Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN ANAK

Disusun oleh
Sinta Maria Kayang
SN181161

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (lebih dari 3x dalam sehari) disertai
dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah
dan lendir. (Sudaryat, 2011).
Gastroenteritis atau diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3x dalam sehari dan pada neonatus lebih
dari 4x sehari dengan atau tanpa lendir dan darah. (Hidayat AAA, 2010).
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. (Nanda NIC NOC 2015).
Berikut ini adalah klasifikasi diare menurut (Sudoyo Aru, dkk 2011) :
a. Lama waktu diare
a) Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
b) Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional
Jadi dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis atau diare merupakan
inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
pathogen yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/ hari) disertai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
2. Etiologi
Berkut ini adalah faktor penyebab terjadiya diare menurut
a. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi internal meliputi:
a) Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonela, shigella, campylobacter,
yersinia,aeromonas dan sebagainya.
b) Infeksi virus

2
Entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus,
rotavirus, astrovirus dan lain sebagainya.
c) Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
c. Fator makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan
d. Faktor kebersihan penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan
bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
e. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.
3. Manifestasi klinik
Berikut ini merupakan manifestasi klinik menurut (Yulinah Elin, 2011).
a. Diare akut
a) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
b) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut,
rasa tidak enak, nyeri perut
c) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
d) Demam
b. Diare kronik
a) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
b) Penurunan BB dan nafsu makan
c) Demam indikasi terjadi infeksi
d) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
4. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

3
5. Pathway (NANDA NIC-NOC, 2015)
Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang Toksik tak Ansietas


diusus dapat diserap
Malabsorbsi KH,
Lemak, protein
Hipersekresi hiperperistaltik
air &
elektrolit Mening tekanan
Penyerapan makanan osmotik
duusus menurun
Isi usus
Pergeseran air dan
elektrolit ke usus

Diare

Frekuensi BAB Ditensi abdomen


meningkat

Mual muntah
Hilang cairan &
Kerusakan
elektolit
integritas kulit
berlebihan Nafsu makan
perianal
menurun
Gangguan
Asidosis
keseimbangan
metabolik
cairan & elektrolit Ketidakseimbangan
nutisi kurang dari
sesak kebutuhan tubuh
Dehidrasi

Gangguan
pertukaran gas

Kekurangan Resiko syok


volume cairan (hipovolemi)
4
6. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan infus
b. Memberi terapi obat (L Bio, L Zink, ondansentron, cefotaxime, ranitidin,
dexametazone, ketorolak dan antrain).
c. Pengobatan dietetik dan pemberian ASI
Dengan pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan
tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan.
d. Pengobatan simtomatik
Pemberian obat anti diare bertujuan untuk menghentikan diare secara cepat
seperti antispasmodik.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
a) Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, diagnose medis.
b) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
denganpasien.
c) Keluhan utama
Meliputi keluhan yang paling utama pada pasien.
d) Riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang awal terjadinya masalah sehingga dibawa ke rumah
sakit,
e) Riwayat penyakit terdahulu
Berisi tentang ada atau tidaknya riwayat penyakit terdahulu
f) Riwayat kesehatan keluarga
Berisi tentang genogram keluarga dan ada atau tidaknya riwayat
penyakit keturunan.
g) Riwayat kesehatan lingkungan
Berisi tentang riwayat kesehatan di sekitar tempat pasien tinggal
b. Pola Gordon
Pengkajian persepsi dan pemeliharaan kesehatan berisi tentang pola
nutrisi, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan,pola istirahat tidur, pola
kognitif-perseptual, pola persepsi konsep diri, pola hubungan peran, pola
seksualitas reproduksi, pola mekanisme koping dan pola nilai dan
keyakinan.
c. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan head to toe
d. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. Ph dan kadar gula dalam tinja
c. Biakan dan resistensi feses (colok dubur)

5
d. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernafasan kusmaul).
e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal
f. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, kalsium dan posfat.
2. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Diare berhubungan dengan proses infeksi, inflamasi diusus.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake makanan
3. Perencanaan keperawatan

Diagnosa Tujuan dan


No Intervensi
keperawatan kriteria hasil
1 Ansietas Setelah dilakukan 1. Gunakan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pendekatan yang
perubahan status selama 3x24 jam menenangkan
kesehatan diharapkan tingkat 2. Temani pasien
kecemasan untuk
berkurang dengan memberikan
kriteria hasil: keamanan dan
- Klien mampu mengurangi takut.
mengidentifikasi 3. Dorong keluarga
dan untuk menemani
mengungkapkan pasien
gejala cemas. 4. Identifikasi
- klien mampu tingkat
menunjukkan tehnik kecemasan
untuk mengontrol 5. Instruksikan
cemas. pasien
- vital sign dalam menggunakan
batas normal teknik relaksasi
- postur tubuh, 6. Kolaborasi
ekspresi wajah, dengan dokter
bahasa tubuh dan pemberuan terapi
tingkat aktivitas obat untuk
menunjukkan mengurangi
berkurangnya kcemasan.
kecemasan

2 Kekurangan volume Setelah dilakukan 1. Pertahankan


cairan berhubungan asuhan keperawatan catatan intake dan
dengan kehilangan selama 3x24 jam output yang
cairan aktif diharapkan cairan akurat.
aktif terpenuhi 2. Monitor status
dengan kriteria hidrasi
hasil: (kelembaban,

6
- Tanda-tanda vital membran
dalam rentang mukosa, nadi
normal adekuat).
TD: 110-120/70-80 3. Monitor tanda-
mmHg tanda vital
S:365-375 0c 4. Monitor status
RR: 16-20x/menit nutrisi
N: 60-100x/menit 5. Dorong klien
-Tidak ada tanda- untuk makan dan
tanda dehidrasi minum yang
- Elastisitas turgor banyak.
kulit baik, membran 6. Kolaborasikan
mukosa lembab, pemberian cairan
tidak ada rasa haus IV
yang berlebihan.

3 Diare berhubungan Setelah dilakukan 1. Monitor tanda


dengan proses asuhan keperawatan dan gejala diare
infeksi, inflamasi selama 3x24 jam 2. Evaluasi intake
diusus. diharapkan tidak makanan yang
ada tanda-tanda masuk.
diare dengan 3. Identifikasi
kriteria hasil: penyebab diare
-Feses berbentuk, 4. Ajarkan klien
BAB sehari sekali agar tidak stress
sampai 3 hari 5. Kolaborasi
- Tidak mengalami dengan ahli gizi
diare untuk pemberian
- Mempertahankan makanan.
turgor kulit 6. Kolaborasi
- Menjelaskan dengan dokter
penyebab diare dan untuk pemberian
rasionalkan obat anti diare.
tindakan.

4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1.Kaji adanya alergi


nutrisi kurang dari asuhan keperawatan makanan
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam 2. Kolaborasi dengan ahli
berhubungan dengan diharapkan status gizi untuk menentukan
ketidakmampuan nutrisi meningkat jumlah kalori dan nutrisi
untuk dengan kriteria yang dibutuhkan klien
mengabssorbsi hasil: 3. Berikan informasi
makanan -Tidak ada tanda- tentang kebutuhan nutrisi
tanda malnutrisi 4. Monitor mual dan
-Menunjukkan muntah
peningkatan fungsi 5. Monitor turgor kulit.
pengecapan dan 6. Berat badan dalam
menelan batas normal
-Tidak terjadi

7
penurunan berat
badan yang berarti.

4. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien
terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang
diharapkan telah dicapai.
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap
tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam
hubungannya dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon
pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan.
Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : tidak
ada tanda-tanda, volume cairan aktif terpenuhi, tidak ada tanda-tanda diare,
nutrisi terpenuhi dan keluarga memahami kondisi penyakit anak dan mampu
mencegah adanya diare dalam kehidupan sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

AAA. Hidayat. 2010. Penyakit Infeksi Di Indonesia. Jakarta

Nuraif , H.A & Kusuma, H. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jilid 2.Yogyakarta.

Professor. Dr. Sudaryat, SPAK. 2011. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta.

Sudoyo Aru, dkk 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 edii keempat.
Internal publising, jakarta.

Yulinah Elin, dkk. 2011. ISO Farmakoterapi. ISFL, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai