Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat illahi rabbi yang dengan segala
nikmatnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarganya, sahabatnya,
dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Sifat-Sifat yang Dimiliki Wirausaha” ini kami
ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan di program
studi Ilmu kesehatan
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan dan memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Dan kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami selaku penyusun makalah ini dan umumnya bagi yang berkepentingan
terhadap makalah ini.

Bengkulu, 17 maret 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Istilah wirausaha/wiraswasta/enterpreuneurship merupakan istilah yang
relatif baru. Istilah ini pada awalnya diperkenalkan oleh Schumpeter yang
melihat bahwa keseluruhan proses dari perubahan ekonomi tergantung pada
orang yang membuatnya terjadi.
Geoffrey G. Meredith (2004:50) dalam bukunya yang berjudul
“Kewirausahaan Teori dan Praktek” yang dialih bahasa oleh Andre
Asparsayogi, mengemukakan bahwa : “Para wirausaha adalah orang-orang
yang mempunyai kemampuan melihat kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses”.
Definisi diatas, wirausaha merupakan orang-orang yang memiliki
kemampuan secara intuisi dalam melihat dan mengelola setiap peluang yang
ada, yaitu kesempatan usaha yang dimanfaatkannya untuk meraih keuntungan
menuju kesuksesan.
Kewirausahaan juga merupakan suatu kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian
menanggung risiko. Hal inilah yang menarik perhatian kami, sehingga pada
pembuatan makalah ini kami mengambil judul “Sifat-sifat Yang Perlu Dimiliki
Wirausaha”

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Sifat-sifat apa sajakah yang harus di miliki seorang wirausaha?
2. Bagaimanakah semangat dan kepribadian seorang wirausahawan yang
memacunya untuk bias menjadi sukses?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini dapat membantu mahasiswa di dalam memahami
kewirausahaaan dan dapat mengetahui konsep
/proses/cara mengimplementasikan dalam praktik bisnis yang beretika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Pengertian wirausaha
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-
penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka
adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti
wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko
untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
2. Pengertian Sifat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sifat adalah :
1. dasar watak (dibawa sejak lahir
2. ciri khas yang ada pada sesuatu
3. keadaan yang menurut kodratnya ada pada sesuatu
Untuk mencapai kualitas manusia wirausaha, seseorang harus memiliki
kekuatan sebagai modal. Sedang untuk memiliki modal kekuatan seseorang harus
belajar sehingga ia memiliki kemampuan sumberdaya manusia yang terkandung
didalam pribadinya. Besar tidaknya sumberdaya manusia sangat bergantung pada
kuat tidaknya pribadi manusia itu. Dari dalam pribadi manusia yang kuat , akan
tumbuh motivasi dan potensi untuk maju dan berprestasi. Sebaliknya, dari pribadi
yang lemah terpancar benih-benih sikap dan pikiran yang kerdil dan picik.
Permasalahan maju dan tidaknya kehidupan manusia tergantung pada dirinya
sendiri. Oleh karena itu, kita sebagai kaum muda yang sedang belajar seharusnya
tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh jiwa yang kerdil.
Wasty Soemanto berpendapat bahwa manusia wirausaha adalah manusia
yang berkepribadian kuat dan memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki moral tinggi
2. Memiliki sikap mental wirausaha
3. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan
4. Memiliki ketrampilan wirausaha

B. Sikap-sikap yang dimiliki wirausaha


A. PERCAYA DIRI

Seorang wirausaha harus memiliki pribadi yang mantap, tidak mudah


terombang-ambing oleh pendapat dan saran dari orang lain. Akan tetapi, saran-
saran orang lain jangan ditolak mentah-mentah, pakai sebagai masukan untuk
dipertimbangkan, kemudian harus memutuskan segera.

Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang
jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah pribadi yang independen dan
sudah mencapai tingkat maturity (kepribadian yang dimiliki seseorang dia dapat
memikat orang lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan
pembicaraannya, orang terkesima olehnya). Wirausahawan yang memiliki
kepribadian seperti ini seringkali berhasil dalam menjalankan usahanya.

Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang


lain, dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis. Dia tidak
begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi dia
mempertimbangkan secara kritis. Emosionalnya dikatakan sudah stabil, tidak
gampang tersinggung dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau
menolong orang lain, dan yang peling tinggi lagi ialah kedekatannya dengan
khaliq sang pencipta, Allah Swt. Diharapkan wirausahawann seperti ini betul-
betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur, dan disenangi oleh semua
relasinya.

Pengertian percaya diri itu sendiri adalah sikap yang dapat di tumbuhkan
dari sikap sanggup berdiri sendiri, sanggup menguasai diri sendiri dan bebas dari
pengendalian orang lain dan bagaimana kita menilai diri sendiri dengan orang lain
menilai kita. Sehingga kita mampu menghadapi situasi apapun. Kepercayaan diri
oleh Lauser didefinisikan suatu perasaan sebagai suatu perasaan atau sikap tidak
mementingkan diri sendiri cukup toleran, tidak memerlukan orang lain, selalu
optimis, gembira dan tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

Eyyenk spt yang dikutip D.H Guldmenjelaskan bahwa oran-orang yang


mempunyai harga diri tinggi cenderung mempunyai rasa percaya diri yang tinggi
dan percaya terhadap kemampuan dirinya yang tinggi pula. Dari pendapat tersebut
penulis dapat memahami bahwa tanda-tanda percaya diri adalah:

a. Dapat mengatur dirinya sendiri.

b. Mempunyai keinginan-keinginan sendiri.

c. Dapat mengarahkan dan mengambil inisiatif sendiri.

d. Mampu memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.

e. Dapat melakukan hal-hal untuk dirinya

f. Mengetahui batas-batas yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Dalam berbisnis perlu kepercayaan diri. Banyak pengusaha kecil tidak


percaya diri ketika berhadapan dengan pengusaha besar, bahkan untuk
mengembangkan usahanya sekalipun. Jika dibiarkan, hal ini bisa menghambat
kemajuan bisnis. Ada beberapa penyebab mengapa pengusaha kcil atau pemula
tidak percaya diri:

a. Tidak membiasakan diri mengambil kesempatan, dan mengambil peluang yang


ada.

b. Tidak berani, tidak percaya diri untuk bertemu dengan pengusaha besar

c. Enggan terlibat dalam komunitas atau forum-forum pengembangan bisnis.

B. BERORIENTASI PADA TUGAS DAN HASIL

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasi, adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik
dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai, untuk
memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat serta kaarsa yang besar.
Seorang wirausaha tidak mengutamakan prestise dahulu, tetapi
mengutamakan tugas berwirausaha dan hasil yang akan di dapatkan nanti.
Berbagai motivasi akan muncul dalam berbisnis jika kita tidak mengutamakan
atau menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, enerjik tanpa malu
dilihat oleh oang lain asal yang kita lakukan adalah halal dan tidak melanggar
peraturan. Prestasi dan prestise pasti akan didaptkan setelah wirausahawan
mengerjakan tugasnya dengan baik dan meghasilkan hasil yang diharapkan.

D. PENGAMBILAN RESIKO

Kemauan dan Kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu


nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko
akan sukar memulai atau berinisiatif. Dengan demikian, keberanian untuk
menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko
yang penuh dengan perhitungan dan realistis.

Dalam berwirausaha akan di temukan banyak tantangan, seperti


persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun tantangan
ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang,
membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dalam
melakukan usaha untukmencapai hasil baik yang di inginkan.

E. KEPEMIMPINAN
Sifat kepemimpimpinan memang ada dalam diri masing-masing
individu. Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari dan
dilatih. Ini tergantung kepada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri
dengan organisasi atau orang yang ia pimpin.

Sarros dan Butchatsky (1996 menyebutkan), "leadership is defined


as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly
agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common
good".

Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan


sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para
anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk
memberikan manfaat individu dan organisasi. Berdasarkan tersebut,
kepemimpinan memiliki beberapa implikasi. Antara lain:

Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain,


yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus
memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian,
tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.

Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang


dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968),
kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari:

· Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin


mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada
bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.

· Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin


mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak
mengikuti arahan-arahan pemimpinnya

· Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin


mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.

· Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan


terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya
karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.

· Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin


adalah seeorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam
bidangnya.

Ketiga: kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri


sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan
(cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment),
kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk
meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.
Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan manajemen
(management), kedua konsep tersebut berbeda.

F. KEORSINILAN
Sifat orsinil ini tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orsinil
disini bukan bearti mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri,
ada ide yang orsinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu yang baru.

Orsinil tidak selalu berarti baru sama sekali, tetapi produk yang dihasilkan
mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen-komponen
yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orsinil
suatu produk akan tampak sejauh manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada
sebelumnya.

Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsur-unsur keorsinilan


seseorang, ciri-cirinya adalah:

· tidak pernah puas dengan cara yang di buat walau cara terbaik

· Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.

· Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.

G. BERORIENTASI KE MASA DEPAN


Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai visi kedepan, apa yang
hendak ia lakukan, dan apa yang ingin dicapai. Sebab sebuah usaha bukan
didirikan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh sebab itu, factor
kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus jauh kedepan. Untuk
menghadapi pandangan jauh kedepan, seorang wirausaha akan menyusun
perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan
dilaksanakan.

Fadel Muhammad (1992:138) menyatakn bahwa ada tujuh ciri yang


merupakan identitas yang melekat pada diri seorang wirausaha.

Pertama, kepemimpinan. Ini adalah foktor kunci bagi seseorang


wirausaha. Dengan keunggulan di bidang kepemimpinan, maka seorang
wirausaha akan sangat memperhatikan orientasi pada saasaran, hubungan kerja/
personal dan efektivitas. Pemimpin yang berorientasi pada ketiga factor diatas,
senantiasa tampil hangat, mendorong pengembangan karir stafnya, disenangi
bawahan dan selalu ingat pada sasaran yang hendak dicapai.

Kedua, Inovasi. Inovasi selalu membawa perkembangan dan perubahan


ekonomi, demikian dikatakan oleh Joseph Schumpeter. Teori Schmpeter
merangsang seseorang untuk berinovasi. Inovasi yang dimaksud bukanlah suatu
temuan luar biasa, tetapi suatu temuan yang menyebabkan berdayagunanya
sumber ekonomi kea rah yang produktif. Seorang wirausawan, sebagai
inovator harus merasakan derakan ekonomi di masyarakat. Persoalan-persoalan
yang muncul dari gerakan ekonomi selalu diantisipasi dengan penggunaan
inovasi.

Ketiga, cara Pengambilan Keputusan. Menurut ahli kedkteran mutakhir


terdapat perbedaan signifikan antara fungsi otak kiri dan otak kanan. Otak kiri
berfungsi meganalisa atau menjawab pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana. Otak kanan berfungsi melakukan pemikiran kreatif tanpa didahului
suatu argumentasi. Otak kiri dan otak kanan senantiasa digunakan bersama-sama.
Setiap orang akan berbeda tekanan pemakaian kedua otak itu. Seorang wirausaha
adalah mereka yang cenderung didominasi oleh otak kanan. Itulah yang
mendorong bekerjanya intuisi dan inisiatif seorang wirausaha yang seakan-akan
memiliki indera ke enam.

Keempat, Sikap Tanggap Terhadap Perubahan. Sikap TanggapTerhadap


Perubahan. Sikap tanggap wirausahawan terhadapperubahan relative lebih tinggi
dibandingkan dengan orang lain. Setiap perubahan oleh seorang wirausahawan
dianggap mengandung peluang yang merupakan masukan dan rujukan terhadap
pengambilan keputusan.

Kelima, Bekerja Ekonomis dan Efesien. Seorang wirausaha melakukan


kegiatannya dengan gaya yang smart (serdas, pintar dan bijak) bukan bergaya
seorang mandor. Ia bekerja keras, ekonomis, dan efesien guna mencapai hasil
maksimal.

Keenam, Visi Masa depan. Visi ibarat benang merah yang tidak terlihat
yang ditarik sejak awal hingga keadaan yang terakhir. Visi pada hakekatnya
merupakan pencerminan komitmen-kompetensi-konsistensi.
Ketujuh, Sikap Terhadap Resiko. Seorang wirausahawan adalah penentu
resiko dan bukan sebagai penanggung resiko. Sebagaimana dinyatakan Drucker,
mereka yang ketika menetapkan sebuah keputusan, telah memahami secara sadar
resiko yang bakal dihadapi, dalam arti resiko itu diperkecil. Dalam ha ini
penerapan inovasi merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya resiko.

H. KREATIVITAS
Wirausaha adalah seorang yang mengagumkan, manusia kreatif fan
inovatif. Mereka adalah bahan bakar pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena
ia memiliki kemampuan berfikir dan bertindak produktif. Pertumbuhan wirausaha
berkolerasi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi, karena lapangan kerja akan
terbuka, pendapatan masyarakat meningkat, daya beli bertambah, barang dan jasa
yang dihasilkan di dunia industry akan laku terjual, roda ekonomi akan berputar.

Wirausaha selalu berorientasi pada action, tidak senang berteori, tapi lebih
praktis, banyak kerja daripada bicara. Wirausaha tidak segan, tidak malu
memngungkapkan mimpinya, dan mimpi besarnya itu merupakan sumber enerji
buat membangkitkan motivasi dan visinya. Kadang-kadang seorang wirausaha
bias membuat ide-ide gila, tidak masuk akal, tapi menjadi kenyataan, berkat
kegigihannya memperjuangkan ide tersebut. Di sini wirausaha dituntut untuk
mempunyai kreativitas dalam menjalankan usahanya.

Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,


baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya
dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan
kemampuan operasional seorang yang kreatif.

Menurut Sternberg (dalam Afifa, 2007) seseorang yang kreatif adalah


seorang yang dapat berpikir secara sintesis artinya dapat melihat hubungan-
hubungan di mana orang lain tidak mampu melihatnya yang mempunyai
kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta mengevaluasi nilai
ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menterjemahkan teori dan hal-hal yang
abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu meyakinkan orang
lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.

Modal utama wirausaha adalah kreatifitas, wirausaha yang kreatif tak akan
kehabisan akal bilamendapatkan tantangan, mereka akan merubahnya menjadi
peluang. Wirausaha sejati bukan spekulan, tapi seseorang yang memiliki
perhitungan cermat, mempertimbangkan segala fakta, informasi dan data. Ia
mampu memadukan apa yang ada dalam hati, pikiran dan kalkulasi bisnis.

I. KONSEP 10 D DARI BYGRAVE


Berikut ini dijellaskan beberapa karakteristik dari wirausahaan yang
berhasil memiliki sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D (Bygrave, 1994:5)

1. Dream (Mimpi)

Wirausahawan memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka dan usaha
mereka ingin hadapi. Dan, lebih penting lagi, mereka memiliki kemampuan
mengimplementasikan mimpi mereka.

2.Decisiveness (Ketegasan)

Mereka tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka membuat keputusan


dengan cepat. Kecepatan mereka merupakan faktor kunci kesuksesan mereka.
Mereka tidak pernah bekerja dengan lambat. Kecepatan dan ketepatan dalam
mengambil keputusan adalah factor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.

3.Doers (Pelaku)

Sekali mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka melaksanakannya secepat


mungkin yang dia sanggup lakukan, artinya wirausaha tidak menunda-nunda
kesempatan yang dapat dimanfaatkan.

4.Determination (Determinasi)

Mereka mengimplementasikan usaha mereka dengan komitemn total. Mereka


jarang menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak
mungkin diatasi. Rasa tanggung jawabnya tingggi dan tidak mau menyerah.

5.Dedication (Dedikasi)
Mereka berdedikasi total terhadap bisnisnys, kadangkala mengorbankan hubungan
mereka dengan kawan atau keluarganya. Mereka bekerja tak kenal lelah. Dua
belas jam sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa
bagi seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya.
Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan
bisnisnya.

6. Devotion (Pengabdian)

Wirausahawan mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta inilah yang


menahan mereka ketika usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta akan
produk atau jasa merekalah yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam
menjualnya. Hal inilah yang mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat
efektif `untuk menjual produk yang ditawarkan.

7.Details (Cermat)

Dikatakan bahwa setan berdiam dalam rincian. Tidak ada yang lebih tepat
menggambarkannya daripada saat memulai dan meningkatkan bisnis.
Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis.

8.Destiny (Nasib)

Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri daripada bergantung
kepada seorang atasan. Mereka merupakan orang yang bebas dan tidak tergantug
kepada orang lain.

9.Dollars (Uang)

Menjadi kaya bukanlah motivator utama bagi seorang wirausahawan. Uang lebih
berarti sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap jika mereka sukses,
mereka akan diberi penghargaan.

10. Distribute (Distribusi tugas)

Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan atau


orang-orang kepercayaannya yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan
bisnisnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Seorang wirausahawan adalah seorang yang mampu melihat ke depan, berfikir


dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternative masalah dan
pemecahannya. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
wirausahawan dalam memenuhi kebutuhan usahanya secara realistis. Sifat-sifat
yang ada dimakalah adalah sifat dasar manusia yang harus dikembangkan dan
selalu dipertahankan agar dalam berwirausaha mendapatkan kesuksesan dan
keberkahan. “Akhirnya marilah kita merujuk ayat Al Qur’an :Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’du ayat 11).”

3.2 SARAN

Demikian makalah ini kami sajikan, semoga dapat bermanfaat. Kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://choiri09stiqom.blogspot.com/2014/07/contoh-makalah-sikap-yang-
harus.html

https://maezboerhan.wordpress.com/2011/04/01/sifat-sifat-wirausaha/

https://yudiradityatama.wordpress.com/2014/11/12/makalah-sifat-sifat-yang-
perlu-dimiliki-wirausaha/

http://ikafrinka.blogspot.com/2013/01/makalah-kewirausahaan-sifat-sifat-
yang.html

Anda mungkin juga menyukai