Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah sistem nilai dan ajaran illahiyah yang bersifat transendental.
Sebagai suatu sistem universal, Islam akan selalu hadir dinamis dan
menyegarkan serta akan selalu mampu menjawab berbagai tantangan zaman.
Hal ini didasarkan pada sumber ajaran Islam yang kokoh yaitu Alquran,
Hadits, dan Ijtihad.
Al-Quran adalah firman Allah SWT yang di dalamnya terkandung ajaran
pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Sunnah adalah segala
sesuatu yang diidhafah-kan kepada Muhammad Saw yang berisi petunjuk
(pedoman) untuk kemaslahatan hidup umat manusia.
Karena keberadaannya sebagai sumber ajaran Islam. Alquran dan Sunnah
telah menjadi fokus perhatian umat Islam sejak zaman Nabi sendiri sampai
sekarang. Namunberbeda dengan Alquran, perkembangan Sunnah tidak
semulus Alquran. Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring
pertumbuhan studi terhadap Sunnah itu sendiri.
Keraguan tersebut lebih memuncak ketika munculnya golongan yang
mengingkari Sunnah (inkarussunnah). Kelompok ini memiliki argumentasi
sendiri atas sikap mereka itu.
Dalam tulisan ini, Anda akan diarahkan untuk memahami tentangsunnah
menurut para pengingkarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Inkar Sunnah?
2. Bagaimana sejarah dari Inkar Sunnah?
3. Apa saja pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah?
4. Apa saja argumen para Pengingkar Sunnah?
5. Siapa kelompok-kelompok Pengingkar Sunnah?
6. Apa kelemahan Inkar Sunnah?

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 1


7. Bagaimana dalil-dalil Inkar Sunnah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Inkar Sunnah.
2. Untuk memahami sejarah Inkar Sunnah.
3. Untuk mengetahui pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah.
4. Untuk mengetahui argument para Pengingkar Sunnah.
5. Untuk mengetahui siapa kelompok-kelompok Pengingkar Sunnah.
6. Untuk mengetahui apa kelemahan Inkar Sunnah.
7. Untuk mengetahui bagaimana dalil-dalil Inkar Sunnah.

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Inkar Sunnah


a) Secara Bahasa
Kata Inkar Sunnah terdiri dari dua kata yaitu ”Inkar” dan ”Sunnah”. Kata

Inkar berasal dari kata bahasa Arab: ‫ ﻧﻜﺮ اٳﻧﲀرﻳﻧﻜﺮٲ‬yang mempunyai arti

diantaranya ”Tidak mengakui dan tidak menerima baik di lisan dan di hati,
bodoh atau tidak mengetahui sesuatu (antonim kata al-’irfan, dan menolak
apa yang tidak tergambarkan dalam hati.”
Singkatnya, ”Inkar” secara etimologis berarti menolak, tidak mengakui,
dan tidak menerima sesuatu, baik lahir dan batin atau lisan dan hati yang
dilatar belakangi oleh faktor ketidaktahuannya atau faktor lain misalnya
karena gengsi, kesombongan, keyakinan, dan lain-lain. Sedangkan kata
”sunnah” menurut bahasa adalah jalan yang dijalani, baik terpuji atau tidak.
Sesuatu yang sudah tradisi atau menjadi kebiasaan dinamai sunnah, walaupun
tidak baik.
Bisa jadi orang yang mengingkari sunnah sebagai hujjah di kalangan
orang yang tidak banyak pengetahuannya tentang ulum hadis. Orang yang
menolak sunnah sebagai hujjah dalam beragama oleh umumnya ahli hadis
disebut ahli bid’ah dan menuruti hawa nafsunya.
b) Secara Istilah
Definisi Inkar Sunnah yang sifatnya masih sangat sederhana
pembatasannya adalah sebagai berikut:
1. Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis atau
sunnah sebagai sumber ajaran Islam setelah Alquran.
2. Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang
menolak dasar hukum Islam dari sunnah shahih baik sunnah praktis atau
yang secara formal dikodifikasikan para ulama, baik secara totalitas

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 3


mutawâtir maupun âhâd atau sebagian saja, tanpa ada alasan yang dapat
diterima.

Dari definisi di atas dapat kita pahami bahwa Inkar Sunnah adalah paham
atau pendapat perorangan atau paham kelompok, bukan gerakan dan aliran.
Paham Inkar Sunnah bisa jadi menolak keseluruhan sunnah baik sunnah
mutawâtirah dan âhâd atau menolak yang âhâd saja dan atau sebagian.
Demikian pula penolakan sunnah tidak didasari alasan yang kuat, jika
dengan alasan yang dapat diterima oleh akal sehat, seperti seorang mujtahid
yang menemukan dalil yang lebih kuat daripada hadis yang ia dapatkan, atau
hadis itu tidak sampai kepadanya, atau karena ke dhaifannya, atau karena ada
tujuan syar’i yang lain,maka tidak digolongkan Inkar Sunnah.
c) Pengertian sunnah menurut muhaditsin
Sunnah menurut muhaditsin ialah: segala sesuatu yang dinukilkan dari
Nabi Saw, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun berupa taqrir,
pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup baik yang demikian itu sebelum
Nabi Saw, maupun sesudahnya.

B. Sejarah Inkar Sunnah


Sejarah perkembangan Inkar Sunnah hanya terjadi pada dua masa yaitu
masa klasik dan masa modern. Sedangkan pada masa pertengahan Inkar
Sunnah tidak muncul kembali, kecuali Barat mulai meluasakan
kolonialismenya ke negara-negara Islam dengan menaburkan fitnah dan
mencoreng citra agama Islam.
a) Inkar Sunnah Klasik
Inkar Sunnah klasik terjadi pada masa Imam Asy-Syafi’i (w. 204 H.)
yang menolak kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai sumber hukum
Islam baik mutawâtir atau âhâd. Imam Syafi’i yang dikenal sebagai Nâshir
As-Sunnah (pembela Sunnah) pernah didatangi oleh orang yang disebut
sebagai ahli tentang madzhab teman-temannya yang menolak seluruh sunnah,
baik mutawâtir atau âhâd. Ia datang untuk berdiskusi dan berdebat dengan
Asy-Syafi’i secara panjang lebar dengan berbagai argumentasi yang ia

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 4


ajukan. Namun semua argumentasi yang dikemukakan orang tersebut dapat
ditangkis oleh Asy-Syafi’idengan jawaban yang argumentatif, ilmiah, dan
rasional sehingga akhirnya ia mengakui dan menerima sunnah Nabi.
Muhammad Abu Zahrah berkesimpulan bahwa ada tiga kelompok pengingkar
sunnah yang berhadapan dengan Asy-Syafi’i, yaitu:
1) Menolak sunnah secara keseluruhan, golongan ini hanya mengakui
Alquran saja yang dapat dijadikan hujjah.
2) Tidak menerima sunnah kecuali yang semakna dengan Alquran.
3) Hanya menerima sunnahmutawâtir saja dan menolak selain mutawâtir
yakni sunnah âhâd.
Inkar Sunnah klasik diawali akibat konflik internal umat Islam yang
dikobarkan oleh sebagian kaum Zindik yang berkedok pada sekte-sekte
Islam, kemudian diikuti oleh para pendukungnya dengan mencaci para
sahabat dan melemparkan hadits palsu. Inkar sunnah klasik hanya terdapat di
Bashrah Irak karena ketidaktahuannya tentang kedudukan sunnah dalam
syari’ah Islam, tetapi setelah diberikan penjelasan akhirnya menerima
kehujahannya.
b) Inkar Sunnah Modern
Inkar Sunnah modern muncul di Mesir pada abad 20 M. Penyebab
utamanya adalah akibat pengaruh kolonialisme yang semakin dahsyat sejak
awal abad 19 M di dunia Islam, terutama di India setelah terjadi
pemberontakan melawan colonial Inggris 1857 M. Berbagai usaha-usaha
yang dilakukan kolonial untuk pendangkalan ilmu agama dan umum,
penyimpangan aqidah melalui pimpinan-pimpinan umat Islam dan tergiutnya
mereka terhadap teori-teori Barat untuk memberikan interpretasi hakekat
Islam.

C. Pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah


Pada umumnya, setiap kelompok keagamaan memiliki pemikiran sebagai
ajaran utamanya. Hal ini juga menjadi ciri lain yang mempertegas eksistensi
kelompoknya. Demikian juga dengan kelompok Inkar Sunnah. Kelompok ini

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 5


memiliki ajaran utama yang dijadikan landasan pelaksanaan keberagamaan
mereka.
Adapun ajaran-ajaran pokok dari Inkar Sunnah adalah sebagai berikut:
a. Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah SAW. Menurut mereka itu
karangan Yahudi untuk menghancurkan umat Islam.
b. Dasar hukum Islam hanya Alquran saja.
c. Syahadat mereka Isyhadû bi annâ muslimûn.
d. Shalat mereka bermacm-macam, ada yang dua roka’at-dua roka’at dan
ada yang hanya diingat saja.
e. Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau seorang saja
yang melihat bulan, maka dialah yang wajib berpuasa.
f. Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram, yaitu: Muharram, Rajab,
Zulqa’idah, dan Zulhijjah.
g. Pakaian ihram adalah pakaian Arab dan merepotkan. Maka pada waktu
haji boleh mengenakan celana panjang dan baju biasa serta memakai
jas/dasi.
h. Rosul tetap di utus sampai hari kiamat.
i. Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang kandungan isi
Alquran
j. Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah
dalam Alquran.

Seperti itulah ajaran pokok Inkar sunnah yang intinya menolak ajaran
sunnah yang dibawa Rasulullah SAW dan hanya menerima Alquran secara
terpotong-potong.

D. Argumen-Argumen Para Pengingkar Sunnah


Cukup banyak argumen yang dikemukakan oleh mereka yang berpaham
inkar al-sunnah. Baik mereka yang hidup pada zaman al-Syafi’I maupun yang
hidup pada zaman sesudahnya. Pengelompokkan tersebut berupa argumen
naqli dan non-naqli. Berikut penjelasannya:
1. Argumen Naqli

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 6


Argumen Naqli tidak hanya berupa ayat Alquran saja, tetapi berupa
sunnah dan hadis Nabi. Sungguh ironis bahwa mereka menggunakan sunnah
sebagai argumen untuk membela paham mereka. Para pengingkar sunnah
yang mengajukan argumen seperti itu adalah orang-orang yang berpendapat
bahwa Nabi Muhammad SAW tidak berhak menjelaskan Alquran kepada
umatnya.
2. Argumen Non-naqli
Pengertiannya adalah argumen-argumen yang tidak berupa ayat Alquran
atau hadis-hadis. Argument-argumen yang diajukan yang terpenting adalah
sebagai berikut:
a) Alquran diwahyukan kepada Nabi Muhammad melalui perantara
malaikat Jibril dalam bahasa Arab. Orang yang memiliki pengetahuan
Bahasa Arab akan dengan mudah mampu memahami Alquran tanpa
bantuan penjelasan hadis Nabi.
b) Umat Islam mengalami kemunduran karena mengalami perpecahan.
Perpecahan itu dikarenakan hadis Nabi. Jadi agar umat Islam maju maka
umat Islam harus meninggalkan hadis Nabi.
c) Asal mula hadis Nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadis adalah
dongeng semata. Dinyatakan seperti itu karena hadis muncul setelah
Nabi wafat.
d) Menurut dokter Taufik Sidqi, tiada satupun hadis yang dicatat pada
zaman Nabi. Pencatatan hadis Nabi terjadi stelah Nabi wafat. Dalam
masa tidak tertulisnya hadis itu, manusia berpetualang untuk
mempermainkan dan merusak hadis sebagaimana yang telah terjadi.
e) Kritik sanad yang terkenal dalam ilmu hadis sangat lemah untuk
menentukan kesahihan hadis.

E. Kelompok – kelompok Pengingkar Sunnah


Dalam perkembangannya, inkar sunnah hidup dengan pemikiran yang
tidak seragam (heterogen). Jika dianalisa, terdapat beberapa kelompok.
Kelompok pertama, adalah kelompok yang menolak hadits-hadits Rasullah

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 7


SAW sebagai hujjah secara keseluruhan. Argumentasi kelompok pertama ini
dalam menolak hadits sebagai sumber kedua ajaran islam adalah sebagai
berikut:
1. Al-qur’an di turunkan oleh Allah SWT. Dalam bahasa arab dengan
menggunakan bahasa arab yang baik, maka Al-Qur’an akan dapat
difahami dengan baik tanpa bantuan penjelasan dari hadits-hadits
Rasullah SAW.
2. Al-Qur’an sebagaimana disebutkan Allah SWT. Adalah penjelas segala
sesuatu (Q.S. An-Nahl 16: 89). Artinya: “(dan ingatlah) akan hari
(ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka
dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab
(Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.
Hal ini mengandung arti bahwa penjelasan Al-Qur’an telah mencangkup
segala sesuatu yang diperlukan oleh umat manusia. Dengan demikian
maka tidak perlu lagi penjelasan yang lain bagi Al-Qur’an.
3. Hadits-hadits Rasullah sampai kepada kita melalui suatu proses
periwayatan yang tidak dijamin bersih dari kekeliruan, kesalahan dan
bahkan kedustaan terhadap Rasullah SAW. Boleh karena itu, nilai
kebenarannya tidak meyakinkan (Zhanni). Karena status ke-zhanni-an
ini, maka hadits tersebut tidak dapat dijadikan sebagai penjelasan
(mubayyin) bagi Al-Qur’an yang diyakini kebenarannya (qath’i).

Dari ketiga argumen ini mereka menolak otoritas hadits-hadits Rasullah


SAW sebagai hujjah dan sumber kedua ajaran islam. Dengan demikian,
dalam prinsip mereka sunnah tidak perlu ditaati dan siamalkan. Sumber satu-
satunya ajaran islam bagi mereka adalah Al-Qur’an.
Kelompok kedua, adalah kelompok yang menolak hadits-hadits Rasullah
SAW yang kandungannya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, baik secara
implisit maupun eksplisit. Ini berarti hadits-hadits tidak punya otoritas untuk
menentukan hukum baru, diluar yang disinggung Al-Qur’an. Argumentasi

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 8


yang dikemukakan oleh kelompok kedua ini sama dengan yang dikemukakan
oleh kelompok pertama, yakni bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan segala
sesuatu yang berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam.
Kelompok ketiga, dari inkar sunnah adalah mereka yang hanya menerima
hadits-hadits mutawâtir sebagai hujjah dan menolak kehujjahan hadits-hadits
âhâd, sekalipun ada diantara hadits-hadits âhâd ini memenuhi syarat-syarat
shahih. Alasan utama yang mereka kemukakan adalah karena hadits âhâdini
memenuhi syarat-syarat shahih. Alasan yang mereka kemukakan adalah
karena hadits-hadits âhâditu bernilai dzanni al-wurud(proses Penukilannya
tidak meyakinkan).
Dengan demikian kebenaran yang datang dari Rasullah SAW tidak dapat
diyakini sebagaimana hadits mutawâtir. Menurut mereka, urusan agama
haruslah didasarkan pada dalil qat’i yang disepakati kebenarannya. Dalil qat’i
yang diterima semua umat dan diyakini kebenarannya hanyalah Al-Qur’an
dan hadits-hadits mutawatir.

F. Kelemahan Inkar Sunnah Menurut Ahlu Sunnah


Meski faham Inkar Sunnah memiliki dasar-dasar tersendiri dalam
menguatkan argumentnya tentang penentangan dirinya terhadap hadits namun
menurut ahlu sunnah faham ini memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu:
1) Ahlu Sunnah selalu eksis sejak masa Nabi dan sahabat hingga sekarang.
Dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa terputus sedetik pun,
senantiasa bersambung. Dan, insya Allah hingga Hari Kiamat kelak.
Sedangkan Inkar Sunnah baru eksis 1200 tahun setelah wafatnya Nabi.
2) Ahlu Sunnah selalu dapat mengalahkan argumentasi orang yang
mengingkari Sunnah pada dua abad pertama paska wafatnya Nabi ketika
secara personal mereka pernah ada. Sedangkan Orang yang mengingkari
Sunnah selalu kalah jika berhadapan dengan para ulama Ahlu Sunnah
ketika itu.
3) Ahlu Sunnah mempunyai khazanah keilmuan yang sangat melimpah
dalam berbagai disiplin ilmu; Al-Qur'an dan ilmu-ilmu Al-Qur'an, tafsir

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 9


Al-Qur'an, kitab-kitab hadits dan ilmu-ilmu hadits, fikih dan ushul fikih,
sejarah Islam dan madzhab-madzhab dalam Islam, dan lain-lain.
Semuanya penuh dengan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam. Sedangkan Inkar Sunnah sama sekali tidak memiliki kekayaan
intelektual sebagaimana Ahlu Sunnah.
4) Setiap abad, setiap masa, dan setiap saat, selalu saja ada tokoh ulama
Ahlu Sunnah dan para imam yang mengemukakan. Nama-nama mereka
tercatat dengan tinta emas dalam sejarah Islam, terutama dalam literatur
biografi yang menyebutkan berbagai kelebihan dan sumbangsih mereka
dalam menegakkan agama Islam. Sedangkan Inkar Sunnah tidak
memiliki tokoh-tokoh seperti Ahlu Sunnah, kecuali setelah abad delapan
belas Masehi. Itu pun tercatat dengan noda merah. Banyak di antara
tokoh inkar Sunnah yang hidupnya berakhir dengan mengenaskan,
setimpal dengan dosa-dosanya.
5) Ahlu Sunnah, baik ulamanya ataupun umat Islam secara umum, banyak
terlibat dalam perjuangan melawan musuh-musuh Islam. Kemenangan-
demi kemenangan pasukan kaum muslimin atas musuh-musuhnya
tercatat dengan indah dalam sejarah.sedangkan Adapun inkar Sunnah,
justru tercatat sebagai orang-orang atau kelompok yang diperangi oleh
kaum muslimin. Mereka adalah 'pe-er' bagi umat Islam. Mereka adalah
musuh dalam selimut.
6) Para khalifah, sejak masa Khulafa'ur rassyidin, Bani Umayyah, Bani
Abbasiyah, dan Daulah Utsmaniyah, adalah orang-orang yang memegang
teguh memegang Al-Qur'an dan Sunnah Nabi.sedangkan Inkar Sunnah
tidak memiliki peran apa pun dalam pemerintahan Islam. Tidak ada satu
pun khalifah dalam sejarah Islam yang berpaham inkar Sunnah.

G. Dalil-Dalil Inkar Sunnah


Dalil-dalil atau alasan-alasan inkar sunnah dibagi menjadi dua macam,
yaitu dalil Al-Qur’an dan alasan akal. Yang berupa dalil Al-Qur’an
diantaranya:

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 10


1. Al-Qur’an surat An-nahl ayat 89 Artinya “Kami turunkan kepadamu Al-
Qur’an untuk menjelaskan sesuatu”.
2. Al-Qur’an surat al An’am ayat 38. Artinya “Tidak kami hafalkan
sesuatupun didalam Al-Qur’an”.
3. Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3. Artinya” Pada hari ini telah
kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku cukupkan kepadamu
nikmatKu dan telah Ku ridloi Islam itu sebagai agamamu.Dari ketiga
ayat diatas menunjukan bahwa Al-Qur’an telah menunjukan semuanya
(segala sesuatu). Al-Qur’an tidak membutuhkan keterangan tambahan
lagi karena penjelasannya tentang islam sebagai agama yang telah
sempurna.
4. Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4. Artinya”Dan ia (Muhammad) tadi
bertutur benurut hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain wahyu yang
diwahyukan kepadanya. Menurut mereka yang diwahyukan itu sudah
tertuliskan dalam Al-Qur’an.
5. Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 20, Al-Maidah ayat 92, Ar-Ra’d ayat 40,
An-Nahl ayat 35 dan 82, An-Nur ayat 45, Al-‘Angkabut ayat 18, Asy-
Syura ayat 48. Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa tugas nabi
Muhammad hanyalah menyampaikan pesan Allah dan tidak berhak
memberikan penjelasan apapun.
6. Al-Qur’an surat Al-Fathir ayat 31. Artinya” Dan apa yang telah kami
wahyukan kepadamu yakni Al-Qur’an itulah yang benar (haq)”
7. Al-Qur’an surat Yunus ayat 36. Artinya” Dan kebanyakan mereka tidak
mengikuti kecuali ahli persangkaan belaka. Sesungguhnya persangkaan
itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Jadi hadits itu
hanyalah persangkaan yang tidak layak untuk dijadikan hujjah.

Adapun dalil akal diantaranya adalah sebagai berikut:


1) Al-Qur’an dalam bahasa arab yang jelas, maka orang yang faham bahasa
arab maka faham terhadap Al-Qur’an.
2) Perpecahan umat islam karena berpegang pada hadits yang berbeda-beda.

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 11


3) Hadits hanyalah dongeng karena baru muncul pada zaman tabi’in dan
tabi’ittabi’in.
4) Tidak satu haditspun dicatat di zaman Nabi. Dalam periode sebelumnya
pencatatan hadits, manusia berpeluang berbohong.
5) Kritik sanad baru muncul setelah satu setengah abad wafatnya Nabi.
6) Konsep tentang seluruh sahabat adil, muncul setelah abad ketiga
Hijriyah.
7) Analisis terhadap argument Inkar sunnah dalil-dalil naqli dan argumen
aqli inkar sunnah itu seluruhnya lemah. Hal ini dapat diperkuat dengan
argumen-argumen tokoh ikar sunnah dari Malaysia, Kassim Ahmad
mengatakan bahwa buku ini secara saintifik membuktikan ketulenan Al-
Qur’an sebagai perutusan Tuhan kepada manusia yang sepenuhnya
terpelihara dan menarik perhatian pembaca kepada kesempurnaannya,
kelengkapannya, dan keterperinciannya, menyebabkan manusia tidak
memerlukan buku-buku lain sebagai sumber bimbingan. Lebih dari ini,
Kassim Ahmad dengan yakin membuat kesimpulan tentang penolakan
Rosyhad Khalifa terhadap sunnah, yakni bahwa hadits merupakan
penyelewengan dari ajaran Nabi Muhammad dan tidak boleh diterima
sebagai sumber perundang-undangan adalah benar.

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 12


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Faham Inkar sunnah adalah paham yang mengingkari keberadaan hadits-
hadits Rasulullah SAW .
2. Inkar sunnah mulai muncul pada zaman sahabat usai perang sahabat
setelah wafatnya Nabi SAW, Tokoh-tokoh inkar sunah zaman dahulu
diantaranya adalah golongan Khawarij, golongan Mu'tajilah serta
golongan Syi’ah, sedang pada zaman modern tokoh inkar sunnah yang
muncul diantaranya adalah Rasyad Khalifa dari Mesir, Ghulam Ahmad
Parwes dari India, Taufiq Shidqi dari Mesir,Kasim Ahmad dari Malaysia
dan empat orang dari Indonesia yaitu Abdul Rahman, Moh. Irham,
Sutarto, dan Lukman Saad.
3. Sebab peng-Inkaran mereka terhadap sunnah Nabi SAW diantaranya:
a) Pemahaman yang tidak terlalu mendalam tentang Hadits Nabi saw.
Dan kedangkalan mereka dalam memahami Islam, juga ajarannya
secara keseluruhan.
b) Kepemilikan pengetahuan yang kurang tentang bahasa arab, sejarah
Islam, sejarah periwayatan, pembinaan hadits, metodologi penelitian
hadits, dan sebagainya.
c) Keraguan yang berhubungan dengan metodologi kodifikasi hadits,
seperti keraguan akan adanya perawi yang melakukan kesalahan atau
muncul dari kalangan mereka para pemalsu dan pembohong.
d) Keyakinan dan kepercayaan mereka yang mendalam kepada al-Qur'an
sebagai kitab yang memuat segala perkara.
e) Keinginan untuk memahami Islam secara langsung dari al-Qur'an
berdasarkan kemampuan rasio semata dan merasa enggan melibatkan
diri pada pengkajian hadits, metodologi penelitian hadits yang
memiliki karakteristik tersendiri.

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 13


B. Saran
Untuk mengetahui yang berkaitan dengan sunnah, dituntut tersedianya
sejumlah kitab, minimal kitab-kitab yang berkaitan dengan musthalah,
kaidah, pengajian matan, dan pengkajian sanad. Tanpa tersedianya fasilitas
kitab-kitab yang diperlukan, maka upaya mendalami pengetahuan sunnah
akan banyak mengalami kesulitan.

Tafsir/Ilmu Hadits |Inkar Sunnah 14

Anda mungkin juga menyukai