PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tatalaksana terapi influenza
(flu) yang baik dan tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Klasiikasi virus influenza termasuk virus RNA yang merupakan tiga dari lima
genera dalam famili oethomyxoviridae:
Virus influenza a
Virus influenza b
Virus influenza c
Virus influenza a
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza a. Unggas akuatik liar
merupakan inang alamiah bagi sejumlah besar varietas influenza a. Kadangkala, virus
bisa ditularkan pada spesies lain dan bisa menimbulkan wabah yang berakibat besar
pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza
manusia
Virus tipe a merupakan patogen manusia paling virulen di selang ketiga tipe
influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza a bisa dibagi
lagi dijadikan subdivisi berupa serotipe-serotipe yang tidak sama berdasarkan
tanggapan antibodi terhadap virus ini.[22] serotipe yang telah dikonfirmasi pada
manusia, diurutkan berdasarkan banyak kematian pandemi pada manusia, adalah:
H1N1, yang menimbulkan flu spanyol pada tahun 1918, dan flu babi pada
tahun 2009
H2N2, yang menimbulkan flu asia pada tahun 1957
H3N2, yang menimbulkan flu hongkong pada tahun 1968
H5N1, yang menimbulkan flu burung pada tahun 2004
H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa
H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
H9N2
H7N2
H7N3
H10N7
Virus influenza b
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza b hampir secara
eksklusif hanya menyerang manusia. dan bertambah jarang dibandingkan dengan
influenza Hewan lain yang diketahui bisa terinfeksi oleh infeksi influenza b yaitu
anjing laut dan musang. macam influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali bertambah
lambat dibandingkan tipe dan oleh karenanya keragaman genetiknya bertambah
sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza karena tidak terdapat keragaman
antigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza b biasanya didapat pada
usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza b cukup bagi membuat
kekebalan permanen dijadikan tidak mungkin. perubahan antigen yang lambat,
dikombinasikan dengan banyak inang yang terbatas (tidak memungkinkan
perpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza b tidak terjadi.
Virus influenza c
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza c, yang menginfeksi manusia,
anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal.
Namun, influenza c bertambah jarang terjadi dibandingkan dengan macam lain dan
biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.
2.5 MEKANISME INFLUENZA
1. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang sangat
menular dapat menyerag burung dan mamalia.
2. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan C yang merupakan
suatu orthomixovirus golongan RNA.
3. Virus influenza tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1 yang
menyebabkan flu burung dan termasuk HPAI.
4. Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus
respiratorius.
5. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan
disfagia.
6. Komplikasi influenza dapat terjadi pneumonia influenza primer dan pneumonia
bakterial sekunder.
7. Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat
memperpendek angka sakit.
8. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan imunoprofilaksis.