Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PRAKTIKUM

FORMULASI SEDIAAN STERIL

INFUS INTRAVENA RINGER

Disusun oleh:
Kelompok E.1-3

Ketua : Fandi Darsono 2010210100


Anggota : Duri Priandhani 2010210081
 Dwi Activisionis 2010210082
 Elisa 2010210089
 Ervina N. 2010210092
 Euis Anjani 2010210095
 Fadhilah Firdaus 2010210097
 Faizal Reza Hendrawan 2010210098

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2013
I. JUDUL PRAKTIKUM
Infus Intravena Ringer

II. PENDAHULUAN (FI III, Steril Dossage Form hal 250-254)


Infus Ringer adalah larutan steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium
klorida dalam air. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam
larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang
diperlukan tubuh (Ansel hal 408).
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut
cairan tubuh. Cairan tubuh dibagi menjadi dua yaitu :
 Cairan Intraseluler, cairan ini mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta
hampir tidak mengandung ion kalsium, tetapi cairan ini mengandung ion kalium
dan fosfat dalam jumlah besar serta ion Magnesium dan Sulfat dalam jumlah
cukup besar.
 Cairan Ekstraseluler, cairan ini mengandung ion Natrium dan Klorida dalam
jumlah besar, ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion
Kalium, Kalsium, Magnesium, Posfat, Sulfat, dan asam-asam organik (Guyton hal
309).
Keseimbangan air dalam tubuh harus dipertahankan supaya jumlah yang diterima
sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Penyesuaian dibuat dengan penambahan /
pengurangan jumlah yang dikeluarkan sebagai urin juga keringat. Ini menekankan
pentingnya perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam
bentuk minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit
yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan latar
belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infus Ringers zebagai pengganti cairan
tubuh.
Infus adalah larutan dalam jumlah besar, terhitung mulai dari 10 ml yang
diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan peralatan yang cocok. Infus intravena
adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen, dan sedapat mungkin
dibuat seperti darah, disuntikan langsung ke dalam vena dan volume relatif besar. Infus
intravena tidak diperbolehkan mengandung bakterisida, dan zat dapar larutan dalam infus
intravena harus jernih dan praktis bebas partikel (FI III, Hal 112).
Komposisi dari ringer yang akan di buat adalah:
~ Ion natrium (Na+) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk
mengobati hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah
retensi air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
 Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting
dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan
asam-basa serta isotonis sel.
 Ion kalsium (Ca2+), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses
penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di
bawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.

III.ZAT AKTIF :
NaCl, KCl,CaCl2

IV. DATA ZAT AKTIF

Nama zat Sifat fisika, kimia, Ekivalen Cara Cara


Khasiat / dosis
aktif stabilitas NaCl sterilitas pengunaan
NaCl Pemerian: Hablur 1,00 Autoklaf atau Khasiat: larutan Intravena
bentuk kubus, tidak (FI IV filtrasi NaCl biasa (DI 88th
berwarna atau hal. 1251) (Martindale 28 digunakan untuk edition
serbuk hablur putih; hal 35) berbagai jenis hal.1451)
rasa asin (FI IV hal sediaan parenteral
584) atau non perenteral.
Terutama digunakan
Kelarutan: mudah pada sediaan
larut dalam air, parenteral sebagai
sedikit lebih mudah bahan pengisotonis
larut dalam air dan asupan ion NaCl
mendidih. (FI IV
hal. 584) Dosis:
1. Injeksi iv 3-5 %
pH: 4,9-7 dalam 100 ml
0,9 % (DI 2003 hal selama 1 jam (DI
2499)

OTT: korosif
terhadap besi,
perak, merkuri,
senyawa
2003 hal 2449)
pengoksidasi kuat
2. Injeksi NaCl
memisahkan klorida
mengan-dung 2,5-
dan larutan NaCl,
4 mEq/ml
mengurangi
3. Na+ dalam plasma
kelaruan
= 135-145 mEq/L
antimikroba metal
(steril dosage From
paraben
hal. 251)

Stabilitas: larutan
NaCl bersifat stabil
tetap dapat
menyebabkan
pemisahan partikel
gelas untuk
beberapa jenis
wadah gelas (DI
88th edition
hal.1451)
KCl Pemerian: Hablur 0,76 Autoklaf atau Khasiat: biasa Intravena
bentuk memanjang, (FI IV filtrasi digunakan dalam (DI hal.1451)
prisma /kubus; hal. 1245) jenis sediaan
tidak berwarna/ parenteral sebagai
serbuk granul putih; senyawa pengisotonis
tidak berbau; rasa juga sebagai
garam; stabil di pencegah kekurangan
udara; larutan ion K+ bagi tubuh
bereaksi netral yang menyebab-kan
terhadap lakmus (FI iritabilitas dan
IV hal 477) konvulsi.

Kelarutan: larut Dosis:


dalam air, lebih 1. Konsentrasi kalium
mudah larut dalam pada rute intravena
air mendidih (FI IV tidak lebih dari 40
mEq
hal 477) /L dengan
kecepatan 20 mEq/jam
pH: 4-8 (untuk hipokalimia)
5% (DI 2003 hal 2. Untuk
2493) mempertahankan
konsentrasi
OTT: larutan CaCl potassium pada
iv inkompatibel plasma 4mEq/L (DI
dengan protein 2003 hal 2493)
hidrosilat 3. K+ dalam plasma=
3,5-5 mEq/L (steril
Stabilitas: stabil dosage From hal.
dan harus disimpan 251)
dalam wadah
tertutup rapat
ditempat sejuk dan
kering (DI 88th
edition hal.1410)

CaCl2 Pemerian: granul 0,51 Autoklaf atau Khasiat: - Secara iv


atau serpihan, putih, (FI IV filtrasi 1. untuk memperta- - Kalium
keras tidak berbau hal. 1246) hankan elektrolit klorida tidak
(FI IV hal 160) tubuh dapat
2.untuk hipokalemia diberikan
Kelarutan: mudah secara im, ip,
larut dalam air, Dosis: sc, karena
sangat mudah larut 1. kalsium secara menyebab-
dalam air panas (FI intravena tidak kan nekrosis
IV hal.160) melampaui 0,7-1,8 parah dan
mEq
/menit pengelupas-
pH: 5,5-7,5 (DI 88th edition an kulit
10% (Di 2003 hal hal.1398) dapat terjadi
1398) 2. Ca2+ dalam plasma (DI 88th
= 5 mEq/L (Steril edition hal.
OTT: karbonat, Dosage Form hal 1398)
fosfat, sulfat, tatrat, 252)
sefalotin, CTM,
dengan tetrasiklin
membentuk
kompleks
Stabilitas: injeksi
kalsium
inkompatibel
dengan larutan iv
yang mengandung
banyak zat aktif.
(DI 88th ed. hal.
1398)

V. DATA BAHAN PEMBANTU


Konsentrasi/ Ekivalen
Fungsi zat Nama zat Sifat fisika kimia Sterilisasi
dosis NaCl
Pembawa Aqua Pemerian: cairan jernih, Autoklaf
proinjeksi tidak berwarna; tidak
berbau; tidak mempunyai
rasa (FI III hal 97)

Stabilitas: uji yang


tertera pada uji keamanan
hayati (FI III hal.97)
Depirogenasi Norit Pemerian: serbuk Konsentrasi: Autoklaf Dipijar 15
larutan obat (carbo hablur, bebas butiran 0,1-0,3 % menit
adsorben) hitam, tidak berbau, tidak (Martindale
berasa (FI IV hal 173) 34th edition
hal.1030)
Depirogenasi Hidrogen Kelarutan: tidak larut
aqua pro peroksida dalam air (Martindale
injeksi (H2O2) 34th edition hal.1030)

Pemerian: cairan jernih


tidak berwarna, bereaksi
asam terhadap lakmus
(Martindale 34th edition
hal.1232)
VI. FORMULASI
Matriks Ringer
Ion dalam Larutan Infus
Σ
Kation Anion
Na+ 147.5
K+ 4
Cl- 156 312
Ca2+ 4.5
Σ 156

Kesetaraan equivalen elektrolit (Martindale 28 hal. 640, Sprowls )


1 g NaCl ~17,1 mEq Na+ E1 = 1
1 g KCl ~ 13,4 mEq K+ E2 = 0,76
1 g CaCl2 ~ 13,6 mEq Ca2+ E3 = 0,51

Akan dibuat infus 500 ml sebanyak 2 botol (1000 ml)


Volume total larutan yang dibuat = 1000 mL + (10 % x 1000 mL) = 1100 mL
NaCl = 147,5 mEq x 1 g = 8,6257 g
17,1 mEq
KCl = 4 mEq x1g = 0,2982 g
13,41 mEq
CaCl2 = 4.5 mEq x1g = 0,3308 g
13,6 mEq
Perhitungan Isotonis
V = {(W1 x E1) + (W2 x E2) + (W3 x E3) + (W4 x E4)} x 111,11
= {(8,6257 x 1) + (0,2982 x 0,76) + (0,3308 x 0.51) } x 111,11
= {8,6257 + 0,2266 + 0,1687} x 111,11
= 9,021 x 111,11 = 1002,3233 ml
% Tonisitas = 1002,3233 ml x 0,9% = 0,9020 % (ISOTONIS)
1000 ml

Formula standar infus Ringer (USP 2009 hal 3510)


NaCl 8.6 g
KCl 0.3 g
CaCl2 0.33 g
Air pro injeksi ad 1000 mL
Sediaan infus yang akan di buat sesuai dengan formula yang terdapat dalam
Farmakope Indonesia edisi IV halaman 586
NaCl 147,5 mEq/L
KCl 4 mEq/L
CaCl2 4,5 mEq/L
Aqua p.i. ad 500 ml

VII. ALAT DAN CARA STERILISASI

NO. Alat yang digunakan Cara sterilisasi


1. Beaker glass, Oven 150oC selama 1 jam
Erlenmeyer,
Corong glass,
botol infus,
Pipet tetes.
2. Gelas ukur,
Autoklaf 121oC selama 15 menit
Kertas saring.
3. Direndam alkohol selama 30
menit
Batang pengaduk, spatula,
Pinset,
Kaca arloji,
Penjepit besi.

4. Karet tutup botol infus,


Direbus dalam air suling 30 menit
Karet tutup pipet tetes

VIII. PERHITUNGAN

Penimbangan bahan
Penimbangan untuk 2 botol infus masing-masing 500 ml
V = {(2 x 500 ml) + (10%(2 x 500 ml)} = 1100 ml
Mengapa penimbangan ditambah 5%?
Penimbangan ditambah 5% untuk diserap norit :
NaCl = ( 1100ml / 1000 ml x 8,6257 g) + 5% (1100 ml / 1000ml x 8,6257 g)
= 9.9626 g
KCl = (1100ml / 1000 ml x 0,2982 g) + 5% (1100ml / 1000 ml x 0,2982 g)
= 0,3444 g

CaCl2 = (1100ml / 1000 ml x 0,3308 g) + 5% (1100ml / 1000 ml x 0,3308 g)


= 0,3819 g
Aqua p.i ad 1100 ml
Norit = 0,1 / 100 x 1100 ml = 1,1 g
H2O2 = 1 / 100 x 1100 ml = 11 g

IX. CARA KERJA


Prinsip: Sterilisasi akhir menggunakan Autoklaf.
1. Dikalibrasi botol infus sampai tanda (500 ml).
2. Dibuat aqua p.i. (aquadest dipanaskan sampai mendidih, biarkan mendidih selama 30
menit) ditambahkan H2O2, dipanaskan 15 menit lalu didinginkan (dispensasi)
0 Pembuatan Aqua p.i. (FI III hal ):
3. Semua alat yang digunakan disterilkan dengan cara sterilisasi yang sesuai.
4. Ditimbang bahan-bahan.
5. Dilarutkan masing-masing bahan dengan sebagian aqua p.i. bebas pirogen.
6. Dicek pH (5,0-7,5) sebelum di adkan, lalu ditambah dengan aqua p.i. ad 1100 ml.
7. Campur ad homogen.
8. Ditambah carbon absorben, lalu dipanaskan sambil diaduk selama 15 menit, jangan
sampai mendidih sekitar 50-600C.
9. Disaring dengan kertas saring dua lapis atau sampai jernih.
10. Masukkan dalam wadah botol infus ad tanda (500 ml).
11. Ditutup dengan karet penutup steril, lalu ditutup lagi dengan kap infus.
12. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC, 15 menit.
13. Diberi etiket dan label, dikemas dalam dus, lalu diserahkan.

X. EVALUASI
In Process Control
1. Uji kejernihan (Lachman III, hal. 1356)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang
terhadap reflex dari mata, berlatarbelakang hitam dan putih dengan rangkaian isi
dijalankan dengan suatu aksi memutar.
Syarat: semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat dibuang
dari infus volume besar, batas 50 partikel 10ųm dan lebih besar 5 partikel ≥25 ųm/ml
2. Uji pH
Cek pH larutan menggunakan pH meter atau pH indikator universal
3. Uji keseragaman volume (FI IV hal 1044)
 Pilih 1 atau lebih wadah bila volume ≥10 ml. Ambil isi tiap wadah alat suntik
hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang diukur dan
dilengkapi dengan jarum suntik no.21 panjang tidak kurang dari 2,5ųm
 Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik
 Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa menggosokkan bagian jarum kedalam
gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang
diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera.

Quality Control
1. Uji Kejernihan (Lachman III, hal. 1356)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang efek
dari mata, berlatarbelakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan
aksi memutar.
Syarat : semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat dibuang
dari infus volume besar, batas 50 partikel 10 µm dan lebih besar, serta
partikel  25 µm/ml.

2. Uji Sterilitas (FI IV hal 861)


Menggunakan teknik penyaringan membran :
Bersihkan permukaan luar botol, tutup botol dengan bahan dekontaminasi yang
sesuai, ambil isi secara aseptik.
Pindahkan secara aseptik seluruh isi tidak kurang dari 10 wadah melalui tiap
penyaring dari 2 rakitan penyaring. Lewatkan segera tiap spesimen melalui penyaring
dengan bantuan pompa vakum/tekanan.
Secara aseptik, pindahkan membran dari alat pemegang, potong menjadi setengah
bagian (jika hanya menggunakan satu). Celupkan membran atau setengah bagian
membran ke dalam 100 ml media inkubasi selama tidak kurang dari 7 hari.
Lakukan penafsiran hasil uji sterilitas.

3. Uji Keseragaman Volume (FI IV hal. 1044)


Pilih 1 atau lebih wadah bila volume  1m ml. Ambil isi tiap wadah dengan alat
suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur
dan dilengkapi dengan jarum suntik no. 21 dengan panjang tidak kurang dari 2,5 µm.
Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.
Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum ke dalam gelas
ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur
memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera.

4. Uji Pirogenitas (FI IV hal 908)


a. Uji Biologik
berdasarkan peningkatan suhu badan kelinci setelah disuntikkan dengan larutan 
10 ml/kg bobot badan dalam vena auricularis.
b. Uji Serologi
lisat darah kepiting (L. polyphemus) + endotoksin, gelatinisasi selama 30 menit.

XI. DAFTAR PUSTAKA


1. Turco S, King RE. Sterile Dosage Forms. Second edition. Philadelphia: Lea &
Febiger; 1979.
2. Sprowls JB. Prescription Pharmacy. Second edition. Philadelphia: J.B. Lippincott
Company; 1970.
3. Departemen Kesehatan Rwpublik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1979.
4. Departemen Kesehatan Rwpublik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.
5. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi
ketiga. Jakarta: UI-press; 1994.
6. Reynolds JEF, Martindale The Extra Pharmacopoeia. 28 th edition. London: The
Pharmaceutical Press; 1982.
7. Evory MC, Gerald K. Drug Information. USA: American Society of Health-System
Pharmacist; 2003.
8. Kibbe, Arthur H. Handbook of Pharmaceutical Excipient. Fifth edition. Washington
D.C: American Pharmaceutical Association.

Anda mungkin juga menyukai