Anda di halaman 1dari 8

RESUME TEORI DAN KASUS PANDANGAN LEVINE

Oleh

I GUSTI BAGUS KOMANG ALIT WARDANA (P07120216056)


NI PUTU SRI WIADNYANI (P07120216057)
NI PUTU NITA AYU SANDRA (P07120216058)
I GEDE AGUS NARAYANA (P07120216059)
NI KETUT RATRI PURWANI (P07120216060)

TINGKAT 1B SEMESTER I D-IV KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017


1. Biografi Myra Estrin Levine
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan(George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar
Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus,
Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan
administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di
Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembagaseperti
University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel
yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang
dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima gelar
doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun. Levine pribadi
menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “Teori keperawatan,” tetapi
ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal
Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam
kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang
menurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan
perawatan pasien (George, 2002).
2. Konsep Utama
Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai
teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia
Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan,
keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan
bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.

A. Orang
Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan
integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The
keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam
konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu
yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari
sistem.
B. Lingkungan
Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Lingkugan terbagi menjadi 2 bagian yaitu
lingkungan internal dan eksternal :
1) Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari
individudan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal
juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorhesis daripada
homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang
selalu merupakan bentuk energi.
2) Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan
konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang
individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya,
suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi
dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan
eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak
memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup
semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Lingkungan konseptual
adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol,
dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan
berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi
budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.

C. Kesehatan
Sehat dan sakit merupakan pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan
dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan
kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan
yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya
sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana
perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali
lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. Di sisi lain, penyakit adalah tidak diatur dan
tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi.

D. Perawatan
Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat
itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu
beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977,
hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan
(kesehatan).
Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana
orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan
kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin
terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial.
Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan
redundansi.
3. Konsep Dasar Model Konservasi Levine
Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan
pada tahun 1973,menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi
keperawatan merupakan aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai
pertimbangan utama (Fawcett,1989).Sehat dipandang dari sudut konservasi energy dalam
lingkup area sebagai berikut , Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam
keperawatan :
a. Konservasi Energi
Tujuan dari konversi energy ini adalah untuk menghindari penggunaan energy
yang berlebihan atau kelelahan.Karena individu memerlukan keseimbangan energy dan
memperbaharui energy sevara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup.Dalam
praktek keperwatan hal ini terlihat di ruang rawat pasien disamping tempat tidur pasien .
b. Konservasi Struktur Integritas
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari intergritas struktur .Seorang
perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui
perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
c. Konservasi integritas personal
Seorang perawat aharus dapat menghargai diri pasien .Hal ini bias terlihat ketika
klien dipanggil dengan namanya .Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses
nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur.
d. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas ,social dan kesehatan merupakan keadaan social
yang telah ditentukan .Oleh karena itu ,perawat berperan menyediakan kebutuhan
terhadap keluarga ,membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan
interpersonal.
4. Teori Levine Dan Proses Keperawatan
Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan.
Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan
perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien.
Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan
klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau
semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk
beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.Dalam fase pengkajian, klien dikaji
melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien,
keluarga, anggota lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam
membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan
klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga
membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam
pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut
pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan
pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu
nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain,
pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi
dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan
tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan
integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta
kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyarakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh.
Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat
area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih
banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya.Dalam
fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas
klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau
menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir.
Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii
sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingakat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian
tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan
pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus
meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi
tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan
lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien.
Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
Teori Levine menyatakan bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
3. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan
perawatan.
4. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan
yaitu tentang pengobatan atau support.
Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang
maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi
perawatan.
5. Contoh kasus dari Teori Levine (Memandang klien sebagai makhluk holistik)

Kasus VERTIGO

Ny. W usia 18 th datang ke RSU Badung dengan ibunya pada tanggal 28 September 2016 dengan
keluhan pusing terus menerus selama tiga hari. Menurut ibunya pasien sempat mengeluh
matanya berkunang-kunang dan sempat di berikan obat sakit kepala sebanyak 2x1, tetapi
pusingnya tidak dapat berkurang juga dan semakin mengeluh kesakitan pada kepala. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik diperoleh hasil:

TD : 90/60 mmHg RR : 18 x/menit

S : 390 C N : 80 x/menit

Berdasarkan keterangan dari keluarga serta hasil pemeriksaan pasien, perawat memutuskan
untuk lebih mengobservasi keadaan pasien, setelah di observasi beberapa hari ternyata pasien
mengalami susah tidur dan hubungan anggota keluarga yang lain juga kurang baik serta asupan
nutrisi yang kurang seimbang, hal itulah yang menjadi penyebab pusing terus-menerus
(VERTIGO).

Menurut sudut pandang dari teori Levine pada kasus ini :

1. Perawat mendorong atau membantu klien untuk lebih bisa beradaptasi dengan keluarga
disekitarnya.
2. Perawat lebih sering memperhatikan asupan nutrisi pada pasien
3. Perawat memberikan informasi tentang manfaat istirahat yang cukup agar tidak terus
menerus pusing kedepannya
4. Perawat menganjurkan pasien untuk lebih bisa mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung nutrisi

Anda mungkin juga menyukai