1.1. Definisi
Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing :
a. Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari
kepentingan entitas pelapor di dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
b. Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas
anak, perusahaan asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas
pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau menggunakan
mata uang selain dari mata uang entitas pelapor.
c. Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
d. Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu
entitas.
e. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana suatu entitas beroperasi.
f. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan.
g. Nilai tukar adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.
1
h. Nilai tukar spot adalah nilai tukar untuk pengiriman segera.
i. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset
atau menyelesaikan kewajiban antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar (arm’s length
transaction).
j. Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta
liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang
yang pasti atau dapat ditentukan.
k. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah
tertentu satu mata uang ke dalam mata uang lainnya pada nilai tukar yang
berbeda.
a. mata uang:
i. yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata
uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk
barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
ii. dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-
undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang
dan jasanya.
b. mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan
biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali
menjadi mata uang dimana biaya-biaya tersebut didenominasikan dan
diselesaikan).
2
Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional
suatu entitas:
a. mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain
penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.
b. mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya
ditahan.
1.2.2 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari
atau utang kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang
penyelesaiannya tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa
mendatang, pada hakekatnya adalah bagian dari investasi neto entitas tersebut di
dalam kegiatan usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuai dengan paragraf 30 dan
31. Pos-pos moneter ini mungkin mencakup piutang atau utang jangka panjang.
Pos-pos moneter ini tidak mencakup piutang dagang atau utang dagang.
Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat
ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya
harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas,
dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban. Demikian juga, suatu kontrak
untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari instrumen ekuitas
yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai
wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata
uang yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. Fitur
utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima
(atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau
dapat ditentukan.
3
1.3. Ringkasan Pendekatan yang Disyaratkan Pernyataan ini
4
c. memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan
kewajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain
yang relevan. Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau
biaya historis sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah tercatat
ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai wajar, jika jumlah
nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian dijabarkan kedalam mata
uang fungsional sesuai Pernyataan ini.
Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada
penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter
tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode atau pada periode
laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam periode
pada saat terjadinya.
Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat
perubahan dalam nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian,
terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam suatu
periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua selisih nilai
5
tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi diselesaikan dalam periode
akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode sampai
pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama
masing-masing periode.
Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui
dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari
keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui
dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian
tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.
Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya
bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinfl asi1 harus dijabarkan ke dalam
mata uang pelaporan yang berbeda menggunakan prosedur sebagai berikut:
6
a. aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan
(yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup
pada tanggal laporan dari posisi keuangan itu.
b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau
laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif)
harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan
c. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan
komprehensif lain.
Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal
transaksi, contohnya suatu kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan
untuk menjabarkan pos pos pendapatan dan beban. Bagaimanapun, jika nilai tukar
berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode
adalah tidak tepat.Selisih nilai tukar dihasilkan dari:
Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha
luar negeri dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti
eliminasi saldo antar kelompok dan transaksi antar kelompok dari suatu entitas
anak (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri dan PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama). Namun,
suatu aset atau kewajiban moneter antar kelompok, baik jangka pendek atau
jangka panjang, tidak dapat dieliminasi terhadap kewajiban atau aset antar
kelompok tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan
konsolidasian.
7
1.6. Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai Tukar
Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai
tukar yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas
(termasuk suatu kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang
berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak. PSAK 46 diterapkan ke pengaruh
pajak ini.
1.7. Pengungkapan
8
2. PSAK 55: INSTRUMEN KEUANGAN
2.1. TUJUAN PSAK 55
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip-prinsip dasar
pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak
pembelian atau penjualan item nonkeuangan.
9
2.4. DEFINISI DERIVATIF
Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang memiliki
tiga karakteristik berikut :
Akuntansi Derivatif :
1. Dicatat dalam neraca (sebagai aset atau kewajiban)
2. Pada nilai wajar
3. Perubahan atas nilai derivatif dicatat melalui laporan laba rugi, kecuali
qualified cash flow atau net investment hedge.
10
Contoh : Aset derivatif dan investasi dalam instrumen utang
dan ekuitas yang dimiliki dalam portofolio diperdagangkan.
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak
mempunyai kuotasi harga di pasar aktif.
Aset keuangan yang dirancang sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan dalam ketiga kategori di atas.
Contoh : Investasi dalam instrumen utang dan ekuitas yang tidak termasuk
dalam kategori lain.
2. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
11
Semua liabilitas lainnya selain daripada liabilitas yang dinillai pada nilai
wajar melalui laba rugi.
Contoh : Utang usaha, utang wesel, dan efek utang yang diterbitkan.
3. Tainting
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi yang
dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu
dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan
(more than insignificant) sebelum jatuh tempo.
12
Biaya transaksi (transaction costs) adalah biaya-biaya tambahan, seperti
biaya pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada
penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan
meterai.
Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen
(termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual/selling agent), konsultan,
perantara efek dan pedagang efek; pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak
regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang
dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang,
biaya pendanaan (financing costs), biaya administrasi internal, atau biaya
penyimpanan (holding costs).
Jurnal untuk mencatat biaya transaksi yang dibayar tunai dan berkaitan
dengan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar (fair value) adalah:
2. Pengukuran Berikutnya
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada
nilai wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung
klasifikasi apakah nilai wajar dapat ditentukan dengan andal. Pengukuran awal
(initial measurement) dan pengukuran berikutnya (subsequent measurement) atas
instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai
wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi – unrealized
holding gain or loss) diklasifikasikan sebagai berikut :
Catatan :
1. *Nilai pada awal juga disesuaikan dengan biaya transaksi, kecuali aset
atau liabilitas pada nilai wajar melalui laba rugi
13
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif
tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dengan
menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut.
Biaya perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar).
Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur
pada biaya perolehan yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki
kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal,
serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen
ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada
biaya perolehan.
Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif di laporan posisi keuangan:
14
berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai
yang tidak dapat ditagih.
Nilai wajar
Nilai wajar (fair value) adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan
atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan pada umumnya diukur pada
nilai wajar di laporan posisi keuangan:
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir
15
Akuntansi lindung nilai menurut Epstein & Jermakowicz (2008) adalah
penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk
melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value).
Suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau
kewajiban yang telah diakui, atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian
yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang
dapat diatribusikan pada resiko tertentu dan dapat mempengaruhi laporan laba
rugi.
Suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang dapat
diatribusikan pada resiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang
telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga masa depan atas
utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan pada resiko
tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan
besar terjadi.dan dapat mempengaruhi laporan laba rugi.
16
2. Lindung nilai diharapkanakan sangat efektif dalam rangka saling hapus
atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas.
3. Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang
merupakan subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan
besar terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat
memengaruhi laporan laba rugi.
1. Lindung nilai terhadap eksposur nilai wajar dari obligasi dalam mata
uang asing.
1. Derivatif
17