Anda di halaman 1dari 26

1.

1 KONSEP DASAR PARIWISATA

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta


menghidupkan berbagai bidang usaha. Pada bab ini dipaparkan konsep dan definisi pariwisata
yang menjadi acuan pada pembahasan di bab-bab berikutnya. Beberapa istilah kepariwisataan
dijabarkan supaya Anda menjadi terbiasa. Tujuan perjalanan juga akan dikupas pada bab ini dan
pada akhir bab, perbedaan wisatawan vakansi dan wisatawan bisnis akan dijelaskan berikut
dengan ciri-ciri yang membedakannya.

Konsep dan Definisi Pariwisata

Konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan
dikarenakan sifatnya yang dinamis. Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper et.al
(1998:5) terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi.
Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama.

1. Wisatawan

la adalah aktor dalam kegiatan wisata.Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia


untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam kehidupan.

2. Elemen geografi

Pergerakan wisatawan berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini.

a. Daerah Asal Wisatawan (DAW)

Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika is melakukan aktivitias


keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu
sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata. Dari DAW, seseorang
dapat mencari informasi tentang obyek dan days tarik wisata yang diminati,
membuat pemesanan dan berangkat menuju daerah tujuan.

b. Daerah Transit (DT)

Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan
pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting. Seringkali
terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan. Hal
inilah yang membuat negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong berupaya
menjadikan daerahnya multifungsi, yakni sebagai Daerah Transit dan Daerah
Tujuan Wista.

c. Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujungjtombak) pariwisata. Di


DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan settingga dibutuhkan perencanaan
dan strategi manajemen yang tepat. Untuk menarik wisatawan, DTW merupakan
pemacu keseluruhan sistem pariwisata dan menciptakan permintaan untuk
perjalanan dari DAW. DTW juga merupakan raison d’etre atau alasan utama
perkembangan pariwisata yang menawarkan hal-hal yang berbeda dengan
rutinitas wisatawan.

3. Industri pariwisata

Elemen ketiga dalam sistem pariwisata adalah industri pariwisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tank, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit usaha
atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi tersebut.Sebagai
contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal wisatawan, Penerbangan
bisa ditemukan balk di daerah asal wisatawan maupun di daerah transit, dan akomodasi
bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.

Pariwisata merupakan kegiatan yang dapat dipahami dari banyak pendekatan. Dalam Undang-
undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa:

a) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tank wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.

b) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

c) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
d) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujudkebutuhan setiap orang dan
negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.

e) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

f) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.

g) Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.

Menurut WTO (1999:5) yang dimaksud dengan:

a) Tourism – activities of persons traveling to and staying in places outside their usual
environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other
purposes; Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Perjalanan
wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-
turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.

b) Visitor – any person traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment for
less than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for pay
in the place visited; Dapat diartikan pengunjung adalah siapa pun yang melakukan
perjalanan ke daerah lain di luar dari lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak
lebih dari 12 bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak untuk mencari nafkah di
daerah tersebut.

c) Tourist – overnight visitor, visitor staying at least one night In a collective or private
accommodation in the place visited; Wisatawan merupakan pengunjung yang menginap
atau pengunjung yang tinggal di daerah tujuan setidaknya satu malam di akomodasi
umum ataupun pribadi.
d) Same day visitor – excursionists,visitor who does not spend the night in a collective or
private accommodation in the place visited; Pengunjung harian adalah ekskurionis,
pengunjung yang tidak bermalam di akomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.

Definisi-definisi itu menjabarkan unsur-unsur penting dalam kepariwisataan seperti berikut ini.

a. Jenis aktivitas yang dilakukan dan tujuan kunjungan

b. Lokasi kegiatan wisata

c. Lama tinggal di daerah tujuan wisata

d. Fasilitas dan pelayanan yang dimanfaatkan yang disediakan oleh usaha pariwisata.

Tujuan Kunjungan Wisata

Pelancong/pemudik/traveller adalah istilah yang diberikan bagi seseorang yang melakukan


perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Jika is melakukan perjalanan untuk tujuan wisata,
maka dihitung sebagai pengunjung (visitor) dalam statistik pariwisata. UN-WTO lebih lanjut
mengilustrasikan pariwisata dalam bagan berikut ini.

Pariwisata adalah kunjungan ke tempat-tempat yang menarik, dengan tujuan untuk rekreasi,
memperdalam ilmu pengetahuan, atau melaksanakan pekerjaan. Orang yang melakukan
pariwisata disebut turis atau wisatawan. Wisatawan yang berasal dari dalam negeri disebut
wisatawan domestik atau wisatawan Nusantara. Wisatawan yang berasal dari luar negeri disebut
wisatawan asing atau wisatawan mancanegara.

Objek Wisata

Tempat-tempat yang dijadikan sebagai tujuan wisata disebut objek wisata. Objek wisata
dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.

a. Objek wisata alam, antara lain pemandangan alam pegunungan, cagar alam, danau,
pantai, kawah gunung api, sumber air panas, flora, dan fauna.

b. Objek wisata rekreasi, antara lain kolam luncur, kolam renang, waduk, dan taman
rekreasi.
c. Objek wisata budaya, antara lain benteng kuno, masjid kuno, gereja kuno, museum,
keraton, monumen, candi, kesenian daerah, rumah adat, dan upacara adat.

1.2 JENIS PARIWISATA dan USAHA PARIWISATA

Jenis-jenis Pariwisata
1. Wisata Budaya
Menurut kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI, wisata budaya mempunyai arti
bepergian secara bersama-sama dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan daerah
setempat. Beberapa contoh wisata budaya, seperti: Upacara adat, seni pertunjukan adat,
ritual-ritual, peninggalan nenek moyang, dan lain-lain yang terkait dengan wisata budaya.
2. Wisata Pendidikan
Wisata pendidikan adalah program wisata yang bisa berpadu dengan program pendidikan
yang ada didalamnya. Jenis wisata ini bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah yang
berfungsi untuk mendukung pelajaran yang ada di sekolah.
3. Wisata Alam
Wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang bisa memanfaatkan potensi
alam dan menikmati keindahan alam, yang masih alami atau yang sudah ada usaha budi
daya, agar ada daya tarik wisata pada tempat tersebut. Wisata alam bisa digunakan
sebagai penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang sangat padat, dalam
suasana pada keramaian kota.
4. Wisata Bahari
Wisata bahari merupakan sebuah kegiatan wisata yang berhubungan dengan laut, pantai,
dan danau. Selain menawarkan objek seperti ekosistem laut yang bisa ditawarkan sebagai
daya tarik wisata, hal itu saat ini sudah dikemas dalam berbagai event yang
diselenggarakan di laut, pantai, dan wilayah sekitarnya.
5. Wisata sejarah
Wisata sejarah yaitu melakukan kegiatan wisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah,
seperti museum, prasasti dan candi.
6. Wisata religi
Wisata religi merupakan perjalanan wisata dengan mengunjungi tempat khusus umat
beragama, biasanya mengunjungi beberapa tempat, seperti tempat ibadah ataupun makam
tokoh-tokoh agama terkemuka.
Macam-Macam Pariwisata
Tujuan pariwisata ternyata tidak hanya untuk berlibur atau rekreasi, melainkan
berhubungan dengan olah raga, pekerjaan, dan tujuan pendidikan. Berdasarkan batasan
tersebut, secara umum sektor pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga mecam, yaitu sebagai
berikut.
1. Darmawisata, yaitu berbagai jenis pariwisata yang bertujuan untuk mencari kesenangan
yang biasa berhubungan dengan:
a. Menikmati perjalanan, seperti mendaki gunung, menjelajah rimba (cross country),
dan napak tilas.
b. Rekreasi, misalnya kunjungan ke objek wisata taman-taman wisata, pantai, gunung,
dan danau.
c. Wisata budaya, misalnya kunjungan ke objek candi, keraton, upacara keagaman area
upacara tradisi setempat, dan kesenian daerah.
2. Widyawisata, yaitu jenis pariwisata yang bertujuan memperdalam ilmu pengetahuan,
baik untuk belajar misalnya kunjungan ke museum, Taman Mini untuk mempelajari
budaya Indonesia, planetarium, ataupun untuk tujuan penelitian, misalnya meneliti
keanekaragaman terumbu karang di Taman Bunaken.
3. Karyawisata, yaitu jenis pariwisata yang berhubungan dengan tugas pekerjaan, misalnya
pariwisata sambil menghadiri tugas dari tempat pekerjaan (rapat, seminar), atau
pariwisata sambil berdagang (niaga).

Usaha Pariwisata
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
mengklasifikasikan Usaha pariwisata yakni terdiri dari:
a. Daya Tarik Wisata. Merupakan segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan,
dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.
b. Kawasan Pariwisata. Merupakan usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola
kawasan dengan luas wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
c. Jasa Transportasi Wisata. Yakni merupakan usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata.
d. Jasa Perjalanan Wisata. Merupakan usaha biro perjalanan wisata dan usaha agen
perjalanan wisata. Usaha biro perjalanan wisata meliputi usaha penyediaan jasa
perencanaan perjalanan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, Usaha agen
perjalanan wisata meliputi usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan
pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
e. Jasa Makanan dan Minuman. Merupakan usaha jasa penyediaan makanan dan minuman
yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan dapat
berupa restoran, kafe, rumah makan, dan bar/kedai minum.
f. Penyediaan Akomodasi. Merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan
yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan
akomodasi dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
g. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi. Merupakan usaha yang ruang lingkup
kegiatannya berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, bioskop, serta
kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.
h. Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, koneferensi, dan Pameran. Merupakan
usaha yang memberikan jasa bagi suatu pertemuan sekelompok orang,
menyelenggarakan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas
prestasinya, serta menyelenggarakan pameran dalam rangka menyebarluaskan informasi
dan promosi suatu barang dan jasa yang berskala nasional, regional, dan internasional.
i. Jasa Informasi Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan data, berita, feature,
foto, video, dan hasil penelitian mengenai kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk
bahan cetak atau elektronik.
j. Jasa Konsultan Pariwisata. Merupakan usaha yang menyediakan sarana dan rekomendasi
mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian, dan pemasaran di
bidang kepariwisataan.
k. Jasa Pramuwisata. Merupakan usaha yang menyediakan atau mengkoordinasikan tenaga
pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan kebutuhan biro perjalanan
wisata.
l. Wisata Tirta. Merupakan usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air,
termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai, danau, dan waduk.
m. Spa. Usaha perawatan yang memberikan layanan dengan metode kombinasi terapi air,
terapi aroma, pijat, rempah – rempah dan olah aktivitas fisik dengan tujuan
menyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya bangsa
Indonesia.
Menurut Bagyono (2007: 25 - 28) usaha jasa pariwisata adalah suatu usaha bisnis
yang kegiatan utamanya meliputi menjual jasa – jasa pariwisata kepada wisatawan baik itu
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Jenis usaha jasa pariwisata meliputi:
a. Agen Perjalanan, Biro Perjalanan dan Tour Operator (Usaha Jasa Perjalanan)
Berdasarkan prinsipnya ketiga jenis usaha tersebut sama, yakni sama – sama beroperasi
dalam bidang perjalanan, sedangkan perbedaan nya terletak pada kegiatan
pelaksanaannya itu sendiri. Misalnya kegiatan biro perjalanan ruang lingkupnya lebih
luas dibandingkan dengan agen perjalanan. Demikian juga dengan ruang lingkup
kegiatan tour operator lebih luas jika dibandingkan dengan biro perjalanan.
b. Pemanduan Wisata
Keberadaan usaha ini sudah termasuk kedalam kegiatan biro perjalanan. Tetapi tidak
menutup kemungkinan kalau usaha ini berdiri sendiri. Misalnya dalam suatu obyek
wisata terdapat pemandu wisata yang bukan merupakan dari biro perjalanan. Mereka
merupakan pemandu resmi yang berada pada dalam organisasi atau perkumpulan
tertentu.
c. Pelayanan Informasi Wisata
Kegiatan usaha ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Jika kegiatan
usaha ini dilakukan oleh pemerintah maka kegiatan tersebut bukan usaha yang
dikomersialkan, tetapi untuk memudahkan pelayanan tersebut kepada wisatawan.
d. Pelayanan Pertemuan dan Konferensi
Usaha ini kegiatannya lebih kepada menyediakan fasilitas pertemuan, seminar –
seminar, konferensi dan lain – lain baik kegiatan penyelenggaraannya maupundalam
menyediaan tempat beserta perlengkapannya. Pada usaha ini juga kadang menyediakan
jasa Master of Ceremony (MC). Sudah banyak hotel – hotel yang memasukan kegiatan
ini didalam pemasarannya.
e. Usaha Jasa Boga : Restoran, Bar dan Katering
Ketiga usaha diatas dapat berupa usaha yang berdiri sendiri ataupun usaha yang
menyatu, misalanya dalam hotel.
f. Usaha Transportasi
Usaha Transportasi yakni mencakup transportasi darat, laut dan udara.Perusahaan
Transportasi darat terdiri dari pelayanan bus, kereta, perusahanaan taksi, dan Perusahaan
transportasi udara meliputi maskapai penerbangan. Sedangkan transportasi laut terdiri
dari pelayaran umum dan pelayaran wisata.
g. Usaha Jasa Akomodasi
Usaha yang memberikan pelayanan kepada tamu yang menginginkan tempat tinggal
baik dalam tempo waktu yang singkat ataupun tempo waktu yang lama. Jenis usaha
seperti yakni Hotel, motel, apartemen, wisma, cottage, bungalow dan lain sebagainya.
h. Usaha Jasa Pencucian (Laundry and Dry Cleaning)
Usaha yang memberikan pelayanan pencucian kepada wisatawan yang ingin mencuci
pakaiannya baik dicuci biasa maupun kering / minyak.
i. Usaha Layanan Pemijatan (Massage)
Jenis usaha ini bisa berdiri sendiri atau pun merupakan bagian dari pelayanan yang
diberikan hotel kepada tamu. Para tamu bisa menentukan pelayanan pemijatan yang
ingin dinikmatinya baik ditepi pantai atau ruang pemijatan maupun didalam kamar.
Serta tamu juga bisa memilih jenis - jenis pemijatan yang diinginkannya.
j. Usaha Jasa Penitipan Anak (Baby Sitting)
Usaha ini bertujuan agar memudahkan para wisatawan yang memiliki waktu yang
terbatas dengan keluarga dalam hal ini putra putri mereka.

Faktor-faktor Pendukung Dunia Pariwisata

Faktor-faktor pendukung pariwisata di Indonesia sebagai berikut.

1. Memiliki banyak objek pariwisata di berbagai daerah.

2. Memiliki alam yang sangat indah.

3. Memiliki berbagai peninggalan sejarah pada masa lalu.

4. Memiliki berbagai budaya yang unik.

5. Rakyat yang ramah tamah.

Manfaat Pariwisata

Manfaat pariwisata sebagai berikut.

1. Menciptakan lapangan kerja.


2. Meningkatkan penghasilan bagi masyarakat, baik dari pelayanan jasa maupun dari
penjualan barang cinderamata.

3. Meningkatkan pendapatan negara.

4. Mendorong pembangunan daerah.

5. Menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.

1.3 MOTIVASI MELAKUKAN PERJALANAN WISATA


Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari berbagai
motivasi yang mendorong perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985) mengatakan bahwa
motivasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu sebagai berikut:
1. Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara
lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga,
bersantai dan sebagainya.
2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat,
tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek
tinggalan budaya (banggunan bersejarah).
3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal yang dianggap
mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang
membosankan dan sebagainya.
4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain
seseorang kan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan, dan ego-
enhancement yang memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and
prestige motivation.
Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri dan
faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau
keinginan manusia itu sendiri, sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan
tersebut dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
prestise dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi kerja yang
terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis. Motivasi wisatawan
untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin berfungsi untuk melepaskan diri sejenak dari
kegiatan rutinuntuk mengembalikan harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata dapat
dipandang sebagai salah satu bentuk terapi sosial.
Motivasi merupakan faktor penting bagi calan wisatawan di dalam mengambil keputusan
mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Calon wisatawan akan mempersepsi
daerah tujuan wisata yang memungkinkan, di mana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi
individual, pengalaman sebelumnya dan informasi yang didapatkannya.
Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata, maka bagi seorang wisatawan
perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:
a. Perjalanan wisata merupakan wahana penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.
b. Perjalanan wisata merupakan kompensasi terhadap berbagai hal yang melelahkan,
sekaligus juga sebagai wahana integrasi sosial bagi mereka yang di rumahnya merasa
teralienasi.
c. Perjalanan wisata merupakan pelarian dari situasi keseharian yang penuh ketegangan,
rutinitas yang menjemukan, atau kejenuhan-kejenuhan karena beban kerja.
d. Perjalanan wisata merupakan mekanisme bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan
perasaannya, melalui komunikasi dengan orang lain termasuk dengan masyarakat lokal.
e. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mengembangkan wawasan.
f. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk mendapatkan kebebasan.
g. Perjalanan wisata merupakan wahana untuk realisasi diri.
h. Perjalanan wisata memang merupakan sesuatu yang menyenagkan, membuat hidup
lebih bahagia.

Tujuan Perjalanan Wisata


Banyak orang suka berwisata, yang mempunyai manfaat untuk menyegarkan pikiran
setelah lelah bekerja dan bersekolah. Berwisata sering dilakukan ketika mendapat libur kerja
dan libur sekolah, Anda pasti suka berwisata bersama teman dan keluarga ketika masa libur
tiba. Pasti ada hal yang memotivasi atau ada tujuan yang anda inginkan dari perjalanan
wisata yang anda lakukan, dan setiap orang punya tujuan masing-masing ketika berwisata.
Beberapa pendapat mengenai tujuan perjalanan wisata yang dilakukan oleh individu
atau kelompok ada beberapa tujuan, seperti pendapat dari H. A. Maslow dalam bukunya
yang berjudul Motivation & Personality, berpendapat bahwa orang melakukan perjalanan
karena alas an kebutuhan atau need, terbagi atas dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a. Physiological needs atau kebutuhan akan makanan, air dan udara.
b. The needs for security and safety atau kebuthan keamanan dan keselamatan.
c. The survival needs atau kebutuhan akan keberadaannya, dicintai dan mencintai.
d. The self actualization atau realization needs atau kebutuhan pengakuan diri.
e. The needs to develop one’s own potential atau kebutuhan pengembangan potensi diri.
f. The need to create or building one’s own personality and character atau kebutuhan akan
menciptakan, membangun kepribadian dan karakternya.
g. The need for change, divertissement, new scenery and experience atau kebutuhan akan
perubahan, pelepasan, suasana, dan pengalaman baru.
Jhon A. Thomas dalam bukunya yang berjudul Asta Travel News, menyebutkan ada
18 motivasi seseorang yang melakukan perjalanan seperti:
1. Education and cultural motives yang terdiri dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a. Melihat bagaimana kehidupan masyarakat di Negara lain, seperti dimana ia tinggal,
bekerja dan bermain.
b. Melihat tempat-tempat khusus yang ada disekitar.
c. Memperoleh pemahaman yang lebih baik pada suatu tempat yang pernah didengar.
d. Menghadiri suatu pertunjukan khusus.
2. Relaxation and pleasure, seperti:
a. Meninggalkan kegiatan atau pekerjaan rutin.
b. Memperoleh waktu yang terbaik.
c. Mencapai pengalaman-pengalaman yang mempunyai sifat romantic.
3. Ethnic
a. Mengunjungi suatu tempat saudara-saudara kita hidup.
b. Mengunjungi suatu tempat kepergian dari saudara-saudara dan teman-teman.
4. Other
a. Berjemur.
b. Kesehatan.
c. Olahraga.
d. Ekonomi.
e. Petualangan.
f. Pengembangan diri.
g. Mengikuti arus.
h. Ikut serta dalam sejarah.
i. Motivasi sosial.
Tujuan berwisata lainnya yaitu sebagai berikut:
a. Wisata yang bertujuan untuk tujuan bersenang-senang atau wisata refreshing.
b. Wisata yang mempunyai tujuan dalam keagamaan atau wisata religi.
c. Wisata yang mempunyai tujuan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan, discovery
tourism, dan cultural tourism.
d. Wisata yang mempunyai tujuan untuk olah raga, seperti golf, hunting, fishing, berkuda,
dan balapan.
e. Wisata yang bertujuan untuk kesehatan dan pengobatan atau health tourism.
f. Untuk tujuan bisnis atau pengembangan usaha dan meeting, incentive, convention &
exhibition atau MICE.
g. Untuk tujuan minat khusus seperti menyelam, arung jeram, sky, dan fly.

1.4 PEMASARAN PARIWISATA

Definisi pemasaran secara umum adalah seperangkat aktivitas yang bertujuan menimbulkan
dan mempercepat terjadinya pertukaran/transaksi (Cromplon dan Lamp dalam Fandeli, 1995).
Terdapat pengertian lain tentang pemasaran yaitu suatu proses analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian dari suatu program yang dirumuskan untuk mengadakan
pertukaran nilai secara sengaja sesuai dengan sasaran proses tertentu, demi mencapai tujuan
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan pengertian pariwisata adalah sutu proses manajemen
yang melibatkan/menyangkut perumusan tujuan organisasi dan sasarannya, analisis,
perencanaan, dan implementasi (Kotler dalam Fandeli, 1995).

Pemasaran dalam bidang pariwisata sangat diperlukan, karena dengan adanya pemasaran,
obyek wisata tersebut menjadi dikenal masyarakat luas dan dapat menarik banyak wisatawan
untuk datang berkunjung. Pemasaran pariwisata (marketing of tourism) dimengerti sebagai suatu
usaha untuk mendekatkan atau mempermudah terjadinya pertemuan/transaksi antara sisi
penawaran dan permintaan (Sunaryo, dalam Fandeli 1995). Keseluruhan proses tersebut
bermuara pada pencapaian tujuan untuk meningkatkan frekuensi terjadinya transaksi pariwisata
bagi suatu Negara/masyarakat tertentu yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuan filosofi dari
(pembangunan) bangsa/Negara itu sendiri. Selain itu, terdapat batasan pemasaran wisata yang
digunakan sebagai penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai kebijakan dari
badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor pariwisata pada tingkat pemerintah,
lokal, regional, nasional dan internasional, guna mencapai suatu titik kepuasan optimal bagi
kebutuhan-kebutuhan kelompok pelanggan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, sekaligus
untuk mencapai tingkat keuntungan yang memadai (Krippendorf dalam Wahab, 1992).

Definisi lain tentang pemasaran pariwisata adalah proses manajemen dimana organisasi
pariwisata nasional dan/atau badan-badan usaha wisata dapat mengidentifikasi wisata pilihannya
baik yang actual maupun potensial, dapat berkomunikasi dengan mereka untuk meyakinkan dan
mempengaruhi kehendak, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal yang tidak disukai, baik pada
tingkat lokal, refional, nasional maupun internasional, serta merumuskan dan menyesuaikan
produk wisata mereka secara tepat, dengan maksud mencapai kepuasan optimal wisatawan
sehingga dengan begitu mereka dapat meraih sasaran-sasarannya (Wahab, 1992:28).
Tujuan Pemasaran Pariwisata
Pemasaran sebagai suatu kebijakan manajeman, harus dibimbing oleh tujuan-tujuan yang
sudah dirumuskan dengan baik. Tujuan pemasaran berbeda dari sasaran dan target pemasaran.
Tujuan adalah ungkapan yang filosofis secara garis besarnya yang ditegaskan oleh organisasi
atau perumahan tertentu, sedangkan target adalah perkiraan kuantitatif tentang hasil-hasil yang
diharapkan akan dicapai (Wahab, 1992:29).
Tujuan-tujuan yang ada harus bergerak di sekitar pasar dan ciri khasnya secara garis besar
adalah sebagai berikut (Wahab, 1992:29).
1. Dalam jangka panjang terus meningkatkan keuntungan.
2. Mendorong pertumbuhan pariwisata yang serasi dan memperkokoh dampak ekonomi
bidang pariwisata.
3. Membawa keamanan dan keseimbangan dalam perencanaan pengembangan sosial dan
ekonomi.
4. Memantapkan dan memacu porsi pasar dalam menghadapi persaingan pada bidang
pariwisata.
5. Memajukan citra pariwisata negeri itu.

Strategi Pemasaran Pariwisata

Proses pemasaran pariwisata dilakukan dengan aktivitas analisis, baik pada sisi permintaan
(pangsa pasar) maupun pada sisi penawaran (produk) pariwisatanya (Sunaryo, dalam Fandeli
1995).

a. Analisis Permintaan/Pasar Pariwisata

Permintaan wisata tidak menggambarkan sekelompok homogeny orang-orang yang


sedang berusaha bepergian setelah terdorong oleh motivasi tertentu. Perbedaan struktur
permintaan wisata ini tidak mengikuti suatu pola sistematis yang didasarkan pada
kebangsaan, tempat kediaman, jabatan, susunan keluarga/tingkat sosial, atau tingkat
umur dan jenis kelamin.
b. Analisis Penawaran/Produk Pariwisata

Penawaran pariwisata adalah mencakup tujuan pariwisata yang ditawarkan kepada


wisatawan yang nyata maupun yang potensial. Baik atraksi wisata alamiah ataupun
buatan manusia, jasa-jasa maupun barang-barang yang kira-kira akan menarik
wisatawan untuk mengunjunginya.

Penawaran pariwisata dapat berupa alamiah atau buatan manusia, yaitu:

1. Sumber-sumber alam.

2. Bautan manusia, ada lima kategori:

a. Berciri sejarah, budaya dan agama, seperti industri seni kerajinan rakyat, industri
kerajinan tangan, dll.

b. Prasarana-prasarana, yang meliputi prasarana umum yaitu kebutuhan pokok pola


hidup modern (rumah sakit, apotek, bank, pusat perbalanjaan, dan sebagainya),
dan prasarana wisata (hotel, motel, desa wisata, pondok wisata, dan sebagainya).

c. Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang, pelabuhan udara, kereta api,
angkutan darat lainnya, dan pelabuhan laut.

d. Sarana pelengkap yang bersifat rekreatif dan hiburan.

e. Pola hidup masyarakat yang sudah menjadi khas wisata yang sangat penting,
seperti cara hidup bangsa dan pandangan hidup.

Strategi pemasaran pariwisata di suatu daerah sering menggunakan promosi dan publikasi
dalam mengenalkan obyek wisatanya. Publikasi dan promosi bertujuan untuk memberitahukan
kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa terdapat suatu produk yang akan dijual
(Yoeti, 1996:47). Agar produk tersebut dikenal banyak orang maka perlu diperkenalkan apa
kelebihan dari produk tersebut, dan dimana dapat membeli produk tersebut. Publikasi dijutukan
kepada pembeli potensial yang belum diketahui, sedangkan promosi ditujukan untuk pembeli
potensial yang telah diketahui identitasnya.

Kegiatan promosi merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relatif
singkat. Dalam kegiatan promosi diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap
calon konsumen (Soekadijo,1996:241). Promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
pemasangan iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotions) maupun melakukan
persuasif melalui personal sellingdan dibantu dengan public relations sehingga promosi yang
dilakukan dengan efektif.

Promosi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Promosi langsung dapat dilakukan
melalui:

1. Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional, gambar-gambar.


2. Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, booklet, atau brochure) yang disebarkan ke
pasar.

3. Pameran khusus berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian, dan sebagainya.

4. Pemberian rabata selama jangka waktu tertentu biasanya diberikan pada waktu promosi.

5. Pemberian hafiah, khusus selama waktu promosi, misalnya karcis bebas untuk atraksi di
daerah pariwisata dan sebagainya.

Promosi tidak langsung, dapat dilakukan melalui:

1. Pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan.


2. Publikasi dalam majalah.

3. Kunjungan pada perusahaan-perusahaan penyalur.

4. Pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi.

5. Penyelenggaraan temu karya (workshop).


Mengundang wakil-wakil perusahaan penyalur untuk mengunjungi daerah tujuan wisata.

Publikasi adalah usaha menciptakan permintaan dan cara permintaan atau mempengaruhi
permintaan dengan cara menonjolkan kesesuaian produk wisata dengan permintaan wisata
(Soekadijo, 1996:245). Publikasi dapat disampaikan secara langsung kepada konsumen dengan
memberikan informasi kepada konsumen melalui majalah atau surat kabar, media elektronik
seperti radio dan TV, poster, maupun brosur. Didalam publikasi terdapat tiga tahapan pokok yaitu
penyebaran informasi, penanaman keparcayaan dan keyakinan, serta penjualan.

Publikasi mengandung empat unsur pokok yang menjadi persyaratan supaya publikasi dapat
berhasil (Soekadijo, 1996:247). Keempat unsur tersebut antara lain:

1. Tujuan yang jelas, tetap, teliti, dan khusus.


2. Poros (axis), yaitu gagasan pokok yang hendak disampaikan kepada konsumen.

3. Tema, yaitu rumusan dalam bahasa secara tepat dan teliti dari poros publikasi

4. Pesan (message) publikasi yang disusun berdasarkan tema yang dipilih dan berupa
rumusan yang disampaikan kepada publik atau calon konsumen.

1.5 ASPEK dan DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA


Pariwisata telah terbukti dapat mendorong pertumbuhan perekonomian melalui peluang
investasi, peluang kerja, peluang berusaha dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Peluang berusaha bukan hanya dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana
pariwisata tetapi juga peluang dalam bidang kerajinan kecil seperti handycrafts.
Namun akhir-akhir ini terjadi paradigma baru dalam bidang kepariwisataan yang kita agung-
agungkan karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peluang kerja di semua
lini ternyata terbukti dapat menyebabkan malapetaka terhadap kehidupan sosial, budaya dan
lingkungan. Kesejahteraan yang kita nikmati secara ekonomi ternyata tidak diikuti oleh
peningkatan kehidupan sosial, budaya, dan pelestarian lingkungan. Masalah-masalah sosial
banyak kita temui di masyarakat setelah kita mengembangkan kepariwisataan. Demikian juga
mengenai masalah budaya dan lingkungan. Tragedi budaya dan lingkungan sering kita lihat
melalui berita-berita di Koran-koran dan televisi lokal. Pembangunan sektor pariwisata
diberbagai belahan dunia ini telah berdampak pada berbagai dimensi kehidupan manusia, tidak
hanya berdampak pada dimensi sosial ekonomi semata, tetapi juga menyetuh dimensi sosial
budaya bahkan lingkungan fisik. Dampak terhadap berbagai dimensi tersebut bukan hanya
bersifat positif tetapi juga berdampak negatif.
Perlu juga mendapat perhatian bahwa dalam upaya pengembangan pariwisata di samping
dampak positif bagi masyarakat sekitar objek juga menimbulkan dampak negatif bagi
masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut dalam upaya pengembangan objek
wisataperlu diperhitungkan dampak negatif yang ditimbulkan demi kelestarian objek wisata
tersebut maupun kelestarian fungsi lingkungan sekitar kawasan wisata. Pelaksanaan
pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ternyata mempunyai
dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Hal yang sama juga terjadi dalam pengembangan
pariwisata, dimana disamping pengembangan pariwisata itu sendiri menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan sekitar objek wisata, pengelolaan lingkungan dan pengelolaan objek
wisata itu sangat mempengaruhi kelestarian fungsi lingkungan dan objek wisata itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut permasalahan yang utama yang perlu mendapatkan jawaban
tuntas adalah bagaimana pengembangan pariwisata dan pelestarian fungsi lingkungan sekitar
kawasan wisata ini dapat dilaksanakan dengan baik dalam arti berorientasi pada upaya
pelestarian objek wisata dan pelestarian fungsilingkungan sekitar.
Pengembangan pariwisata harus mengacu dan memperhatikan ketentuan Pasal 12, Pasal13
dan Pasal 14 Undang Undang Nomor32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagai berikut :
Pasal 12:
1. Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH).
2. Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksudpada ayat (1) belum tersusun, pemanfaatan
sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup dengan memperhatikan:
a. Keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup,
b. Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup
c. Keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
3. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud padaayat (2)
ditetapkan oleh:
a. Menteri untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup nasional dan
pulau/kepulauan
b. Gubernur untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup lingkungan hidup
provinsi dan ekoregion lintas kabupaten/kota
c. Bupati/walikota untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
kabupaten/kota dan ekoregion di wilayah kabupaten/kota.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan daya dukung dan dayatampung
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam peraturan
pemerintah.

Manfaat pembangunan bisnis pariwisata:


Setiap manusia pasti pernah merasakan jenuh bosan, dan stres, dan salah satu cara untuk
menghilangkan kejenuhan tersebut adalah dengan kita refreshing atau berjalan- jalan menikmati
keindahan alam sekitar. Manfaat dari pembangunan pariwisata itu sendiri jika dekat dengan
lingkungan kita adalah kita bisa lebih dekat dan menghemat biaya untuk menuju tempat
pariwisata jika kita sedang bingin berjalan- jalan.

Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Lingkungan Hidup


Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik. Lingkungan
alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat lingkungan fisik tersebut
yang rapuh (fragile), dan tak terpisahkan (Inseparability). Bersifat rapuh karena lingkungan alam
merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum tentu akan tumbuh atau kembali seperti
sediakala. Bersifat tidak terpisahkan karena manusia harus mendatangi lingkungan alam untuk
dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi
lingkungan alam (flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam) dan lingkungan buatan
(situs kebudayaan, wilayah perkotaan, wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah).
Secara teori, hubungan lingkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan bermanfaat.
Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan
untuk melindungi dan memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata. Hubungan lingkungan
dan pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan menguntungkan sehingga upaya
konservasi, apresiasi, dan pendidikan dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi
kenyataan yang ada hubungan keduanya justru memunculkan konflik. Pariwisata lebih sering
mengeksploitasi lingkungan alam.
Dampak pariwisata terhadap lingkungan fisik merupakan dampak yang mudah diidentifikasi
karena nyata. Pariwisata memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut:
1. Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen pencucian linen hotel)
dan limbah padat (sisa makanan tamu). Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan
sungai. Air juga mendapatkan polusidari buangan bahan bakar minyak alat transportasi
air seperti dari kapal pesiar.Akibat dari pembuangan limbah, maka lingkungan
terkontaminasi, kesehatan masyarakat terganggu, perubahan dan kerusakan vegetasi air,
nilai estetika perairan berkurang (seperti warna laut berubah dari warnabiru menjadi
warna hitam) dan badan air beracun sehingga makanan laut (seafood) menjadi
berbahaya.Wisatawan menjadi tidak dapat mandi dan berenang karena air di laut, danau
dan sungai tercemar.Masyarakat dan wisatawan saling menjaga kebersihan
perairan.Guna mengurangi polusi air, alat transportasi air yang digunakan, yakni
angkutan yang ramah lingkungan, seperti : perahu dayung, kayak, dan kano.
2. Atmosfir
Perjalanan menggunakan alat transportasi udadra sangat nyaman dan cepat. Namun,
angkutan udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Hasil buangan emisinya dilepas di
udara yang menyebabkan atmosfir tercemar dan gemuruh mesin pesawat menyebabkan
polusi suara. Selain itu, udara tercemar kibat emisi kendaraan darat (mobil, bus) dan
bunyi deru mesin kendaraan menyebabkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi
suara, maka nilai wisata berkurang, pengalaman menjadi tidak menyenangkan dan
memberikandampak negatif bagi vegetasi dan hewan.Inovasi kendaraan ramah
lingkungan dan angkutan udara berpenumpang massal (seperti pesawat Airbus380
dengan kapasitas 500 penumpang) dilakukan guna menekan polusi udara dan suara.
Anjuran untukmengurangi kendaraan bermotor juga dilakukan dan kampanye berwisata
sepeda ditingkatkan.
3. Pantai dan pulau
Pantai dan pulau menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun, pantai dan
pulau sering menjaditempat yang mendapatkan dampak negatif dari pariwisata.
Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik,
air), pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai
dan pulau.Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk
pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan
pantai tradisional dan erosi pantai menjadi beberapaakibat pembangunan
pariwisata.Preservasi dan konservasi pantai dan laut menjadi pilihan untuk
memperpanjang usia pantai dan laut. Pencanangan taman laut dan kawasan konservasi
menjadi pilihan. Wisatawan juga ditawarkan kegiatan ekowisata yang bersifat ramah
lingkungan. Beberapa pengelola pulau (contoh pengelola Taman Nasional Kepulauan
Seribu) menawarkan paket perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan
aktivitas menanam lamun dan menanam bakau di laut.
4. Pegunungan dan area liar
Wisatawan asal daerah bermusim panas memilih berwisata ke pegunungan untuk
berganti suasana. Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya.
Pembukaan jalur pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable
car), dan pembangunan fasilitas lainnya merupakanbeberapa contoh pembangunan yang
berpotensi merusak gunung dan area liar. Akibatnya terjadi tanahlongsor, erosi tanah,
menipisnya vegetasi pegunungan (yang bisa menjadi paru-paru masyarakat) ,potensi
polusi visual dan banjir yang berlebihan karena gunung tidak mampu menyerap air
hujan. Reboisasi (penanaman kembali pepohonan di pegunungan) dan peremajaan
pegunungan dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan pegunungan dan area liar.
5. Vegetasi
Pembalakan liar, pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api unggun di
perkemahan), koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan
merupakan beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi
hutan (berpotensi erosi lahan), perubahan struktur tanaman (misalnya pohon yang
seharusnya berbuah setiap tiga bulan berubah menjadi setiap enam bulan,
bahkanmenjadi tidak berbuah), hilangnya spesies tanaman langka dan kerusakan habitat
tumbuhan. Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak seimbang.
6. Kehidupan satwa liar
Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona
dengan pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa
tersebut. Komposisi fauna berubahakibat: pemburuan hewan sebagai cinderamata,
pelecehan satwa liar untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan, gangguan
reproduksi hewan (berkembang biak), perubahan insting hewan (contohhewan komodo
yang dahulunya hewan ganas menjadi hewan jinak yang dilindungi), migrasi hewan
(ketempat yang lebih baik). Jumlah hewan liar berkurang, akibatnya ketika wisatawan
mengunjungi daerah wisata, ia tidak lagi mudah menemukan satwa-satwa tersebut
7. Situs sejarah, budaya, dan keagamaan
Penggunaan yang berlebihan untuk kunjungan wisata menyebabkan situs sejarah,
budaya dan keagamaanmudah rusak. Kepadatan di daerah wisata, alterasi fungsi awal
situs, komersialisasi daerah wisasta menjadi beberapa contoh dampak negatif kegiatan
wisata terhadap lingkungan fisik. Situs keagamaan didatangi oleh banyak wisatawan
sehingga mengganggu fungsi utama sebagai tempat ibadah yang suci. Situs budaya
digunakan secara komersial sehingga dieksploitasi secara berlebihan (contoh Candi
menampung jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas). Kapasitas daya tampung situs
sejarah, budaya dan keagamaan dpat diperkirakan dan dikendalikan melalui manajemen
pengunjung sebagai upaya mengurangi kerusakan pada situs sejarah, budaya dan
keagamaan. Upaya konservasi dan preservasi serta renovasi dapat dilakukan untuk
memperpanjang usia situs-situs tersebut.
8. Wilayah perkotaan dan pedesaan
Pendirian hotel, restoran, fasilitas wisata, toko cinderamata dan bangunan lain
dibutuhkan di daerah tujuanwisata. Seiring dengan pembangunan itu, jumlah kunjungan
wisatawan, jumlah kendaraan dan kepadatan lalu lintas jadi meningkat. Hal ini bukan
hanya menyebabkan tekanan terhadap lahan, melainkan juga perubahan fungsi lahan
tempat tinggal menjadi lahan komersil, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan polusi
estetika (terutama ketika bangunan didirikan tanpa aturan penataan yang benar).
Dampak buruk itu dapatdiatasi dengan melakukan manajemen pengunjung dan penataan
wilayah kota atau desa serta membedayakan masyarakat untuk mengambil andil yang
besar dalam pembangunan.
KESIMPULAN

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta


menghidupkan berbagai bidang usaha. Pariwisata adalah kegiatan dimana orang terlibat dalam
perjalanan jauh dari rumah (bepergian) antar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau
kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.

Berdasarkan batasan tersebut, secara umum sektor pariwisata dapat dibedakan menjadi
tiga mecam, yaitu darmawisata, widyawisata, dan karyawisata. Pariwisata telah terbukti dapat
mendorong pertumbuhan perekonomian melalui peluang investasi, peluang kerja, peluang
berusaha dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://karyatulisilmiah.com/pemasaran-pariwisata/

http://totoksuharto.blogspot.com/2010/04/pengertian-dan-jenis-usaha-pariwisata.html

http://jembatan4.blogspot.com/2013/10/motivasi-perjalanan-wisata.html

https://www.kajianpustaka.com/2015/06/pengertian-dan-jenis-usaha-pariwasata.html

http://meganurintan.blogspot.com/2016/04/konsep-dasar-pariwisata.html
AKUNTANSI HOTEL
BISNIS PARIWISATA

Nama Kelompok 10 :

1. I GUSTI AYU INDAH KUSUMA DEWI (14)


2. NI WAYAN ARIANTI (15)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

Anda mungkin juga menyukai