Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
dikarenakan dimana seseorang hidup maka akan terciipta suatu lingkungan yang berbeda dan
sebaliknya. Akhir-akhir ini sering kali ditemukannya suatu pengrusakan lingkungan oleh
manusia dengan pemanfaatan untuk menghasilkan materi yang lebih. Secara tidak langsung
tindakan ini akan mengakibatkan terkikisnya lingkungan dan mengancam pada kelangsungan
hidup manusia. Banyak pembangunan disetiap kota yang dilakukan untuk kepentingan manusia
itu sendiri.pada hakekatnya pembangunan adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya alam
mencapai tujuan tertentu. Apabila pemanfaatan sumber daya allam dilaksanakan secara besar-
besaran, maka akan terjadi perubahan ekosistem yang mendasar. Agar pembangunan tidak
menyebabkan menurunnya kemampuan lingkungan yang disebabkan karena sumber daya yang
terkuras habis dan terjadinya dampak negatif, maka sejak tahun 1982 telah diciptakan suatu
perencanaan dengan pertimbangan lingkungan. Hal ini kemudian digariskan dalam Peraturan
Pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL). Peraturan Pemerintah ini kemudian digati ddengan disempurnakan oleh Peraturan
Pemerintah No. 51 tahun 1993 dan terakhir Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). AMDAL adalah kajian mengenai dampa
besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada linngkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan putusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau
kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27/1999 Pasal 1). Hasil stui ini terdiri dari dokumen
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL), Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL), rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kajian dokumen tersebut sebagai dasar pengambilan
keputusan kelayakan lingkungan hidup oleh Pemerintah.
Apartemen adalah blok bangunan yang didalamnya terbagi-bagi dalam sejumlah ruang
atau unit yang dipasarkan secara strata-title atau disewakan. pesatnya pembangunan apartemen
menjadi indikasi bahwa para investor sudah membaca peluang akan pertumbuhan ekonomi yang
signifikan. Selain itu ia menegaskan bahwa pembangunan apartemen tidak menyalahi tata ruang
dan dan persyaratan AMDAL.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok-pokok masalah
dalam kajian ini diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan AMDAL?
2. Bagaimana dampak pembangunan Perumahan Dieng Hill?
3. Bagaimana cara menaggulangi dampak yang ditimbulkan?

1.2 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian AMDAL.
2. Mengetahui dampak dari pembangunan Perumahan Dieng Hill.
3. Mengetahui cara penanggulangan dari dampak yang disebabkan Perumahan Dieng Hill.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian AMDAL


AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
(Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari
kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek
Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun
dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika
berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi
oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif Iebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka
rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang
diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
Lingkungan Hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia sebagaimana diamanat kan dalam amandemen pasal 28 H Undang-Undang Dasar
Negara RI Tahun 1945. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh
semua pemangku kepentingan.
Amdal merupakan proses pengkajian terpadu yang mempertimbangkan aspek fisik kimia,
sosio ekonomis, sosial budaya, sesehatan masyarakat dan transportasi sebagai pelengkap
kelayakan teknis dan ekonomis suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, sehingga dengan
dimasukannya Amdal ke dalam proses perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan, maka akan
diperoleh keputusan yang optimal. Dokumen Amdal yang sudah disusun oleh pemrakarsa usaha
dan/atau kegiatan diajukan ke Komisi Penilai Amdal untuk dilakukan penilaian dan mendapatkan
rekomendasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan Surat Keputusan Gubernur
tentang kelayakan lingkungan. Keputusan Kelayakan lingkungan ini merupakan salah satu syarat
perizinan terhadap suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dibangun. Penilaian
dokumen Amdal dilakukan oleh Komisi penilai Amdal yang sudah berlisensi. Untuk penilaian
dokumen Amdal yang kegiatannya berada di wilayah kabupaten/kota, maka kewenangan
penilaian ada di Komisi Penilai Amdal kabupaten/kota yang berlisensi. Sedangkan apabila
kabupaten/kota belum memiliki Komisi Penilai Amdal yang berlisensi, maka penilaiannya
dilimpahkan kepada Komisi Penilai Amdal Provinsi (sesuai Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2010 tentang Persyaratan dan Tata Laksana Lisensi Komisi
Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten / Kota).

2.1.1 Tujuan AMDAL


Secara umum tujuan AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
terhadap aneka pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Dalam
pelaksanaannya yang menjadi tujuan AMDAL yaitu :
1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.

3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantau lingkungan


hidup.

4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan.

5. Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif

6. Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin usaha


dan/atau kegiatan.

2.1.2 Manfaat AMDAL

Manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti porsedur AMDAL yang benar adalah
sebagai berikut:

1. Sebagai materi/bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.


2. Membantu proses pengambilan keputusan yang benar tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan/program.
3. Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.

4. Memberi masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan


hidup.Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan.

5. AMDAL memberikan alternatif solusi minimalisasi dampaktidak baik (negatif).

6. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan atau


pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

2.1.2.1 Bagi pemerintah, AMDAL sendiri bermanfaat untuk:

1. Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan


sumber daya alam secara lebih luas. Menghindari timbulnya konflik dengan
masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.
2. Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Perwujudan tanggung
jawab pemerintah dalam pengelolaan.

AMDAL TENTANG PEMUKIMAN

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2000 Tentang : Panduan
Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Permukiman Terpadu

Definisi Pemukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU
no.4 tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman).

Permukiman adalah kawasan yang didominasi oleh lingkungan yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan
kesempatan kerja yang terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan, sehingga
fungsinya dapat berdaya guna dan berhasil guna. Permukiman ini dapat berupa permukiman
perkotaan maupun permukiman perdesaan (Kamus Tata Ruang Tahun 1997). Permukiman
adalah tempat atau daerah untuk bertempat tinggal dan menetap (Kamus Tata Ruang 1997)
Permukiman di dalam kamus tata ruang terdiri dari tiga pengertian yaitu :
1. Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan
perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan.
2. Kawasan yang didomisili oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat
tinggal yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan dan tempat kerja yang
memberikan pelayanan dan kesempatan kerja terbatas untuk mendukung perikehidupan
dan penghidupan sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdaya guna dan
berhasil guna.

3. Tempat atau daerah untuk bertempat tinggal atau tempat untuk menetap.

Berikut potensi dampak dari kegiatan pembangunan perumahan atau pemukiman :

1. Perubahan Fungsi dan Tata Guna

Pembangunan kegiatan perumahan akan merubah tata guna lahan serta produktifitas
lahan di lingkungan sekitar kawasan perumahan.

2. Peningkatan Bangkitan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan.

Pembangunan dan kegiatan operasional kawasan perumahan akan meningkatkan


bangkitan lalu lintas sehingga kemungkinan akan terjadi kemacetan. Selain itu jika
kemampuan (kapasitas) beban jalan maksimum disekitar lokasi ternyata tidak mampu
untuk menerima beban tambahan dari kegiatan pembangunan dan operasional
perumahan maka akan terjadi kerusakan alam.

3. Penigkatan Run Off, Erosi dan Banjir.

Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurungan tanah pada tahap konstruksi
akan mengakibatkan peruubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah
menjadi terbuka, agrerat tanah hancur dan menjadikan tanah peka terhadap erosi.

Kegiatan pemadatan tanah pada tahap konstruksi juga mnegakibatkan air tidak dapat
meresap ke dalam tanah, sehingga akan meningkatakan volume air limpasan (run off).
Hal tersebut akan terus berlangsung sampai tahap operasi, sehingga ketika pemrakarsa
tidak memiliki perencanaan yang matang mengenai jaringan saluran drainase dan upaya
pencegahan banjir setempat yang baik maka bencana banjir akan terjadi. Kegiatan
pemadatan inilah yang perlu menjadi titik berat dalam penilaian AMDAL atau UKL/UPL
Pembangunan Perumahan dan Pemukiman.

4. Penurunan Kualitas Udara (Debu)

Penurunan kualitas udara (peningkatan kadar debu) diakibatkan oleh kegiatan


pembukaan lahan dan mobilisasi alat dan bahan pada tahap konstruksi serta dari
kegiatan – kegiatan lain pada tahap operasi.
5. Peningkatan Kebisingan

Peningkatan kebisingan diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan dan mobilisasi alat
dan bahan pada tahap konstruksi serta dari kegiatan – kegiatan lain pada tahap operasi.

6. Penurunan Kualitas Air

Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan kawasan perumahan dapat
berasal dari tahap operasional dari kegiatan – kegiatan lain pada tahap operasi.

7. Penurunan Kuantitas Air

Berkurangnya daerah resapan air serta meningkatnya kebutuhana air yang diakibatkan
oleh kegiatan pembangunan perumahan akan mengurangi kuantitas air tanah maupun
kuantitas air permukaan.

8. Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Penduduk

Perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk lokal dapat ditimbulkan oleh
kegiatan pembebasan lahan maupun oleh kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap
konstruksi dan operasi.

9. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha

Kegiatan konstruksi dan operasi akan mengakibatkan peningkatan kesempatan kerja


dan berusaha bagi penduduk di sekitar kawasan perumahan.

10. Keresahan dan Persepsi Masyarakat

Tidak adanya kesepakatan mengenai ganti rugi tanah antara pemrakarsa dan
masyarakat pada saat kegiatan pembebasan lahan berlangsung dapat menimbulkan
keresahan dan persepsi negatif dari masyarakat yang berada di area tapak proyek
perumahan.

DATA

Proyek : Apartemen Dieng Hill

Lokasi :

Luas Lahan : 14.50 ha


Gambar Lokasi

Iklim : Sejuk (± 27 – 28 o C).

Udara : Dingin ( karena diantara lahan pertanian).

Bising : Tidak terlalu bising (jarak jauh dari jalan utama).

Getaran : Tidak ada karena tidak terdapat proyek dan industri disekitar perumahan.

Topografi : Berada di tanah kering yang datar.

Keistimewaan :

 Dekat dengan jalan raya


 Akses akomodasi mudah
 Dekat dengan lapangan udara
 Jauh dari area industri.

Anda mungkin juga menyukai