Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU KEORGANISASIAN

Dosen Pengampu : Drs. I Wayan Mudiartha Utama, M.M.

Disusun Oleh :

Ni Komang Wahyuni (1707522090)

Anak Agung Mirah Pradnyaswari (1707522106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
Konsep Dasar Kepemimpinan

I. Pengertian Kepemimpinan

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :

- Koontz dan O‘donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi


sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya.
- Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk
lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
- Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk
bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
- Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi
orang atau sekelompok orang.

Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang dilihat oleh
para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

II. Teori Munculnya/lahirnya Pemimpim/Kepemimpinan

Teori-teori munculnya seorang pemimpin terlihat adanya tiga teori, yaitu :

1) Teori Genetis

Inti dari ajaran teori ini tersimpul dalam sebutan yang mengatakan bahwa ―leaders are
born and not made‖. Para penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pendangan yang fatalistis atau
diterministis.

2) Teori Sosial
Inti ajaran teori sosial ini ialah bahwa ―leaders are made and not born‖, jadi merupakan
kebalikan dari teori genetis. Teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3) Teori Ekologis

Teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi
pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,
bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang
memang telah dimiliki itu.

III. Teori-teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang
teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat

Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal ―The Greatma
Theory‖. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain yaitu sifat
fisik, mental dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi
pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun


eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini
membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang
diyakini kebenarannya.

c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang
optimal, efektif dan efisien.

d. Sikap hubungan kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal, yaitu :

- Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab


dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti membela bawahan, memberi
masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
- Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada
bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas,
kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan


faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.

IV. Pemimpin vs Manajer

Pemimpin adalah orang yang berjalan terlebih dulu untuk memandu atau menunjukan
jalan. Orang utama dalam suatu organisasi yang berkembang. Orang yang memiliki pengikut.
Sedangkan, Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Sebenarnya, peran manajer dan
pamimpin adalah penting. Intinya adalah organisasi yang sukses yang dijalankan oleh seseorang
yang merupakan kombinasi manajer dan pemimpin. Ketika seseorang memiliki sejumlah
karakter manajer dan pemimpin. Masalahnya adalah bukan dalam memutuskan akan menjadi
yang mana, tetapi lebih dalam mencapai keseimbangan yagng tepat antara karakteristik
manajerial dan kepemimpinan, sesuatu yang harus dimiliki oleh masing-masing eksekutif.

Warren Bennis dalam bukunya berjudul On Becoming Leader, menjelaskan perbedaan


peran antara manager dan pemimpin sebagai berikut :

- Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi


- Manager adalah tiruan sediangkan pemimpin orisinal
- Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan
- Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang
- Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan
kepercayaan
- Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang
- Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa
- Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan
- Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan
- Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya
- Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri
- Manager melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan hal-hal yang
benar
V. Peran Pemimpin

Peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh


seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin. Beberapa peran/fungsi
kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan
bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat
tersebut antara lain :
- Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk
memutuskan apa yang akan dilakukan
- Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang
berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
- Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat,
dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.

2. Fungsi memandang ke depan


Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini
memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh
sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar
organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil
maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas


Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini,
seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun
tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak
pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera
diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang
elah ditetapkan dalam rencana.

5. Fungsi mengambil keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan.
Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan.
Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum,
mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi


Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.
Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar
rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian
anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh
anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh
pemimpinnya. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga
merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan
baik, antara lain :
- Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
- Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
- Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk ―membaca‖ situasi
- Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
- Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

VI. Pemimpin yang Efektif

Seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan
siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang mengelilinginya.
Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan
interaksi aktif antar komponen yang efektif.

 Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah :


- Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
- Kematangan jiwa social (social Maturity)
- Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement drives)
- Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes)
 Sifat kepemimpinan menurut Ki Hajar Dewantara meliputi 3 hal yaitu :
- Ing Ngarso Sung Tulodho (pemimpin dimuka harus memberi teladan)
- Ing Madyo Mangun Karso (pemimpin ditengah harus membangun prakarsa)
- Tut Wuri Handayani (pemimpin mengikuti mendorong dari belakang)

VII. Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kepemimpinan

Menurut Robbins dan Judge (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin yan efektif
yaitu :

c.Otonomi dan kebebasan. Otonomi merupakan hak yang diberikan kepada karyawan untuk
mengungkapkan pendapat dan mengambil suatu keputusan. Otonomi diharapkan akan mampu
memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan.

d.Kesempatan pengembangan karir. Dengan adanya pengembangan karir membuat para


karyawan termotivasi untuk giat bekerja dan merasa puasakan pekerjaannya.

e.Kompensasi/gaji. Setiap karyawan melaksanakan tugasnya akan diberikan kompensasi atau


gaji. Akan tetapi, tidak semua orang menjadikan gaji sebagai tujuan yang paling utama dalam
bekerja. Apabila kompensasi/gaji disesuaikan dengan pekerjaanya, tingkat kompetensi yang
dimiliki, serta standar gaji telah berlaku maka kepuasan kerja akan diperoleh.

f.Komunikasi antara karyawan dan manajemen. Komunikasi yang baikdari atasan ke bawahan
maupun sebaliknya, dapat menunjang kepuasan kerja karyawan dalam bekerja.
g.Perasaan aman di lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan yang dapat
memberikan akses-akses yang dapat menunjang kepuasan kerja karyawan. Dengan penerangan,
suhu udara, kebisingan, pewarnaan gedung, keamanan bekerja serta ruang gerak yang baik maka
akan memberikan semangat tersendiri bagi karyawan

VIII. Isu-isu Kontemporer dalam Kepemimpinan

Teori Kepemimpinan kontemporer merupakan teori yang dikembangkan baru-


baru ini. Dalam bagian ini kami menyajikan tiga teori kepemimpinan kontemporer yang
komponen umumnya adalah bahwa teori itu menampilkan pemimpin sebagai sosok yang
menggunakan kata-kata, gagasan dan kehadiran fisik mereka untuk ‗memerintah pasukan, yaitu :
Kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan visioner.
a. Kepemimpinan Karismatik

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuwan pertama yang membahas kepemimpinan
karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti ―anugerah‖) sebagai ―suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan
mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas
supernatural, manusia super, atau paling tidak daya- daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini
tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari Ilahi, dan
berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.

Menurut teori kepemimpinan karismatik (charismatic leadership theory) House, para


pengikut memandang sebagai sikap heroik atau kepemimpinan yang luar biasa saat mengamati
perilaku tertentu. Sudah ada beberapa studi yang berusaha mengidentifikasi karakteristik-
karakteristik dari pemimpin yang karismatik. Salah satu telaah literatur yang paling bagus
menunjukkan adanya empat karakteristik—memiliki visi, bersedia mengambil resiko pribadi
untuk mencapai visi tersebut, sensitif terhadap kebutuhan bawahan, dan memiliki perilaku yang
luar biasa.

b. Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin transaksional (transactional leaders) adalah pemimpin yang membimbing atau


memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
memperjelas peran dan tugas mereka. Sedangkan pemimpin transformasional (transformasional
leaders) adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan
kepentingan pribadi mereka dan memiliki kemampuan memengaruhi yang luar biasa pada diri
para pengikutnya. Andrea Jung di Avon, Richard Brinson di Virgin Group, dan Maureen
Baginski merupakan contoh-contoh pemimpin transformasional. Mereka menaruh perhatian
terhadap kebutuhan perkembangan diri para pengikutnya; mengubah kesadaran para pengikut
atas isu-isu yang ada dengan cara membantu orang lain memandang masalah lama dengan cara
yang baru; serta mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja
keras guna mencapai tujuan-tujuan bersama.
IX. Implikasi Manajerial dalam Kepemimpinan

Implikasi Manajerial untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Melalui Motivasi Kerja


a.Kepedulian pada pekerjaan, memberikan tanggung jawab pekerjaan yang sesuai dengan minat,
bakat, kemampuan, dan keahlian
b.Tantangan dalam bekerja, melakukan rotasi kerja secara berkala.
c.Belajar hal baru dalam bekerja,melakukan rotasi kerja secara berkala
d.Besarnya pendapatan, menyesuaikan besarnya pendapatan (tunjangan) dengan beban

kerja, tingkat kesulitan, dan kebutuhan akan keterampilan Implikasi Manajerial untuk
Meningkatkan Kinerja Pegawai Melalui Kepemimpinan Transaksional
a)Contingent reward : Perlu adanya penghargaan dari pimpinan, berupa bonus atau fasilitas

b)Management by exception active : Pimpinan hanya melihat dan mengevaluasi apakah terjadi
kesalahan untuk diadakan koreksi · Pimpinan mendelegasikan tanggungjawab kepada bawahan
dan menindaklanjuti
c)Management by exception passive : Pemimpin menunggu mengambil tindakan sampai terjadi
kesalahan yang menarik perhatiannya
Daftar Pustaka

 Robbin, Stephen P., Judge, Timoty A (2015), Perilaku Organisasi, Edisi 16 Penerbit Salemba
Empat
 James L. Gibson, etc., Organisasi dan Manajemen : Prilaku, Struktur dan Proses, Erlangga,
Jakarta, 1990
 Stephen P.Robbins. Organizational Behavior, (Prentice Hall, 1996)
 Winardi. Manajemen Konflik, (Mandar Maju, 1994)

Anda mungkin juga menyukai