Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB 11 - Pengauditan Sistem Informasi Berbasis Komputer

Disusun oleh :

Amalia Solihaty Fanesa (165310407)

Nindy Amelia Putri (165310418)

Yunita Fuji Lestari (16531)

Dwinda Afriliyani (16531)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2019
DAFTAR ISI

PENGAUDITAN SISTEM INFORMASI BERBASIS


KOMPUTER

Pendahuluan
Sifat Pengauditan
Tinjauan Menyeluruh Proses Audit
Pengumpulan Bukti Audit
Pendekatan Audit Berbasis Risiko
Audit Sistem Informasi
Tujuan 1 : Keamanan Secara Menyeluruh
Tujuan 2 : Pengembangan Program Dan Akuisisi
Tujuan 3 : Modifikasi Program
Tujuan 4 : Pemrosesan Computer
Tujuan 5 : Data Sumber
Tujuan 6 : File Data
Perangkat Lunak Audit
Audit Operasional SIA
Ringkasan dan Kesimpulan Kasus
PENGAUDITAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PENDAHULUAN
Pengauditan (auditing) adalah proses sistematik atas pemerolehan dan pengevaluasian
bukti mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi dalam rangka
menentukan seberapa baik kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan.
Pengauditan internal adalah sebuah aktivitas independen, menjamin objektivitas serta
konsultasi yang didesain untuk menambah nilai serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi
organisasi, termasuk membantu dalam desain dan implementasi SIA.
Berikut beberapa Jenis dari audit internal:
1. Audit keuangan
Memeriksa keterandalan dan integrasi dari transaksi-transaksi keuangan, catatan
akuntansi, dan laporan keuangan.
2. Sistem informasi atau audit pengendalian internal
Memeriksa pengendalian dari sebuah SIA untuk menilai kepatuhannya dengan
kebijakan dan prosedur pengendalian internal serta efektivitas dalam pengamanan aset.
3. Audit operasional
Berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien atas sumber daya dan
pencapaian tujuan serta sasaran yang ditetapkan.
4. Audit kepatuhan
Menentukan apakah entitas mematuhi hukum, peraturan, kebijakan, dan prosedur
yang berlaku.
5. Audit investigatif
Menguji kejadian-kejadian dari penipuan yang mungkin terjadi, penggunaan aset yang
tidak tepat, pemborosan dan penyalahgunaan, atau aktivitas tata kelola yang buruk.

SIFAT PENGAUDITAN
Tinjauan Menyeluruh Proses Audit
Audit dapat dibagi dalam empat tahap : perencanaan, pengumpulan bukti,
pengevaluasian bukti, dan pengomunikasian hasil audit.
Perencanaan Audit
Perencanaan audit menentukan mengapa, bagaimana, kapan, dan oleh siapa audit
akan dilaksanakan. Langkah pertama adalah menetapkan lingkup dan tujuan audit. Tim audit
dengan pengalaman dan keahlian yang sesuai kemudian dibentuk. Tim menjadi lebih dalam
mengenali pihak yang diaudit (auditee) melalui diskusi dengan personil tingkat supervisor
dan operasional, melakukan tinjauan atas dokumentasi sistem, dan memeriksa temuan-
temuan audit sebelumnya.
Audit harus direncanakan sedemikian rupa agar sebagian besar kegiatan audit berfokus
pada area-area yang memiliki faktor-faktor risiko tertinggi. Terdapat 3 jenis risiko audit:
1. Risiko bawaan (inherent risk) adalah kelemahan terhadap risiko material karena tidak
tersedianya pengendalian internal.
2. Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko saat suatu salah saji material akan
melampaui struktur pengendalian internal ke dalam laporan keuangan.
3. Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko saat para auditor dan prosedur auditnya
akan gagal mendeteksi sebuah kesalahan atau salah saji material.

Pengumpulan Bukti Audit


Berikut adalah cara-cara yang paling umum untuk mengumpulkan bukti audit:
 Observasi atas aktivitas-aktivitas yang diaudit.
 Pemeriksaan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana sebuah proses
atau sistem pengendalian internal tertentu harusnya berfungsi.
 Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan bagaimana
mereka melakukan prosedur-prosedur tertentu.
 Kuisioner untuk mengumpulkan data
 Pemeriksaan fisik atas kuantitas dan/atau kondisi dari aset berwujud, seperti
peralatan dan persediaan
 Konfirmasi (confirmation) atas ketepatan informasi, seperti saldo akun
pelanggan, melalui konfirmasi dengan pihak ketiga yang independen
 Melakukan ulang (reperformance) atas perhitungan untuk memverifikasi
informasi kunatitatif.
 Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) untuk validitas dari sebuah
transaksi dengan memeriksa dokumen pendukung.
 Tinjauan analitis (anaytical review) atas hubungan dan trend antar-informasi
untuk mendeteksi hal-hal yang seharusnya diselidiki lebih jauh.
Evaluasi atas Bukti Audit
Auditor mengevaluasi bukti yang dikumpulkan dan memutuskan apakah bukti
tersebut mendukung kesimpulan atau tidak. Apabila kurang mendukung, auditor akan
merencanakan dan melaksanakan prosedur tambahan sampai bukti yang cukup dapat
dikumpulkan untuk membuat kesimpulan yang kuat.

Komunikasi Hasil Audit


Auditor mengirimkan sebuah laporan tertulis yang merangkum temuan-temuan audit
dan rekomendasi kepada manajemen, komite audit, dewan direksi, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Kemudian, para auditor melaksanakan penelitian lanjut untuk memastikan
bahwa rekomendasi mereka telah diimplementasikan.

Pendekatan Audit Berbasis-risiko


Pendekatan evaluasi pengendalian internal berikut, disebut pendekatan audit berbasis-
risiko, memberikan sebuah kerangka untuk menjalankan audit sistem informasi:
1. Menentukan ancaman (penipuan dan kesalahan) yang akan dihadapi perusahaan.
2. Mengidentifikasi prosedur pengendalian yang mencegah, mendeteksi, atau
memperbaiki ancaman.
3. Mengevaluasi prosedur pengendalian.
4. Mengevaluasi kelemahan pengendalian untuk menentukan dampaknya dalam jenis,
waktu, atau tingkatan prosedur pengauditan.

AUDIT SISTEM INFORMASI


Tujuan dari audit sistem informasi adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi
pengendalian internal yang melindungi sistem. Ketika melakukan audit sistem informasi, para
auditor seharusnya memastikan bahwa enam tujuan berikut telah dicapai.
1. Ketentuan keamanan untuk melindungi peralatan komputer, program, komunikasi,
dan data-data dari akses, modifikasi, atau penghancuran yang tidak diotorisasi.
2. Pengembangan dan akuisisi program dilakukan sesuai dnegan otorisasi umum dan
spesifikasi manajemen.
3. Modifikasi program mendapatkan otorisasi dan persetujuan manajemen.
4. Pemrosesan transaksi, file, laporan, catatan, dan catatan komputer lainnya tepat dan
lengkap.
5. Data sumber yang tidak tepat atau tidak diotorisasi dengan benar didentifikasi dan
ditagani berdasarkan kebijakan manajerial yang telah ditentukan.
6. File-file data komputer tepat, lengkap dan rahasia.

Figur 11-2. Komponen – Komponen Sistem Informasi dan Tujuan Audit Terkait.

Tujuan 1: keamanan Sistem Informasi secara Keseluruhan


Auditor memeriksa pengendalian keamanan dengan mengamati prosedur,
memverifikasi bahwa pengendalian dilaksanakan dan bekerja sesuai yang dikehendaki,
menyelidiki kesalahan atau masalah untuk memastikan mereka ditangan dengan benar, dan
memeriksa segala pengujian yang dilakukan sebelumnya.

Tujuan 2 : Pengembangan Program dan Akuisisi

Peran auditor dalam pengembangan sistem sebatas pada pemeriksaan independen atas
aktivitas-aktivitas pengembangan sistem, tidak diperbolehkan membantu pengembangan
sistem.

Dua hal yang dapat menjadi kesalahan dalam pengembangan program: (1) kelalaian
pemrograman yang berkaitan dengan kurangnya pemahaman tentang spesifikasi sistem atau
pemrograman yang teledor, dan (2) instruksi yang tidak diotorisasi dengan sengaja disisipkan
dalam program.Tujuan 3 : Modifikasi Program
Ketika sebuah perubahan program disampaikan untuk memperoleh persetujuan,
sebuah daftar atas seluruh perbaruan yang diperlukan harus dikumpulkan serta disetujui oleh
manajemen dan pengguna program.

Bagian penting dari pengujian pengendalian adalah memverifikasi bahwa perubahan


progran telah diidentifikasi, didaftar, disetujui, diuji dan didokumentasikan.

Terdapat tiga cara auditor untuk menguji perubahan program yang tidak diotorisasi:

1. Setelah menguji sebuah program baru, auditor menyimpan salinan dari kode
sumbernya. Auditor menggunakan sebuah program perbandingan kode sumber
(source code comparison program) untuk membandingkan versi terkini dari program
dengan kode sumber. Jika tidak ada perubahan yang diotorisasi, dua versi tersebut
haruslah sama.
2. Dalam teknik pemrosesan ulang (reprocessing), auditor memproses ulang data
menggunakan kode sumber dan membandingkan output-nya dengan ouput perusahaan.
3. Dalam simulasi pararel (parallel simulation), auditor menuliskan sebuah program
bukannya menggunakan kode sumber, membandingkan output, dan menyelidiki
segala perbedaan.

Tujuan 4 : Pemrosesan Komputer

Selama pemrosesan komputer, sistem mungkin gagal mendeteksi input yang salah,
tidak memperbaiki kesalahan input yang benar, memproses input yang salah, atau tidak
mendistribusikan atau mengungkapkan output dengan tepat.

Beberapa teknik khusus digunakan untuk menguji pengendalian pemrosesan, masing-


masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Pengolahan data pengujian

Sumber daya berikut ini berguna ketika mempersiapkan pengujian data.

 Sebuah daftar atas transaksi-transaksi aktual.


 Transaksi-transaksi pengujian yang digunakan perusahaan untuk menguji program.
 Sebuah tes pembuatan data (test data generator), yang menyiapkan data pengujian
berdasarkan spesifikasi program

Pemrosesan transaksi pengujian memiliki dua kelemahan. Pertama, auditor harus


menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk memahami sistem dan menyiapkan transaksi-
transaksi pengujian. Kedua, auditor harus memastikan bahwa data pengujian tidak
memengaruhi file dan database perusahaan.

Teknik-teknik audit bersamaan

Para auditor menggunakan teknik audit bersamaan (concurrent audit techniquies)


untuk secara terus menerus mengawasi sistem dan mengumpulkan bukti-bukti audit
sementara data asli (Live data) diproses selama jam pengoperasian reguler.

Para auditor biasanya menggunakan lima teknik audit bersama berikut.

1. Integrated test facility (ITF) menyisipkan catatan-catatan fiktif yang


mempresentasikan divisi, departemen, pelanggan, atau pemasok fiktif dalam file
induk perusahaan.
2. Teknik snapshot(snapshot technique), transaksi-transaksi yang terpilih ditandai
dengan kode khusus.
3. Systemcontrol audit review file (SCARF) menggunakan modulaudit yang dilekatkan
untuk terus menerus mengawasi aktivitas transaksi, mengumpulkan data dalam
transaksi dengan signifikansi audit khusus, serta menyimpannya dalam sebuah file
SCARF atau log audit (audit log).
4. Audit Hooks adalah rutinitas audit yang memberitahu para auditor atas transaksi-
transakti yang dipertanyakan, biasanya saat transaksi-transaksi tersebut terjadi.
5. Continuous and integrated simulations (CIS) melekatkan sebuah modul audit dalam
sebuah sistem manajemen database yang menguji seluruh transaksi yang
memperbaruai database menggunakan kriteria serupa dengan SCARF.

Analisis atas logika program

Para auditor menganalisis pengembangan, pengoperasian, dan pendokumentasian


program demikian juga pada cetakan dari kode sumber. Auditor juga menggunakan paket-
paket perangkat lunak berikut:

 Program bagan alir otomatis mengartikan kode sumber dan menghasilkan sebuah
bagan alir program.
 Program tabel keputusan otomatis mengartikan kode sumber dan menghasilkan
tabel keputusan.
 Rutinitas pemindaian mencari sebuah program untuk seluruh kejadian atas
komponen-komponen tertentu.
 Program pemetaan dapat menemukan kode program yang disisipkan oleh seorang
pemogram jahat untuk menghapus seluruh file komputer.
 Penelusuran program membantu mendeteksi perintah program yang tidak
diotorisasi, path logika yang salah, dan kode program yang tidak dilakukan.

Tujuan 5 : Data Sumber

Matriks pengendalian input digunakan untuk mendokumentasikan pemeriksaan


pengendalian data sumber. Matriks dalam Figur 11-3 menunjukan prosedur-prosedur
pengendalian yang diterapkan pada setiap field catatan input.

Figur 11-3. Matriks Pengendalian Input

Nama Catatan : Nama Field : Komentar

Akhir minggu (tanggal)


Nomor departemen

Laporan Waktu Mingguan Pegawai


Nomor pegawai

Kode transaksi
Nama terakhir

Jam reguler

Jam lembur
Pengendalian input
Total finansial
Total hash √ √ √
Hitungan catatan Ya
Saldo cross-footing Tidak
Inspeksi visual Semua field
Verifikasi digit cek √
Formulir yang diberi nomor sebelumnya Tidak
Turnaround document Tidak
Program edit Ya
Pengecekan urutan √
Pengecekan field √ √
Pengecekan tanda
Pengecekan validitas √ √ √ √
Pengecekan batas √ √
Pengecekan ketermasukakalan √ √
Pengecekan kelengkapan √ √ √ √
Prosedur limpahan
lainnya :
Fungsi pengendalian data harus independen (bebas) dari fungsi lainnya, melindungi
sebuah log pengendalian data, menangani kesalahan, dan memastikan keseluruhan efisiensi
dari operasi.

Auditor menguji sistem dengan mengevaluasi sampel data sumber untuk otorisasi
dengan tepat, merekonsiliasi pengendalian batch, serta mengevaluasi apakah kesalahan edit
data telah diatasi dan dikirim ulang untuk pemrosesan

Tujuan 6 : File Data

Tujuan keenam memperhatikan tentang ketepatan, integritas, dan keamanan atas data
yang disimpan dalam file yang dapat dibaca mesin.

PERANGKAT LUNAK AUDIT

Computer-assisted audit techniques (CAATs) mengacu pada perangkat lunak audit,


sering disebut sebagai generalized audit software (GAS), menggunakan spesifikasi yang
disediakan auditor untuk menghasilkan program untuk menjalankan fungsi audit, sehingga
akan mengotomatiskan atau menyederhanakan proses audit. Dua perangkat lunak yang paling
populer adalah Audit Control Languange (ACL) dan Interactive Data Extraction and
Analysis (IDEA). CAATs . CATTS sesuai untuk memeriksa file data yang besar untuk
mengidentifikasi catatan-catatan yang memerlukan pemeriksaan audit lebih lanjut.

Untuk menggunakan CAATs, para auditor memutuskannya berdasarkan tujuan audit,


mempelajari tentang file dan database yang diaudit, mendesain laporan audit, dan
menentukan bagaimana menghasilkannya.

CAATs akan sangat bernilai bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki proses rumit,
operasi terdistribusi, volume transaksi tinggi, atau memiliki banyak jenis aplikasi dan sistem

Berikut adalah beberapa penggunaan yang lebih penting atas CAATs.

 Meminta file data untuk memuat catatan yang memenuhi kriteria tertentu.
 Membuat, memperbarui, membandingkan, mengunduh, dan menggabungkan file.
 Merangkum, menyortir, dan menyaring data.
 Mengakses data dalam format yang berbeda dan mengubah data ke dalam sebuah
format umum.
 Menguji catatan-catatan atas kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan kebenaran.
 Membagi catatan berdasarkan tingkatan, memilih dan menganalisis sampel statistik.
 Pengujian atas risiko tertentu dan mengidentifikasi bagaimana pengendalian ata risiko
tersebut.
 Melakukan penghitungan, analisis statistis, dan operasi matematis lainnya.
 Melakukan pengujian analitis, seperti analisis rasio dan tren, mencari pola data yang
tidak diduga atau tidak dijelaskan yang mungkin mengindikasi penipuan.
 Mengidentifikasi kebocoran finansial, ketidakpatuhan atas kebijakan, dan kesalahan
pengolahan data.
 Merekonsiliasi perhitungan fisik dengan jumlah yang dikomputasi, menguji ketepatan
kasir atas perluasan dan saldo, menguji item-item salinan.
 Memformat serta mencetak laporan dan dokumen.
 Membuat kertas kerja elektronik.

AUDIT OPERASIONAL SIA

Teknik dan prosedur yang digunakan dalam audit operasional SIA sama dengan audit
atas sistem informasi dan laporan keuangan. Perbedaan dasarnya adalah pada lingkup
audit. Audit operasional meliputi seluruh aspek atas manajemen sistem. Tujuan dari audit
operasional termasuk mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Langkah pertama dalam audit operasional adalah perencanaan audit, pada suatu waktu
saat lingkup dan tujuan audit ditetapkan, sebuah persiapan tinjauan sistem dilakukan, dan
sebuah program audit tentatif disiapkan. Langkah selanjutnya, pengumpulan bukti,
termasuk aktivitas-aktivitas sebagai berikut.

 Memeriksa kebijakan dan dokumentasi pengoperasian.


 Mengonfirmasi prosedur-prosedur dengan manajemen dan personel pengoperasian.
 Mengobservasi fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas pengoperasian.
 Memeriksa rencana serta laporan finansial dan pengoperasian.
 Menguji ketepatan atas informasi pengoperasian.
 Menguji pengendalian.

Pada tahap pengevaluasian bukti, auditor mengukur sistem terhadap salah satu
sistem yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen yang paling terbaik. Auditor
mendokumentasikan temuan-temuan dan kesimpulanya serta mengkomunikasikannya
pada manajemen.
Auditor operasional yang ideal memiliki pelatihan dan pengalaman audit juga
pengalaman beberapa tahun dalam sebuah posisi manajerial.

Anda mungkin juga menyukai