PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan
penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang
aspek laboratories terhadap specimen/sampel yang pengujianya dilakukan di laboratorium.
Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratoriumterus ditingkatkan seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli
teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi
laboratorium lainya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan
masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntunan
diberikan pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium tidak dapat
dielakan lagi. Peraturan perundang – undangan sudah mulai diarahkan kepada kesiapan
seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasarbebas tersebut. Ahli teknologi
laboratorium kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan ahli – ahli teknologi
laboratorium (Medycal Laboratory technologist) dari negara lain yang lebih maju.
Pelayanan yang tepat, cepat dan cermat hanya terwujud apabila laboratorium didukung
oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi baik, serta didukung pula oleh
petugas yang professional, pengelolaan maupun pelaksanaan yang terdidik dan sadar akan
tanggung jawab yang dipikulnya. Pada umumnya bila rumah sakit makin berkembang
pelayanan spesialistik akan makin meningkat sehingga semakin besar kebutuhan kehadiran
spesialis – spesialis Patologi Klinik, Patologo Anatomi.
Pedoman pelayanan laboratorium dibuat sebagai penggerakan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian sarana dan tenaga dengan menyediakan tata cara kerja.
Melakukan koordinasi, pengawasan dan pengendalian kegiatan pengelolaan dan
pemeliharaan unit laboratorium dalam rangka pencapaian, efektifitas, efisiensi, mutu serta
pelayanan laboratorium yang prima sehingga mendukung upayapenigkatan mutu pelayanan
rumah sakit secara keseluruhan.
B. Tujuan
Tujuan dari disusunya pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Dr.Sobirin ini
adalah meberikan arah atau standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi
Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.
D. Batasan Operasional
Laboratorium klinik RSUD Dr.Sobirin kota Lubuk Linggau merupakan laboratoriun
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik di bidang Hematologi, Kimia
Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta Mikribiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adlah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain hematologi lengkap, golongan darah, malaria, masa
perdarahan dan masa pembekuan, analisa gambaran darah tepi.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain : glukosa darah, HbA1c, faal hati, faal ginjal, analisa lipid,
faal jantung, elektrolit.
E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No 22 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 411/MENKES/PER/III/2010
Tentang Laboratorium Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2013 Tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Yang Baik
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 370/MENKES/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 432/MENKES/SK/IV/2007
Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah
Sakit
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit
8. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1994 Tentang Pedoman Kerja Rumah Sakit
Umum di Daerah
9. Buku Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar (Good Laboratory
Practise)
10. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1992 Tentang Tenaga Kesehatan
1. Dr. Spesialis PK 1 1 0
2. S1 Kedokteran 1 1 0
3. D III Analis Kesehatan 7 7 0
4. SMAK,Perawat Kesehatan 4 4 0
5. Administrasi 1 1 0
6. Pekarya 1 1 0
Total 15 15 0
C. Distribusi ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di instalasi Laboratorium RSUD Dr. Sobirin diatur dalam 3 shift jaga
dengan distribusi sebagai berikut :
1. Dinas Pagi :
Yang bertugas sejumlah 6 (enam) orang dengan rincian :
Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Dr.Sobirin 4
a. 1 orang Kepala Ruangan
b. 1 orang petugas sampling rawat jalan
c. 1 orang petugas Administrasi
d. 1 orang petugas Hematologi dan kimia klinik
e. 1 orang bertugas di urinalisa dan faeces
f. 1 orang bertugas di serologi dan mikrobilogi
Jam dinas dari pukul 07.30 wib s/d pukul 14.00 wib.
2. Dinas Sore :
Yang bertugas 2 (dua) orang. Dengan jam dinas dari pukul 13.30 wib s/d 21.00 wib.
3. Dinas Malam :
Yang bertugas 1 (satu) orang. Dengan jam dinas dari pukul 20.30 wib s/d 07.30 wib.
4. Libur
Dengan perputaran shift maka ada 1 (satu) petugas yang libur selama 1 hari.
D. Pengaturan jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di instalasi Laboratorium RSUD Dr. Sobirin
adalah sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Kepala Ruangan Laboratorium,
disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium dan ditandatangani oleh Kabid Pelayanan
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis
pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka analis
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui Kepala Ruangan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak mengganggu pelayanan, maka
permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, libur dan cuti. Apabila ada
tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
(terancana), maka analis bersangkutan harus memberitahu Kepala Ruangan
Laboratorium satu hari sebelumnya dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari
analis pengganti.
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
(tidak terancana), maka kepala ruangan laboratorium akan mencari analis pengganti yang
libur. Apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis pada shift sebelumnya untuk
menggantikan.
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Instalasi Laboratorium RSUD Dr. Sobirin berlokasi di lantai satu gedung utama
rumah sakit di areal pelayanan rawat jalan, dengan luas bangunan 316, 92 m2, terdiri dari
- Ruang tunggu dengan luas 32, 14 m2.
- Ruang sampling dengan luas 16,92 m2.
- Ruang administrasi dengan luas 23,32 m2.
- Ruang kepala ruangan dengan luas 7,5 m2.
- Ruang kepala instalasi dengan luas 16,42 m2.
- Ruang analis dengan luas 13,96 m2.
- Ruang pemeriksaan (Hematologi, Urinalisa, Kimia Klinik, Imuno Serologi, dan
Mikrobiologi) dengan Luas 75,92 m2
- Ruang arsip dengan luas 14,21 m2
- Ruang limbah dengan luas 4,4 m2
2. Peralatan yang tersedia di Laboratorium RSUD Dr. Sobirin mengacu kepada buku
pedoman pelayanan laboratorium Departemen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien laboratorium.
Alat-alat yang digunakan di Laboratorium RSUD Dr. Sobirin antara lain :
a. Automatic Hematology Analyzer
b. Automatic Kimia Klinik Analyzer
c. Automatic Immunology Analyzer
d. Pemeriksaan Kimia Klinik Semi Automatic
e. Automatic Elektrolite Analyzer
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Persyaratan pelayanan
1. Persyaratan Umum :
LOKET PENDAFTARAN
PASIEN UMUM
Keterangan :
1. Pasien rawat jalan yang memerlukan pelayanan di Instalasi Laboratorium Klinik
membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (FPPL) dari dokter yang
memeriksa, dengan dilengkapi persyaratan lainnya. Bagi pasein BPJS, antara lain
fotocopy kartu BPJS, surat rujukan dari dokter BPJS yang ditunjuk oleh PT. BPJS,
sedang bagi pasien jaminan Perusahaan membawa surat pengantar dari Instansi yang
bersangkutan.
2. Pasien mendaftarkan FPPL tersbut di Loket Umum untuk pasien umum. Pasien BPJS
kemudia membayar ke loket BPJS.
3. Pasien umum langsung membayar biaya pemeriksaan di Kasir Rumah Sakit.
4. Pasien diambil bahan pemeriksaanya di ruang pengambilan sampel.
Keterangan
1. Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Inap dimulai dengan perawat/petugas ruangan
perawatan membawa formulir (FPPL) permintaan pemeriksaan yang ditandatangani oleh
dokter yang merawat di ruangan perawatan kemudian perawat mengambil sampel.
2. Perawat / petugas ruangan mengantar sampel ke loket pendaftaran laboratorium.
3. Petugas Loket Laboratorium mencatat di buku pendaftaran pasien rawat inap.
BAHAN PEMERIKSAAN
INTERPRESTASI DAN
PENANDATANGANI HASIL
Keterangan :
1. Pengambilan bahan pemeriksaan dari pasien rawat jalan di ruang pengambilan sampel.
2. Bahan pemeriksaan yang terkumpul selanjutnya diperiksa di masing-masing unit Kerja.
3. Hasil analisis selanjutnya diinterpretasi dan ditandatangani oleh Dokter Spesialis Patologi
Klinik/Asisten.
4. Hasil yang telah diinterpretasi dan ditandatangani dikumpulkan di Loket Pengambilan
Hasil Pasien Rawat Jalan.
5. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada pasien untuk dibawa ke dokter di Instalasi Rawat
Jalan.
C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah
pemeriksaan yang dilakukan dan permintaaan pemeriksaan seperti permintaan cito dan
permintaan biasa. Adapun criteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan permintaan, jenis
pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut :
D. Pengelolaan Spesimen
Tata Laksana Pelayanan Teknik Pengambilan Dan Penanganan Spesimen
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prandial
1. Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 8-10 jam. Pagi hari pasien
diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa, kemudian pasien makan dan
minum seperti biasa, selesai makan pasien puasa lagi selama 2 jam.
2. Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2 jam pp.
b. Pemeriksaan Profil Lipid
Pasien diharuskan puasa 10-12 jam
2. Persiapan Alat :
b. Darah Kapiler
1. Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada anak,
tumit kaki pada bayi.
2. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
3. Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
4. Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah selanjutnya diambil.
5. Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadine.
c. Darah Arteri
1. Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
d. Urine
1. Urine Sewaktu : untuk urine lengkap, tes kehamilan.
a. Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktu-waktu)
b. Urine ditampung dalam pot urine bersih dan tertutup
c. Beri label identitas pasien.
2. Urine pagi : Untuk urine lengkap
a. Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
b. Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c. Beri label identitas pasien.
e. Faeces
1. Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan tertutup, jangan bercampur
dengan urine.
2. Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
f. Sputum
1. Ambil sputum pada saat pertama kali pasien bangun tidur pada pagi hari.
2. Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup.
Pengelolaan Spesimen
Perlakuan pada Bentuk yang
Jenis Spesimen
spesimen dianalisis
Darah tidak boleh beku
Darah EDTA Homogenisasi
Serum
Darah beku Centrifuge 3000 rpm, 5 menit
Urine segar
Urine (tes kehamilan) Segera dianalisa
Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu – 20oC, setelah disimpan selama 1 bulan, sisa
serum dibuang.
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 8oC, setelah itu dibuang.
Darah Beku
Sisa sampel darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan (15-30 oC)
Urine
Sisa sampel urine disimpan pada suhu kamar (15-30 oC), sampai dengan pergantian shift kerja,
setelah itu dibuang.
Faeces
Sisa sampel faeces disimpan pada suhu kamar (15-30 oC), sampai dengan pergantian shift kerja,
setelah itu dibuang.
E. Pemeriksaan Laboratorium
Janji Hasil
Pemeriksaan Bahan Hari Kerja (Dalam
Menit)
Hematologi :
1. Darah rutin Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
2. Darah lengkap
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
3. Golongan darah/Rh
4. Hemoglobin Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
5. Hematocrit
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
6. Hitung leukosit
7. Hitung trombosit Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
8. Hitung eosinophil
Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
9. Hitung eritrosit
10. MCV, MCH, MCHC Darah EDTA 2 ml Setiap hari ≤ 60 menit
Tujuan : Pelaporan dari hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah bagian dari
pokok persoalan keselamatan pasien.
Kebijakan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. SOBIRIN Nomor :
/KPTS/RS.DS.II.3/I/2016 tentang Kebijakan Pelayanan Laboratorium RSUD
DR. SOBIRIN.
Prosedur :
1. Saat ditemukan hasil pemeriksaan laboratorium di luar ambang batas nilai
kritis, segera konfirmasi riwayat hasil pemeriksaan laboratorium
sebelumnya
2. Jika tidak ada lakukan pemeriksaan ulang
3. Lakukan pemeriksaan/ konfirmasi proses preanalitik
4. Jika proses preanalitik tidak ada masalah selanjutnya konfirmasi kepada
perawat/dokter tentang keadaan/diagnosis pasien.
5. Segera laporkan hasil pemeriksaan dengan nilai kritis kepada dokter
spesialis patologi klinik
6. Bila hasil pemeriksaan tidak disetujui dokter spesialis patologi klinik
segera informasikan kepada perawat/dokter untuk dilakukan pengambilan
spesimen ulang sesuai instruksi dokter spesialis patologi klinik
KIMIA
Albumin <1,7 dan >6,8 g/dL
Asam urat Dewasa >13 mg/dL
Bilirubin total >15 mg/dL
GDS, GDP dan GD2PP Dewasa <50 atau >500 mg/dL
GDS Anak <46 atau >445 mg/dL
GDS Neonatus <30 atau >325 mg/dL
Kreatinin 0 Sampai 14 Tahun >3,8 mg/dL
Kreatinin Dewasa >5 mg/dL
SGOT > 1000 U/l
Ureum >214 mg/dL
Elektrolit
Kalium <2.8 or >6.0 mEq/L
Kalsium Total <6,5 atau >13 mg/dL
Klorida <80 atau >120 mEq/L
Magnesium < 1 mg/dL atau >5 mg/dL
Natrium <120 atau >160 mEq/L
Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Dr.Sobirin 27
Urine
Glukosa / Reduksi >positif (+) 2
Keton Positif pada ibu hamil atau >positif
(+) 2
Cast eritrosit (+)
Eritrosit dismorfik>50%
H. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong merah untuk sampah infeksius dan container
dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius.
b. Limbah benda tajam/ spuit bekas dimasukkan ke dalam wadah khusus benda tajam
yang tahan tusukan seperti jerigen bekas atau kardus yang telah disediakan.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai ¾ jerigen ganti dengan kantong
limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak tumpah atau bereceran.
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa ke tempat
pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk, kemudian
diambil oleh petugas cleaning servis, dibawa ke tempat pengolahan limbah.
Warna Kantong Jenis Limbah
Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk
menyimpan atau mengangkut limbah klinis
Merah Limbah bahan berbahaya dan beracun
Kuning Sampah infeksius
Ungu Limbah farmasi dan sitotoksis
2. Centrifuge
a. Letakkan centrifuge pada tempat yang datar
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifuge. Beban harus
dibuat seimbang sebelum centrifuge dijalankan kecuali pada centrifuge hematocrit
karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum centrifuge
dijalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan anti septic setiap minggu atau bila
terjadi tumpahan atau tabung pecah
e. Pada pengguna centrifuge mikro hematocrit, tabung kapiler harus ditutup pada salah
satu ujungnya untuk menghindari keluarnya darah
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka tabung mudah
pecah waktu di centrifuge karena adanya gaya centrifuge yang kuat menekan tabung
kaca ke dasar wadah, bantalan harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung
g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang diperlukan
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara aneh
i. Jangan mengoperasikan centrifuge dengan tutup terbuka
j. Jangan menggunakan centrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi dari keperluan
k. Jangan membuka tuutp centrifuge sebelum centrifuge benar-benar berhenti
l. Perawatan setiap tahun
3. Mikroskop
a. Mikroskop diletakkan ditempat yang datar
4. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor (jamur, partikel debu) pada
pengamatan dibawah mikroskop akan terlihat sebagai sel.
b. Periksa dibawah mikroskop, apakah garis – garis pada kamar hitung terlihat sebagai
sel.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan menyebabkan
terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga jumlah sel
yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca penutup berfungsi
untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka volume dalam kamar hitung
menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi
kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur dalam posisi horizontal, sampel
dimasukkan dalam kamar hitung yang tertutup kaca penutup.
f. Bila pada pengisian terjadi gelembung udara dalam kamar hitung atau sampel
mengisi parit kamar hitung / mengenang kamar lain, atau kamar hitung tidak terisi
penuh, maka pengisian harus di buang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau dengan air
detergen encer.
5. Pipet Semioutomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena pencucian tip
pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga pengeringan seringkali
menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat pemanasan
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya
c. Tip ayng digunakan harus terpasang erat
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak pipet.
6. Alat gelas
a. Tabung yang harus dipakai selalu bersih
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen (sedapatnya netral) dan oksidan
(hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades
1. Cairan pencuci : larutan netral 2 %
2. Cairan pelarut : extran netral 20 ml
3. Air sampai : 1 liter
Cara pencucian :
1. Rendam alat yang dicuci dalam air sampai bersih, kemudia rendam dalam larutan
extran netral 2 % selama 2 – 24 jam, bila alat terlalu kotor rendam lebih lama
2. Setelah itu bilas dengan air sampai sisa-sisa larutan extran tidak tertinggal pada
alat yang dicuci.
3. Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan 50 – 60 oC dan alat plastic
dikeringkan dengan suhu kamar 15 – 25 oC
Trouble Shooting
1. Trouble Shooting Hematologi Sysmex KX 21
Masalah Penyebab Masalah Cara Mengatasi
Background error Reagen stomalyser habis Lakukan cell clean
3. Kebijakan :
Seluruh barang logistic ART, RT, dan barang cetakan harus diadakan sesuai ketentuan
yang ditetapkan.
4. Prosedur :
a. Kepala ruangan laboratorium membuat order ATK dan RT yang dibutuhkan
b. Order disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Laboratorium.
c. Order selanjutnya di ACC oleh Kabid Perlengkapan dan kemudian ditandatangani
oleh PPTK ATK dan RT, selanjutnya diserahkan ke bagian pengadaan barang.
d. Bagian pengadaan barang akan menyiapkan barang sesuai dengan jumlah barang
yang disetujui oleh PPTK.
e. Petugas pengadaan akan menghubungi petugas laboratorium untuk mengambil
barang yang telah disiapkan.
f. Barang diterima oleh petugas laboratorium selanjutnya disimpan di lemari
penyimpanan yang telah ditentukan.
A. Pengertian
Suatu sistem dimana Instalasi Laboratorium RSUD Dr. Sobirin membuat asuhan untuk
keselamatan pasien.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di instalasi Laboratorium
2. Menurunya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di instalasi Laboratorium
2. Tahap Analitik
a. Persiapan reagen
1. Reagen harus memenuhi persyaratan reagen yang benar
2. Reagen tidak dalam masa kadaluarsa
3. Cara pencampuran / pelarutan harus benar
4. Pelarut yang dipakai harus memenuhi persyaratan yang sesuai
b. Pipetasi reagen
1. Semua peralatan laboratorium yang digunakan harus bersih dan memenuhi syarat
2. Kalibrasi pipet secara berkala
3. Lakukan pipetasi secara benar
c. Inkubasi
1. Suhu inkubasi harus sesuai persyaratan
2. Waktu inkubasi harus tepat
d. Pemeriksaan
Alat dan instrument pemeriksaan harus berfungsi dengan baik
3. Tahan Pasca-analitik
a. Pembacaan hasil
1. Perhitungan
2. Pengukuran
3. Identifikasi
4. Penilaian / verifikasi harus beanr
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
adalah suatu sistem dimana Instalasi Laboratorium RSUD Dr. Sobirin membuat asuhan
kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi petugas di lingkungan instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun / desinfektan sesuai dengan
ketentuan hand hygiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja
3) Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium
4) Jangan memakai kosmetik di dalam laboratorium
5) Gunakan alat pelindung muka, mata, jika terdapat percikan bahan infeksius saat
bekerja.
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya
b. Jarum/ benda tajam yang terkontaminasi masukkan ke dalam wadah tahan tusukkan
(sharps collector), kemudia dikelola sesuai prosedur pengelolaan limbah rumah sakit
(incinerator)
F. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan darah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu
bicara / bersin )
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan di belakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai di rumah tangga / gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pemantapan mutu (quality control) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan
pemantaan mutu laboratorium dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pemantapan Mutu Internal dan
Pemantapan Mutu Eksternal
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sobirin ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga
laboratorium yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan
di laboratorium.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini adalah langkah awal ke suatu proses
yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa pedoman pelayanan ini masih
jauh dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman
ini
Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.