Anda di halaman 1dari 10

Eky 4

Cimey 5

Ridwan 4

Bombom 4

Dina 6

Siti 5

Bilay 5

Yuza 4

Yunus 4

Onsy 4

Resha 4

Irfan 4

Fia 4

Hasya 4

Rezza 4

1.1 latar belakang dina


1.2 maksud dan tujuan bilay
1.3 ruang lingkup fia
1.4 sistematika pembahasan irfan

2.1 kondisi geografis dan administrasi bombom

Area sampling berlokasi di Jl Cihampelas Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa
Barat. Dengan luas area sampling sebesar 11391,85 m2. Secara geografis berada diantara ………. Dan
secara administratif jl cihampelas berbatasan dengan batas wilayah :

Utara : Jl Dr Setiabudhi

Timur : Kebun Binatang

Selatan : Hotel Grandia

Barat : Jl Cipaganti

2.2 kondisi eksisting bilay

2.3 jumlah, luas dan jenis toko sepanjang jalan ciwalk rezza
Jumlah dan luas toko diperlukan dalam perencanaan evaluasi sistem pengolahan sampah karena
berpengaruh terhadap besarnya timbulan sampah, dan jenis toko diperlukan karena setiap jenis toko
memiliki komposisi yang berbeda-beda. Berikut merupakan data jumlah, luas serta jenis toko.

Luas
No Nama Toko Jenis Usaha
(m2)
1 Borobudur Digital Print 132,3
2 Toko Keramik Keramik 74,5
3 Akar Sari Obat 124
4 Lutfia Snack Oleh-oleh 61,1
5 Kedai Noni Oleh-oleh 147
6 Neni Oleh-oleh 47
7 1001 snack Oleh-oleh 27,4
8 Odjolali Oleh-oleh 98
9 sari Raos Oleh-oleh 73,5
10 Bakul Snack Oleh-Oleh 47,3
11 madina Oleh-Oleh 88
12 Odjolali 1 Oleh-Oleh 210
13 Odjolali 2 Oleh-Oleh 81,7
14 Sukasari Oleh-Oleh 68,2
15 Princess Cake Oleh-Oleh 175
16 Cekas Cihampelas Otomotif 51,4
17 Honda Otomotif 559
18 yamaha Otomotif 439
19 Cardinal Pakaian 514,5
20 Tatto Studio Pakaian 19,6
21 Laba-laba Leather Wear Pakaian 22,05
22 Reborn Pakaian 12,25
23 Baong Pakaian 14,7
24 Army Clotes Pakaian 14,7
25 Idola Pakaian 27,4
26 Residance Pakaian 1075
27 Tokyu Pakaian 28,1
28 Toko CIA Pakaian 77,3
29 Hypestore Pakaian 180
30 Pop A Nana Pakaian 180
31 Blackpink Pakaian 64,9
32 Jokokwow Pakaian 107
33 Sasak batik Pakaian 172
34 Korek Api Jeans + Baby Shark Pakaian 191
36 Kingkong Pakaian 133
37 Mr. Bean Pakaian 61,5
Luas
No Nama Toko Jenis Usaha
(m2)
38 Cihampelas store Pakaian 50
39 pablo Pakaian 170
40 Crayon shincan Pakaian 190
41 Perahu baju Pakaian 698
42 D' arum manis Pakaian 1737
43 Boom Stock Pakaian 187
44 Aztec Pakaian 399
45 Bilionare Club Pakaian 522
46 Porta parte Pakaian 74
47 Blackvelvet Pakaian 182
48 Euy Pakaian 35,85
49 Bandung Jeans Point Pakaian 36,9
50 Putra Pakaian 63,3
51 IBC Pakaian 256
52 Skaters Pakaian 61,1
53 Bandung Original Merchandise pakaian 108
54 Anchor Gold pakaian 120
55 DBL Store pakaian 90
60 Sinar Jaya Sembako 34,3
61 Indomaret Sembako 200
62 Alfamart Sembako 60
63 Toko Saudara Sembako 58,1
64 Coco onal Sepatu 55,7
65 sari Raos Sepatu 14,7
66 Safiti Tas 61,1
67 Elizabeth Tas 58,8
68 Bag Stuff tas 52,7
69 Toko tas tas 50
70 Westpack tas 138
71 CIA tas 63,9
72 Istana Boneka Toko Boneka 45
73 Roma Furniture Toko Furniture 120

3.1 penentuan sumber sampling eky

Penentuansumber merupakan dasar perencanaan sebagai obyek penelitian awal yang


mempresentasikan komposisi dan karakteristik sampah. Sumber-sumber sampah nondomestic
pertokoan di Jl Cihampelas adalah berdasarkan jenis barang yang dijualkan seperti toko furniture, toko
boneka, tas, sepatu, pakaian, otomotif, oleh-oleh, obat keramik dan Digital print yang merupakan
penentu dalam pengolahan data selanjutnya, data data tersebut dapat dilihat di tabel ……

Kegiatan jual beli di pertokoan berlangsung setiap hari. Kegiatan tersebut dilakukan di setiap tempat
yang berbeda dan luas tempat yang berbeda pula tergantung dari segi aktifitas yang dilakukan sehingga
perlu diketahui luas wilayahnya. Perluasan tiap tempat mengacu pada satuan timbulan sampah, karena
sampah nondomestik menggunakan perluasan lahan untuk menentukan besarnya sampah yang
ditimbulkan.

3.2 penentuan metoda sampling bombom

3.2.1 perhitungan sampel hasya

3.2.1.1 penentuan dengan cara SNI fia

3.2.1.2 Metoda Slovin rezza

Metode ketiga yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel non-domestik adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
dimana : n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini, pertama tentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas
toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat
sampel menggambarkan populasi, batas toleransi maksimum adalah 10%. Misalnya, penelitian dengan
batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90% dan penelitian dengan batas kesalahan 1% memiliki
tingkat akurasi 99%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin
besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Berikut adalah perhitungan penetuan sampel di pertokoan Jl
Cihampelas dengan menggunakan metode slovin:
Dik: N = 11.391,85 m2
e = 1% - 10%
11.391,85
𝑛=
1 + (11.391,85 × 1%2 )
𝑛 = 5.325,32 𝑚2
Tabel 3.1 Perhitungan Metode Slovin
Batas Luas Institusi Jumlah sampel
2
Toleransi (m ) (m2)
1% 11.391,85 5.325,32
2% 11.391,85 2.050,09
3% 11.391,85 1.012,36
Batas Luas Institusi Jumlah sampel
Toleransi (m2) (m2)
4% 11.391,85 592,49
5% 11.391,85 386,43
6% 11.391,85 271,16
7% 11.391,85 200,48
8% 11.391,85 154,13
9% 11.391,85 122,13
10% 11.391,85 99,12
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018

3.2.1.3 Persamaan Bell cimey

3.2.2 Kesimpulan onsy

3.3 Penentuan populasi dan distribusi sampling yuza

3.3.1 penentuan distribusi sampling yunus

Secara sederhana, populasi adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian. Menurut
Sugiyono (1998), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas (jumlah) dan karakteristik (ciri-ciri) tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Penelitian sample
baru boleh di laksanakan apabila keadaan subyek di dalam populasi benar-benar homogen.

Kita melakukan penelitian sampel dari pada melakukan penelitian populasi karna penelitian sampel
memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Karna menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karna subyek penelitian sample relative lebih sedikit
di banding dengan study populasi
2. Di banding dengan penelitian populasi penelitian sample lebih baik karna apabila penelitian populasi
terlalu besar maka di khawatirkan ada yang terlewati dan lebih merepotkan
3. Pada penelitian populasi akn terjadi kelelahan dalam pencatatan dan analisisnya
4. Dalam penelitian populasi sering bersifat destruktif
5. Adakalanya penelitian populasi tidak lebih baik di laksanakan karna terlalu luas populasinya.

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena
keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representative
(https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dan-sampel-dalam-penelitian/)
Pada perencanaan sistem pengelolaan sampah yang berlokasi di Jl Cihampelas Kelurahan Cipaganti,
Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Dengan luas area sampling sebesar 11391,85 m2.
Populasi yang menjadi bahan pertimbangan sebagai wilayah sampling adalah luas wilayah (m2). Sampel
yang akan di ambil sesuai dengan luas wilayah tiap jenis aktivitasnya. Berdasarkan perhitungan banyak
sampel melalui metode bell dengan………………………………..

3.3.2 penetuan populasi sampling ridwan

3.4 Rancangan Anggaran Biaya fia

4.1 Timbulan sampah siti

4.2 Standar timbulan sampah (resha)

Standar timbulan sampah adalah standar hasil timbulan yang ditimbulkan oleh sumber sampah
yang disusun oleh Badan Standar Nasional berdasarkan klasifikasi kota dan komponen sumber sampah
untuk menentukan kriteria perencanaan persampahan (SNI 19-3983-1995). Standar timbulan sampah
dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2

Tabel 4.1 Besaran Timbulan Sampah berdasarkan Klasifikasi Kota


Satuan
No Klasifikasi Kota Volume Berat
(L/org/hari) (Kg/org/hari)
Kota sedang
1. 2,75–3,25 0,70–0,80
(100.000 < x jiwa < 500.000)
Kota kecil
2. 2,5–2,75 0,625–0,70
(x jiwa < 100.000)
Sumber : SNI, 1995

Tabel 4.2 Besaran Timbulan Sampah berdasarkan Komponen-Komponen Sumber Timbulan


Komponen Sumber
No Satuan Volume (L) Berat (Kg)
Sampah
1. Rumah permanen Per orang/hari 2,25-2,50 0,350-0,40
2. Rumah semi permanen Per orang/hari 2,00-2,25 0,300-0,35
3. Rumah non permanen Per orang/hari 1,75-2,00 0,250-0,30
4. Kantor Per pegawai/hari 0,50-0,75 0,025-0,10
5. Toko/ruko Per petugas/hari 2,50-3,00 0,150-0,35
6. Sekolah Per murid/hari 0,10-0,15 0,010-0,02
7. Jalan arteri sekunder Per meter/hari 0,10-0,15 0,020-0,10
8. Jalan kolektor sekunder Per meter/hari 0,10-0,15 0,010-0,05
9. Jalan lokal Per meter/hari 0,05-0,10 0,005-0,025
10. Pasar Per meter2/hari 0,20-0,60 0,10-0,30
Sumber : SNI, 1995

4.3 metode pengukuran timbulan dan komposisi sampah non domestic ridwan

4.4 potensi timbulan sampah toko di jalan cihampelas eky

4.5 komposisi sampah toko di jalan cihampelas (resha)

5.1 Aspek Teknis Operasional siti

5.2 Sistem Pewadahan dan Pemilahan ridwan

5.2.1 Pewadahan sampah onsy

5.2.2 Persyaratan pewadahan sampah siti

5.2.3 pola pewadahan sampah dina

5.2.4 pewadahan sampah di toko bilay

5.3 sistem pengumpulan sampah dina

5.3.1 sistem pengumpulan sampah eky

5.3.2 teknik pengumpulan sampah irfan

5.3.3 pola pengumpulan sampah fia

5.3.4 waktu pengumpulan sampah dina

5.3.5 ritasi pengumpulan sampah yunus

Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-
masing sumber sampah untuk diangkut ke

(1) tempat pembuangan sementara atau ke

(2) pengolahan sampah skala kawasan, atau juga

(3) langsung ke tempat pembuangan atau pemerosesan akhir tanpa melalui proses 10 pemindahan.

Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah hingga ke
lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara langsung (door to door), atau secara tidak langsung (dengan menggunakan Transfer
Depo/Kontainer) sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS), dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Secara Langsung (door to door) : Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan
sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung
diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir.

b. Secara Tidak Langsung (Communal) : Pada sistem ini, sebelm diangkut ke tempat
pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber akan
dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke
TPS. Dalam hal ini, TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemerosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir. Pada sistem Communal ini,
sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu dalam gerobak tangan atau yang sejenis
dan diangkut ke TPS. Gerobak tangan merupakan alat pengangkutan sampah sederhana yang paling
sering dijumpai di kota-kota di Indonesia yang memiliki kriteria persyaratan sebagai berikut :

 Mudah dalam loading dan unloading.

 Memiliki konstruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan yang ditempuh.

 Sebaiknya mempunyai penutup.

Gambar 1. Bagan proses pengumpulan dan pengangkutan secara langsung

Gambar 2. Bagan proses pengumpulan dan pengangkutan secara tidak langsung

Tempat penampungan sementara merupakan suatu bangunan atau tempat yang digunakan untuk
memindahkan sampah dari gerobak tangan ke landasan, kontainer atau langsung ke truk pengangkut
sampah. Tempat penampungan sementara ini berupa :

a. Transfer Station I / Transfer Depo, biasanya terdiri dari :

 Bangunan untuk ruangan kantor.

 Bangunan tempat penampungan/pemuatan sampah.

 Pelataran parkir.

 Tempat penyimpanan peralatan.

Untuk lokasi Transfer Depo, atau di Indonesia dikenal sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS)
seperti diatas diperlukan areal tanah minimal seluas 200 m2 . bila lokasi ini berfungsi juga sebagai
tempet pemerosesan sampah skala kawasan, maka dibutuhkan tambahan luas lahan sesuai aktivitas
yang akan dijalankan. b. Kontainer besar (Steel Container) volume 6-10 m3 yang diletakkan di pinggir
jalan dan tidak mengganggu lalu lintas. Dibutuhkan landasan permanen sekitar 25-50 m2 untuk
meletakkan kontainer. Di banyak tempat di kota-kota Indonesia, landasan ini tidak disediakan, dan
kontainer diletakkan begitu saja di lahan tersedia. Penempatan sarana ini juga bermasalah karena sulit
untuk memperoleh lahan, dan belumtentu masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan sarana ini
bersedia menerima. c. Bak-bak komunal yang dibangun permanen dan terletak di pinggir jalan. Hal yang
harus diperhatikan adalah waktu pengumpulan dan frekuensi pengumpulan. Sebaiknya waktu
pengumpulan sampah adalah saat dimana aktivitas masyarakat tidak begitu padat, misalnya pagi hingga
siang hari. Frekuensi pengumpulan sampah menentukan banyaknya sampah yang dapat dikumpulkan
dan diangkut perhari. Semakin besar frekuensi pengumpul sampah, semakin banyak volume sampah
yang dikumpulkan per service per kapita. Bila sistem pengumpul telah memasukan upaya daur ulang,
maka frekuensi pengumpulan sampah dapat diatur sesuai dengan jenis sampah yang akan dikumpulkan.
Dalam hal ini sampah kering dapat dikumpulkan lebih jarang. Untuk menjaga kebersihan dan keindahan
jalan-jalan, maka perlu diatur kegiatan penyapuan jalan. Pada umumnya, sampah hasil penyapuan jalan
berupa daun-daunan kering, dahan/ranting dan debu jalan. Penyapuan jalan sebaiknya dilakukan secara
simultan oleh juru sapu, yaitu menyapu sampah di jalan, mengumpulkannya dalam wadah serta
mengangkutnya ke tempat penampungan sementara denan menggunakan gerobak tangan. Untuk
memudahkan pengawasan dan untuk menjaga kebersihan kawasan, penyapuan jalan dilakukan dengan
pembagian kelompok kerja (Shift).

5.3.6 pengumpulan sampah toko di jalan cihampelas ridwan

5.4 sistem pemindahan dan pengangkutan yuza

5.4.1 pemindahan dan pengangkutan sampah rezza

5.4.2 teknik pemindahan dan pengangkutan sampah bombom

5.4.2.1 tipe pemindahan sampah dina

5.4.2.2 peralatan subsistem pengangkutan bilay

5.4.3 pemindahan dan pengangkutan sampah bilay

6.1 sistem pengurangan sampah siti

6.2 sistem pengolahan hasya

6.2.1 definisi pengolahan sampah rezza

6.2.2 pengolahan sampah secara umum hasya

6.2.3 teknik – teknik pengolahan sampah dina

6.2.4 pengurangan dan pengolahan sampah di toko yunus

Pengelolaan sampah di sumber seperti took menurut SNI 03-3242-1994, dilakukan sebagai berikut :

a. Sediakan wadah sampah minimal 2 buah per took untuk wadah sampah organic dan anorganik
b. Tempatkan wadah sampah anorhanik di halaman bangunan atau di depan bangunannya
c. Pilah sampah sesuai jenis sampah. Sampah organic dan anorganik masukan langsung ke masing-
masing wadahnya.
d. Pasang minimal 2 buah alat pengomposan (jika ada lahan yang mencukupi)
e. Masukan sampah organic dapur ke dalam alat pengomposan
f. Tempatkan wadah sampah organic dan anorganik di halaman bangunan bagi sistem
pengomposan skala lngkungan

6.2.4 pengurangan dan pengolahan sampah di kelurahan cipaganti cimey


7.1 sistem pewadahan dan pemilahan onsy

7.2 sistem pengumpulan (resha)

7.2.1 berdasarkan jenis alat kumpul yunus

Berdasarkan jenis alat kumpul yang digunakan untuk sistem pengumpulan sampah di pertokoan yang di
sampling adalah dengan mengumpulkan sampah di tempat sampah yang kemudian diangkut oleh truk
sampah, dan juga menggunakan motor gerobak….

7.2.2 bersasarkan jumlah alat kumpul eky

7.2.3 berdasarkan jumlah ritasi pengumpulan siti

7.2.4 berdasarkan operasional dan pemeliharaan alat kumpul onsy

7.2.5 berdasarkan wadah pengumpul cimey

7.3 sistem pemindahan (resha)

7.4 sistem pengurangan dan pengolahan sampah cimey

7.5 aspek non teknis yuza

7.5.1 peran serta masyarakat hasya

7.5.2 regulasi bombom

7.5.3 kelembagaan irfan

7.5.4 anggaran biaya irfan

8.1 simpulan cimey

8.2 saran yuza

65 : 15 = 5

Anda mungkin juga menyukai