Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ANALISIS MENGENAI DAMPAK


LINGKUNGAN HIDUP

Disusun oleh:
Nama : Chici Fajariyanti
No. : 09
Kelas : 3 TEI 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH


Jalan K.R.T. Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta
Telpon (0274) 773029, Fax (0274) 774289, 773888 E-mail : smkn2pengasih_kp@yahoo.com
2014 / 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat - Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)”
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak - pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamin.

Kulon Progo, 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL ---------------------------------------------------------------------------1
KATA
PENGANTAR -------------------------------------------------------------------------2
DAFTAR
ISI ------------------------------------------------------------------------------------3
BAB
I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------4
A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------4
B. Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------4
C. Tujuan -----------------------------------------------------------------------5
D. Manfaat ---------------------------------------------------------------------5

BAB
II PEMBAHASAN ---------------------------------------------------------------------6
A. Pengertian AMDAL ------------------------------------------------------6
B. Sejarah AMDAL ----------------------------------------------------------6
C. Undang-Undang yang mengatur AMDAL ----------------------------7
D. Prosedur Penyusunan AMDAL------------------------------------------8
E. Dokumen AMDAL ------------------------------------------------------13
F. Manfaat AMDAL-------------------------------------------------------- 14
G. Metode Penyusunan AMDAL -----------------------------------------15
H. Kebijakan Pembangunan di Indonesia --------------------------------20
I. Contoh Usaha yang Menggunakan AMDAL ------------------------23
BAB III
PENUTUP ------------------------------------------------------------------------31
Kesimpulan ------------------------------------------------------------------- 31
DAFTAR
PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------32

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa selalu ingin hidup lebih baik dan
lebih baik lagi setiap harinya, manusia juga berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.
Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya juga ia dapat dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Makhluk hidup yang sesuai dan cocok dengan lingkunganya akan
tetap bisa hidup dan berkembang biak, lain hal-nya dengan makhluk hidup yang tidak
bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya ia akan mati dan tidak akan bisa
berkembang biak (musnah), dan ini dinamakan seleksi alam. “Manusia modern
terbentuk oleh lingkungan hidupnya dan juga membentuk lingkungan hidupnya,
manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa atau di luar lingkungan hidupnya.
Membicarakan manusia harus pula membicarakan lingkungan hidupnya. Manusia tanpa
lingkungan hidupnya hanyalah abstraksi semata”. (Otto Soemarwoto:18).
Dari uraian singkat diatas jelaslah bahwa manusia itu sangat tergantung
dengan lingkungan hidupnya, kelangsungan hidupnya tergantung dari sebagaimana
bisa ia menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan hidupnya, dan saat terjadi
perubahan yang dahsyat dari lingkungan hidupnya itu akan mengancam kelangsungan
hidupnya juga.
Seiring berjalanya waktu banyak pembangunan – pembangunan yang manusia
buat sendiri dan itu secara tidak langsung membuat perubahan juga terhadap
lingkungan hidupnya, manusia sebisa mungkin memanfaatkan sumber daya alam yang
ada untuk kelangsungan hidupnya yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pola
pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta aktif
masyarakat, serta memikirkan dampak – dampak yang timbul akibat pemanfaatan
sumber daya alam tersebut. Untuk itu di perlukan suatu pemahaman yang cukup
dalam menganalisis mengenai dampak tehadap lingkungan.
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan
untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain
pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis
dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan
pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang mengabaikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL?
2. Bagaimana sejarah analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL?
3. Bagaimana proses atau penyusunan dari analisis mengenai dampak lingkungan atau
AMDAL?
4. Bagaimana metode-metode yang digunakan dalam penyusunan analisis mengenai
dampak lingkungan atau AMDAL ?
5. Bagaimana kebijakan pembangunan di Indonesia ?

C. TUJUAN
1. Mengatahui tentang apa itu analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
2. Mengetahi sejarah analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
3. Mengetahui tentang bagaimana proses analisis mengenai dampak lingkungan atau
AMDAL.
4. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam penyusunan analisis mengenai
dampak lingkungan atau AMDAL.
5. Mengetahui undang-undang dan kebijakan pembangunan di Indonesia.

D. MANFAAT
1. Bagi penulis dan pembaca diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang apa
dan bagaimana AMDAL.
2. Bagi penulis dan pembaca diharapkan lebih mempertimbangkan setiap pembangunan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif
dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan
negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia,
biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.Suatu rencana
kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian
AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi
yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif Iebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan
ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan.
Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat
dilanjutkan pembangunannya.

B. Sejarah
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud
lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.
Bermula dari Amerika Serikat, tahun 1969. The National Enviromental Policy Act of
1969 (NEPA 1969) diperkenalkan sebagai sebuah instrumen untuk mengendalikan
dampak segala macam kegiatan yang bisa merusak kelestarian lingkungan. Instrumen
tersebut dalam bentuk peraturan. Dalam perkembangan selanjutnya, peraturan ini
diadopsi oleh banyak negara.
Tahun 1982, Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU) lingkungan hidup.
UU ini diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 1986,
yang kemudian diganti PP Nomor 51 Tahun 1993, dan terakhir diganti lagi dalam PP
Nomor 27 Tahun 1999.Pemerintah membentuk Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Hidup (Bapedal) melalui Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1994 untuk
melengkapi pelaksanaan peraturan tersebut. Ada tingkat pusat dan daerah,
meskipun keduanya tidak memiliki hubungan hierarki struktural. Bapedal pusat kini
berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup. Badan-badan lingkungan tersebut
menjadi lokomotif pelindung kepentingan ekologi. Pada kenyataannya kepentingan
lingkungan sering kalah oleh kepentingan praktis materialis yang disebut
kepentingan ekonomi. Studi amdal menjadi formalitas saja.

C. Undang-undang yang mengatur AMDAL


1. Peraturan Menteri nomor 17 tahun 2012
PERMEN Nomor 17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Peraturan tersebut
adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses
AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini
hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam
proses AMDAL, penunjukkan wakil masyarakat yang terlibat dalam keanggotan
Komisi Penilai AMDAL, dan pelaksanaan konsultasi publik.
Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat dalam proses
penerbitan izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin lingkungan diatur adanya
pengumumam pada saat permohonan dan pesertujuan izin lingkungan. Dengan
terbitnya PermenLH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam
Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, maka Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08
Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL dinayatakan dicabut dan tidak berlaku.

2. Peraturan Menteri nomor 16 tahun 2012


PERMEN LH Nomor 16 Tahun 2012 ada perubahan mendasar terhadap tata
cara penyusunan dokumen Amdal. Sebelumnya dalam PP Nomor 27 Tahun 1999
tentang AMDAL, disebutkan bahwa dokumen AMDAL adalah dokumen yang terdiri
dari 5 dokumen yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan
Eksekutif. Tetapi dalam PP Nomor 27 Tahun 2012, dokumen Amdal hanya terdiri
dari 3 dokumen saja, yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL dan RKL-RPL.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian Lingkungan Hidup telah
menerbitkan PermenLH Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan. Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyusunan AMDAL,
UKL-UPL dan SPPL. Ada beberapa perubahan tata cara penyusunan Amdal dalam
peraturan ini. Ada penguatan kajian dan penyederhanaan penyusunan Amdal dan
UKL-UPL. Selanjutnya dengan terbitnya PermenLH Nomor 16 Tahun 2012, maka
sekaligus mencabut:
a. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang UKL-
UPL dan SPPL.

3. Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2012


Sejak terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
Kementerian Lingkungan Hidup telah menerbitkan peraturan-peraturan teknisnya.
Salah satunya adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL.
Peraturan ini mencabut Peraturan Menteri sebelumnya yaitu Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 yang mengatur tentang hal yang
sama. Peraturan Menteri ini terdiri dari:
a. Batang Tubuh yang terdiri dari 7 Pasal:
Pasal 1 : Ketentuan Umum
Pasal 2 : Penapisan
Pasal 3 : Kawasan Lindung
Pasal 4 : Penambahan Wajib Amdal
Pasal 5 : "Delisting wajib Amdal"
Pasal 6 : Pencabutan PermenLH No. 11 Tahun 2006
Pasal 7 : Masa Berlaku Permen ini
b. Lampiran I : Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Amdal
c. Lampiran II : Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan Wajib Tidaknya
Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi dengan Amdal
d. Lampiran III : Daftar Kawasan Lindung
e. Lampiran IV : Kriteria Penapisan
f. Lampiran V : Ringkasan informasi awal Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan
dilakukan Penapisan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP No.
27 Tahun 2012) adalah Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun
1999 tentang Amdal. Peraturan ini adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini
mengatur tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
Dalam PP 27 Tahun 2012 ini dikatakan bahwa dokumen amdal yang kita kenal
selama ini terdiri dari 5 (lima) dokumen, sekarang menjadi 3 (tiga) dokumen yaitu
dokumen KA-ANDAL, dokumen ANDAL dan dokumen RKl-RPL. Kewenangan komisi
penilai amdal dan keanggotaan dalam komisi penilai amdal juga diatur secara rinci
dalam PP ini.

D. Proses Prosedur penyusunan AMDAL


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
Keterkaitan antara Amdal dengan izin lingkungan dapat diketahui dalam Pasal 2 yang
menyatakan :
(1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.
(2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan
kegiatan yang meliputi:
a. penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b. penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Penyusunan Amdal dilakukan pada tahap perencanaan dan lokasinya wajib
sesuai dengan tata ruang. Hal ini tercantum dalam Pasal 4 (2) Lokasi rencana Usaha
dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib sesuai dengan rencana
tata ruang.
Jika tidak sesuai dengan tata ruang maka dokumen amdal tidak dapat dinilai
dan wajib dikembalikan. Pasal 4 ayat (3) dengan tegas menyatakan : (3) Dalam hal
lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruang,
dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada Pemrakarsa.
Sedangkan bentuk dokumen amdal tercantum dalam Pasal 5 yang
menyatakan : (1) Penyusunan Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
dituangkan ke dalam dokumen Amdal yang terdiri atas:
a. Kerangka Acuan;
b. Andal; dan
c. RKL-RPL.
(2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menjadi dasar
penyusunan Andal dan RKL-RPL.
Dalam proses penyusunan Amdal disusun oleh pemrakrasa dan dinilai oleh
komisi Penilai Amdal. Penyusunan dokumen amdal dilakukan berdasarkan beberapa
pendekatan sepeti tercantum dalam Pasal 8 yang menyatakan : (1) Dalam menyusun
dokumen Amdal, Pemrakarsa wajib menggunakan pendekatan studi:
a. tunggal;
b. terpadu; atau
c. kawasan.
Dalam rangka kewajiban penyusunan amdal, terdapat beberapa pengecualian
baik dari aspek lokasi maupun jenis kegiatannya. Pasal 13 menyatakan : (1) Usaha
dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup dikecualikan
dari kewajiban menyusun Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 . apabila:
a. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki
Amdal kawasan;
b. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang
telah memiliki rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata
ruang kawasan strategis kabupaten/kota; atau
c. Usaha dan/atau Kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana.
Mengenai rekomendasi hasil penilaian amdal Pasal 29 menyatakan : 2.) Komisi
Penilai Amdal menyampaikan rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya. 3.) Rekomendasi
hasil penilaian Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
berupa:
a. rekomendasi kelayakan lingkungan; atau
b. rekomendasi ketidaklayakan lingkungan.
Sedangkan muatan rekomendasi diatur dalam Pasal 29 ayat (4) : (4)
Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan berdasarkan
pertimbangan paling sedikit meliputi:
a. prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan
masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, koperasi, dan pascaoperasi Usaha
dan/atau Kegiatan;
b. hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh Dampak Penting hipotetik
sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling memengaruhi, sehingga
diketahui perimbangan Dampak Penting yang bersifat positif dengan yang bersifat
negatif; dan
c. kemampuan Pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
dalam menanggulangi Dampak Penting yang bersifat negatif yang akan ditimbulkan
dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan, dengan pendekatan teknologi,
sosial, dan kelembagaan.
Mengenai ketetapan keputusan kelayakan atau tidak layak lingkungan Pasal 32
menyatakan :

(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berdasarkan rekomendasi penilaian atau


penilaian akhir dari Komisi Penilai Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 atau
Pasal 30, menetapkan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup.
(2) Jangka waktu penetapan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung sejak diterimanya rekomendasi hasil penilaian atau penilaian akhir
dari Komisi Penilai Amdal.
Berdasarkan prinsip yang terdapat pada PP nomor 27 tahun 2012,
prosedur penyusunan dokumen amdal sebagai berikut:
1. Tahapan AMDAL
Pelaksanaan AMDAL mencakup beberapa tahap :
a. Persiapan
Persiapan bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan
selanjutnya.
b. Pelingkupan
Pelingkupan merupakan proses untuk mengidentifikasi dampak penting yang
terkait dengan adannya usaha dan/ kegiatan.
c. Proses pengumuman dan konsultasi masyarakat.
Sebelum dilaksanakan penyusunan KA-ANDAL, maka pemrakarsa wajib
mengumumkan rencana kegiatannya selama waktu yang ditentukan dalam peraturan,
menanggapi masukan dari masyarakat, dan memberikan konsultasi kepada
masyarakat. Proses ini sesuai dengan keputusan Kepala BAPEDAL 08/2000.
d. Penyusunan kerangka acuan ANDAL ( KA-ANDAL )
Penyusunan KA-ANDAL adalah proses untuk menentukan lingkup masalah yang
akan dikaji pada ANDAL setelah sebelumnya lingkup msalah diidentifikasi pada
proses pelingkupan. Lama waktu maksimal untuk penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari
di luar waktu yang dibutuhkan oleh penyususn untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kembali dokumennya.
e. Penyusunan ANDAL, RKL, Dan RPL
Berdasarkan acuan pada KA-ANDAL, maka RKL dan RPL juga kemudian disusun
sebagai dokumen pelengkap keseluruhan dokumen AMDAL. RKL menghasilkan
matriks tentang pengelolaan lingkungan hidup, sedangkan RPL memuat cara
pemantauan lingkungan berdasarkan prediksi yang telah disusun. Pemrakarsa
kemudian akan mengajukan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL pada komisi penilai.
f. Diskusi dan Asistensi.
Pada saat penyusunan KA-ANDAL,ANDAL,RKL, dan RPL dilakukan diskusidan
asistensi. Hasil dari proses diskusi dan asistensi antara lain pembahasanatau
presentasi mengenai AMDAL.
g. Legalisasi Dokumen
Setelah dokumen AMDAL tersusun maka dilakukan legalisasi atau pengesahan
secara hukum oleh instansi yang berwenang.
2. Penyusunan Doumen AMDAL
Dokumen AMDAL terdir dari empat dokumen berbeda yang merupakan
satukesatuan. Tiga dokumen yaitu ANDAL, RKL, dan RPL diajukan bersama – sama
untuk dinilaioleh komisi penilai:
a. Penyusunan dokumen kerangkaacuan ANDAL ( KA-ANDAL )
Kerangka acuan ANDAL ( KA-ANDAL ) disusun paling awal sebelum dokumen –
dokumen AMDAL lainnya. KA-ANDAL bertujuan untukmerumuskan ruang lingkup dan
kedalaman studi ANDAL.
Hasil Pembuatan KA-ANDAL akan digunakan sebagai rujukan penting bagi
pemrakarsa dan penyusun AMDAL akan lingkup dan kedalaman studi ANDAL
yangdilakukan.Dokumen KA-ANDAL harus mencerminkan secra jelas dan tegas
wawasan lingkungan hidup yang harus diprtimbangkan dalam pembangunan suatu
rencana usaha dan/ kegiatan.
b. Penyusunan analisis dampak lingkungan ( ANDAL)
Dokumen ANDAL memuat beberapa hal, yaitu :
1.) Masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan, perencanan, dan
pengelola rencana usaha dan/ kegiatan.
2.) Rencana usaha, proyek atau kegiatan denan kemungkinan dampak besar dan
pentingnya. Baik dampak yang mungkin muncul pada tahap konstruksi,tahap
berjalannya kegiatan, maupun tahap sesudah kegiatan.
3.) Keterangan mengenai kemungkinan adannya kesenjangan informasi serta berbagai
kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi selama penyusunan ANDAL.
c. Penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup ( RKL )
Upaya pengelolaan lingkungan hidup mencakup empat kelompokaktifitas, yaitu :
1.) Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mencegah dampak negative lingkungan
hidup melalui langkah alternative,tata letak lokasi dan rancangan pembangunan
usaha dan/ kegiatan.
2.) Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimalisasi
atau mengendalikan dampak negative, bai yang timbul disaat usaha dan/ kegiatan
berjalan sampai saat usaha dan/ kegiatan berakhir.
3.) Pengelolan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga
dampak tersebut dapat menimbulkan manfaat yang lebih besar baik kepada
pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat.
4.) Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan pertimbangan secara
ekonom lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas berkurangnya,
rusak atau hilangnya sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.
d. Penyusunan dokumen pemantauan lingkungan hidup ( RPL )
Factor- factor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dokumen RPL yaitu :
1.) Komponen lingkungan hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami perubahan
mendasar atau yang terkena dampak besar dan penting.
2.) Keterkaitan antara dokumen ANDAL, RKL dan RPL
3.) Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/ terhadap
komponen atau parameter lingkungan ang terkena dampak.
4.) Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi.
5.) Aspek – aspek yang perlu dipantau mencakup jenis data yang dikumpulkan, lokasi
pemantauan, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
6.) Dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan independent yang melakukan
pemantauan lingkungan hidup.

E. Dokumen – dokumen dalam AMDAL

1. KA-ANDAL

Kerangka acuan ialah uraian tugas yang harus dilakukan dalam studi ANDAL.
Kerangka acuan dijabarkan dari pelingkupan sehingga KA memuat tugas-tugas yang
releven dengan dampak penting. Dengan KA yang demikian itu studi ANDAL menjadi
terfokus pada dampak penting.

Karena KA didasarkan pada pelingkupan dan pelingkupan mengharuskan adanya


identifikasi dampak penting maka pemrakarsa haruslah mempunyai kemampuan
untuk melakukan identifikasi dampak penting itu, baik sendiri ataupun dengan
bantuan konsultan.
Di dalam studi ANDAL dilakukan pula identifikasi dampak. Jika pelaksana
ANDAL adalah konsultan yang membantu pemrakarsa dalam penyusunan KA,
tidaklah akan terjadi perbedaan antara dampak penting yang diidentifikasikanya
dengan yang tertera dalam KA. Tetapi jika konsultanya lain, dapatlah terjadi bahwa
dalam proses identifikasi dampak itu dapat terjadi teridentifikasinya dampak
penting yang tidak termuat dalam KA.

Dalam hal ini konsultan ANDAL seyogyanya merundingkan dengan pihak


pemrakarsa agar dilakukan pekerjaan-tambah. Sebaliknya juga dapat terjadi adanya
dampak yang semula dianggap sebagai penting dan karena itu dimuat dalam KA.
Tetapi kemudian ternyata tidak penting. Dalam hal ini seyogyamya diusulkan untuk
dilakukan pekerjaan-kurang. Karena menurut Kepmen KA harus disetujui oleh
instansi yang berwenang, maka baik dalam hal pekerjaan-kurang maupun pekerjaan-
tambah persetujuan haruslah bersifat resmi yang disetujui tidak saja oleh
pemrakarsa, melainkan juga oleh instansi yang berwenang.

2. ANDAL
Di dalam studi ANDAL hanya diprakirakan dan dievaluasi dampak penting yang
teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam KA sehingga penelitian ANDAL
terfokus pada dampak penting saja. Dampak yang tidak penting diabaikan. Dengan
penelitian yang terfokus perhitungan untuk memprakirakan besarnya dan pentingnya
dampak juga menjadi terbatas. Besarnya dampak haruslah diprakirakan dengan
menggunakan metode yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan. Metode itu
mungkin telah ada, tetapi mungkin juga harus dikembangkan atau dimodifikasi dari
metode yang ada.
Dalam hal ini diperlukan pakar yang menguasai bidang yang diliput dalam
AMDAL tertentu. Pakar itu tidaklah perlu untuk bekerja sepanjang pelaksanaa
AMDAL, melainkan cukup untuk periode tertentu saja pada waktu tenaga dan
keahlianya diperlukan. Pakar tidak perlu mempunyai sertifikat A dan B kursus
AMDAL, jadi pakar tersebut merupakan masukan untuk digunakan oleh ketua gugus
kerja dalam penyusunan AMDAL. Ketua ini dan seyogyanya juga wakil ketualah yang
harus mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan dan penyusunan AMDAL.
Pengalaman ini harus dibuktikan dengan riwayat hidup mereka. Sebaiknya
pengalaman lebih dipentingkan dari pada sertifikat kursus AMDAL, karena
seseorang yang mempunyai sertifikat tapi tidak berpengalaman kementakanya
adalah kecil dapat membuat AMDAL yang baik.

3. Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan


Dalam pengelolaan lingkungan pemantauan merupakan komponen yang esensial.
diperlukan sebagai sarana untuk memeriksa apakah persyaratan lingkungan dipatuhi
dalam pelaksanaan proyek. Informasi yang didapatkan dari pemantauan juga berguna
sebagai peringatan dini, baik dalam arti positif maupun negatif, tentang perubahan
lingkungan yang mendekati atau melampaui nilai ambang batas serta tindakan apa
yang perlu diambil. Juga untuk mengetahui apakah prakiraan yang dibuat dalam
ANDAL, sesuai dengan dampak yang terjadi.
Karena itu pemantauan sering juga disebut post-audit dan berguna sebagai
masukan untuk memperbaiki ANDAL di kemudian hari dan untuk perbaikan
kebijaksanaan lingkungan.Seperti halnya metode prakiraan dampak, metode untuk
pengelolaan dan pemantauan dampak juga harus kita pinjam dari bidang yang
bersangkutan atau harus kita kembangkan sesuai dengan kaidah bidang yang
bersangkutan.

F. Manfaat AMDAL
Secara Umum AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan, ini menurut Peraturan Pemerintah PP No.
27 tahun 2013 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti Porsedur AMDAL
yang benat. Berikut ini beberapa secara umum manfaat yang bisa diperoleh dari
adanya AMDAL:
1. Sebagai materi/bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan yang benar tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan/program.
3. Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.
4. Memberi masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
5. Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
6. Amdal memberikan alternatif solusi minimalisasi dampaktidak baik (negatif).
7. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi
ijin usaha dan/atau kegiatan.
Selain itu ada 3 manfaat AMDAL :
1. Manfaat AMDAL khususnya bagi pemerintah, di antaranya sebagai berikut:
a. Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
b. Menghindari konflik dengan masyarakat.
c. Menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
d. Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Manfaat AMDAL bagi pemrakarsa, di antaranya sebagai berikut:
a. Menjamin keberlangsungan usaha.
b. Menjadi referensi dalam peminjaman kredit.
c. Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar sebagai bukti ketaatan
hukum.
3. Manfaat AMDAL bagi masyarakat, antara lain sebagai berikut:
a. Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan.
b. Melaksanakan kontrol.
c. Terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Selain manfaat – mafaat di atas AMDAL juga sering di gunakan sebagai :
AMDAL sebagai ENVIRONMENTAL SAFEGUARDS.
AMDAL digunakan sebagai Enironmental safeguards atau upaya perlindungan
lingkungan dari berbagai jenis kegiatan eksploitasi sumber daya alam baik yang di
lakukan masyarakat lokal maupun pemerintah sehingga tecapai suatu tujuan yaitu :
1. Output SDS yang efesien
2. SDA yang berkelanjutan.
3. Konservasi kawasan lindung

G. Metode – metode dalam penyusunan Dokumen ANDAL


1. Metode identifikasi rona lingkungan hidup awal
Identifikasi rona lingkungan hidup awal mengungkapkan secara mendalam
komponen – komponen lingkungan hidup dan sumber daya potensial di wilayah yang
akan dibangun suatu proyek. Data yang representative yaitu data yang mewakili
jumlah seluruh sampel dan variabilitas harian, bulanan atau musiman.

Komponen fisik dan kimia


Data primer aspek fisika dan kimia dikumpulkan melalui pengamatan langsung di
lapangan atau pengumpulan data di lapangan.
a. Kualitas udara
Parameter kualitas udara yang diukur beserta metode dan peralatannya
sesuai dengan Surat Keputusan Mentri KLH No 02/MENKLH/1998 yang dapat
dilihat.
No Parameter Metode Analisis Peralatan
1. Kebisingan Pengukuran in situ Sound level meter
2. Debu Gravimetri High Volume Sampler
3. SO2 Pararosalin Spektofotometer
4. NOx Saltzman Spektofotometer
5. CO NDIR NDIR Analyzer
6. H2S Mercurythiocyatenate Spektofotometer
7. NH3 Nessler Spektofotometer
8. Pb Gravimetric High Volume Sampler

b. Fisiografi
Fisiografi meliputi keadaan fisiografi dan topografi daerah, sifat – sifat
morfologi tanah dan kandungan kimia tanh, dan neraca air.
Komponen Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
lingkungan Lingkungan Metode Lokasi Data
Iklim -Suhu -Pengumpulan -Pelabuhan -Tabulasi data
-Kelembaban data sekunder udara -Klasifikasi Sehmitc
nisbi udara -Pengukuran terdekat dan Ferfuson,
-Kualitas udara dilapangan -Stasiun Koppen dan oldeman.
( utk kualitasMeteorologi
udara ) terdekat
Hidrologi -Tinggi mukaPengamatan -Sungai -Analisis hidrograf
air tanah lapangan -Saluran -Pengukuran lapangan
-Pola aliran-Pengukuran primer, -Penilaian ahli
dan debitlapangan sekunder,
sungai tersier
-Tinggi lama,
dan frekuensi
genangan atau
banjir
Sifat fisik -Warna -Pengukuran in-Sungai -Titrimetrik
air -Rasa dan bau situ -Saluran Spektrofotometrik
permukaan -kekeruhan -Pengambilan primer,
padatan sampel air sekunder dan
tersuspensi -Titrasi tersier.
-pH
-DO
-BOD
-COD
-Kesadahan
total
-Kalsium ( ca)
-Magnesium
(Mg)
-Mangan ( Mn)
-Karbonat
(CO3 )
-Nitrit ( NO2 )
-Nitrat ( NO3)
-Sulfat
( SO4 )
Tanah -Fisiografi -Observasi -Lahan -Penilaian ahli
litologi lapang gambut -Analisis
-Sifat fisik-Pengeboran -Lahan rawa laboratorium
tanah dan
-Sifat kimiapengambilan
tanah sampel tanah

c. Komponen biologi
Komponen biologi yang ditelaah meliputi flora dan fauna serta organism
lainnya, baik darat maupun perairan. Data yang diambil berupa indeks
keanekaragaman, indeks pemerataan, dan kelimpahan suatu organism.
Parameter Metode peralatan Lokasi Analisis Data
Pengambilan
Samping

Ekosistem -Sistematik - Plankton net Perairan Indeks


akuatik : random -Eckmangrab sekitar keanekaragaman,keseragam
- Plankton sampling dan kelimpahan
- Bentos -Transfek
- Rumput laut sampling
ganggang -Kuadrat
sampling
Ekosistem -Point quarter -Meteran Pada lokasi Indeks keanekaragaman,
darat: sampling -Kompas proyek dan kerapatan, dan dominasi
- Pekarangan -Line -Tali plastic sekitarnya
- Sawah intercept, -Patok yang
- Kebun belt transect terdapat
campuran -Bisect banyak
- Bantaran -Distance vegetasi.
sungai method

Fauna daratan ( -sensus -Teropong -Pada lokasi -Frekuensi kehadiran


satwa liar dan langsung -Alat Tulis proyek bagian -Indeks keanekaragaman,
domestic ) dan -wawancara -Buku darat yang dominasi dan keseragaman
mikroorganisme -inventarisasi identifikasi terdapat
. -Pengamatan banyak fauna
jejak/bekas
kotoran hewan

d. Komponen social, ekonomi, dan budaya


Komponen social yang penting di antaranya adalah demografi, ekonomi, dan
budaya. Metode yang digunakan untuk pengambilan data sosial dapat dilihat pada
table
Komponen Parameter lingkungan Sumber data Metode analisis
lingkungan Data Data sekunder kuantitatif Kualit
primer
Sosial -kegiatan perekonomian -observasi -monografi -tabulasi silang -gam
ekonomi -mata pencaharian dan -wawancara kecamatan, kelua
pendapatan kelurahan,dan uang
-sistem penguasaan desa -pote
tanah masy

demografi -struktur kependudukan -observasi -monografi -tabulasi silang -men


-jumlah,kepadatan,jenis desa dan kecenderungan keada
kelamin,dan persebaran kecamatan memusat demo
penduduk -data statistik pendu
desa
Sosial -adat istiadat,kebiasaan, -observasi -monografi -data statistik -men
budaya dan norma yang berlaku -wawancara desa dan deskriptif situa
-pranata sosial -kuisioner kecamatan -sosiogram buda
-masalah sosial masy
setem

Kesehatan -keadaan dan system -kuisioner -monografi -data statistic -iden


masyarakat kesehatan yang ada peskesmas dan deskriptif pola p
-angka penderita sakit balai kesehatan -siste
dan kematian setempat penge
-sanitasi lingkungan masy
-fasilitas medis dan
status gizi
-endemik
-pendemik dan epidemik

2. Metode prakiraan dampak kegiatan pembangunan


Prakiraan dampak adalah pengkajian kedalaman perubahan kualitas lingkungan
yang disebabkan pembangunan suatu proyek baik pra konstruksi, konstruksi, maupun
pasca konstruksi. Metode-metode yang dipakai dalam memprakirakan dampak, yaitu:
a. Model matematik
Pendekatan menggunakan persamaan matematis sehingga diperoleh nilai atau
besaran parameter lingkunga. Contoh persamaan matematis untuk studi kualitas air,
yaitu:
Cm =

Cm : konsentrasi parameter kualitas air pada badanperairan setelah


bercampur dengan limbah cair kegiatan
Ca : konsentrasi parameter kualitas air pada badan perairan sebelum
bercampur dengan limbah cair kegiatan.
Cb : konsentrasi parameter kualitas air limbah kegiatan
Qa : debit badan air sebelum bercampur dengan limbah cair kegiatan
Qb : luas wilayah tangkapan air

b. Perkiraan dampak berdasarkan analogi


Pendekatan ini mempelajari fenomena dampak yang timbul akibat kegiatan
proyek sejenis yang telah berjalan pada daerah tertentu dan memiliki kesamaan
dengan proyek yang akan atau sedang dibangun.

c. Penggunaan standard baku mutu lingkungan


Pendekatan ini sesuai dengan baku mutu yang sudah ada, yaitu yang telah
diterbitkan pemerintah,seperti PP No.20 tahun 1990, Keputusan MENKLH No. 02/
MENKLH/1998, serta standard baku mutu lingkungan lainnya yang telah disepekati.
d. Penilaian oleh para ahli
Penilaian besarnya dampak ditetapkan berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman para ahli sesuai dengan situasi di lapangan.

3. Metode evaluasi dampak penting


evaluasi dampak dimaksudkan sebagai penelaahan dampak penting dari
rencana usaha atau kegiatan pembangunan secara menyeluruh. Evaluasi dampak
penting dilakukan dengan pendekatan secara menyeluruh, meliputi sebab akibat
danpak penting yang ditimbulkan, sifat dan karakteristik dampak, dan pola
persebaran dampak.
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak secara menyeluruh
diantaranya, yaitu :
· USGS Matrik (Matrik Leopold)
· Bagan alir dampak (Flow Chart)
· Enviromental Evalution System (EES)
· Matrik tiga tahap Fischer dan Davies
· Extended Cost Benefit Analysis
Matriks dievaluasi ini dilaksanakan baik pada saat proyek masih dibangun,
pada saat proyek beroperasi, maupun sesudah proyek berakhir.

H. Kebijakan pembangunan di Indonesia


Setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem perencanaan
pembangunan yang disusun secara sistematis untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan nasional yang dilakukan di Indonesia disusun atas dasar
pembangunan jangka pedek dan jangka panjang. Keduanya dilakukan secara
berkesinambungan untuk menciptakan kondisi sosial – ekonomi yang lebih baik.
Dalam menjaga keselarasan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan,
kebijakan pemerintah merupakan hal yang penting untuk dijadikan acuan dalam
penerapan dan pelaksanaan pembangunan. Kebijakan tersebut berfungsi untuk
mencegah atau meminimalkan dampak negatif pembangunan bagi lingkungan.
Beberapa kebijakan lingkungan yang digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. UU Nomor 23 Tahun 1997
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 18, disebutkan bahwa :
a. Setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha dan atau kegiatan.
b. Izin melakukan usaha dan atau kegiatan yang dimaksud dalam ayat (1) diberikan
oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Dalam izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan persyaratan dan
kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak lingkungan hidup.
2. PP Nomor 27 Tahun 1999
Pasal 3 dalam PP tersebut pada ayat (1) disebutkan bahwa usaha dan atau
kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup meliputi :
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b. Eksploitasi sumber daya alam proses kegiatan yang secara potensi dapat
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
c. Proses atau kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi kelestarian alam
Jenis usaha dan atau kegiatan sebagaimana yang dimaksud dlam ayat (1) wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
3. KEPMENLH Nomor 17 Tahun 2001
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001, merupakan
regulasi ke-3 yang digunakan untuk menentukan bentuk kajian lingkungan yang akan
dilakukan. Terdapat 4 hal penting dalam KEPMEN tersebut, yaitu :
a. Jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisi
mengenai dampak lingkungan hidup adalah sebagaimana dimaksud dalam lampiran
keputusan tersebut
b. Apabila skala atau besaran suatu jenis rencana usaha dan atau kegiatan lebih kecil
daripada skala/besaran yang tercantum pada Lampiran Keputusan ini akan tetapi
atas dasar pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tamping lingkungan
serta tipologi ekosistem setempat diperkirakan berdampak penting terhadap
lingkungan hidup, maka bagi jenis usaha dan atau kegiatan tersebut dapat
ditetapkan oleh Bupati / Walikota atau Gubernur untuk wilayah daerah khusus
ibukota Jakarta sebagai jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan hidup
c. Jenis rencana usaha dan atau kegiatan yyang tidak termasuk dalam lampiran
keputusan ini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindungan wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup
d. Apabila bupati/walikota atau gubernur untuk wilayah DKI Jakarta dan atau
masyarakat menganggap perlu untuk mengusulkan jenis rencana usaha dan atau
kegiatan yang tidak tercantum dalam lampiran keputusan ini tetapi jenis rencana
usaha dan atau kegiatan tersebut dianggap mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan, maka bupati/walikota atau gubernur untuk DKI Jakarta dan atau
masyarakat wajib memberikan usulan secara tertulis kepada menteri negara
lingkungan hidup.
4. Peraturan Menteri nomor 17 tahun 2012
PERMEN Nomor 17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Peraturan tersebut
adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat Dalam AMDAL dan Izin Lingkungan.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses
AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan yang saat ini
hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja yang dilibatkan dalam
proses AMDAL, penunjukkan wakil masyarakat yang terlibat dalam keanggotan
Komisi Penilai AMDAL, dan pelaksanaan konsultasi publik.
Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat dalam proses
penerbitan izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin lingkungan diatur adanya
pengumumam pada saat permohonan dan pesertujuan izin lingkungan. Dengan
terbitnya PermenLH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam
Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, maka Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08
Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam
Proses AMDAL dinayatakan dicabut dan tidak berlaku.

5. Peraturan Menteri nomor 16 tahun 2012


PERMEN LH Nomor 16 Tahun 2012 ada perubahan mendasar terhadap tata
cara penyusunan dokumen Amdal. Sebelumnya dalam PP Nomor 27 Tahun 1999
tentang AMDAL, disebutkan bahwa dokumen AMDAL adalah dokumen yang terdiri
dari 5 dokumen yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan
Eksekutif. Tetapi dalam PP Nomor 27 Tahun 2012, dokumen Amdal hanya terdiri
dari 3 dokumen saja, yaitu Dokumen KA-ANDAL, ANDAL dan RKL-RPL.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian Lingkungan Hidup telah
menerbitkan PermenLH Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan. Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyusunan AMDAL,
UKL-UPL dan SPPL. Ada beberapa perubahan tata cara penyusunan Amdal dalam
peraturan ini. Ada penguatan kajian dan penyederhanaan penyusunan Amdal dan
UKL-UPL. Selanjutnya dengan terbitnya PermenLH Nomor 16 Tahun 2012, maka
sekaligus mencabut:
a. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen AMDAL
b. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010 tentang UKL-
UPL dan SPPL.

6. Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2012


Sejak terbitnya PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
Kementerian Lingkungan Hidup telah menerbitkan peraturan-peraturan teknisnya.
Salah satunya adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL.
Peraturan ini mencabut Peraturan Menteri sebelumnya yaitu Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 yang mengatur tentang hal yang
sama. Peraturan Menteri ini terdiri dari:
a. Batang Tubuh yang terdiri dari 7 Pasal:
Pasal 1 : Ketentuan Umum
Pasal 2 : Penapisan
Pasal 3 : Kawasan Lindung
Pasal 4 : Penambahan Wajib Amdal
Pasal 5 : "Delisting wajib Amdal"
Pasal 6 : Pencabutan PermenLH No. 11 Tahun 2006
Pasal 7 : Masa Berlaku Permen ini
b. Lampiran I : Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Amdal
c. Lampiran II : Bagan Alir Tata Cara Penapisan untuk Menentukan Wajib Tidaknya
Suatu Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dilengkapi dengan Amdal
d. Lampiran III : Daftar Kawasan Lindung
e. Lampiran IV : Kriteria Penapisan
f. Lampiran V : Ringkasan informasi awal Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan
dilakukan Penapisan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (PP No.
27 Tahun 2012) adalah Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun
1999 tentang Amdal. Peraturan ini adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini
mengatur tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
Dalam PP 27 Tahun 2012 ini dikatakan bahwa dokumen amdal yang kita kenal
selama ini terdiri dari 5 (lima) dokumen, sekarang menjadi 3 (tiga) dokumen yaitu
dokumen KA-ANDAL, dokumen ANDAL dan dokumen RKl-RPL. Kewenangan komisi
penilai amdal dan keanggotaan dalam komisi penilai amdal juga diatur secara rinci
dalam PP ini.

I. Contoh - contoh usaha dan atau kegiatan yang sudah memiliki AMDAL
Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL dapat dilihat pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17
tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan
AMDAL. Jenis Usaha dan Atau Kegiatan Wajib AMDAL:
1. BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI .
 Luas wilayah pertambangan umum tahap exploitasi Produksi.
 Batubara
 Bijih Primer
 Bijih Sekunder
 Bahan galian bukan logam atau bahan galian golongan C Bahan galian
 radioakif, termasuk pengolahan, penam- bangan dan pemurnian
 Transmisi
 PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU
 PLTA semua jenis dan ukuran kecuali PLTM den jenis aliran langsung
 PLTP
 Pusat Listrik dari jenis lain
 Eksploitasi Minyak/Gas Bumi
 Pengolahan (Kilang)Transmisi Minyak/Gas Bumi >= 200 ha dan atau
>= 200.000 ton/tahun
>= 60.000 ton/tahun
>= 100.000 ton/tahun
>= 300.000 m3/tahun
> 150 KV
>= 100 MW
>= 55 MW
>= 5 MW
>= 25 km

2. BIDANG KESEHATAN
 Rumah sakit kelas A
 Rumah sakit yang setara dengan kelas A atau kelas 1 Rumah sakit
 Rumah sakit dengan peiayanan spesialisasi lengkap/menyeluruh
 lndustri Farmasi yang membuat bahan baku obat dengan proses penuh
 >= 400 kamar
3. BIDANG PEKERJAAN UMUM
 Pembangunan Bendung atau Waduk
 Pengembangan Daerah lrigasi
 Pengembangan Daerah Rawa Pasang Surut/Lebak Pengamanan pantai, dikota besar
 Perbaikan sungai dikota besar
 Kanalisasi/Kanal Banjir dikota besar
 Kanalisasi (pantai, rawa, atau lainnya)
 Pernbangunaan jalan tol dan jalan layang
 Pembangunan jalan raya dan peningkatan jalan dengan pelebaran di luar daerah
milik jalan kota besar dan metropolitan yang berfungsi arteri atau kolektor
 Pengolahan sampah dengan incinerator
 Pembuangan sampah dengan sistem control landfill dan sanitary landfill
 Pembuangan sampah dengan sistem open dumping Pembuangan sistem drainase
dengan saluran di saluran primer kota metropolitan dan besar
 Pembangunan IPAL untuk pemukimanPembangunan sistem sewerage
 Pengambilan air dari danau, sungai, mata air, atau sumber air lainnya
 Pembangunan perumahan den pemukiman umum Peremajaan kotaGedung
bertingkat/apartemen tinggi >= 15 m atau luas genangan >= 100 ha
 luas yang diairi :
a. >= 2.000 ha
b. luas >= 5.000 ha
c. >= 500.000 penduduk
d. >= 500.000 penduduk
e. panjang >= 5 km atau lebar >= 20 M
f. panjang >= 25 km atau lebar >= 50 M
g. panjang > 25 km
h. panjang > 5 km atau luas >= 5 ha
i. >= 800 ton/ha
j. >= 800 ton/ha
k. >= 80 ton/ha
l. panjang >= 5 km
m. luas >= 50 ha
n. pelayanan >= 2.500 ha
o. debit >= 60 m
p. luas >= 200 ha
q. luas >= 5 ha
r. tinggi >= 60 m
4. BIDANG PERTANIAN
 Usaha tambak udang/ikan
 Pencetakan sawah, pada kawasan hutan
 Usaha perkebunan tanaman tahunan
 Usaha pertanian tanaman semusim luas >= 50 ha
 luas >= 1.000 ha
 luas >= 1 0.000 ha
 luas >= 5.000 ha

5. BIDANG PARPOSTEL .
 Hotel
 Padang Golf
 Taman Rekreasi
 Kawasan Pariwisata >= 200 kamar atau luas >= 5 ha, >= 100 ha

6. BIDANG TRANSMIGRASI & PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN


 Rencana kegiatan pembangunan pemukiman transmigrasi
 Keterangan :
o Jenis Transmigrasi Umum
 Usaha pokok Tanarnan pangan dan atau perkebunan
 Lingkup studi : SKP

7. BIDANG PERINDUSTRIAN
 Idustri Semen (yang dibuat melalui produksi klinker)
 Industri Pulp dan Kertas
 lndustri Pupuk Kimia (Sintetis)
 lndustri Petrokimia
 lndustri peleburan baja
 lndustri peleburan timah hitam (Pb)
 Industri peleburan tembaga (Cu)
 lndustri pembuatan alumina
 lndustri peleburan baja paduan
 Industri alumunium ingot
 Industri peleburan pellet & sponge
 Industri pig iron
 industri fero alloy
 Kawasan lndustri
 Industri galangan kapal produksi
 Industri Pesawat Terbang
 Industri kayu lapis terintegrasi lengkap dgn fasilitas penunjangnya, antara lain
industri perekat
 Industri senjata, munisi dan bahan peledak
 Industri penghasil pestisida primer
 Industri Baterei
 >= 3.000 DWT, luas >= 3.000 ha

8. BIDANG PERHUBUNGAN
 Pembangunan Jaringan Jalan Kereta Api dan fasilitasnya
 Pembangunan Sub Way
 Pelabuhan Kelas 1, 11, 111 beserta fasilitasnya
 Pelabuhan khusus
 Reklamasi Pantai luas
 Pengerukan Laut
 Daerah Kerja (Kawasan) Pelabuhan
 Bandar Udara beserta fasilitasnya panjang >= 25 km,
 Luas >= 25 ha
 volume >= 1 00.000 m3

9. BIDANG PERDAGANGAN
Pusat Perdagangan/Perbelaniaan relatif terkonsentrasi luas >= 5 ha atau luas
bangunan >= 10.000 m2

10. SIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN


 Pembangunan Gudang Munisi
 Gudang Pusat Munisi dan Gudang Munisi Daerah
 Pembangunan Pangkalan Angkatan Laut
 Pembangunan Pangkalan Angkatan Udara
 Pusat Latihan Tempur/Lapangan tembak senjata
 luas >= 10.000 ha

11. SIDANG PENGEMBANGAN TENAGA NUKLIR


 Pembangunan dan pengoperasian Reaktor Nuklir Reaktor Daya
 Reaktor Penelitian Pembangunan dan Pengoperasian instalasi Nuklir Non Reaktor
 Fabrikasi bahan bakar Nuklir
 Pengelolaan Limbah Radioaktif
 Radiator aktivitas sumber
 Produksi Radioisotop untuk semua instalasi >= 1 00 KWt
 produksi >= 50 elemen bakar/tahun
 >= 1.850 TBq (5.000 Ci)

12. BIDANG KEHUTANAN


 Pembangunan taman safari
 Pembangunan kebun binatang
 Hak pengusaha hutan (HPH)
 Hak pengusahaan hutan sagu
 Hak pengusahaan hutan tanaman industri (HTI Pengusahaan pariwisata alam
didalam : taman wisata alam, taman buru, taman laut, taman nasional, dan taman
hutan raya >= 250 ha, >= 100 ha

13. BIDANG PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN


Pembangunan Fasilitas Pengolah Limbah B-3

14. BIDANG KEGIATAN TERPADU/MULTISEKTOR


Usaha atau Kegiatan yang terdiri dari lebih dari satu kegiatan wajib AMDAL
yang saling terkait dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab serta berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem.

Berikut ini adalah contoh AMDAL rencana pembangunan Perumahan Gawanan


Asri yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik secara
langsung atau tidak langsung serta memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting
yang akan terjadi pada lingkungan serta akibat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan saat pelaksanaan pembangunan maupun setelah selesai pembangunan.
Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang terkena dampak. Menyusun
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Hasil penelitian dan evaluasi dari Andal ini digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk melakukan tindakan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan
yang ditimbulkannya. Dengan demikian akan dicapai manfaat pembangunan yang
optimum dengan pengurangan dampak negatif. Sebagai berikut :
A. Data
Kontraktor : PT. TIRTA JAYA LAND
Proyek : Perumahan Gawanan Asri
Lokasi : Belakang SMP N 1 Colomadu, Karanganyar
Luas Lahan : ± 3.500 m2 Bekas tanah pertanian (tadah hujan)
Tenaga kerja : 10 orang / unit (dari PT)
Waktu : 90 hari
Jam Kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Alat Berat : Stamper dan Setum
Perijinan : Proses langsung kepada Pemda Karanganyar
Sertifikat tanah : Dari pemilik tanah langsung ke pembeli (tidak milik PT)

Iklim : Sejuk (± 27 – 28 o C).

Udara : Dingin ( karena diantara lahan pertanian).


Bising : Tidak terlalu bising (jarak ± 50m dari jalan utama).
Getaran : Tidak ada karena tidak terdapat proyek dan industri di sekitar
perumahan.
Topografi : Berada di tanah kering yang datar.
Keistimewaan :
• Dekat dengan jalan raya
• Akses akomodasi mudah
• Dekat dengan lapangan udara
• Jauh dari area industry

Rona Lingkungan.
Perum Griya Gawanan Asri yang dibangun untuk keperluan komersil, merupakan
kawasan lahan kering daerah Karanganyar dan merupakan daerah pembangunan
kompleks perumahan. Lahan ini dipilih oleh pengembang karena proses perijinan
lebih mudah.

Komponen yang ditelaah karena terkena dampak


Aspek lingkungan yang ditelaah meliputi :
a) Iklim,meliputi komponen :
 Temperatur dan kelembaban udara
 Kualitas udara (gs dan debu)
 Kebisingan
 Getaran
b) Fisiologi, meliputi komponen :
 Topologi bentuk lahan, struktur geologi dan jenis tanah
 Indikator lingkungan hidup
 Keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk lahan
c) Hidrologi, Meliputi komponen :
 Komdisi daerah resapan air permukaan dan air tanah disekitar lokasi
 Fluktasi, potensi dan kualitas air tanah
 Tingkat penyediaan dan kebutuhan air
d) Ruang, lahan dan tanah,meliputi komponen :
 Tata guna lahan dan potensi perkembangan kedepan
 Penentuan lokasi pembangunan perumahan

Isu – Isu Pokok


a. Kesehatan lingkungan akibat debu, bising dan getaran.
b. Dampak kegiatan terhadap air resapan pembuangan.
c. Rekrutmen tenaga kerja.
d. Masalah terjadinya genangan air pada musim hujan.
e. Transportasi menuju lokasi.
f. Keamanan lingkungan perumahan.
B. AMDAL
Untuk sanitasi air : Selokan diletakkan di tengah jalan utama perumahan, jadi
tiap rumah memiliki bak control selokan. Posisi selokan tertimbun jalan dan di
alirkan ke area pertanian sebelah perumahan (jika penuh), tapi jika normal air akan
diresapkan. Letak sumur ± 8,5 m dari resapan septic tank Sumur pompa (air tanah)
Metode prakiraan dan Penentuan Dampak Besar dan Penting

Metode yang digunakan dalam identifikasi dampak adlah matriks dan diagram
air.Penetapan Penetapan kedua metode tersebut dianggap sesuai dengan objek
studi,karena sifatnya yang saling menunjang dan komprehenship.

Untuk prakiraan dampak dasar dan penting menggunakan metode formal dan
informal. Pada metode formal dengan penghitungan matematis, sedangkan metode
informal dengan pendekatan “profesional judgement”.
Metode Evaluasi Dampak Besar Dan Penting

Setelah diketahui hubungan sebab akibat antara komponen kegiatan dengan


komponen lingkungan, selanjutnya akan dievakuasi besaran serta tingkat
kepentingan dampaknya secara holistik atas komponen lingkungan yang diperkirakan
mengalami perubahan yang mendasar akibat rencana kegiatan pembangunan
perumahan, baik matematis maupun proresional judgement.

Pedoman mengenai ukuran dampak besar dan penting yang ditetapkan meliputi 6
kriteria, antara lain :

1. Dampak terhadap lingkungan sekitar.


2. Luas wilayah yang terkena dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak.
5. Sifat komulatis dampak.
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

(penjelasan pasal 15 ayat (1) UU Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup). Dari hasil bahasan evaluasi dampak yang bersifat holistik secara
totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan, dilakukan evaluasi
penanganan dampak besar dan penting secara garis besar. Pengelolaan dampak
negatif yang harus diminimalkan dan pengelolaan dampak positif yang dikembangkan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif
dari kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu
kegiatan/proyek Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan
negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia,
biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.
Prosedur AMDAL yaitu, Penapisan, Pelingkupan, Kerangka acuan, ANDAL,
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan, dan Pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA

https://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-kuliah/analisis-mengenai-dampak-
lingkungan/
https://yogoz.wordpress.com/2011/02/06/amdal-analisis-mengenai-dampak-
lingkungan/
http://www.bangazul.com/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal-1/
http://sukmajayandi27.blogspot.com/2014/05/materi-ipa-smk-amdal-analisis-
mengenai.html
http://muhamadzulfakar.blogspot.com/2013/11/peraturan-tentang-amdal.html
https://staff.blog.ui.ac.id/andreas.pramudianto/2012/12/17/modul-hukum-
lingkungan-untuk-pelatihan-amdal/
http://ekashawty.blogspot.com/2013/09/makalah-amdal-lengkap.html
http://an-rohmanto.mywapblog.com/manfaat-amdal.xhtml
http://chumbucket08.blogspot.com/2012/01/analisis-mengenai-dampak-
lingkungan.html
http://pepayamanggapisangjambu.blogspot.com/2015/03/contoh-makalah-
amdal.html

Anda mungkin juga menyukai