Anda di halaman 1dari 5

3.

Membatasi ketidaknyamanan penghunianbagi penghuni


gedung ketika terjadi gemPa ringan sampai seda.nq;
Bab 4. [4empertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi
gedung.

4 Dari konsep di atas berarti maka tujuan dari teknik


pembangunan tahan gemPa:
Metode Perhitungan Beban Gempa
i. Cara-terbaik untuk melindungi nyawa manusia adalah
memastikan bahwa gedung tidak runtuh'
Metode Statik Ekuivalen 2. Kerapuhan tiba-tibi akibat bangunan menggunakan
(berdasar SNI - 03 - 1726 - 2002) bahan yang lemah adalah penyebab utama dari
keruntuhan dan harus dicegah.
Atau dengan kata yang lain dengan:
Bab 4 ini : 1. Gempa {it garr,iika gempa tersebut tidak menirnbulkan
o Konsep dan Definisi keruikan baik-elemen ltruktural dan non struktural
o Analisis Beban Statik Ekivalen dari gedung
. Perencanaan Gedung - Beban Statik Ekivalen 2. Gem-pa Sedang, jika gempa tersebut mengakibatkan
o Ilustrasi Perhitungan Beban Gemapa Statik Ekivalen elemen non struktural boleh rusak tetapi dapat diperbaiki
Cempa menyebabkan guncangan pada tanah.Guncangan komponen struktural tidak rusak-
tanah clapat menambah beban pada unsur-unsur bangunan, 3. Gempa Kuat , jika gemPa tersebut mengakibatkan
gLrncangantanah yatlg lebih kuat atau unsur-unsur elemen struktural dan non struktural rusak (terjadi
barngunan yang lebih besar dapat menambahbeban. Beban sendi plastis pada struktur) tetapi struktur tidak roboh
gempa cenderung berarah horizontal (walaupun tetap (mekanisme keruntuhan didesain).
ada komponen vertikal). Gempa dapat datang dari arah o Mekanisme keruntuhan lokal, tidak dianjurkan
manapun dan akan datang bersiklus. karena keruntuhan terjadi pada kolam lokal lantai
tertentu, dimana terjadi sendi plastis di ujung kolom,
4.1 Konsep dan Definisi sehingga keruntuhan terjadi struktur gedung akan
roboh, seperti terlihat di Gambar 4.1'-
Struktur gedung tahan gempa yang direncanakan . Mekanisme keruntuhan global, lini dikenal dengan
rnenurut SNI - 03 -1726 - zD0zini mempunyai konsep dasar : istilah strong column weak beam, yang terjadi sendi
1. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh plastis di ujung balok, sehingga keruntuhan- terjadi
runtuhnya gedung akibat gempa yang kua| hlbulok bukan di kolom dan struktur masih berdiri,
2. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan seperti terlihat di Gambar 4.1
sampai sedang, sehingga masih dapat diperbaiki;

59
mauplln dari barang yang dapat berpindah atau mesin dan
peralatan serta komPonen yang tidak meruPakan bagian
yang tetap dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah
sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya
dalam kurun waktu tertentu terbatas pada suatu persentase
tertentu.
Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk
dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50
tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban
hidup rencana yang biasa ditetapkan dalam standar-standar
pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai
beban hidup nominal.

2. Beban Mati Nominal


Kerunlqhan bltal dimana kolom
lelohtebelwn hald(
Kerunfuhan global dimana brlol
lolsh Bstolum kolorn
Beban yang berasal dari berat sendiri semua bagian dari
gedung yang bersifat tetaP, termasuk dinding dan sekat
pemisah, kolom, balok, lantai, atap,penyelesaian, mesin dan
Gambar 4.1 Mekanisme Keruntuhan Lokal dan Global
peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari gedung,yangnilai seluruhnya adalah sedemikian ruPa
sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun
4.1.1 Beban dan Perpindahan Akibat Gempa
waktu tertentu terbatas pada suatu persentase tertentu-
Ketika gempa mengguncang tanah, tanah dibawah sebuah Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk
bangunan akan berpindahsecara lateral. Beban di bagian dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50
atas bangunan disebabkan oleh pengaruh dariperpindahan tahun dan ditetapkan sebesar L0%. Namun demikian, beban
tersebut. Tekanan terberat dan perpindahan biasanya terjadi mati rencana yang biasa ditetapkan dalam standar-standar
sedikit diatasketinggian fondasi (reaksinya kadang berbeda pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai
pada gediing tinggi dan lentur). beban mati nominal.

4.1.2Beban Nominal 3. Beban Gempa Nominal Secara Umum


1. Beban Hidup Nominal Struktur Gedung Beban gempa yang nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu
oleh besarnya probabilitas lebanjtu dilampaui dalam
Beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan kurun waktulertentu, oleh tingkat daktilitas struktur yar.g
gedung tersebut, baik akibat beban yang berasal dari orang

67
mengalaminya dan oleh kekuatan lebih-yang terkandung di
dalam strukfur tersebut.
Faktor Keutamaan
4.1.3 Gempa Rencana dan Kategori Gedung Kategori gedung
L L
1. Gempa Rencana Gedung umurn seperti untuk
penghuniary perniagaan dan 1,0 l,a 1,0
Gempa Rencana ini menyebabkan struktur gedung perkantoran
mencapai kondisi di ambang keruntuhan, tetapi masih Monumen dan bangunan monu-
1,0 1,6 1,6
dapat berdiri sehingga dapat mencegah jatuhnya korban mental
manusia..Gempa Rencana ditetapkan mempunyai perioda Gedung penting pasca gempa
ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada seperti rumah sakit, instalasi air
10% selama umur gedung 50 tahun. bersih, pembangkit tenaga lis-
t,4 1,0 1,4
trik, pusat penyelamatan dalam
keadaan darurat, fasilitas radio
2. Kategori Gedung
dan televisi.
Untuk berbagai kategori gedung, bergantung pada Gedung untuk menyimpan bah-
probabilitas terjadinya keruntuhan struktur gedung selama anberbahaya seperti gas, produk
1,6 1,0 1,6
umur gedung dan umur gedung tersebut yang diharapkan, minyak bumi, asam, bahan bera-
pengaruh Gempa Rencana terhadapnya harus dikalikan cun.
dengan suatu Faktor Keutamaan I menurut persamaan : Cerobong, tangki di atas menara 1,5 1,0 1^5

I: I, I, (4.1) Tabel 4.1 Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan
bangunan
dimana
4.1.3 Daktilitas
I,: Faktor Keutamaan perioda ulang gempa berkaitan dengan pe- Daktilitas adalah kemampuan sebuah bangunan
nyesuaian probabilitas terjadinya gempa selama umur ge-
untuk menahan dan mengurangi pengaruh beban yang
dung, berulang-ulang setelah tekanan pertama, artinya bangunan
tersebut dapat menahan beban gravitasi tanpa mengalami
Ir: Faktor Keutamaan perioda ulang gempa berkaitan dengan pe- kerunfuhan.
nyesuaian umur gedung tersebut. Sebuah bangunan atau elemen yang daktail biasanya
tak kuat menahan tegangan. Perancang harus memastikan
Faktor-faktor Keutam aan I' I, dan I ditetapkan dalam Tabel 4. 1.
bahwa elemen-elemen tersebut disusun dengan baik untuk
menghindari kerunfuhan akibat tegangan. Bangunan
satu dan dua lantai biasanya dirancang sebagai bangunan
elastis.
62
satu dan dua lantai biasanya dirancang sebagai bangunan
elastis.
Rancangan daktail sebaiknya diaplikasikan pada semua
jenis bangunan, termasuk bangunan elastis. Bangunan
yang memiliki ductility cenderung akan bertahan lebih lama
Gaya Geye
daripada bangunan biasa. (Catatan: bahan atau unsur yang
rapuh/getas atau brittle bisa hancur tiba-tiba jika sudah
melewati batas elastisitasnya.)
Kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami
simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali
dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa Debrmacl

yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil


mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup,
sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun 'Excolhnt. Bood
sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
o Mekanisme kerusakan yang boleh terjadi adalah yang Gambar 4.2 Perilaku Stmktur Daktail
bersifat daktil dan mampumendisipasikan energi secara Perilaku deformasi struktur tidak daktail pada saat terjadi Gaya
Gempa berulang atau siklik terlihat di Gambar 4-3.
stabil
. Melibatkansebanyakmungkinelemenuntukmendisipasi
enerSy
o Perlu perencanaan hirarki keruntuhan, baik dilevel
material, penampang, elemen maupun struktur desain
kapasitas
. Diperlukan pen-detail-an yang memadai danpembatasan
drift/ deformasi struktur

PltlCllEO (with strength loss) BRITILE


Foor Umscoptabl$

Gambar 4.3 Perilaku Stmktur Tak-Daktail

65
64
keruntuhan di nyatakan sebagai berikut.
2. Faktor Daktilitas
\/ V.
Faktor daktilitas struktur gedung adalah rasio antara
simpangan maksimum strukfur akibat pengaruh Gempa
'y t (4.3)

Rencana pada kondisi di ambang keruntuhan dan simpangan dengan, V : Beban saat leleh pertama
struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama V : Beban saat
(Seperti dilustrasiakan pada Gambar 4.1) yang nilainya p" : Faktor Daktilitas
harus memenuhi Persamaan sebagai berikut:
Sedangkan beban gemPa nominal akibat pengaruh
t,o < p:P=
o,
u- ........(4.2)
Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam Perencanaan
struktur gedung, maka berlaku hubungan sebagai berikut
dengan,
p: Faktor Daktilitas
6_:Simpangan maksimum di ambang runtuh
:
6, Simpangan pada saat leleh pertama f, : 1,6 (factor kuat lebih)
R : faktor reduksi gempa ,
dimana1,6 ( R = pf1 < R*
R^: faktor reduksi gempa maksimum
Dalam Tabel4.2 dicantumkan nilai R untuk berbagai nilai
p yang bersangkutan dengan ketentuan bahwa nilai dan R
tidak dapat melampaui nilai maksimumnya R-.

F*

Gambar 4.4 Diagram Beban - Simpangan (V-6 ) Gedung

Dari Gambar 4.4 rnenunjukkan bahwa hubungan Beban


Elastik dan beban leleh, maka dengan asumsi bahwa
struktur gedung daktail dan struktur gedung elastik penuh
akibat pengaruh Gernpa Rencana menunjukkan simpangan
maksimurn 6_ yang sama dalam kondisi di arnbang
66
67

Anda mungkin juga menyukai