Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HERNIA

RUANG 21 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM (PKRS)

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2015
PAKET PENYULUHAN

HERNIA

Oleh :

Kelompok 1

1. M. Ihsanul Amilin
2. Faiqotul Himmah
3. Ghina Nisriinaa
4. Jeniar Nika Enggar Astiti

PRODI D-IV KEPERAWATAN LAWANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JUNI 2015
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan satuan acara penyuluhan Penyakit Hernia di ruang 21 RSUD dr. Saiful
Anwar Malang, telah disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

Mengetahui,

Kepala Ruangan

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hernia


Hari/ Tanggal :
Pukul :
Waktu Penyuluhan : 30 Menit
Tempat Penyuluhan : Ruang 21 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Sasaran : Pasien / Keluarga, Petugas Kesehatan, Pengunjuang Ruang 21

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien/keluarga pasien/petugas kesehatan/
pengunjung dapat mengetahui dan memahami tentang hernia.

C. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien/keluarga pasien/petugas kesehatan/
pengunjung dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian dari hernia
2. Etiologi / penyebab hernia
3. Macam-macam hernia
4. Tanda dan gejala hernia
5. Pencegahan hernia
6. Penatalaksanaan pada hernia
7. Komplikasi hernia

D. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab

E. MEDIA
LCD/lembar balik
G. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
Kegiatan
1 Pendahuluan 5 1. Perkenalan : 1 Mendengarkan
menit 2. Mengemukakan latar
2 Menjawab
belakang pokok materi pertanyaan
yang akan disampaikan,
Menggali pengetahuan dan
mengajukan pertanyaan
2.

2. Penyajian 10 Menjelaskan : Mendengarkan Leaflet


menit 1. Pengertian hernia penjelasan Power Point
2. Macam-macam
hernia
3. Penyebab hernia
4. Tanda dan gejala
hernia
5. Pencegahan hernia
6. Penatalaksanaan
hernia
7. Komplikasi hernia
3. Evaluasi 10 1. Menegaskan Mendengarkan · Leaflet
menit kembali materi yang telah Menjawab Power Point
disampaikan. Bertanya
2. Menanyakan
kembali hal-hal yang
penting
3. Menjawab
pertanyaan
4. Penutup 5 1. Menarik kesimpulan 1. Memperhatikan
menit 2. Salam penutup 2.Menjawab salam

H. Pengorganisasian

Moderator :

Penyaji :

Fasilitaror :

Pembimbing :
I. Metode Evaluasi

A. Metode Evaluasi : Tanya Jawab

B. Lisan

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 21
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap meteri penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
· a. Peserta mengetahui pengertian hernia

K. DAFTAR RUJUKAN

1. Price, SA, Wilson, LM. .1994. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama.
Edisi 4. Jakarta:. EGC.
2. Smeltzer, Bare .1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.
3. Hamid, A.Y.S (1996). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan.
SAP HERNIA
1. Definisi Hernia

Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat


menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi oleh serosa dan diseb
ut kantung hernia (Robbins & Cotran : 2010 )

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemahdari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong : 2005)

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletakdisebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Arif Mansjoer : 2000)

Hernia adalah keluarnya isi rongga tubuh biasanya abdomen lewat suatu celah pada dinding
yang mengelilinginya.( Henderson. 1992. Hal 137 )

2. Etiologi Hernia

Pada orang dewasa :

a.Keadaan yang dapat menyebabkan tekanan intraabdominal di antaranya ; kehamilan (sering


partus), batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi, danm
engejan pada saat miksi, hipertropi prostat,

b.Adanya prosesus vaginalis yang terbuka.

c.Kelemahan otot dinding perut congenital atau didapat ( akibat suatu insisi ). Pada penyakit
yang melemahkan otot – otot dinding perut, misalnya : Poliomyelitis anterior acuta
{memudahkan terjadinya Locus minoris resistensia)

d.Anulus internus yang cukup lebar.

e. Trauma

f. Kegemukan atau Obesitas

g. Adanya cairan di da;lam rongga perut (ascites)

h. Cikatrik , menyebabkan kelemahan otot dan fascia, Misal : pada jahitan yang tidak
sempurna organ dapat keluar di bawah kulit.
Pada bayi dan anak :

a. Kelemahan otot atau jaringan, ini adalah faktor utama yang


menyebabkan hernia. Kelemahan pada jaringan membuat organ-organ internal
dan terutama usus untuk menonjol keluar jaringan adipose di perut menonjol
keluar dan mengembangkan hernia
b. Cacat bawaan, dalam beberapa kasus ,kanalis inguinalis tidak dapat di
tutup dengan benar setelah melahirkan anak karena factor tertentu
c. Faktor genetik, Hernia umbilical dapat melewati generasi.
d. Obesitas
e. Menangis yang terlalu keras

3. Macam – macam Hernia

Hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia menurut sifat
atau tingkatanya. Adapun hernia menurut letaknya adaalah :

a.Hernia Inguinalis Lateralis (indirek)Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus
yang terletak di sebelah lateralvasa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguinalis dan
keluar kerongga perutmelalui anulus inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada bayi &
anak kecil

b.Hernia Inguinalis Medialis (direk)He rnia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial
dari vasa epigastrikainferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselbach

c.Hernia femoralisTerjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita
dibanding pria.Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesar
secarabertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk ke dalam kantung.

d.Hernia umbilikalis Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar merupakan
kelainan yangdidapat. Hernia umbilikalis sering terjadi pada wanita dan pada pasien
yangmemliki keadaan peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, obesitas,asites,
atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada insisi bedah sebelumnyayang telah
sembuh secara tidak adekuat karena masalah pasca operasi sepertiinfeksi dan nutrisi yang
tidak adekuat.

e.Hernia skrotalis merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.Menurut sifat
atau tingkatannya :
 Hernia reponibel.Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan
keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau di dorong
masuk. Pada herniareponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala
obstruksi usus.
 Hernia ireponibel. merupakan kebalikan dari hernia reponibel ( hernia tidak
masuk kembali) biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritoneum.
 Hernia inkaserata.Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam
kantung hernia tidak dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus.
Gambaran klinisobstruksi usus dengan gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan
asam basa.Keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia.

4. Tanda dan Gejala Hernia

1) Terdapat benjolan di tempat lokasi hernia.( Benjolan yang hilang timbul di paha yang
muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau megedan dan menghilang setelah berbaring)

2) Rasa nyeri dan nyeri tekan pada hernia irreducible

3) Pada laki– laki, isi hernia dapat mengisi scrotum( Hemderson, 1992, Hal 138-139 )

4) Peradangan pada daerah yang menonjol

5) Distensi Abdomen

6) Gelisah, kadang-kadang perut kembung

Pada anak :

a. Bayi terasa nyeri , diatandai dengan menangis terus , tidak berhenti.


b. Bayi muntah
c. Jika benjolan menjadi semakin besar, nyeri dan terjadi perubahan warna
kemerahan tanda adanya infeksi.

5.Pencegahan Hernia
1. Kurangi angkat beban yang berat berat, tapi seandainya memang sudah menjadi pekejaan
yang tidak bisa ditinggalkan , maka ketika mengangkat benda berat usahakan lutut ikut
ditekuk dan kita angkat dari bawah (seperti lifter atau atlit angkat besi)
2. Kurangi merokok

5. Penatalaksanaan Hernia
Anamnesis:
 Timbul benjolan di lipat paha yang hilang timbul. Pada keadaan lanjut dapat
menetap (irreponible), kecuali pada hernia inguinalis medialis tidak terjadi
irreponibilis.
 Penonjolan timbul jika tekanan intraabdomen naik
 Benjola dapat hilang jika pasien tiduran atau dimasukkan dengan tangan
(manual)
 Dapat terjadi gangguan passage usus (obstruksi) terutama pada hernia
inkarserata.
 Nyeri pada keadaan strangulasi
 Terdapat faktor-faktor predisposisi (riwayat pekerjaan, obesitas, riwayat batuk
kronis, dll)
Pemeriksaan Fisik :

a. Inspeksi
Daerah inguinalis pertama – tama diperiksa dengan inspeksi. Pasien diperiksa dalam
keadaan berdiri dan meminta untuk mengejan (meniup secara keras), pada saat pasien
mengejan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di region
inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Ini juga dilakukan untuk
membedakan dengan limfadenopati , benjolan yang terliaht diatas lipat paha
menunjukkan hernia inguinalis dan di bawah lipat paha menunjukkan hernia
femoralis. Pada hernia yang telah terjadi incarserata batau strangulasi maka disekitar
hernia akan terlihat eritema dan oedema.
b. Auskultasi
Auskultasi pada hernia doitentuka oleh isi dari hernia, jika isi dari hernia adalah usus
maka akan terdengar peristaltic usus. Sedangkan jika isi hernia adalah omentum tidak
akan terdengar apa-apa.
c. Palpasi
Pada palpasi akan teraba benjolan berbatas tegas, bila lunak atau kenyal tergantung
dari isi hernia tersebut. Untuk membedakan hernia inguinalis lateralis dan medialis
dapat digunakan 3 cara :
- Finger test , untuk palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari
kelingking pada anak dapat teraba isi dari kantong hernis, misalnya
ususatau omentum (sepeti karet). Dari skrotum maka jari telunjuk
kea rah lateral dari tuberkulum pubicum, mengikuti fasikulus
spermatikus sampai ke annulus inguinalis internus. Dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui
annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat
direposisi atau tidak. Pada keadaan normal jari tidak bisa masuk.
Dalam hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam
annulus eksernum, pasien diminta untuk mengejan. Bila hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis, dan bila
henia menyentuh samping ujung jari berarti hernia inguinalis
medialis.
- Siemen Test
Dilakukamn dengan meletakkan 3 jari di tengah-tengah SIAS dengan
tuberculumPubicum dan palpasi dilakukan di garis tengah , sedang
untuk bagisn medialis dilakukan dengan jari telunjuk melalui
skrotum . Kemudian pasien dimina mengejan dan dilihat benjolan
timbul di annulus inguinalis lateralis atau annulus medialis dan
annulus inguinalis femoralis.
- Tumb Test
Sama seperti siemen test, hanya saja diletakkan di annulus inguinalis
lateralis, annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis
femoralis , adalah ibu jari.
- Pada anak kecil pada saat palpasi dari corda maka akan teraba
corda yang menebal , ssat mengejan yang mudah dilakukan dengan
menggelitik anak. Maka akan teraba seperti benang sutra yang
dikumpulkan (slik sign).
d. Diapanoskopi
Untuk melihat apakah ada cairan atau tidak, dilakukan untuk membedakan dengan
hidrocele testis. Caranya dengan menyinari scrotum dengan senter yang dileyakkan di
belakang skrotum, pada pemriksaan transluminasi didapatkanhasil negatit karena
hernia berisi usus , omentum atau organ lainnya , bukan cairan.

Pemeriksaan Penunjang
1.Foto Ront-gen biasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis hernia, Ront-gen hanya
diperlukan untuk hernia interna, misalnya hernia diafragmatica. ,Sedangkan USG bisa
digunakan untuk menyingkirkan diagnosis massa yang berada di dalam diding abdomen atau
untuk menyingkirkan diagnose bengkaknya testis.
2.Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidakseimbangan elektrolit.

Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam:
1. Konservatif(Townsend CM)
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyanggan atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi.Bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat kambuh
kembali.Terdiri atas:
a.Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoni
atau abdomen. Reposisi tidak dilakukan pada hernia reponibilis dengan cara memakai
dua tangan. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate kecuali pada
anak-anak.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alcohol atau kinin di daerah skitar
hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami sklerosis atau penyempitan
sehingga isi hernia keluar dari cavum peritonii.
c. Sabuk Hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan operasi.

2. Operatif
Operasi merupakan tindakan paling baik dan dapat dilakukan pada:
(Norton JA)
a.Hernia reponiblis
b.Hernia irreponiblis
c.Hernia strangulasi
d.Hernia incarserata
Operasi hernia dilakukan 3 tahap:
a. Herniotomi
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi hernia ke
cavum abdominalis.

b.Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint tendon
(penebalan antara tepi bebas m.obliquus intraaabdominalis dan m.transversus
abdominis yang berinsersio di tuberculum pubicum).

b. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR
hilang/tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot.Hernioplasty
pada hernia inguinalis lateralis ada bermacam-macam menurut kebutuhannya
(ferguson,Bassini,Halstedt,hernioplasty pada hernia inguinalis media dan hernia
femoralis dikerjakan dengan cara Mc.Vay)
Operasi hernia pada anak dilakukan tanpa hernioplasty, dibagi menjadi 2 yaitu:
a.Anak berumur kurang dari 1 tahun : Menggunakan teknik Michele Benc
b.Anak berumur lebih dari 1 tahun : Menggunakan teknik POTT.

Swearingen. Keperawatan Medikal Bedah. 2001. Jakarta: EGC.

Reeves, J. C. Keperawatan Medikal Bedah. 2002. Jakarta: salemba Medika.

Suzanne. Keperawatan Medikal Bedah. 2009. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai