Disusun Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Konsep Dasar Kepemimpinan
I. Pengertian Kepemimpinan
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang dilihat oleh
para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
1) Teori Genetis
Inti dari ajaran teori ini tersimpul dalam sebutan yang mengatakan bahwa ―leaders are
born and not made‖. Para penganut teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong kepada pendangan yang fatalistis atau
diterministis.
2) Teori Sosial
Inti ajaran teori sosial ini ialah bahwa ―leaders are made and not born‖, jadi merupakan
kebalikan dari teori genetis. Teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap
orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3) Teori Ekologis
Teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi
pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,
bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang
memang telah dimiliki itu.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang
teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal ―The Greatma
Theory‖. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain yaitu sifat
fisik, mental dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rat-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi
pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang
optimal, efektif dan efisien.
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya.
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kearah 2 hal, yaitu :
Jadi, berdasarkan teori ini seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Pemimpin adalah orang yang berjalan terlebih dulu untuk memandu atau menunjukan
jalan. Orang utama dalam suatu organisasi yang berkembang. Orang yang memiliki pengikut.
Sedangkan, Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Sebenarnya, peran manajer dan
pamimpin adalah penting. Intinya adalah organisasi yang sukses yang dijalankan oleh seseorang
yang merupakan kombinasi manajer dan pemimpin. Ketika seseorang memiliki sejumlah
karakter manajer dan pemimpin. Masalahnya adalah bukan dalam memutuskan akan menjadi
yang mana, tetapi lebih dalam mencapai keseimbangan yagng tepat antara karakteristik
manajerial dan kepemimpinan, sesuatu yang harus dimiliki oleh masing-masing eksekutif.
1. Fungsi perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan
bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat
tersebut antara lain :
- Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk
memutuskan apa yang akan dilakukan
- Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang
berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
- Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat,
dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan
dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera
diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang
elah ditetapkan dalam rencana.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan
baik, antara lain :
- Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
- Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
- Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk ―membaca‖ situasi
- Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
- Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan
siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang mengelilinginya.
Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan
interaksi aktif antar komponen yang efektif.
Menurut Robbins dan Judge (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin yan efektif
yaitu :
c.Otonomi dan kebebasan. Otonomi merupakan hak yang diberikan kepada karyawan untuk
mengungkapkan pendapat dan mengambil suatu keputusan. Otonomi diharapkan akan mampu
memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan.
f.Komunikasi antara karyawan dan manajemen. Komunikasi yang baikdari atasan ke bawahan
maupun sebaliknya, dapat menunjang kepuasan kerja karyawan dalam bekerja.
g.Perasaan aman di lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang baik yaitu lingkungan yang dapat
memberikan akses-akses yang dapat menunjang kepuasan kerja karyawan. Dengan penerangan,
suhu udara, kebisingan, pewarnaan gedung, keamanan bekerja serta ruang gerak yang baik maka
akan memberikan semangat tersendiri bagi karyawan
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuwan pertama yang membahas kepemimpinan
karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti ―anugerah‖) sebagai ―suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan
mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas
supernatural, manusia super, atau paling tidak daya- daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini
tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari Ilahi, dan
berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
b. Kepemimpinan Transformasional
kerja, tingkat kesulitan, dan kebutuhan akan keterampilan Implikasi Manajerial untuk
Meningkatkan Kinerja Pegawai Melalui Kepemimpinan Transaksional
a)Contingent reward : Perlu adanya penghargaan dari pimpinan, berupa bonus atau fasilitas
b)Management by exception active : Pimpinan hanya melihat dan mengevaluasi apakah terjadi
kesalahan untuk diadakan koreksi · Pimpinan mendelegasikan tanggungjawab kepada bawahan
dan menindaklanjuti
c)Management by exception passive : Pemimpin menunggu mengambil tindakan sampai terjadi
kesalahan yang menarik perhatiannya
Daftar Pustaka
Robbin, Stephen P., Judge, Timoty A (2015), Perilaku Organisasi, Edisi 16 Penerbit Salemba
Empat
James L. Gibson, etc., Organisasi dan Manajemen : Prilaku, Struktur dan Proses, Erlangga,
Jakarta, 1990
Stephen P.Robbins. Organizational Behavior, (Prentice Hall, 1996)
Winardi. Manajemen Konflik, (Mandar Maju, 1994)