Scenario
Seorang perempuan usia 35 tahun G3P3A0 post partum 3 bulan yang lalu datang ke
puskesmas untuk berkonsultasi pengunaan kontrasepsi. Sebelum bertemu dengan dokter,
perempuan ini dilakukan penkajian dan pemeriksaan TTV oleh perawat didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, RR 20 X/Menit, Nadi 70 X/Menit, suhu 370C. Hasil anamnesis yang
dilakukan oleh Dokter didapatkan riwayat pernah menderita Chlamydiasis, tidak ada riwayat
menderita hepatitis, Fibroadenoma disangkal, DM disangkal, penggunaan obat-obat anti
kejang juga disangkal. Dokter bertanya ke bagian farmasi apakah ada sediaan obat
kontrasepsi oral yang terbaru. Saat ini pasien masih menyusui dan mendapatkan terapi
griseofulvin dari dokter keluarga. Perempuan ini bertanya kepada dokter, kontrasepsi yang
paling sesuai dengan kondisinya dan apakah ada hubungannya penyakit-penyakit dan obat-
obat yang dikonsumsinya dengan pemilihan kontrasepsi?
.
STEP 1
1. Griseofulvin :
Antibiotik yang bersifat fungistatik, secara in vitro, efektif terhadap berbagia jenis jamur
spt trichophyton, epidermopphyton, dan mikrosporum. Sediannya tablet PO.
STEP 2
1. Mengapa dokter menanyakan riwayat DM ?
2. Mengapa dokter menanyakan riwayat Hepatitis ?
3. Mengapa dokter menanyakan riwayat Fibroadenoma ?
4. Mengapa dokter menanyakan riwayat penggunaan obat2an anti kejang ?
5. Bagaimana hubungan riwayat pernah menderita Chlamydiasis dengan pemilihan
kontrasepsi ?
6. Apa hubungan penggunaan obat griseofulvin dengan pemilihan kontrasepsi ?
7. Apa hubungan post partum 3 bulan dengan pemilihan kontrasepsi ?
8. Apa persyaratan menggunakan kontrasepsi ?
9. Apa saja metode dari kontrasepsi ? (indikasi dan efek samping)
10. Bagaimana hubungan pemilihan kontrasepsi dengan ibu yang masih menyusui ?
11. Apa jenis kontrasepsi yang disarankan untuk pasien di skenario ?
STEP 3
Pemilihan alat kontrasepsi -> meningkatkan kadar gula darah -> penggunaan implan
dapat meningkatkan gula darah 10%, penggunaan IUD 5%.
Dari penelitian,
tubuh memiliki reseptor estrogen pada beta pankreas -> akan mengularkan insulin
(hormon penting dalam homeostasis gula darah).
Progesteron -> sifat anti insulin, sehingga bisa menyebabkan terjadinya resistensi
insulin dalam tubuh.
KB yang progesteron -> nanti resistensi insulin -> insulinnya tinggi -> DM.
Hepatitis disebabkan oleh virus. Hepar fungsinya metabolisme obat2an atau lemak
dsb. Kontrasepsi masing2nya adalah golongan steroid -> kalau ttp diberikan pada
orang yang hepatitis, nanti kontrasepsinya gagal di metabolisme di hepar.
Jadi lebih baik menggunakan yang tidak hormonal supaya kerja hepar tidak
bertambah berat.
Hormonal dapat merusak metabolisme di hepar. Jika ada pemberian obat ->
metabolisme di hepar terganggu -> merusak fungsi2 lain -> peradangan -> hepatitis.
Metabolisme lipid terganggu -> aliran empedu tidak bisa dikeluarkan dengan baik ->
menumpuk -> kerusakan.
Obat anti kejang -> Dopamin (terapi hiperprolaktinemia) -> Prolaktin tinggi,
menjadikan kontrasepsi alami.
Kejang -> kontraindikasi dari kontrasepsi MANTAP ( tubektomi, dan vasektomi ) ->
ada kejang epilepsi atau engga.
Chalmydia mampu mengaktifkan enzim glukosa katabolis (yg biasa buat energi) -> glukosa
yang dihasilkan akan di makan sama chlamydia -> jadi kontraindikasi dari pengobatan
chlamydianya.
7. Apa hubungan penggunaan obat griseofulvin dengan pemilihan kontrasepsi ?
Griseofulvin -> AB yang bersifat fungistatik, golongan penisilium, yang bersifat larut
lemak.
Hubungannya ? Memiliki hubungan interaksi obat dimana jika diberikan golongan
estron/estriol -> memperburuk obat dari griseofulvin.
Mekanisme memppengaruhinya gimana ?
Post partum 3 bulan -> naik turun hormonnya, shg pemilihan kontrasepsinya yang tidak
meningkatkan hormon yg terlalu tinggi.
SYARAT :
- Aman, tidak akan menimbulkan komlikasi berat bila digunakan
- Berdaya guna, bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah
terjadinya kehamilan.
- Dapat diterima bukan hanya oleh klien tetapi juga oleh lingkunga, budaya di
masyarakat.
- Harganya terjangkau leh masyarakat.
- Bila metode tsb dihentikan penggunaannya,a akan segera kembali kesuburannya
kecuali oleh kontraspsi mantap.
- Pemakaiannya yang sederhana
- Efeknya jangka lama.
10. Bagaimana hubungan pemilihan kontrasepsi dengan ibu yang masih menyusui ?
11. Apa jenis kontrasepsi yang disarankan untuk pasien di skenario ?
STEP 4
STEP 7
1. Definisi dan tujuan dari KONTRASEPSI !
# Definisi :
Usaha- usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha tersebut dapat
bersifat sementara maupun permanen. (Wiknjasastro). Ada juga definisi lain, yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau mencegahnya
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. (Nugroho&Utama)
# Tujuan :
a. Menunda kehamilan : Pil kombinasi, IUD, Metde sederhana, suntikan atau implan.
b. Menjarangkan kehamilan : Semua kecuali metode Mantap
c. Tidak hamil lagi : metode mantap, IUD, Implan, suntik, sederhana, dan pil kombinasi.
Kontrasepsi hormonal.
Ada faktor2 yang dipengaruhi :
- Faktor hipotalamus
Menghambat ritme gondatropin (merangsang hipofis anterior untuk produksi
FSH dan LH) -> mempengaruhi dari ovarium.
- Ovarium dan endometrium.
Ovarium : mengganggu pembentukan folikel -> berpengaruh pembentukan
ormon estrogen dan progesteron (Ada sel2 granulosa).
Endometrium : mempercepat berjalannya ovum, menghambat implantasi pada
implantasi.
Efeknya ada 3 :
- Membuat lendir serviks uteri lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi dari
sperma untuk masuk ke dalam uetrus.
- Kapasitasi sperma terganggu (menembus sel telur/zona pelusida)
- Beberapa jenis progesteron efek anti-estrogenik terhadap endometrium (ganggu
proses implantasi)
Pemilihan alat kontrasepsi -> meningkatkan kadar gula darah -> penggunaan implan
dapat meningkatkan gula darah 10%, penggunaan IUD 5%.
Dari penelitian,
tubuh memiliki reseptor estrogen pada beta pankreas -> akan mengularkan insulin
(hormon penting dalam homeostasis gula darah).
Progesteron -> sifat anti insulin, sehingga bisa menyebabkan terjadinya resistensi
insulin dalam tubuh.
KB yang progesteron -> nanti resistensi insulin -> insulinnya tinggi -> DM.
Hepatitis disebabkan oleh virus. Hepar fungsinya metabolisme obat2an atau lemak
dsb. Kontrasepsi masing2nya adalah golongan steroid -> kalau ttp diberikan pada
orang yang hepatitis, nanti kontrasepsinya gagal di metabolisme di hepar.
Jadi lebih baik menggunakan yang tidak hormonal supaya kerja hepar tidak
bertambah berat.
Hormonal dapat merusak metabolisme di hepar. Jika ada pemberian obat ->
metabolisme di hepar terganggu -> merusak fungsi2 lain -> peradangan -> hepatitis.
Metabolisme lipid terganggu -> aliran empedu tidak bisa dikeluarkan dengan baik ->
menumpuk -> kerusakan.
Mekanisme aksi estrogen -> berpengaruh pad ajalur lintasan mitosis dan
apoptosis terhadap jaringan epitel.
Metabolisme estrogen :
- Fase I : Jalur Katekol, melibatkan enizm sitokrom P450, yang berfungsi
mengkatalisasi sebagian besar metabolisme oksidatif estron dna estradiol
terhadap estrogen 4-hidroxikatekol, yang secara normal di ekspresikan di
payudara, ovarium, kelenjar adrenal dan uterus yang hasilnya adalah 3,4 quinon -
> membentuk adduksi tidak stabil dengan adhenin dan guanin pada DNA ->
menyebabkan depurinasi dan mutasi in vitro dan in vivo.
Penggunaan estrogen -> menyebbakan reduksi quinon menjadi hidrokuinon dan
katekol, yang menghasilkan hasil oksigen reaktif yang dapat menyebabkan
kerusakan oksidatif pada lipid dan DNA.
Aktivasi reseptor estrogen dan prgesteron -> transkripsi gen -> mutasi -> yg
estrogen reseptor aja -> sel targetnya berubah -> terjadi keganasan.
Obat anti kejang -> Dopamin (terapi hiperprolaktinemia) -> Prolaktin tinggi,
menjadikan kontrasepsi alami.
Kejang -> BOLEH dilakukan kontrasepsi MANTAP tapi butuh persiapan dan kewaspadaan
khusus.
Ibu yang konusmsi obat anti kejang (Fenitoin) - > dibarengin dengan kontrasepsi
hormonal -> perdarahan saat haidnya akan makin banyak. Jadi lebih baik menggunakan
yang non hormonal jika menggunakan obat anti kejang. Fentoin menghambat kanal ion na -
> memungkinkan Na di darah makin banyak.
Chalmydia mampu mengaktifkan enzim glukosa katabolis (yg biasa buat energi) -> glukosa
yang dihasilkan akan di makan sama chlamydia -> jadi kontraindikasi dari pengobatan
chlamydianya.
Griseofulvin -> AB yang bersifat fungistatik, golongan penisilium, yang bersifat larut
lemak.
Hubungannya ? Memiliki hubungan interaksi obat dimana jika diberikan golongan
estron/estriol -> memperburuk obat dari griseofulvin.
Mekanisme mempengaruhinya gimana ? di nomer terakahir.
Post partum 3 bulan -> naik turun hormonnya, shg pemilihan kontrasepsinya yang tidak
meningkatkan hormon yg terlalu tinggi.
SYARAT :
- Aman, tidak akan menimbulkan komlikasi berat bila digunakan
- Berdaya guna, bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah
terjadinya kehamilan.
- Dapat diterima bukan hanya oleh klien tetapi juga oleh lingkunga, budaya di
masyarakat.
- Harganya terjangkau leh masyarakat.
- Bila metode tsb dihentikan penggunaannya,a akan segera kembali kesuburannya
kecuali oleh kontraspsi mantap.
- Pemakaiannya yang sederhana
- Efeknya jangka lama.
10. Apa saja metode dari kontrasepsi ? (indikasi+ kontraindikasi dan efek samping)
dibuat TABEL,
Jenis KB Indikasi KI ES Efektivitas
1. kondom Pria : Absolut : pria Alergi karet/lubrican Ilmiah :
penyakit dengan ereksi yg Kurangnya anga
genitalia, tdk baik sensivitas dari glans kegagalan
ejakulasi Riwayat shock penis sedikit 2-
prematur, septik 12/100
sensitivita Alergi pada karet wanita
s penis atau lubrican pada hamil.
terhadap partner seksual Cukup
sekret Interupsi seksual efektiv jika
vagina foreplay dipakai
Wanita : menghalangi minat secara
vaginitis seksual benar bila
dlm/tdk Relatif : interupusi berhubung
pengobata seksual an seksual
n, IMS menghalangi
ekspresi seksual
11. Bagaimana hubungan pemilihan kontrasepsi dengan ibu yang masih menyusui ?
Ibu yang menyusui -> memiliki hormon prolaktin yg tinggi -> berbanding
terbalik dengan estrogen -> jika diberikan kontrasepsi yang berhubungan dg
hormonal -> berhentinya pengeluaran air susu dari ibu )dianjurkan unutk memilih yg
non homronal).
ProLaktin -> menghambat gnRh untuk produksi FSH dan LH -> tidak bisa
proses folikuler sama lutienisasi nya -> tidak ovulasi -> tidak pembuahan.
Sisi endometrium : mempengaruhi hormon2 steroid (estrogen dan
progesteron) , jika tidak seimbang, mengganggu proses proliferasi dan sekresi
sehingga menstruasi tidak terjadi.
ProLaktin sangat efektif untuk tidak terjadinya kehamilan.
MAL metode amenorrhea laktasi ada 3 syarat
- Menyusui secara penuh/lebih efektif minimal 8x sehari
- Belum mendapatkan haid
- Umur bayi kurang dari 6 bulan
Efektivitas 98%
Wanita dan bayi yang tidak bisa menggunakan mal:
- Wanita paska melahirkan yang sudah mendapatkan haid
- Wanita yang tidak menyusui secara produktif
- Wanita yang bekerja dan berpisah dari bayinya lebih dari 6 jam
- Wanita yang habis menggunakan metode kontrasepsi tambahan
- Wanita yang menggunakan obat-obatan yang mengubah suasana hati
- Bayi yang berumur lebih dari 6 bulan
- Bayi yang punya ganggua metabolisme
- Ibu yang HIV, AIDS, TBC aktif
Rangsangan sensorik ketika puting ibu di hisap -> merangsang hipotalamus -> memicu
hipofisis anterior (pro laktin meningkat -> merangsang sl2 alveoli untuk produksi asi.
Aktivasinya juga bisa mengeluarkan oksitosin yg ikut ke bagian darah dan ke uterus shg
terjadi invoulusi shg mencegah keluruhan) dan pelepasan beta endorphin (menekan sekresi
gonadotropin-> FSH turun-> gabisa ovulasi karena folikelnya tidak matang dan beresiko
terjadi PCOS).
Post Partum 3 bulan -> >6 minggu bisa diberikan pil progestin dan injeksi yang 3
bulan.
Sedang dalam pengobatan griseofulvin -> obat yang menginduksi aktivitas hepatik
dan bersifat larut lemak -> bersaaing dengan pil ini -> menurunkan efektivitas
kontrasepsi oral (estrogen progesteron / progestin ) -> tidak disarankan kontrasepsi
oral.
Kalaupun oral diberikannya yg estrogen -> tp sedang menyusui (kontraindikasi)
Jadi rekomendasinya yaitu alami hormonal (MAL dan kontrasepsi kondom).
IUD boleh tidak ? tidak karena, pasien mengalami chlamydiasis/infeksi yang
merupakan kontraindikasi dari pemasangan IUD.
Injeksi juga sama kaya obat oral.