Anda di halaman 1dari 17

Bilangan Kompleks |1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bilangan kompleks merupakan salah satu terobosan penting dalam dunia


Matematika. Bagi yang telah mengikuti perkuliahan Aljabar Linear, himpunan
bilangan bulat telah dikenal sebagai suatu himpunan yang sederhana yang
memiliki struktur grup, dan lebih jauh lagi gelanggang. Struktur grup dari
bilangan bulat membuat setiap persamaan linear monik memiliki solusi. Tetapi
persamaan linear umum:

ax + b = c
dengan a; b; c di suatu himpunan F menuntut struktur yang lebih canggih bagi F,
yaitu lapangan.
Tetapi lapangan ini tidak memiliki sifat berikut ini: setiap subset terbatas
darinya memiliki batas atas terkecil dan batas bawah terbesar. Sifat ini yang
kemudian berakibat setiap barisan Cauchy konvergen. Sifat ini disebut "lengkap".
Kebutuhan untuk mengkonstruksi sebuah lapangan yang lengkap yang kemudian
memberikan himpunan bilangan real. Tetapi, meskipun himpunan bilangan real
memiliki sifat kelengkapan, lapangan tersebut tidak tertutup secara aljabar: setiap
polinom berderajat n memiliki n buah pembuat nol.
Salah satu contoh klasik mengenai fakta ini adalah persamaan x 2 +1 = 0
yang sama sekali tidak memiliki akar di bilangan real. Jika akar dari persamaan
ini disebut i, maka kita dapat membentuk lapangan bilangan kompleks yang
tertutup secara aljabar. Masalah yang serius dalam hal ini adalah persamaan: x 2 +1
= 0 memiliki dua akar. Akar yang manakah yang akan kita pilih sebagai i? Ini
sebabnya pendekatan yang lebih formal dan rigid dibutuhkan untuk
mendefinisikan himpunan bilangan kompleks.
Bilangan Kompleks |2

B.Rumusan Masalah
1. Apa itu Bilangan kompleks?
2. Bagaimana cara melakukan operasi hitung pada Bilangan kompleks?

C.Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan pengertian Bilangan kompleks.
2. Agar bisa melakukan operasi hitung pada Bilangan kompleks.
Bilangan Kompleks |3

BAB II

PEMBAHASAN

A.Defenisi Bilangan Kompleks

Bilangan
Kompleks

Bilangan Bilangan
Real Imajiner

Bilangan
Bilangan
Rasional
Irrasional

Bilangan Bilangan
Pecahan Bulat

Bilangan Bilangan
nol
bulat negatif asli

Bilangan
Prima
Bilangan Kompleks |4

Menurut struktur bilangan diatas , gabungan bilangan Real dengan Bilangan


Imajiner adalah sebuah Bilangan Kompleks , yang didefenisikan sebagai berikut :

Bilangan kompleks yang merupakan penggabungan dari bilangan real dan


imajiner dapat kita notasikan sebagai hubungan penjumlahan seperti berikut ini.
z=x+yi

Notasi diatas x dan y merupakan bilangan riil sedangkan i merupakan


imajiner murni. Notasi bilangan kompleks bukan hanya ditulis dalam bentuk
penjumlahan melainkan juga dalam bentuk polar. Perhatikan penjelasan berikut
ini. Dengan menganggap bahwa :

r = √𝑎2 + 𝑏 2

serta
𝑏
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 ( )
𝑎
maka

𝑎 + 𝑏𝑖 = 𝑟(𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 )

atau sering ditulis juga a+bi = r cis teta.


Selain bentuk penjumlahan dan bentuk polar, notasi bilangan kompleks
dapat dituliskan juga dalam Eksponen dan dalam bidang kompleks, yaitu :

𝑟𝑒 𝜃 = 𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 )

B.Macam-Macam Bilangan Kompleks

1. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan positif, bilangan
nol, dan bilangan negatif.
Contoh:...,-2,-1,0,1,2,...

2. Bilangan Asli
Bilangan asli adalah bilang bulat positif yang diawali dari angka 1(satu)
Bilangan Kompleks |5

Sampai tak terhingga.


Contoh:...,1,2,3,4,5,...

3. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali ddari angka 0
(nol) sampai tak terhingga.
Contoh:..,0,1,2,3,4,5,...

4. Bilangan Prima
Bilangan Prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua faktor
bilangan 1(satu) dan bilangan itu sendiri.
Contoh:2,3,5,7,11,...

5. Bilangan Komposit
Bilangan komposit adalah bilangan yang bukan 0, bukan 1, dan bukan
bilangan prima.
Contoh:4,6,8,10,12,...

6. Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai suatu
pembagian antara dua bilangan bulat.
1 2 3
Contoh: , ,
2, 3, 4

7. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
pembagian bilangan bulat.
Contoh: 𝜋 , √2, log 3
Bilangan Kompleks |6

8. Bilangan Rill (Bilangan Nyata)


Bilangan rill adalah merupakan bilangan pengabungan datri bilangan
rasional dan bilangan irrasional.
1 1 1
Contoh : 2
√2 , 3 √3 , 4 𝜋 ….

9. Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan yang ditandai dengan i, Bilangan
imajiner didefenisikan sebagai √− 1 . Jadi , i =√− 1 dan i2 = - 1
Contoh : √− 4 = √4 × (−1) = √4 × √− 1 = 2 i

10. Bilangan Kompleks


Bilangan kompleks adalah bilangan yang merupakan pengabungan dari
bilangan rill dan bilangan imajiner
Contoh: 𝜋√−1 =𝜋𝑖
log i = log √−1

C. Operasi Bilangan Cacah


Sifat-sifat operasi bilangan cacah, yaitu :
1. Penjumlahan
a. Tertutup
Sifat ini berlaku jika jenis bilangan hasil operasi sama dengan jenis
bilangan-bilangan yang beroperasi.
Contoh:
Penjumlahan bilangan-bilangan bulat menghasilkan bilangan bulat.
b. Sifat Komutatif
a+b=b+a
c. Sifat Asosiatif
(a + b) + c = a + (b + c)
d. Identitas
a+0=0+a=a
Bilangan Kompleks |7

2. Pengurungan
Pengurangan adalah operasi lawan dari penjumlahan.
Jika a - b = c maka a = c + b

3. Perkalian
a. Sifat Komutatif
axb=bxa
b. Sifat Asosiatif
A x (b x c) = (a x b) x c
c. Identitas
ax1=1xa=a
d. Distributif terhadap penjumlaha dan pengurangan
(a + b) x c = (a x b) + (b x c)
(a – b) x c = (a x c) – (b x c)

4. Pembagian
Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian.
Jika a : b = c maka a = c x b

5. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar


(FPB)
a. Cara menentukan KPK
 Tulis bilangan-bilangan itu kedalam bentuk perkalian faktor prima.
 Ambil semua faktor yang sama atau tidak sama dari bilangan-
bilangan itu.
 Jika faktor yang sama itu pangkatnya berbeda, ambil faktor yang
pangkatnya terbesar.

b. Cara Menentukan FPB


 Tulis bilangan-bilangan itu kedalam bentuk perkalian faktor prima.
 Ambil faktor yang sama dari bilangan itu.
Bilangan Kompleks |8

 Jika faktor yang sama itu pangkatnya berbeda, ambil faktor yang
pangkat terkecil.
Contoh:
Tentukan KPK dan FPB dari 24,36,dan 40.
Faktor prima
24 = 2 x 2 x 2 x 3 = 23 x 3
36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 22 x 33
40 = 2 x 2 x 2 x 5 = 22 x 5
KPK = 22 x 33 x 5
=8x9x5
= 360
FPB = 22 = 4
Jadi, KPK dan FPB dari 24, 36, dan 40 adalah 360 dan 4.

D. Operasi pada Bilangan Bulat

A. Penjumlahan
Pada penjumlahan bilangan bulat, suku yang sejenis dapat digabungkan
Contoh: 3a + 4a = 7a
5a + 2a + 4b + 6b = 7a + 10b

B. Pengurangan
BilanganPertama Operasi Bilangan Kedua Hasil
A - B a–b
A - -b a+b
-a - B -a – b
-a - -b -a + b
Contoh:
2 – (-5) = 2 + 5 = 7
-2 – 5 = -7
-2 – (-5) = -2 + 5 = 3
Bilangan Kompleks |9

C. Perkalian
Rumus :
(+) x (+) = + → contoh: 2 x 3 = 6
(+) x (-) = - → contoh: 2 x (-3) = -6
(-) x (+) = - → contoh: (-2) x 3 = -6
(-) x (-) = + → contoh: (-2) x (-3) = 6

D. Pembagian
Rumus:
(+) : (+) = + → contoh: 12 : 3 = 4
(+) : (-) = - → contoh: 12 : (-3) = -4
(-) : (+) = - → contoh: (-12) : 3 = -4
(-) : (-) = + → contoh: (-12) : (-3) = 4

E.Diagram Bilangan Kompleks

2
2+i
1

0 1 2 3

Bilangan kompleks dapat disajikan dalam beberapa cara yaitu:

Bilangan kompleks dapat disajikan dalam bentuk pasangan berurutan


(x,y). Jika bilangan kompleks disajikan dalam bentuk pasangan berurutan (x,y),
maka untuk sumbu x adalah sumbu real dan sumbu y adalah sumbu imajiner dan
bidangnya disebut bidang kompleks atau bidang Argand
B i l a n g a n K o m p l e k s | 10

Contoh :

Bilangan kompleks Pasangan berurutan

3 + 2i (3,2)

4 – 2i (4, -2)

Bilangan kompleks dapat disajikan dalam bentuk vector yang berpangkal


di titik O (0,0) pada bidang Argand dan berujung di titik (x,y). Jika bilangan
kompleks dalam bentuk vektor kita dapat mencari nilai mutlak bilangan kompleks
dengan menggunakan rumus berikut.

x  xi = x2  y2

F.Penjumlahan Bilangan Kompleks

Dua bilangan kompleks adalah sama jiak bagian reaknya dan bagian
imajinernya sama.

Contoh :

x + yi = 3 – 4i

maka x = 3 dan y = -4

Penjumlahan dua bilangan kompleks seperti penjumlahan pada suku banyak .

z1 + z2 = ( a + bi ) + ( c + di )

= ( a + c ) + ( b + d )i

Sedangkan pengurangan bilangan kompleks sama dengan iners negatifnya.

z1 + z2 = z1 + (-z2 )
B i l a n g a n K o m p l e k s | 11

= ( a + bi ) + ( -c –di )

= ( a – c ) + ( b – d )i = 2 + 2i

Sifat – sifat penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks adalah :

 Tertutup
 Elemen identitas ( 0 + 0i ) = 0
 Invers aditif ( z + (-z ) ) = 0

G.Perkalian Bilangan Kompleks

Perkalian dua bilangan kompleks dapat dikerjakan sebagai perkalian polinom


dengan mengingat bahwa i2 = -1

( a + bi ) ( c + di ) = a(c + di) + bi(c + di)

= ac + adi + bci + bdi2

= ( ac + bd ) + ( ad + bc )i

Perkalian dua bilangan kompleks mempunyai sifat-sifat berikut :

 Tertutup
 Komutatif z1 x z2 = z2 x z1
 Elemen identitas
 Asosiatif ( z1 x z2 ) x z3 = z1 x ( z2 x z3 )
 Distributive terhadap penjumlahan z1 x ( z2 + z3 ) = z1 . z2 + z1 . z3

H.Bilangan Kompleks Sekawan

Dua bilangan kompleks disebut sekawan apabila kedua bilangan kompleks


tersebut yang berbeda adalah tanda pada bagian imajinernya saja.

Contoh :

6 + 4i sekawan dengan 6 – 4i
B i l a n g a n K o m p l e k s | 12

-2 + 3i sekawan dengan -2 -3i

Jika z = x + yi, bilangan sekawannya adalah z = x – yi

bilangan sekawan dapat digunakan symbol huruf z

Dua buah bilangan sekawan apabila dijumlahkan akan menghasilkan


sebuah bilangan riil.

I.Pembagian Bilangan Kompleks

Di dalam pengerjaan pembagian bilangan kompleks harus dengan


merealkan penyebutnya.

Contoh :

3  2i 3  2i 4  i
 x
4i 4i 4i

12  8i  3i  2i 2
=
(4) 2  (i ) 2

12  11i  2
=
16  1

10  11i
=
17

10 11
= - i
17 17

J.Membuat Persamaan Kuadrat dari Dua Buah Bilangan Kompleks Yang


Sekawan

Apabila sebuah persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 mempunyai nilai


diskriminan negatif (D<0), maka akar-akarnya akan berupa dua buah bilangan
B i l a n g a n K o m p l e k s | 13

kompleks yang sekawan. Jika b = 0, maka akar-akarnya akan berbentuk bilangan


imajiner sekawan.

Misalkan a = 1, maka bentuk persamaan kuadrat menjadi x 2 + bx + c = 0


sehingga x1 + x2 = - b dan x1. x2 = c.

Jadi persamaan kuadrat tersebut dapat ditulis x2 – (x1 + x2)x + (x1. x2) = 0

Contoh:

Buatlah persamaan kuadrat yang akar-akarnya (2+3i) dan (2–3i) !

Jawab :

x1 + x2 = (2+3i) + (2–3i) = 4

x1. x2 = (2+3i) (2–3i) = 4– (-3) = 7

Jadi, persamaan yang terbentuk adalah x2 – 4x + 7 = 0

Bilangan kompleks merupakan bilangan yang terdiri dari dua bagian,


bilangan riil dan bilangan imajiner. Format standar dari bilangan kompleks adalah
a + bi, dimana bilangan riil dinyatakan di depan dan bilangan imajiner di
belakang. Karena kedua bagian bilangan dapat bernilai 0, bilangan imajiner sering
dianggap juga sebagai bilangan kompleks. Jenis bilangan ini disebut kompleks
karena menggabungkan dua jenis bilangan sehingga membentuk sebuah
kompleks.

Bilangan kompleks merupakan binomial, atau ekspresi numerik dari dua


variabel, sehingga cara perhitungan aritmatik yang dilakukan berlaku sama seperti
binomial lainnya. Perhitungan dilakukan untuk setiap bilangan dan sisanya
berlaku sama seperti cara perhitungan matematika biasa.

Misalnya:

(2 – 5i) + (3 + 6i) ..(i)


B i l a n g a n K o m p l e k s | 14

(2 – 5i) – (3 + 6i) ..(ii)

Perhitungan (i) dan (ii) dapat diselesaikan dengan menyederhanakan


sesuai masing-masing bilangan. Penyelesaian persamaan (i) akan menjadi 2 + 3 =
5 dan -5i + 6i = i. Maka hasil perhitungan (i) akan menjadi:

5 + i ..(i)

Penyelesaian persamaan (ii) akan menjadi 2 – 3 = -1 dan -5i – 6i = -11i.


Maka hasil perhitungan (ii) akan menjadi:

-1 – 11i ..(ii)

Perkalian untuk bilangan kompleks dilakukan sebagaimana polinomial


lainnya. Lakukan perkalian untuk setiap bilangan, lalu jumlahkan. Misalnya:

(3 + 9i)(6 – 8i) = ....


= (3)(6) + (3)(-8i) + (9i)(6) + (9i)(-8i)
= (18) + (-24i) + (54i) – (72i²)
= (18 + 72) + (-24 + 54)i
= 90 + 30i
Pembagian bilangan kompleks diselesaikan dengan menggunakan
konjugat. Konjugat dari bilangan kompleks merupakan pasangan dari bilangan
kompleks yang berbeda notasi, seperti (a + bi) dan (a – bi). Hasil perkalian dari
bilangan kompleks dan konjugat akan menghasilkan a² + b².
Berikut contoh pembagian untuk bilangan kompleks:
(3 + 9i) ÷ (6 – 8i) = ....
= (3 + 9i)(6 + 8i) ÷ (6 – 8i)(6 + 8i)
= (3)(6) + (3)(8i) + (9i)(6) + (9i)(8i) ÷ (6² + 8²)
= (18) + (24i) + (54i) – (72) ÷ (36 + 64)
= (18-72) + (24 + 54) i ÷ (100)
B i l a n g a n K o m p l e k s | 15

= (-54 + 78 i)/100
= -0,54 + 0,78i
B i l a n g a n K o m p l e k s | 16

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

i. Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk:


a + bi atau a + ib dapat ditulis (a,b). a dan b bilangan real dan i2 = –1.
ii. Bilangan kompleks dapat ditambah, dikurang, dikali, dan dibagi seperti
bilangan real.
iii. Sebuah bilangan kompleks dapat digambarkan pada bidang kompleks
dengan sumbu X sebagai sumbu real dan sumbu Y sebagai sumbu khayal.
B i l a n g a n K o m p l e k s | 17

B.Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai