Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Diare adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-
negara berkembang (Raini, 2016). Diare masih menjadi suatu problematika dan masalah bagi
kesehatan masyarakat di negara berkembang terutama di Indonesia. Angka mortalitas, morbiditas
dan insidennya cenderung meningkat (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi
menderita diare (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Secara global, ada hampir 1,7 miliar kasus
penyakit diare pada anak setiap tahun (WHO, 2017). Kasus diare di Indonesia pada tahun 2016
sebanyak 2.544.084. Di Wilayah Jawa Tengah diperkirakan terdapat 911.901 kasus diare,
sedangkan kasus diare yang sudah ditangani sebanyak 95.635 kasus (Kementerian Kesehatan RI,
2017).

Hasil survei morbiditas diare nasional, angka kesakitan diare pada semua kelompok umur tahun
2013 sebesar 214 per 1.000 penduduk. Angka kesakitan (Insidens Rate) diare untuk semua
kelompok umur di Provinsi Lampung dari tahun 2005 – 2014 cenderung meningkat, yaitu dari
9,8 per 1000 penduduk menjadi 21,4 per 1000 penduduk tahun 2013. Angka ini bila
dibandingkan dengan rata-rata nasional, angka ini masih jauh dibawah angka nasional: 374 per
1.000 penduduk. Walaupun angka kesakitan meningkat namun angka kematian atau CFR diare
masih dibawah 1% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi lampung, 2015).

Penyakit diare masih menjadi masalah yang serius dan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan kematian bayi dan balita di negara sedang berkembang termasuk negara Indonesia.
Dan merupakan salah satu penyakit yang berpotensial menjadi KLB. Untuk itu perlu penanganan
yang serius terutama penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan penderita, penggunaan oralit
dan dan mengatasi dehidrasi di tingkat rumah tangga. Penanganan tidak hanya dilakukan secara
kuratif tetapi juga preventif. Kematian tersebut terbanyak disebabkan oleh kekurangan vitamin
A, dehidrasi, disentri dan diare persisten. UKBM merupakan salah satu bentuk upaya untuk
penanggulangan diare.

Pada wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis, kasus diare pada tahun 2018 kasus diare
di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis sebanyak 1.305 kasus. Dengan rincian
kasus diare pada balita sebanyak 815 kasus. Balita merupakan kelompok usia yang menjadi
mayoritas penyakit diare dengan persentase 62,45% dari keseluruhan kasus. Kasus diare ini juga
merupakan kasus yang sering berulang, pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan diare lagi
sedangkan 2 minggu lalu pasien datang dengan diare juga dan sudah diberikan obat dan telah
diedukasi. Dan kasus diare ini merupakan kasus terbanyak dibandingkan dengan kasus penyakit
lain yang memerlukan perawatan lebih lanjut di ruang rawat inap Puskesmas Rawat Inap Way
Kandis.

Pada tahun 2018 terjadi kenaikan signifikan upaya yang dilakukan Puskesmas untuk mencegah
diare, antara lain pemberian oralit kepada kader-kader posyandu sebagai penolongan pertama
kepada masyrakat yang terkena diare. Penyuluhan dan pembinaan PHBS (Pola Hidup Bersih dan
Sehat) kepada masyarakat yang daerahnya rentan terhadap penyakit. Namun upaya tersebut
belum cukup untuk menurunkan angka kejadian kasus diare. Oleh karena itu, penting untuk
diketahui faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian diare, faktor yang
menyebabkan balita sebagai kelompok mayoritas penyakit diare dan upaya saja yang sudah
dilakukan untuk mengatasi kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis.

1.2. Rumusan Masalah


1. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab meningkatnya angka kejadian diare di wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab tingginya angka kejadian diare pada kelompok
usia balita di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis?
3. Upaya apa yang sudah dilakukan oleh Puskesmas dalam menurunkan angka kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis?

1.3. Tujuan Kegiatan


1.3.1. Tujuan umum
Melakukan diagnosis komunitas penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Way Kandis.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Menganalisis situasi permasalahan kesehatan komunitas di sekitar Puskesmas Rawat
Inap Way Kandis.
b. Mengumpulkan data primer dan sekunder yang menunjang diagnosis komunitas di
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis.
c. Mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi angka kejadian diare di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis.
d. Menetapkan prioritas dan penyebab masalah yang mempengaruhi angka kejadian
diare di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Way Kandis.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarakan hasil pengumpulan data survey diagnosa komunitas di Puskesmas Way Kandis,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Salah satu masalah penyakit 10 terbanyak di Puskesmas Way Kandis adalah penyakit Diare.
2. Prioritas masalah yang paling utama setelah diidentifikasi adalah rendahnya pengetahuan,
sikap, dan perilaku (PSP) masyarakat mengenai diare dan pencegahannya serta kurang efektifnya
peran kader dalam menyukseskan program penanggulangan diare serta sanitasi rumah yang
kurang baik, perilaku kebersihan perorangan yang rendah.
3. Alternatif pemecahan masalah (jalan keluar) yaitu mengadakan program arisan cerdas, yang
dalam kegiatannya memiliki tujuan penyuluhan diare serta optimalisasi peran kader melalui
pengaktifkan kembali pojok diare.

6.2 Saran

1. Perlu meningkatkan upaya promosi kesehatan khusunya mengenai penyakit Diare dan
penyakit yang berhubungan dengan lingkungan atau sanitasi yang kurang baik kepada
masyarakat.
2. Untuk kepaniteraan IKAKOM yang akan melakukan Diagnosis Komunitas mengenai diare
disarankan untuk melakukan wawancara dengan anak sekolah sehingga dapat diketahui
persepsi anak-anak mengenai diare dan pencegahannya.
3. Memberikan pembinaan kepada masyarakat melalui tokoh masyarakat untuk menata
lingkungan, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan,
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Survey morbiditas diare tahun 2010 : laporan Subdit Diare, Ditjen
P2MPLP. Jakarta: Departeman Kesehatan RI; 2011.

Raini M,Isnawati A. Profil Obat Diare yang Disimpan di Rumah Tangga di Indonesia Tahun
2013. Media Litbangkes, Vol. 26 No. 4, Desember 2016, 227–234.

Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2013.

Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2017. 90 p.

Dinas Kesehatan Profinsi Lampung. Profil kesehatan Provinsi Lampung 2015

Anda mungkin juga menyukai