupakan jenis kanker yang tumbuh dijaringan paru-paru yang dapat
menggangu jalannya proses pernafasan. Terdapat beberapa gejala diantaranya yaitu batuk
darah, kesulitan bernafas, suara serak, kehilangan berat badan tanpa sebab jelas. Penyakit ini
umumnya menyerang laki-laki bernama TN SW berusia 72 tahun dengan berat badan 46,5 kg
serta tinggi badan 171 cm karena mempunyai kebiasaan merokok. Seperti kasus berikut
seorang pasien masuk rumah sakit tanggal 04 agustus 2017. Pasien mengeluhkan mual,
muntah dan nyeri punggung. Pasien post kemoterapi pada tanggal 31 juli 2017 dengan Ca
paru kanan metastase ke kelenjar getah bening stadium 3.
Pada saat pasien kemoterapi diberikan gemcitabin 1250 mg dan carboplatin 340 mg,
injeksi ketorolac. MST 2x12,5, injeksi MP 125 mg, cefotaxime 2x1 gr dan nebulizer ventolin.
Sedangkan pada saat masuk RS diberikan pengobatan sebagai berikut yaitu ondansetron 8
mg/8 jam, ketorolac, pantoprazol, metilprednisolon dan domperidon 3x1.Carboplatin target
AUC yaitu 6 bukan 5, jadi AUC x (GFR + 25) = 6 x (43 + 25) = 408 mg. untuk dosis
Gemcitabin 1250 mg kurang tepat, menurut BSA dosis untuk Gemcitabin yaitu 1527 mg
untuk pasien kanker paru tersebut.
Pasien mengalami hipertensi, pada dokter belum ada terapi. Menyarankan kepada
doketr untuk memberikan Valsartan 80mg/12 jam. Tidak diberikan golongan ACE-I karena
pasien mengalami batuk akibat dari kanker paru sehingga tidak diberikan Antihipertensi
golongan ACE-I dengan efek samping batuk. Pemberian ondansetron 8 mg/8 jam dan
domperidon 3x1 sebagai obat antiemetik sudah tepat dan terapi tetap dilanjutkan. Pasien
mengalami nyeri punggung +++ belum ada terapi, menyarankan kepada dokter untuk
memberikan Tramadol 50 mg/ hari. Penggunaan ketorolac tidak tepat untuk pasien geriatrik
dan menyarankan untuk mengehentikan terapi ketorolac. Terapi pantoprazol sudah tepat
terapi etap dilanjutkan. Terapi Metilprednisolon tetap dilanjutkan.
Untuk KIE yang diberikan kepada pasien kanker paru ini yang penting adalah
menghentikan kebiasaan merokok. Memberikan edukasi tentang efek samping dari obat-obat
kemoterapi yang dijalani misalnya efek samping mual muntah, alopesia. Memberikan
motivasi terhadap pasien kanker agar tetap semangat dan lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT.

Kesimpulan
Pasien sebaikya mendapatkan obat valsartan 80 mg, ondansetron 8 mg/ 8 jam,
domperidon 3 x 1, pemberian tramadol 50mg/hari, ketotolac sebaikny di hentikan karena
pasien geriatri, melanjutkan terpi pntoprazol. KIE yang diberikan kepada pasien kanker paru
ini yang penting adalah menghentikan kebiasaan merokok. Memberikan edukasi tentang efek
samping dari obat-obat kemoterapi yang dijalani misalnya efek samping mual muntah,
alopesia. Memberikan motivasi terhadap pasien kanker agar tetap semangat dan lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
K. Varalakshmi, “Classificationof Lung Cancer Nodulesusing a Hybrid Approach
Percentage %,” J. Emerg. Trends Comput. Inf. Sci., vol. 4, no. 1, pp. 63–68,
2013
Metha ArsilitaHulma, dkk, 2014: Hubungan Karakteristik Penderita dengan
Gambaran Sitopatologi pada Kasus Karsinoma Paru yang Dirawat di RSUP
Dr. M. Djamil Padang, Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;
3http://jurnal.fk.unand.ac.id
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia Komunitas, pedoman diagnosis &
penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI, 2003. h.1-6
Albert, A.J. &Samet, J.M. (2003). Epidemiologyof Lung Cancer. Chest. 123: 21S-
49S.
Sungging Haryo W., Sylvia Ayu P., M. Yusuf Santoso, & Syamsul Arifin. (2011).
ApplicationofAdaptedNeuroFuzzyInference System (ANFIS) for Lung
Cancer. Nominator TICA Cluster. Vol. 19, No. 4. Hlm 45-49.
Global Bioscience. (2013). Tahapan Kanker Paru. Diakses dari
http://www.cancerhelps.com pada 20 november 2019

Udeshani, K.A.G., Meegans, R.G.N., & Fernando, T.G.I. (2011). StatisticalFeature-


based Neural Network ApproachfortheDetectionof Lung Cancerin Chest X-
Ray Images. International JornalofImageProcessing (IJIP), Vol. 5, Hlm.
425-434.
Japanese Societyo fRadiology Technology. (1997). Digital Image Database.
Diakses dari http://www.jsrt.or.jp pada 9 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai