Anda di halaman 1dari 17

IDENTIFIKASI LALU INTAS PADA JALAN VETERAN MALANG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa lalu lintas

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2018

DISUSUN OLEH :

1. Aby Wijaya Cahya Prima (21601051004)


2. Dony Fahrial N (21601051003)
3. anggun (21601051)
4. mbah (21601051)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “ Identifikasi Lalu Lintas
Pada Jalan Veteran malang”. Serta tak lupa sholawat dan salam semoga selalu tetap tercurahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahnya, yang telah
membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan
dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu penyusun memberikan referensi dalam
pembuatan Tugas ini.
Pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak”, begitupun dengan makalah ini.
Masih ada beberapa kesalahan yang ada tanpa disadari oleh kelompok kami, oleh karena itu
penulis mengharapkan akan adanya kritik dan saran atas makalah ini yang bisa membangun,
sehingga dapat menjadi lebih baik lagi pada penyusunan makalah-makalah berikutnya. Dan
dari penulis sendiri megucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, dan dikenal
dengan julukan kota pelajar, atau banyak juga yang menjuluki sebagai Kota Bunga. Oleh
sebab itu banayak wisatawan berkunjung di kota malang. Namun jika kapasitas jalan raya
yang tidak dapat menampung para pengendara (wisatawan) dengan maksimal akan
menimbulkan ketidaknyamanan para wisatawan. Jalan adalah prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan. Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4
klasifikasi yaitu:Klasifikasi menurut fungsi, Klasifikasi menurut Kelas Jalan, Klasifikasi
menurut medan jalan, Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan.
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna,
kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan. Agar sesuai
dengan keingginan pemerintah dalam menciptakan lalu lintas yang selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien maka di susunlah sebuah managemen lalu lintas
yang dapat di gunakan sebagai pedoman untuk mengurangi dampak – dampak negatif yang
ditimbulkan oleh padatnya lalu lintas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah faktor yang menyebabkan padatnya lalu lintas di jalan Veteran Kota
malang?
2. Bagaimana upaya mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Veteran Kota
malang?
C. TUJUAN PENULISAN/PEMBAHASAN
1. Mengetahui faktor penyebab padatnya lalu lintas di Jalan Veteran Kota Malang.
2. Mengetahui solusi mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Veteran Kota
Malang.
JALAN RAYA
Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.1

Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat
(Clarkson H.Oglesby,1999).

A. Klasifikasi jalan
Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu:
klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi
menurut medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
(Bina Marga 1997).

a. Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan yaitu :


1) Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan
jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal yaitu Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

b. Klasifikasi menurut Kelas Jalan


1
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu
terberat (MST) dalam satuan ton.

c. Klasifikasi menurut medan jalan


Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman
kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan
keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan
mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen
rencana jalan tersebut.
d. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Klasifikasi menurut wewenang pembinaannya terdiri dari Jalan
Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Desa.

B. Perencanaan geometrik jalan raya


a. Standar Perencanaan
Standar perencanaan adalah ketentuan yang memberikan batasan-
batasan dan metode perhitungan agar dihasilkan produk yang memenuhi
persyaratan. Standar perencanaan geometrik untuk ruas jalan di
Indonesia biasanya menggunakan peraturan resmi yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga tentang perencanaan geometrik jalan
raya. Peraturan yang dipakai dalam studi ini adalah “Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota” yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga dengan terbitan resmi No. 038
T/BM/1997 dan American Association of State Highway and
Transportation Officials. 2001 (AASHTO 2001).

b. Kendaraan Rencana
Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius
putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Dilihat
dari bentuk, ukuran dan daya dari kendaraan – kendaraan yang
menggunakan jalan, kendaraan - kendaraan tersebut dapat
dikelompokkan (Bina Marga, 1997).
Kendaraan yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan
geometrik disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang
dominan menggunakan jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga tentu
ikut menentukan kendaraan yang dipilih sebagai perencanaan.

c. Volume lalu lintas rencana


Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu
titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Volume
lalu lintas yang tinggi membutuhkan lebar perkerasan jalan yang terlalu
lebar untuk volume lalu lintas rendah cenderung membahayakan karena
pengemudi cenderung mengemudikannya dengan kecepatan yang lebih
tinggi sedangkan kondisi jalan belum tentu memungkinkan. Disamping
itu juga mengakibatkan peningkatan biaya pembangunan yang tidak
pada tempatnya/ tidak ekonomis (Sukirman, 1994)

Satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubungan


dengan penentuan jumlah dan lebar jalur adalah :
1. Lalu lintas harian rata-rata
2. Volume Jam perencanaan

d. Kecepatan Rencana
Kecepatan adalah besaran yang menunjukan jarak yang ditempuh
kendaraan di bagi waktu tempuh, biasanya dinyatakan dalam
km/jamKecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilij untuk
perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan,
jarak pandang dan lain-lain.Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kecepatan adalah keadaan terrain apakah datar, berbukit atu gunung.
Untuk menghemat biaya tentu saja perencanaan jalan sepantasnya
disesuaikan dengan keaadaan medan. Suatu jalan yang ada di daerah
datar tentu saja memiliki kecepatanm desain yang lebih tinggi
dibandingkan pada daerah pegunungan atau daerah perbukitan.
TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS
Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di ruang lalu lintas jalan
yang mempunyai pengertian prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Sedangkan pengertian dari kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan
tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan
jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui
manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Adapun komponen-komponen lalu lintas
itu sendiri terdiri atas manusia, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam
pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan untuk dikemudikan oleh
pengemudi yang mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang
memenuhi persyaratan.

A. Komponen terjadinya lalu lintas


Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan
kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi
mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan
yang memenuhi persyaratan geometrik.

1. Manusia sebagai pengguna


Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan
kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan
yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan
tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta
jenis kelamin dan pengaruh pengaruh luar seperti cuaca,
penerangan/lampu jalan dan tata ruang.

2. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan
yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa
bermanuver dalam lalu lintas.

3. Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan
bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan
tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan
lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta
aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

B. Faktor penyebab kepadatan lalu lintas


1. Faktor Jalan raya (ruang lalu lintas jalan)
Faktor jalan raya adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi jalan
raya itu sendiri. Buruknya kondisi ruang lalu lintas jalan serta sempit
/terbatasnya ruang/lahan jalan akan menghambat pergerakan pengguna
jalan.
Penyebab buruknya kondisi ruang jalan raya antara lain: adanya
kerusakan sebagian atau seluruh ruas jalan, pemanfaatan ruang jalan untuk
urusan yang bukan semestinya atau pemanfaatan yang keliru, misal: jalan
digunakan untuk praktek pasar. Terbatasnya lahan jalan dapat diartikan
daya tampung (kapasitas) yang rendah dari ruang lalu lintas jalan,
disebabkan jumlah kendaraan yang melintas/beredar melebihi daya
tampung ruang jalan dan pemanfaatan yang keliru dari ruang lalu lintas
jalan.

2. Faktor Kendaraan
Faktor kendaraan adalah faktor-faktor yang berasal dari kondisi
kendaraan yang melintasi di jalan raya.Berbagai hal yang menyangkut
kondisi kendaraan bisa berupa: jenis, ukuran, kuantitas (jumlah) dan
kualitas kendaraan yang melintas di jalan raya. Misal: jumlah kendaraan
yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung jalan raya,
beroperasinya jenis dan ukuran kendaraan tertentu yang berpotensi
memacetkan arus lalu lintas.

3. Faktor manusia (pemakai jalan)


Faktor manusia adalah faktor-faktor yang berasal dari manusia selaku
pemakai jalan. Berbagai hal menyangkut manusia antara lain: sikap,
perilaku dan kebiasaan (behavior and habit) yang kurang tepat ketika
menggunakan jalan rayamenyebabkan kemacetan lalu lintas dan
membahayakan pihak lain, misal: sikap dan perilaku mementingkan diri
sendiri, tidak mau mengalah, congkak, arogan, menganggap bahwa
melanggar aturan berlalu lintas adalah hal biasa serta tidak mengetahui
atau tidak mau peduli bahwa gerakan (manuver) nya mengganggu bahkan
membahayakankeselamatan pengguna jalan lain,yang berprinsip bahwa
kecerobohannya bukan merupakan tanggung jawabnya melainkan menjadi
tanggung jawab pihak lain.

4. Faktor Lain
Banyak faktor lain selain ketiga faktor (komponen) di atas yang dapat
menyebabkan kemacetan lalu lintas, misalnya: penerapan yang keliru
terhadap kebijakan dan undang-undang lalu lintas angkutan jalan,
keberadaan mall (pintu mall) di tepi jalan raya sehingga keluar masuk
kendaraan, orang dan angkutan umum yang ngetem akanmengganggu
kelancaran lalulintas,kurangnya jumlah petugas pengatur lalu lintas,
demonstrasi, kerusuhan, dan cuaca (hujan deras dan banjir).

C. Menejemen lalu lintas


Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas. Manajemen lalu lintas meliputi:

1. Kegiatan perencanaan lalu lintas.


Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi
tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui
tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud
tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan ruas
jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap
memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan.

2. Kegiatan pengaturan lalu lintas.


Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu lintas,
penentuan kecepatan minimum dan maximum, larangan atau perintah
penggunaan jalan bagi pemakai jalan.

3. Kegiatan pengawasan lalu lintas.


Kegiatan pengawasan lalu lintas meliputi:

a. Pemantauan dan penilaian terhadap kebijaksanaan lalu lintas.


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut untuk mendukung ketercapaian
tingkat pelayanan yang telah ditentukan. Kegiatan pemantauan meliputi
:
i. Inventarisasi kebijaksanaan-kebijaksanaan lalu lintas yang
berlaku pada ruas jalan.
ii. Jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah
dilakukan atas setiap pelanggaran tersebut.

Sedangkan kegiatan penilaian meliputi :


1. Penentuan kriteria penilaian.
2. Analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan.

b. Tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu


lintas.
Tindakan ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya sasaran tingkat
pelayanan yang sudah ditentukan.Tindakan korektif diantaranya adalah
peninjauan ulang terhadap kebijaksanaan apabila didalam
pelaksanaannya menimbulkan masalah.

4. Kegiatan pengendalian lalu lintas


Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi :
a. Pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu
lintas, dengan maksud agar diperoleh keseragaman dalam
pelaksanaannya serta dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya untuk
menjamin tercapainya tingkat pelayanan yang telah ditetapkan.
b. Pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
hak dan kewajiban masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu
lintas.

DAMPAK NEGATIF KEPADATAN LALU LINTAS


Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya
lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai
transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan
jalan dengan kepadatan penduduk.

A. Penyebab kemacetan
Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:
 Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan
 Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang
menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat
kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,

 Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan

 Ada perbaikan jalan,

 Bagian jalan tertentu yang longsor,

 Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi


isyarat sirene tsunami.

 Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt :
berjalan lambat di lajur kanan dsb.

 Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.

 Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga
pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang
akan melewati area tersebut.
 Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti
tinggi rendahnya arus lalu lintas

 Adanya tawuran antarpelajar yang menyebabkan kurang lancarnya lalu


lintas

 Banyak orang yang menyebrang di jalan tersebut

 Walaupun di jalan SATU ARAH, masih ada pengendara yang


NYELONONG dari arah yang TERLARANG / berlawanan

B. Dampak negatif kepadatan lalu lintas


Kepadatan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain
disebabkan.
 Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
 Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar
lebih rendah,

 Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak
yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem
yang lebih tinggi,

 Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi


energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,

 Meningkatkan stress pengguna jalan,

 Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam


kebakaran dalam menjalankan tugasnya

C. PEMECAHAN MASALAH KEPADATAN LALU LINTAS


Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan
kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang
komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan Kapasitas
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah
dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:
i. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu
memungkinkan,
ii. Mengubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
iii. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus
tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok
kanan.
iv. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu
lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,
v. Mengembangkan inteligent transport sistem.
vi. Memberikan sanksi jika ada yang melanggar

2. Keberpihak kepada angkutan umum


Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah
mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang
jalan antara lain:
i. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
ii. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus
bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway,
iii. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di
Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura
iv. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di
Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung
melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk
kepada angkutan umum,

3. Pembatasan Kendaraan Pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah
harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:

i. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu


kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di
Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil
dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk
lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan
dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan
dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang
parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
ii. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan
biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan
bermotor, bea masuk yang tinggi.
iii. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan
tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai
kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor
masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

i. Pnyeberang jalan

Gambar 6. Curb extensions and highly visible crosswalks improve


pedestrian access at midblock crossings (Sumber: Federal
Highway Administration, 2014)

Berbagai strategi dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyeberangan


midblock kepada orang-orang dengan gangguan penglihatan. Jika
persimpangan bersinyal tersebut, seorang pejalan kaki digerakkan
perangkat sinyal diakses dengan nada locator harus disediakan. Strategi
lain adalah untuk mengangkat permukaan termasuk wayfinding
directional di seluruh lebar trotoar (tegak lurus terhadap jalur trotoar
perjalanan). Ini peringatan pejalan kaki tunanetra untuk persimpangan
midblock, dan mereka dapat mengikuti permukaan arah tepi jalan di sisi
lain dari persimpangan. Di Amerika Serikat, relatif sedikit penyeberangan
midblock dilengkapi teknologi mengangkat permukaan directional,
meskipun mereka lebih banyak digunakan di negara-negara lain, termasuk
Jepang dan Inggris.
KESIMPULAN
Dengan mengetahui pemaparan mengenai kepadatan lalu lintas maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi jalan raya, kendaraan, manusia dan faktor alam (cuaca)
sangat berpengaruh penting dalam terjadinya lalu lintas. Jika salah satu faktor tidak
sesuai kinerja maka lalu lintas tersebut berdampak negatif, khususnya ketika padatnya
lalu lintas. Maka di susunlah menejemen lalu lintas untuk mengurangi dampak negatif
khususnya kemacetan lalu lintas.

SARAN
Gunakan menejemen lalu lintas sebagai pertimbangan tata ruang kota, sehingga
terjadinya kepadatan lalu lintas serta dampak-dampak negatif yang mengikuti mampu
di minimalisir, terutama keamanan dan kenyamanan dalam berkendara.

LAMPIRAN
 Tata Cara Pengambilan Data
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam menganalisa kapasitas dan
tuntutan pada Jalan Veteran Kota Malang,
 Peninjauan Pelayanan
Tujuan peninjauan pelayanan sebelum survey, perlu diketahui kondisi
lapangan yang sebenarnya agar dalam melakukan pengambilan data dapat
menghasilkan data yang akurat. Kondisi lapangan meliputi :
a. Sket Lokasi Survey
Sket lokasi survey perlu dibuat untuk menempatkan setiap pos untuk
menghitung volume lalu lintas.

b. Kepadatan Lalu Lintas


Kepadatan lalu lintas perlu ditinjau terlebih dahulu sehingga dapat
ditentukan beberapa orang yang diperlukan dalam melakukan survey pada
tiap- tiap pos untuk menghitung volume kendaraan dan didapat hasil yang
akurat.

 Alat- Alat Survey


Agar survey dilapangan berjalan dengan baik maka perlu terlebih dahulu
disiapkan alat- alat survey, antara lain : meteran, jam dan alat- alat tulis ( kertas
dan pena).
a. Meteran
Meteran fungsinya untuk menentukan titik survey dimana dalam
menganalisa arus lalu lintas Jl. Veteran, menghitung lebar jalan, lebar
jalur pendekat ( masuk), lebar lajur keluar, lebar bahu, lebar trotoar dan
radius simpang.

b. Pengukur Waktu atau Jam


Dalam menganalisa kapasitas jalan harus dilaksanakan pada jam-
jam sibuk sehingga didapat volume maksimum kendaraan yang melintasi
persimpangan tersebut dihitung setiap interval 15 menit, oleh karena itu
dalam melakukan survey alat pengukur waktu, misalnya jam.

c. Alat- alat Tulis


Untuk menghitung volume kendaraan perlu disiapkan alat- alat
tulis yaitu kertas HVS atau buku dimana didalamnya dibuat tabel yang
mewakili seluruh jenis kendaraan yang diperlukan untuk mengevaluasi
kapasitas pada persimpangan.

 Cara Pengambilan Data

Data – data yang diperlukan untuk menganalisa kapasitas dan pergerakan


pada Jalan Veteran yaitu :
a. Data volume lalu lintas setiap lengan persimpangan pada jam sibuk
(pergerakan kendaraan).
b. Data geometric jalan (lebar, jumlah lajur, lebar trotoar dan lebar bahu).

Pengumpulan data dilakukan di daerah Jalan Veteran. Survey lalu lintas


dilakukan selama 2 jam yaitu pada pukul 16.00- 18.00 WITA. Survey dilakukan
pada jam- jam sibuk

 Data Hasil Survey LHR.

Anda mungkin juga menyukai